• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE Partisipan

Dalam dokumen T1 802011077 Full text (Halaman 27-34)

Peneliti menggunakan purposive sampling yang merupakan metode

penetapan parisipan untuk dijadikan sampel berdasarkan kriteria tertentu, yaitu

seluruh pasien hemodialisis di RSUD Kota Salatiga yang sudah diobservasi pada

bulan Maret 2016. Jumlah pasien yang menjalani terapi di unit hemodialisa diperoleh

35 orang dalam periode tersebut rentang usia 30-60 tahun dan dipilih mereka yang

telah menikah dengan rentang usia pernikahan minimal 10 tahun.

Alasan peneliti memilih rentang usia pernikahan karena menurutStrong dan

De Vault (1989), masa ini meliputi fase perkenalan awal diikuti oleh fase menetap.

Selama fase perkenalan, satu sama lain saling mengenal kebiasaan sehari-hari.

Pada fase menetap, pasangan masih mengejar karir, memutuskan memiliki

anak dan mengatur peran masing-masing. Mereka saling menyesuaikan harapan

sesuai dengan peran yang atas dasar gender, hukum, dan pengalaman pribadi yang

dipelajarinya. Satu sama lain saling memberikan pendapatnya tentang pembagian

peran yang akan dijalankan sebagai pasangan suami istri.

Skala Pengukuran Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memodifikasidua skala penelitian yaitu: skala

komunikasi interpersonal suami istri dan skala koping dengan stress penderita gagal

ginjal kronik. Instrumen pertama yaitu komunikasi interpersonal suami istri, peneliti

menggunakan aspek-aspek dalam skala psikologis dalam teori DeVito (2002) yaitu

19

Skala ini mempunyai 50 pernyataan, dalam bentuk skala likert dengan 4 alternatif

jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

Sedangkan pada instrumen kedua, peneliti menggunakan teori koping dengan

stress dari Moos dan Schaefer (1984, dalam Ogden, 2007) dengan aspek yang

menggambarkan tiga proses yang merupakan proses koping: (1) cognitive appraisal;

(2) adaptive tasks; dan (3) coping skill. Peneliti menggunakan skala yang sudah

dibuat dan diuji coba oleh Wulandari (2016) pada penelitian sebelumnya dalam

bentuk skala Likert dengan design 4 alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju,

tidak setuju, dan sangat tidak setuju dengan α = 0.962. HASIL

Uji Reliabilitas dan Seleksi Item

Uji reliabilitas komunikasi interpersonal suami istri dengan menggunakan

Alpha Cronbach dilakukan sebanyak dua kali putaran. Pada putaran pertama dari 50

pernyataan ditemukan 23 item dengan koefisien reliabilitas 0.775.

Pada skala koping dengan stress hasil uji reliabilitas dan daya diskriminasi

item pada tahap uji coba diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0.962, berarti alat

20

Analisis Deskriptif

Peneliti mengelompokkan skor dari setiap skala menjadi 5 kategori skor dari mulai “sangat rendah” sampai “sangat tinggi” (Hadi, 2000, dalam Wulandari, 2016). Table 1 dan 2 menunjukkan skor dari setiap variabel.

Tabel 1. Kriteria skor untuk komunikasi interpersonal suami istri

No Interval Kategori F Presentase Mean

1 66,125 ≤ X Sangat tinggi 24 68,571% 2 57,5 ≤ X < 66,125 Tinggi 11 31,42% 68,74 3 48,87 ≤ X ≤ 57,5 Rendah 4 X < 48,87 Sangat rendah Total : 35 Min : 58 Max: 83 Std: 17,67

Tabel 2. Kriteria skor untuk koping dengan stress

No Interval Kategori F Presentase Mean

1 120,75 ≤ X Sangat tinggi 35 100% 2 105 ≤ X < 120,75 Tinggi 144,6 3 89,25 ≤ X < 105 Rendah 4 X ≤ 89,25 Sangat rendah Total : 35 Min : 131 Max :168 Std : 26,163

21

Uji Asumsi 1. Uji Normalitas

Uji normalitas penelitian ini menggunakan Uji Kolmogrov-Smirnov (K-S).

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Tabel 3. Uji Normaitas Kolmogorov-Smirnov

komunikasi interpersonal

koping dengan stres

N 35 35

Normal Parametersa Mean 68.74 144.60

Std. Deviation 5.458 13.070

Most Extreme Differences Absolute .134 .236

Positive .132 .236

Negative -.134 -.157

Kolmogorov-Smirnov Z .792 1.396

Asymp. Sig. (2-tailed) .556 .041

a. Test distribution is Normal.

Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov pada komunikasi interpersonal suami istri

dengan hasil probabilitas 0,792 (0.792 > 0.05), dan koping dengan stress 1,396 yang

artinya data penelitian ini berdistribusi normal.

2. Uji Linieritas

Hasil uji linieritas variabel komunikasi interpersonal terhadap koping dengan

stres. Berdasarkan nilai signifikansi dari output spps pada Tabel. 4 menghasilkan nilai

signifikansi= 0,995 lebih besar dari 0,05, artinya terdapat hubungan linier secara

signifikan antara variable komunikasi interpersonal (X) terhadap koping dengan

22

Tabel 4. Uji Linieritas Anova

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Koping dengan stres * komunikasi interpersona l Between Groups (Combined) 1175.852 17 69.168 .254 .996 Linearity 40.853 1 40.853 .150 .703 Deviation from Linearity 1134.999 16 70.937 .260 .995 Within Groups 4632.548 17 272.503 Total 5808.400 34

Berdasarkan output spss, diperoleh nilai Fhitung = 0,254, sedang Ftable pada

distribusi tabel nilai 0,05, Ftabel = (1,16) = 4,49. Karena Fhitung lebih kecil daripada

Ftable maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linier yang signifikan antara

komunikasi interpersonal suami istri terhadap koping dengan stress penderita gagal

ginjal kronik.

Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan uji korelasi komunikasi interpersonal suami istri terhadap koping

dengan stress, menunjukkan hubungan kuat antar variabel dengan r = 0,632 (p>0,05).

Seperti yang ditujukkan Tabel 5. pada uji korelasi.

Tabel 5. Uji Korelasi Pearson Product Moment

komunikasi interpersonal

koping dengan stres komunikasi interpersonal Pearson Correlation 1 .084

Sig. (2-tailed) .632

N 35 35

koping dengan stres Pearson Correlation .084 1 Sig. (2-tailed) .632

23

Dari hasil perhitungan diatas menunjukkan hubungan yang rendah dengan

koefisien korelasi (Rxy) = 0,632. Sedangkan kontribusi atau sumbangan secara

simultan variabel komunikasi interpersonal suami istri terhadap koping dengan stres

R² = 0,243. Artinya komunikasi interpersonal suami istri memiliki hubungan yang

cukup kuat terhadap koping dengan stress pasien GGK yaitu sebesar 24,3%.

Sedangkan sisanya disumbangkan dari faktor lain pada penelitian Mutoharoh (2009),

yaitu mekanisme koping maladaptif dari pasien GGK, lalu pada penelitian Armiyati

dan Rahayu (2014), mekanisme koping yang adaptif berhubungan dengan berapa

lama pasien menderita GGK.

PEMBAHASAN

Hasil analisa deskriptif kriteria skor yang diperoleh dari komunikasi

interpersonal suami istri masuk kedalam kategori sedang hingga sangat tinggi, dan

kriteria skor untuk koping dengan stress pernderita GGK menghasilkan kategorisasi

skor tinggi hingga sangat tinggi. Oleh karena perolehan skor antara komunikasi

interpersonal suami istri dan koping dengan stress penderita GGK sangat tinggi hal

itu berarti komunikasi interpersonal suami istri memiliki hubungan terhadap koping

dengan stres dari pasien penderita GGK RSUD Kota Salatiga.

Hasil dari teori komunikasi interpersonal suami istri yang dikemukakan oleh

De Vito (1995) 6 dari 7 aspek memiliki hubungan dengan koping dari stress penderita

gagal ginjal kronik. Aspek-aspek yang berhubungan antara lain seperti: keterbukaan

24

dan kesiapan. Sedangkan aspek kesamaan (equality) tidak berhubungan terhadap

koping dengan stres penderita GGK karena pernyataan dari aspek tersebut seluruhnya

gugur pada saat pengolahan data.

Berdasarkan uji korelasi pada komunikasi interpersonal terhadap koping

dengan stress penderita GGK ditemukan bahwa R² = 0,243, yang berarti hanya 24,3%

sumbangan dari komunikasi interpersonal suami istri. Sedangkan sisanya 75,7%

ditentukan oleh faktor-faktor lain yang ditemukan pada kajian kepustakaan, yaitu

hubungan mekanisme koping maladaptif oleh pasien GGK yang memiliki harapan

akan efikasi diri rendah pada kemampuan yang dimiliki untuk melaksanakan tugas

dengan sukses (Mutoharoh, 2009), lalu hubungan antara lamanya pasien menderita

GGK dengan mekanisme koping adaptif dalam penelitian ini pasien memiliki upaya

untuk mengantisipasi keadaan yang menjadi stressor, sehingga pasien dapat lebih

25

Dalam dokumen T1 802011077 Full text (Halaman 27-34)

Dokumen terkait