• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PELAKSANAAN 3.1 Waktu Pelaksanaan

Dalam dokumen Laporan tugas Akhir, Pengolahan Kelapa Sawit (Halaman 24-100)

Waktu pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) ini selama 2,5 bulan dimulai pada tanggal 11 April 2013 dan selesai pada tanggal 21 Juni 2013.

3.2 Tempat Pelaksanaan

Tempat dilaksanakannya Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) ini di PKS. PT. GMP-POM kebun Pasaman Barat Kabupaten Pasaman Propinsi Sumatra Barat.

3.3 Metode Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan PKPM di PKS. PT. GERSINDO MINANG PLANTATION (GMP-POM)) ini mahasiswa melaksanakan kegiatan di pabrik  pengolahan kelapa sawit, yang dilaksanakan setiap hari senin sampai sabtu dan kegiatan dimulai pada pukul 07.30 sampai pada pukul 16.00 WIB, adapun PKPM ini dilakukan di masing stasiun seperti :

a. Timbangan : 5 Hari  b. Sortasi : 5 Hari c.  Loding ramp : 5 Hari d. Sterilizer : 7 Hari e.  Howasting crane : 4 Hari f. Tresher  : 5 Hari g.  Kernel : 7 Hari h. Clarifikasi : 7 Hari i.  Boiler : 7 Hari

 j. Wtp : 7 Hari k. Limbah : 7 Hari

untuk pengambilan data seperti pengelasan pembongkaran dan pencekan alat. Sambil bekerja mahasiswa melakukan diskusi dan tanya jawab dengan Operator, Mandor, Asisten dan karyawan.

3.4 Diagram Alir Proses Pengolahan Kelapa Sawit

Secara garis besar diagram alir dari proses pengolahan kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar. 2 dibawah.

Gambar 2. Diagram alir proses pengolahan kelapa sawit Stasiun Timbangan

Stasiun Rail Track

(memindahkan lori ke jalur rel Stasiun Loading Ramp ( penampungan sementara TBS)

Tandan Buah Segar (TBS)

Stasiun Tresher

(pemisahan buah dengan tandan) Stasiun Sterilizer ( perebusan ) Stasiun Pres (pengempaan buah) Stasiun Clarifikasi (pemurnian minyak) Stasiun Kernel (pengolahan biji sawit)

Storage Tank CPO (tangki penyimpanan CPO)

Storage kernel (penyimpanan kernel)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Perusahaan

PT. Gersindo Minang Plantation Palm Oil Mill merupakan penanaman modal asing (PMA) yang mengikut sertakan perusahaan swasta Nasional. Penanaman modal asing (PMA) PT. GMP-POM ini secara teoritis dengan keputusan presiden (kepres) RI No. 117/1 PMA/ 1993 dengan bidang usaha  perkebunan kelapa sawit terpadu dengan unit pengolahan minyak kelapa sawit.

Pada awalnya sebelum berganti nama menjadi PT. GERSINDO MINANG PLANTATIO (GMP) perusahaan ini bernama PT. BUKUT TAUN yang pada tanggal 11 September 1996 mendapat izin dari Bupati Pasaman No. 526/1332/peret- 1996 tentang status areal kebun inti PT.BUKIT TAUN sebagai  pengguna areal lain(apl) di atas tanah seluas ± 36000 Ha, dan izin Gubernur Sumbar No. 525.26/633/Prod-1991 tanggal 26 februari 1991 tentang persetujuan  prinsip penggunaan tanah untuk perkebunan kelapa sawit di pasaman serta izin

Mentri kehutanan RI No. 231/Mas Hut-VII/1993 tanggal 9 februari 1993 tentang cadangan hutan seluas 6430 Ha,untuk kebun kelapa sawit di pasaman-sumbar oleh PT. BUKIT TAUN.

