• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODOLOGI

3.4. Metode Pelaksanaan

Pembersihan dan Pengeringan Dasar Tambak 1. Alat dan bahan disiapkan,

2. Terpal dibersihkan dari tiram dan trisipan, kemudian dibuang, 3. Terpal disikat dan air yang tergenang disleber,

4. Terpal dibilas menggunakan air tandon dengan cara disemprotkan air ke bagian terpal yang telah disikat,

5. Air bilasan disleber sampai ke central drain, 6. Tambak dikeringkan selama tujuh hari.

Pengapuran

1. Alat dan bahan disiapkan,

2. Kapur diangkut menggunakan blong (keranjang pengangkut), 3. Kapur ditebar ke seluruh area dasar tambak dengan dosis 300 g/m2,

4. Setelah pengapuran, tambak dibiarkan selama tujuh hari untuk penyerapan kapur pada terpal dan air tergenang.

Pengisian air

1. Alat dan bahan disiapkan,

2. Saringan (waring) dipasang pada setiap ujung pipa, 3. Pompa air dinyalakan,

4. Tandon sterilisasi diisi air sungai dan didiamkan selama ±24 jam,

5. Air tandon sterilisasi disalurkan ke tandon pengendapan dan didiamkan selama

±24 jam,

21

6. Air dalam tandon kemudian disalurkan ke tambak pemeliharaan,

7. Pada tambak pemeliharaan dilakukan sterilisasi air dan treatment sebelum ditebari benur vaname.

Penebaran Kupri Sulfat (CuSO4) 1. Alat dan bahan disiapkan,

2. Semua kincir dinyalakan terlebih dahulu, 3. CuSO4 ditimbang dengan dosis 0,5 ppm, 4. CuSO4 dimasukkan ke dalam ember,

5. Air tambak ditambahkan secukupnya kemudian diaduk, 6. CuSO4 ditebar ke seluruh area tambak,

7. Tambak dibiarkan selama 24 jam tanpa perlakuan apapun.

Penebaran Crustacid 1. Alat dan bahan disiapkan,

2. Semua kincir dinyalakan terlebih dahulu,

3. Crustacid dimasukkan ke ember dengan dosis 2 ppm,

4. Crustacid ditambahkan air tambak secukupnya kemudian diaduk, 5. Crustacid ditebar ke seluruh area tambak,

6. Tambak dibiarkan selama 24 jam tanpa perlakuan apapun.

Penebaran Kaporit (Calcium Hypochloride) 1. Alat dan bahan disiapkan,

2. Semua kincir dinyalakan,

3. Kaporitditimbang dengan dosis 30 ppm,

4. Kaporit ditambahkan air tambak secukupnya kemudian diaduk,

22

5. Kaporit ditebar ke seluruh area tambak,

6. Tambak dibiarkan selama 24 jam tanpa perlakuan apapun.

Penebaran Hasil Fermentasi 1. Alat dan bahan disiapkan,

2. Air tawar dimasukkan ke dalam ember sebanyak 3 liter,

3. Ragi ditimbang sebanyak 45 gram dan dedak ditimbang sebanyak 3 kg, kemudian dimasukkan ke ember dan diaduk,

4. Ragi dan dedak difermentasi selama 48 jam di dalam ember yang tertutup, 5. Setelah 48 jam, hasil fermentasi ditambahkan kapur dolomit dengan dosis 3

ppm dan ditambahkan air tambak secukupnya kemudian diaduk,

6. Campuran fermentasi dan kapur dolomit ditebar ke seluruh area tambak.

Penebaran Probiotik 1. Alat dan bahan disiapkan,

2. Probiotik dimasukkan ke dalam gelas ukur dengan dosis 0,5 ppm, 3. Probiotik ditebar di petakan tambak.

Bioassay

1. Alat dan bahan disiapkan,

2. Ember diisi air tambak yang akan diuji,

3. Benur dimasukkan sebanyak 100 ekor/liter dimasukkan ke dalam ember tanpa perlakuan apapun,

4. Tingkah laku benur diamati dan benur yang mati dihitung setelah 48 jam.

5. Jika kurang dari 80% udang vaname yang hidup, maka air tambak perlu dilakukan manajemen kualitas air untuk mengurangi residu,

23

6. Jika udang vaname yang hidup diatas 80% yang hidup, maka air tambak siap untuk ditebari udang vaname.

3.4.2. Pengukuran Kualitas Air pada waktu Pemeliharaan Pengukuran suhu

1. Thermometer disiapkan,

2. Thermometer yang terpasang di jembatan anco diangkat dari dalam air, 3. Mengamati nilai suhu pada thermometer,

4. Pengukuran suhu dilakukan setiap hari pada waktu pagi dan sore hari.

Pengukuran kecerahan 1. Secchi disk disiapkan,

2. Secchi disk dimasukkan ke dalam petakan tambak secara perlahan-lahan sampai garis hitam putih tidak kelihatan,

3. Secchi disk diangkat secara perlahan-lahan sampai garis hitam putih kelihatan samar-samar dan nilai kecerahan dilihat dari skala yang berhimpitan dengan permukaan air,

