• Tidak ada hasil yang ditemukan

III METODOLOGI

3. Metode studi literatur, yaitu penelusuran pustaka melalui literatur yang ada hubungannya dengan manajemen pemberian pakan larva udang vaname

3.4 Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan yaitu dengan berpastisipasi aktif pada semua kegiatan yang berkaitan dengan teknik pengelolaan larva udang vaname dilakukan sesuai dengan standar kegiatan yang berlaku di PT. Esaputlii Prakarsa Utama. Kegiatan tersebut meliputi:

Dalam persiapan bak pemeliharaan larva terdapat beberapa tahap kegiatan yang dilakukan yaitu pencucian awal, sterilisasi aerasi dan komponen peralatan yang digunakan dalam pemeliharaan.

Sebelum bak digunakan, terlebih dahulu dilakukan pencucian bak, dengan membersihkan dinding dan dasar bak untuk menghilangkan segala bentuk kehidupan organisme yang kemungkinan dapat membawa penyakit dan akan berpengaruh terhadap larva udang.

Bak pemeliharaan dibersihkan dan dicuci menggunakan detergen 200 gram yang telah dilarutkan dengan air tawar 5 liter. Dinding dan dasar bak digosok menggunakan scooring pad hingga bersih, lalu bak dibilas dengan air tawar hingga bak yang akan digunakan tidak berbusa dan tidak berbau detergen. Selanjutnya bak dikeringkan.

Setelah dikeringkan kemudian bak disterilkan dengan menggunakan chlorin dengan dosis 500 ppm yang dilarutkan dengan air tawar dalam wadah berkapasitas 500 liter dengan menggunakan pompa axial 1 inch seluruh permukaan bak disiram dengan menggunakan larutan chlorin tersebut kemudian bak dibiarkan kering.

Seluruh komponen aerasi dilepaskan dan dipisah kemudian dibersihkan dengan air tawar dan direndam dengan larutan formalin 1000 ppm. Selang aerasi setiap bak diberi tanda kemudian dicuci dengan menggunakan larutan detergen, dibilas dengan air tawar hingga tidak berbusa kemudian dijemur hingga kering dan air di dalam selang tidak ada lagi. Plastik penutup disterilkan dengan melakukan perendaman pada wadah atau bak fiber berkapasitas 500 liter kemudian dicampurkan dengan larutan chlorine 1 liter lalu diangkat dan dijemur di dalam ruangan bak pemeliharaan larva (Gambar 6).

Alat-alat pendukung produksi yang akan digunakan dalam pemeliharaan seperti ember, gayung, filter bag, saringan pakan, dan gelas monitoring dengan cara dibilas air tawar hingga bersih, selanjutnya di tiriskan pada tempat yang telah disediakan.

Gambar 6 Persiapan Bak Pemeliharaan Larva Udang Vaname

3.4.2 Pengisian Air

Setelah persiapan bak, selanjutnya dilakukan pengisian air pada bak pemeliharaan. Air yang digunakan merupakan hasil treatment dari bak reservoir. Sebelum dialirkan ke bak pemeliharaan pada ujung pipa inlet dipasang filter bag yang telah dimodifikasi berupa pipa yang telah dilubangi dan dibungkus dengan kapas dan pada bagian luar dipasangkan filter bag yang berukuran 10 µ (Gambar 7).

Bak pemeliharaan larva diisi air sebanyak 60 % dari total volume bak yaitu 20 tonatau tergantung dari jumlah naupli yang akan ditebar. Setelah pengisian air selesai, dilakukan treatment air dengan pemberian sodium bikarbonat sebanyak 30 ppm kemudian diaerasi kuat dan dibiarkan selama 24 jam, selanjutnya ditambahkan EDTA (Ethlene Diamine Tetra Acid) sebanyak 5 ppm.

Gambar 7 Pengisian Air

Penebaran naupli dilakukan pada pagi hari pukul 09.00 dengan tujuan untuk menghindari fluktuasi suhu yang terlalu tinggi. Naupli yang ditebar ialah N5–N6. Naupli yang ditebar merupakan hasil pemijahan induk udang vaname yang dilakukan sendiri di PT. Esaputlii Prakarsa Utama.

Naupli yang ditebar, ditransfer dari ruang induk menggunakan ember berkapasitas 15 liter. Penebaran naupli dilakukan dengan hati-hati. Ember yang berisi naupli diletakkan dipermukaan air, kemudian ember tersebut dimiringkan sampai tenggelam (Gambar 8). Sedikit demi sedikit air dalam ember akan masuk ke dalam wadah pemeliharaan naupli. Setelah dilakukan penebaran, aerasi harus diatur. Untuk menghindari aerasi yang terlalu besar ataupun terlalu kecil yang dapat memicu terjadinya stress pada naupli.