Dalam perkembangannya PT. BUKIT TAUN mengalami perubahan nama menjadi PT. Gersindo Minang Plantation Palm Oil Mill berdasarkan akte  pendirian perusahaan oleh notaris Gede Kartyas, SH. No. HK350/S.E.600/09.94 tanggal 20 September 1994, dan dengan urat keputusan Mentri Negara Agraris Badan Pertahanan Nasional No.78/HGU/BPN/97 tanggal 15 jili 1997 tentang hak guna usaha,maka di mulai lah hutan tidur menjadi industri dengan jenis tanaman kelapa sawit.

Dalam perkembangannya PT. GMP-POM mengalami kemajuan yang sangat pesat,sehingga memungkinkan untuk membangun pabrik pengolahan kelapa sawit. Sehingga pada tanggal 3 Februari 2004 pabrik ini mulai di operasikan dengan kapasitas 60 ton/jam.

4.1.1 Lokasi dan Luas Areal

PT. GMP-POM unit pengolahan kelapa sawit berlokasi di Kebun Pasaman Barat Desa Tanjung Pangkal Kabupaten Pasaman Barat Propinsi Sumatra Barat. Lokasi PKS PT. GMP-POM berada di kawasan Kebun PT. GMP-POM tepatnya di desa Tanjung Pangkal.

Perusahaan ini memiliki areal perkebunan seluas 5.000 Ha dengan Luas Areal tanaman menghasilkan 4951,71 Ha dan luas areal non tanaman 48,29 Ha. 4.1.2 Manajemen dan Struktur Organisasi Perusahaan

PT. Gersindo Minang Plantation adalah suatu perusahaan anak cabang dari suatu group perusahaan yang bernama “WILMAR GROUP” yang memiliki  beberapa anak cabang di berbagai di Indonesia ini, salah satunya PT. Gesindo Minang Plantation yang berlokasi di desa Tanjung Pangkal,Pasaman Barat,Sumatra Barat.

WILMAR Group merupakan suatu organisasi yang terdiri dari berbagai unit perusahaan yang berbeda-beda. Segala bentuk peraturan tentang perusahaan,  pengawasan, operasional administrasi PT. Gersindo Minang Plantation

sepenuhnya diatur oleh WILMAR Group.

Untuk pelaksanaan administrasi yang baik dalam suatu perusahaan industri, dimana organisasi yang formal sekurang-kurangnya harus memenuhi tiga  pengertian yaitu:

A. Sebagai sistem kerja sama

B. Sebagai kelompok orang yang bekerja sama C. Sebagai proses pembagian kerja

PT. Gersindo Minang Plantation menggunakan konsep organisasi line and staff,dimana seorang atasan dalam menjalankan tugasnya di bantu oleh beberapa staff dan bawahanya. Adapun urain tugasnya adalah sebagai berikut:

1. Mill Manager

Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan oleh WILMAR Group

Menyelenggarakan dan mengawasi kelancaran administrasi perusahaan secara menyeluruh

Menjamin kelancaran daneksistensi perusahaan

Memimpin dan mengendalikan semua usaha, kegiatan yang di lakukan oleh  perusahaan

Memonotor dan memantau secara keseluruhan dari bahan baku yang diperoleh sampai produk yang di hasilkan

Mengkondisikan serta menciptakan iklim kerja yang baik terhadap bawahanya

Bertanggung jawab oleh semua kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan 2. Asst. Mill Manager

Menyaksikan menyelenggarakan penggolahan TBS hingga menjadi CPO dan Kernel

Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang dilakukan di pabrik

Bertanggung jawab atas produk yang di hasilkan

Mengawasi hasil kerja dari bagian-bagian yang baik secara teknis,  penggunaan barang, biaya dan lain-lainnya

Mengevaluasi dan mengambil kebijakan atas hasil kerja dari masing-masing  bagian

Dalam menjalankan tugasnya Mill Manager dan Asisten Manager di bantu oleh beberapa asisten, antara lain:

A. Supervisor   Administration

Mengatur semua masalah keuangan perusahaan dan mengatur semua maslah administrasi perusahaan yang bertanggung jawab langsung kepada Mill Manager dan Asst. Manager.