4. Hasil pengukuran dicatat hasilnya.

Pengukuran pH 1. pH meter disiapkan,

2. Air sampel diambil sebanyak 500 ml, 3. Penutup elektroda pH meter dibuka, 4. Tombol On/Off ditekan pada pH meter,

5. Elektroda pH meter dimasukkan ke dalam air sampel, 6. Nilai pH air dibaca pada layar monitor pH meter,

24

7. Tombol power ditekan untuk menghentikan operasional alat, 8. Probe pH dibilas dengan air tawar dan dilap dengan tissue,

9. Pengukuran pH dilakukan setiap hari pada waktu pagi dan sore hari.

Pengukuran salinitas

1. Handrefraktometer disiapkan,

2. Kaca prisma pada handrefraktometer ditetesi aquades untuk kalibrasi alat, kemudian diamati dengan mengarah ke cahaya,

3. Handrefraktometer dilap dengan tissue, 4. Pengambilan sampel,

5. Kaca prisma handrefraktometer ditetesi air sampel dari petakan tambak lalu diamati untuk menentukan nilai salinitas tambak,

6. Kaca prisma dibilas dengan menggunakan air tawar dan dikeringkan menggunakan tissue,

7. Pengukuran salinitas dilakukan setiap hari pada waktu pagi dan sore hari.

Pengukuran TOM

1. Alat dan bahan disiapkan,

2. Sampel diambil sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer, 3. Aquadest ditambahkan sebanyak 25 ml,

4. H2SO4 6 N ditambahkan sebanyak 5 ml, 5. KMnO4 0,01 N ditambahkan sebanyak 10 ml, 6. Sampel dididihkan dan ditunggu ±10 menit,

7. Sampel diangkat dan didiamkan hingga suhu 60 – 70oC,

8. KMnO4 0,01N dititrasi hingga menjadi warna merah muda pertama,

25

9. Hasil pengukuran dicatat hasilnya.

Pengukuran Alkalinitas 1. Alat dan bahan disiapkan,

2. Air sampel diambil sebanyak 50 ml dan dimasukkan ke erlenmeyer,

3. Warna air sampel diperhatikan, kemudian ditambahkan dua tetes indikator phenolpthalein 0,5%,

4. Jika terjadi perubahan warna merah muda, kemudian dititrasi dengan H2SO4

0,02 N sampai warna merah muda hilang (kembali ke warna awal), 5. Volume hasil titrasi H2SO4 0,02 N dicatat,

6. Indikator MR-BCG 0,12% ditambahkan sebanyak dua tetes, dan akan berubah menjadi warna biru,

7. Sampel dititrasi dengan H2SO4 0,02 N sampai warna biru berubah menjadi warna merah muda pertama,

8. Hasil pengukuran dicatat hasilnya.

Pengukuran Amonium 1. Alat dan bahan disiapkan,

2. Sampel dan aquadest (sebagai blanko) disaring dengan volume ±120 ml,

3. Sampel dan aquadest (sebagai blanko) dimasukkan ke testube menggunakan pipet volumetrik 10 ml,

4. Phenol 10 % ditambahkan sebanyak 0,5 ml (dihomogenkan),

5. Sodium nitroprusside 0,5% ditambahkan sebanyak 0,5 ml (dihomogenkan), 6. Oxidizing reagent ditambahkan sebanyak 1 ml (dihomogenkan),

7. Sampel didiamkan selama 60 menit pada suhu ruangan,

26

8. Hasil reaksi sampel dibaca dengan spectrofotometer dengan panjang gelombang 640 nm (set nol dengan aquadest),

9. Hasil pengukuran dicatat hasilnya.

Pengukuran Nitrit

1. Alat dan bahan disiapkan

2. Sampel dan aquadest (sebagai blanko) disaring dengan volume 120 ml,

3. Sampel dan aquadest dimasukkan ke dalam testube menggunakan pipet volumetrik 10 ml (aquadest sebagai blanko),

4. Sulfanilamide 1% ditambahkan sebanyak 0,2 ml (dihomogenkan), 5. NED 0,1 % ditambahkan sebanyak 0,2 ml (dihomogenkan), 6. Sampel didiamkan selama 20 menit pada suhu ruangan,

7. Hasil reaksi sampel dibaca dengan spectrofotometer dengan panjang gelombang 543 nm (set nol dengan aquadest),

8. Hasil pengukuran dicatat hasilnya.

Menghitung Kepadatan Plankton 1. Alat dan bahan disiapkan,

2. Haemocytometer diisi dengan air sampel menggunakan pipet tetes, 3. Air sampel pada haemocytometer ditutup dengan cover glass,

4. Haemocytometer dijepit dengan menggunakan penjepit preparat mikroskop, 5. Mikroskop dihidupkan kemudian kepadatan plankton dihitung,

6. Hasilnya dicatat.

27

Inokulasi Bakteri dan Menghitung Koloni Bakteri pada Media TCBS 1. Alat dan bahan disiapkan,

2. Membuat media TCBS dengan cara menimbang 89 gram TCBS dan melarutkannya ke dalam 1000 ml larutan NaCl, selanjutnya larutan dihomogenkan dan dipanaskan di hotplate with stirer hingga media terlihat bening.