Gambar 8 Penebaran Naupli Udang Vaname

3.4.4 Manajemen Pakan Buatan

Pakan buatan yang digunakan di PT. Esaputlii Prakarsa Utama merupakan pakan yang memiliki 3 grade terdiri dari komposisi campuran beberapa jenis pakan (Lampiran 3). Jenis dan jumlah pakan yang digunakan untuk setiap pakan.

Pencampuran pakan dilakukan dengan menimbang terlebih dahulu jenis pakan sesuai dengan komposisi pakan yang telah ditentukan atau disesuaikan grade pakan yang akan di buat, selanjutnya pakan di campur secara manual dengan mengaduk pakan hingga tercampur secara merata.

Penentuan dosis pemberian pakan berdasarkan dari hasil pengamatan perkembangan stadia dan hasil perhitungan sampling populasi yang dilaksanakan setiap hari. Pada stadia PL 5 ditambahkan pakan flake dengan dosis 1,5 ppm yang dicampurkan pada pakan yang akan diberikan pada larva.

Sebelum pakan di berikan terlebih dahulu pakan disaring sesuai dengan saringan pakan yang telah ditentukan. Berdasarkan stadia larva untuk pakan grade A atau stadia zoea menggunakan saringan dengan ukuran 200 mesh, untuk pakan grade B atau stadia mysis menggunakan saringan dengan ukuran 150 mesh, sedangkan untuk pakan grade C atau stadia PL 1–PL 8 menggunakan saringan dengan ukuran 100 mesh. Penyaringan pakan dilakukan pada ember pakan yang telah diisi dengan air laut atau dengan air tawar steril sebanyak 3–5 liter. Pemberian pakan dilakukan dengan cara menyebarkan pakan pada bak pemeliharaan secara merata menggunakan gayung pakan (Lampiran 3). Selama proses pemeliharaan larva udang vaname dilakukan pemberian suplemen pakan yang berfungsi sebagai pelengkap nutrisi.

3.4.5 Manajemen Kualitas Air

Adapun kualitas air yang dimonitor meiputi salinitas, suhu, pH, dan alkalinitas.

Suhu

Pengamatan suhu dilakukan langsung pada bak pemeliharaan menggunakan thermometer air raksa yang dilakukan satu kali sehari yaitu pagi pukul 06.30. Pengamatan suhu mulai dilakukan pada stadia zoea 1–PL 6.

Salinitas

Salinitas merupakan gambaran jumlah kelarutan garam atau konsentrasi ion-ion dalam air yang dinyatakan dalam satuan g/l. Pengukuran salinitas dilakukan satu kali dalam sehari yaitu pada pukul 07.00 yang dilakukan di dalam laboratorium quality control menggunakan hand refraktometer dengan mengambil 25 ml sampel pada masing-masing bak pemeliharaan.

Pengamatan pH dilakukan satu kali dalam sehari yaitu pada pukul 07.00 yang dilakukan didalam laboratorium quality control menggunakan pH meter dengan mengambil sampel 25 ml pada masing-masing bak pemeliharaan.

Alkalinitas

Total alkalinitas merupakan konsentrasi dari unsur basa-basa yang terkandung dalam air yang biasanya menggunakan satuan mg/l. Pengukuran alkalinitas yang dilakukan pada produksi larva mulai dari persiapan air sebelum pemeliharaan hingga zoea 3. Pengukuran alkalinitas yang dilakukan di PT. Esaputlii Prakarsa Utama dengan menggunakan metode titrasi.

Untuk menjaga kualitas air media pemeliharaan agar tetap dalam kondisi baik, dilakukan pemberian probiotik, pergantian air, penyiponan dan pemberian aerasi. Pada produksi benur udang vaname di PT. Esaputlii Prakarsa Utama menggunakan probiotik jenis Bio-Solution yang merupakan probiotik produksi pabrikan yang dicampur dengan gula tebu dan dikultur selama 7 jam. Pemberian probiotik mulai dilakukan dari Zoea 1 – panen. Frekuensi pemberian probiotik satu kali dalam sehari, dosis probiotik yang diberikan sebanyak 0,5 ppm dari volume bak pemeliharaan.

Teknik pemberian probiotik yaitu terlebih dahulu dilakukan kultur pada sore hari pukul 17.00 probiotik beserta gula yang telah ditimbang kemudian di kultur menggunakan ember bervolume 15 liter, dengan memasukkan probiotik dan gula tebu kedalam ember yang telah diisi dengan air tawar sebanyak 10 liter dan diberi aerasi. Pemberian probiotik dilakukan pada pukul 24.00 dengan menggunakan gayung pakan probiotik disebar secara merata pada permukaan bak pemeliharaan.

3.5 Parameter yang Diamati dan Analisis Data

Dokumen terkait