B. Supervisor Mechanic

Mengkoordinasi dan mengawasi secara langsung hasil kerja bagiannya

Mengelolabiaya-biaya yang di keluarkan pada saat perbaikan

Bertanggung jawab atas kelancaran operational pabrik yang menyangkut kesiapan alat dan perbaikan untuk memperlancar kegiatan produksi

C.  Foreman Elektric

Bertanggung jawab atas kelancaran aliran listrik, baik di pabrik, kantor maupun perumahan karyawan dan demi kelancaran proses produksi di pabrik D. Supervisor Produktion

Memonitor langsung dari proses produksi serta meminimalkan losses terhadap CPO maupun kernel

Bertanggung jawab langsung terhadap Asst. Manager  E. Personal dan General Administration (PGA)

Menyelenggarakan pembinaan dan pengunaan fasilitas perusahaan

Menyiapkan laporan bulanan produksi,keuangan dan laporan lainnya

Menyiapkan dan melakukan pembayaran gaji karyawan

Melakukan internal audit bersama asisten laboratorium terhadap CPO dan kernel yang di hasilkan dan melayani pemasaran dari produksi

F. Supervisor Logistik

Menimbang berat truk yang membawa TBS, CPO dan Kernel baik dalam keadaan kosong maupun berisi

Bertanggung jawab langsung kepada Asst. Manager  G. Supervisor Qualiti Control

Bertanggung jawab terhadap kebaikan mutu bahan yang akan di olah pabrik

Sebagai internal audit terhadap hasil proses produksi serta mutu,losses dan hal-hal lain yang berhubungan dengan proses

Bertanggung jawab atas penanggulangan limbah yang di hasilkan serta menangani pengolahan air

4.1.3 Jumlah Tenaga Kerja di PKS. PT. GMP-POM

Manager : 1 orang

Asisten : 8 orang

KTU : 2 orang

Karyawan : 149 orang

4.2 Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS)

Setelah TBS ( Tandan Buah Segar) di panen dilahan, kemudian TBS ini seharusnya langsung diangkut ke pabrik. Hal ini bertujuan agar kadar asam lemak

 bebas pada buah tidak terlalu tinggi. Dan untuk pengangkutan hasil panen TBS ini digunakan truk pengangkut dengan kapasitas muatan 6  –   8 ton TBS. truk ini dilengkapi dengan hidrolik untuk menumpahkan TBS yang diangkut ke lantai  penerimaan TBS.

4.3 Stasiun Penerimaan Buah (Food Reception)

Setelah TBS di angkut dari lahan, stasiun yang pertama kali di lalui adalah stasiun penerimaan buah. Di dalam penerimaan buah ada dua tempat yang harus dilalui, antara lain :

4.3.1 Jembatan Timbang (Weight Bridge)

Jembatan timbang adalah suatu alat untuk mengetahui berapa banyak jumlah yang diterima dan jumlah yang dikeluarkan untuk suatu bahan / material baik TBS yang masuk, produksi yang keluar, jenjangan kosong yang keluar dan lain-lain yang ditunjukkan oleh alat timbang dalam satuan kilogram (Kg).

Fungsi timbangan pada PKS PT. GERSINDO MINANG PLANTATION (GMP-POM) adalah: sebagai alat untuk mengetahui / menimbang hasil-hasil  produksi PKS dan Kebun PT. GERSINDO MINANG PLANTATION

(GMP-POM) seperti TBS, CPO, Kernel, Janjangan kosong, cangkang dan lain-lain.