3. Media didinginkan hingga mencapai suhu ±50 oC lalu dituang ke petri dish, selanjutnya dibiarkan hingga media memadat kemudian petri dish yang berisi media dimasukkan ke lemari pendingin dan siap untuk digunakan,

4. Mengambil sampel air, kemudian diencerkan dengan pengenceran 10-1, 10-2, 10-3, dan 10-4.

5. Menyiapkan microtube sebanyak 4 buah. Masing-masing microtube diisi larutan NaCl fisiologis 0,85% sebanyak 900 µl. Microtube pertama diisi sampel air sebanyak 100 µl kemudian dihomogenkan (pengenceran 10-1), microtube kedua diisi sampel sebanyak 100 µl dari microtube pertama

kemudian dihomogenkan (pengenceran 10-2), microtube ketiga diisi sampel sebanyak 100 µl dari microtube kedua kemudian dihomogenkan (pengenceran 10-3), dan microtube keempat diisi sampel sebanyak 100 µl dari microtube ketiga kemudian dihomogenkan (pengenceran 10-4).

6. Mengambil larutan sebanyak 100 µl dari masing-masing pengenceran 10-1, 10

-2, 10-3 dan 10-4, kemudiandikultur pada media TCBS dengan metode sebar,

7. Diinkubasi selama ±22 – 24 jam pada suhu 30 oC. Setelah ±22 – 24 jam diinkubasi, dilakukan perhitungan jumlah koloni bakteri setiap petri dish kemudian dihitung total vibrio count (TVC).

28

8. Untuk mengetahui bahwa koloni yang tumbuh adalah Vibrio harveyii, maka petri dish yang berisi inokulasi vibrio diamati di dalam ruang gelap setelah 12

– 18 jam penanaman bakteri vibrio. Apabila koloni memancarkan cahaya berarti koloni yang tumbuh adalah Vibrio harveyii.

3.4.3. Manajemen Kualitas Air pada waktu Pemeliharaan Penyiphonan

1. Alat disiapkan,

2. Sebelum melakukan penyiphonan sebaiknya badan orang yang menyipon sebaiknya steril dengan cara mandi terlebih dahulu,

3. Ujung pipa dilapisi dengan menggunakan waring,

4. Selang spiral dihubungkan dengan pipa sentral dan diikat menggunakan karet, 5. Selang spiral dihubungkan ke pipa sentral,

6. Lubang pada pipa sentral ditutup menggunakan plastik, 7. Penyiphonan dilakukan.

Pengangkatan Klekap 1. Alat disiapkan,

2. Serok busa dipegang dan diarahkan ke tambak, 3. Busa dan klekap diangkat dan dibuang.

Sirkulasi Air 1. Alat disiapkan,

2. Air tambak dikeluarkan dengan membuka pipa outlet,

3. Air tandon dimasukkan ke tambak sesuai dengan volume yang telah dikeluarkan.

29

Penebaran Dolomit

1. Alat dan bahan disiapkan,

2. Dolomit ditimbang berdasarkan dosis 3 ppm, 3. Dolomit dicampur air tambak

4. Dolomit ditebar ke tambak.

Penebaran Hasil Fermentasi 1. Alat dan bahan disiapkan,

2. Air tawar dimasukkan ke dalam ember sebanyak 3 liter,

3. Ragi ditimbang sebanyak 45 gram dan dedak ditimbang sebanyak 3 kg, kemudian dimasukkan ke ember dan diaduk,

4. Ragi dan dedak difermentasi selama 48 jam di dalam ember yang tertutup, 5. Setelah 48 jam, hasil fermentasi ditambahkan kapur dolomit dengan dosis 3

ppm dan ditambahkan air tambak secukupnya kemudian diaduk, 6. Campuran fermentasi dan dolomit ditebar ke seluruh area tambak.

Penebaran Probiotik 1. Alat dan bahan disiapkan,

2. Probiotik dimasukkan ke dalam gelas ukur dengan dosis 0,5 ppm, 3. Probiotik ditebar di petakan tambak.

3.4.4. Sampling Pertumbuhan 1. Alat dan bahan disiapkan,

2. Udang vaname disampling (menggunakan anco pada sampling pertama dan udang vaname dijala pada sampling kedua sampai menjelang panen),

30

3. Udang vaname dimasukkan ke baskom kecil yang berisi air tambak, 4. Udang vaname dihitung dan ditimbang,

5. Udang vaname dilepas ke tambak.

3.5. Parameter yang Diamati dan Analisis Data

Dokumen terkait