Timbangan yang dimiliki di PKS. PT. GMP-POM yaitu 2 unit dan memakai Digital sistem komputerisasi, dimana timbangan digital ini memakai petunjuk  berat dari layer/display. Berikut adalah spesifikasi timbangan yang dimiliki oleh

PKS. PT. GMP-POM : Spesifikasi

Timbangan No.1 :

Merk : Every Weigh Tronix

Kapasitas : 50 ton

Produksi : PT. MUGI Timbangan No.2 :

Merk : Every Weigh Tronix

Kapasitas : 50 ton

Produksi : PT. MUGI

Dalam satu hari PKS PT. GMP-POM buah yang masuk biasanya mencapai ± 1200 ton.

Tujuan penimbangan adalah :

Untuk mengetahui jumlah TBS yang masuk.

Untuk mengetahui aliran keluarnya hasil produksi CPO dan kernel.

Untuk mendapatkan data-data untuk proses pengolahan.

Untuk mengetahui jumlah bahan / material yang masuk dan keluar.

Sebagai bahan pembanding dan juga sebagai alat kontrol. Cara kerja dari timbangan :

Kemudian supir turun dan menyerahkan surat dari kebun kepada operator timbangan. Lalu si operator mengisi datanya, seperti : No. SPB, No.Pol, Divisi, kebun dan lain-lain sesuai dengan menu yang ada di komputer.

Kemudian truk melakukan penuangan TBS di lantai sortasi / langsung ke Ramp.

Lalu truk yang telah kosong ditimbang kembali. Secara otomatis komputer akan melakukan perhitungan sehingga operator timbangan dan supir mengetahui berat Netto TBS yang di angkut oleh truk. Kemudian si operator mem-print data-datanya ke slip penerimaan buah sebanyak dua buah. Lalu slip tersebut ditanda tangani oleh keduanya sebagai tanda persetujuan. Satu dibawa oleh supir untuk diserahkan ke pihak kebun asal, dan satu lagi untuk operator sebagai bukti.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penimbangan antara lain :

Truk pengangkut harus berada tepat ditengah jembatan timban dan mesin truk harus dimatikan.

Supir tidak boleh berada di dalam truk.

Untuk truk produksi harus diperiksa oleh securiti, baik pada saat masuk maupun keluar.

Membersihkan jembatan timbangan setiap hari.

Pemeriksaan terhadap keadaan dan kebersihan komponen dalam waktu tertentu, misalnya dua bulan sekali.

4.3.2 Pengumpulan Buah (Fruit Yard )

Tempat pengumpulan buah merupakan tempat untuk dilakukan sortasi terhadap tandan buah segar yang baru datang dari tiap divisi / kebun, seperti pada Gambar 4 dibawah ini.

Gambar 4 . Pengumpulan buah Adapun fungsi dari Fruit Yard adalah :

Sebagai tempat penampungan/penuangan TBS yang dibawa oleh truk.

Sebagai tempat kendali mutu untuk TBS yang dikirim oleh kebun.

Sebagai tempat penilaian terhadap TBS yang dikirim oleh kebun.

Untuk mengetahui apakah TBS yang dikirim oleh divisi/kebun sesuai dengan kriteria matang panen yang telah ditetapkan.

Sortasi/grading yang dilakukan di PT. Gersindo Minang Plantation Pasaman Barat ini ada dua jenis :

Sortasi dilakukan dengan menurungkan TBS ari truk ke lantai loading ramp sebanyak 100 janjang, kemudian dipisahkan sesuai kriteria buah mentah, masak, terlalu masak, janjang kosong, tangkai panjang, buah busuk.

Grading 100 % yaitu, dengan cara membongkat TBS yang dibawa oleh setiap truk. Kemudian di catat hasil grading dari semua TBS tersebut.

Adapun kriteria TBS yang digreding dalam sortasi buah masuk antara lain :

Set I : mentah, kurang matang, matang, terlalu matang, jenjangan kosong.

Set II : busuk, tangkai panjang, dura, kotor, restan, hama, basah,  parthenocarpik.

Set III : kesegaran, kuning, kuning orange, orange.

Akan tetapi yang dianggap paling penting dari ketiga hal tersebut diatas adalah set I. sedangkan set II dan set III tidak terlalu penting tetapi harus di greding juga dan tuliskan di buku laporan harian.

Pengelompokan tandan :

1. Tandan matang : yaitu tandan yang berwarna orange kemerah-merahan dan memiliki lebih dari dua brondol lepas per kg berat tandan, samapi lebih dari 50 % brondolan masih melekat pada tandan saat dilakukan sortasi / greding. 2. Tandan kurang matang : yaitu tandan yang berwarna orange kemerah-merahan

dan memiliki kurang dari 2 brondolan lepas per kg berat ta ndan.

3. Tandan terlalu matang : yaitu tandan yang berwarna merah gelap dan memiliki lebih dari 50 % brondol lepas.

4. Tandan mentah : yaitu tandan yang berwarna ungu kehitam-hitaman dan tidak memiliki brondolan lepas.

5. Tandan kosong : yaitu tandan yang memiliki lebih dari 90 % brondol lepas. 6. Tandan busuk : yaitu tandan sebagian / keseluruhannya buahnya berwarna

kehitam- hitaman, busuk dan berjamur.

8. Tandan restan : tandan yang telah dipanen dan tidak diangkat selama lebih dari 48 jam sebelum dikirim ke pabrik.

9. Tandan kotor : tandan yang lebih dari setengah bagian permukaan diselimuti oleh lumpur, pasir dan kotoran lainnya.

10. Tandan kecil : tandan yang berukuran kecil dan beratnya kurang dari 3,5 kg. 11. Tandan terserang hama : tandan yang lebih 30 % buah diserang hama, seperti

tikus dan lain-lain.

12. Tandan sakit : tandan yang memiliki lebih dari 50 % buah abnormal dari  bentuk maupun beratnya.

13. Tandan dura : tandan yang memiliki kriteria a. Ketebalan cangkang : 2 –  8 mm

 b. Rasio cangkang pada buah : 25 –  50 % c. Rasio mesocarp pada buah : 20 –  60 % d. Rasio kernel pada buah: 4 –  20 %

15. Brondolan : buah yang lepas dari tandan segar karena kematangannya dan  biasanya berwarna orange kemerah-merahan. Seluruh brondolan harusdikirim

ke pabrik sebelum 24 jam.

Dari warna buah juga ditentukan kadar minyak yang terkandung di dalamnya, antara lain :

a. Orange yaitu buah yang banyak mengandung minyak.

 b. Kuning orange yaitu buah yang mengandung minyak sedang. c. Kuning yaitu buah yang sedikit mengandung minyak.

4.4 Stasiun Loading Ramp

 Loading ramp merupakan tempat penuangan TBS yang dibawa oleh truk  pengangkut untuk sementara waktu sebelum didistribusikan kedalam lori, dengan kemiringan  Ramp ± 27º. Di ujung ramp  bagian bawah terdapat pintu yang digerakkan oleh motor listrik dengan sistim hidrolik. seperti pada Gambar 5 dibawah ini.

Gambar 5. Loading ramp Spesifikasi dari Loading Ramp :

Lebar pintu Loading Ramp : 230 cm

Tinggi pintu : 95 cm

Tebal pintu : 2,5 cm

Jumlah pintu : 24 buah

Kemiringan : ± 27º Fungsi Loading Ramp :

Mempermudah TBS masuk kedalam lori untuk perebusan di Sterilizer .

Memudahkan sistem FIFO, yaitu TBS yang pertama kali datang ke pabrik diolah terlebih dahulu, sedangkan TBS yang terakhir datang menunggu dibelakang.

Sebagai tempat penampungan TBS yang dibawa oleh truk dari kebun sebelum dilakukan proses selanjutnya.

Setelah buah ditumpukkan di ramp, kemudian dilakukan pengisian TBS kedalam lori. Pengisian dilakukan dengan cara mengatur posisi lori tepat dibawah  pintu ramp, kemudian membuka pintu tersebut secara berlahan-lahan agar TBS

yang jatuh ke dalam lori tidak terlalu penuh.

Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat pengisian :

TBS yang diisikan tidak boleh terlalu membumbung ke atas, karena pada saat lori dimasukkan kedalam  sterilizer  TBS tersebut akan menyentuh bagian atas  sterilizer   sehingga TBS tersebut akan jatuh ke lantai, dapat merusak steam

spreader pada sterilizer.

TBS yang dimasukkan ke dalam lori harus disusun secara rapi sehingga muatannya banyak.

Setelah lori yang berada di bawah hopper loading ramp  terisi penuh,  pindahkan lori tersebut dan tempatkan kembali lori kosong tepat dibawah

hopper loading ramp. 4.4.1 Lori

Lori merupakan sabuah wadah pengangkut TBS yang berjalan di atas rel yang kemudian akan direbus di Sterilizer . Setelah lori selesai diisi kemudian lori ini akan ditarik oleh Capstan  dengan memakai wire rope (sling) sebagai tali  penarik. Dapat dilihat pada Gambar 6 dibawah ini.

Gambar 6 . Lori

Spesifikasi dari lori adalah :

Jumlah lori : 160 unit

Lebar lori : 238 cm

Panjang lori : 260 cm

Tinggi lori dari roda : 250 cm

Lebar rel : 85 cm

Jarak antar rel : 300 cm

Kapasitas lori : 3,5 ton

Akan tetapi untuk mecapai kapasitas pabrik 45 ton TBS/jam, pengisian lori adalah faktor yang sangat mempengaruhi. Sehingga lori diisi harus padat (dengan muatan rata-rata 3,5 ton/lori.

4.4.2 Capstand 

Capstand   merupakan alat yang digerakan oleh elektro motor yang derfungsi untuk menjalankan / menarik lory dengan menggunakan wire rope

(sling). Jumlah capstand  pada loading ramp  di PKS. PT. GMP PLANTATION sebanyak 8 buah. Dapat dilihat pada Gambar 7 berikut ini.

Gambar 7. Capstand Spesifikasi Elektro motor pada Capstan :

Merk : TECO IDUCTION

Tenaga : 25 HP

Putaran : 1455 Rpm

Type : AEE BAC Penggoperasian capstand :

Sebelum menjalankan capstand   pastikan terlebih dahulu kondisi tali (sling) capstand  layak atautidaknya untuk digunakan.

Memutar tali capstand   harus dilakukan satu arah agar tidak merusak tali capstand  dan mencegah kecelakaan kerja.

Lori yang keluar dari rail track   tidak boleh di tarik langsung dengan tali capstand  karena bila tali putus dapat membahayakan operator.

4.4.3 Transfer Carriage

Transfer carriage  merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk memindahkan lori dari rel yang satu ke rel yang lain. (dari rel pengisian menuju rel sterilizer ). Disini terdapat 2 buah Transfer carriage, yaitu :

Memakai sistem hidrolik.

memakai sistem Gear box

Transfer carriage yang di pakai di PKS. PT. GMP-POM adalah Transfer carriage sistem  gear box. Transfer carriage ini dilengkapi dengan motor listrik sebagai tenaga penggerak yang disalurkan ke  gear box kemudian ke roda pada transfer carriage. Seperti pada Gambar 8 dibawah ini:

Gambar 8. Transfer carriage Penggoperasian Transfer cariage:

Lori yang sudah berisi TBS ataupunlori kosong dipindahkan dari jalur rail track  yang satu ke jalur rail track yang lain dengan menggunakan transfer cariage.

Pada saat keluar masuknya lori dari transfer cariage, kondisi transfer cariage harus keadaan terkunci.

Penempatan rail track transfer cariage harus satu jalur dengan rail track  lori yang akan di pindahkan agar pada saat menarik lori ke transfer cariage roda lori tidak anjlok keluar jalur rail track .

Di loading ramp juga terdapat losses (suatu kehilangan di dalam pengolahan yang tidak bisa di kutip lagi). Tetapi losses  ini tidak dihitung lagi / tidak mempunyai standart, dan losses ini disebut losses liar.

4.5 Stasiun Perebusan ( Sterilizer )

Sterilizer merupakan suatu ketel tempat perebusan TBS yang berbentuk  bejana (silinder) dengan tipe horizontal. Pada bagian luar  sterilizer ini dilapisi

dengan rook wool  dan aluminium sebagai penahan panas. Gambar 9.

Gambar 9 : Sterilizer Spesifikasi dari sterilizer adalah sebagai berikut :

Type : Double Door 

Jumlah : 3 unit

Kapasitas : 12 lori/rebusan.

Pola rebusan : Triple Peak (tiga puncak) Adapun tujuan dari perebusan ini adalah :

Menghentikan aktifitas enzim lipase pada TBS.

TBS yang dipanen mengandung enzim lipase yang tetap bekerja dalam buah.  Enzim lipase  bertindak sebagai pembentuk asam lemak bebas yang dapat

mempengaruhi mutu dari CPO yang dihasilkan.

Melunakkan daging buah (mesocarp).

Melekangkan inti (kernel ) dan cangkang (Shell ).

Mengurangi kadar air dalam buah.

Mempermudah buah lepas dari tandannya.

Disini terdapat tiga buah  sterilizer yang letaknya berdekatan antara ketiganya. Proses perebusan yang dilakukan di PKS. PT. GERSINDO MINANG PLANTATION adalah perebusan sistem tiga puncak ( triple peak ). Seperti Diagram di bawah ini :

Gambar 10 : Diagram rebusan Triple peaks

0,5mnt 12mnt 12mnt 5 menit 39,5 menit 2,8 kg/cm 1,2kg/cm

Puncak pertama, yaitu dengan tekanan 15 psi untuk proses penitrasi. Steam yang masuk ke  sterilizer sifatnya panas, sedangkan TBS yang baru dimasukkan dingin. Jadi  steam yang masuk tadi akan menjadi air akibat TBS yang dingin.

Puncak kedua, dengan tekanan 25 psi untuk menaikkan suhu TBS agar TBS dapat dimasak.

Puncak ketiga, yaitu dengan tekanan 35 psi untuk memasak TBS. Cara kerjanya :

Lori yang telah berisi TBS (tandan buah segar) dimasukkan kedalam  sterilizer  sebanyak 12 lori setiap perebusan (dengan muatan rata  –   rata 5 ton/lori) kemudian pintu sterilizer di tutup rapat.

Pembuangan udara (daeration) selama 5 menit, kran kondensat dibuka dan kran  steam  buang ditutup dan kram  steam masuk dibuka, tujuannya adalah  steam untuk membuang udara di dalam rebusan, karena udara dapat

menyebabkan TBS sebelah bawah tidak masak.

Pengisian steam, kran steam buang dan kondensat ditutup, kran  steam masuk dibuka selama ± 1,5 menit (sampai tekanan 15 psi). Kemudian kran kondensat dibuka (5 menit) kran  steam  buang dibuka dan kran  steam masuk ditutup sampai tekanan di dalam sterilizer  0 psi.

Pengisian kedua, kran  steam masuk dibuka, kran kondensat dan kran buang ditutup selama ± 20 menit (sampai tekanan 25 psi). Kemudian kran  steam kondensat dan buang dibuka, kran  steam masuk ditutup sampai tekanan di dalam sterilizer  0 psi.

Pengisian ketiga, kran  steam masuk dibuka, kran kondensat dan buang di tutup (sampai tekanan 35 psi). Lakukan penahanan selama 45 menit. Kemudian kran masuk ditutup kran kondensat dan buang dibuka selama 5 menit sampai tekanan di dalam sterilizer  0 psi.

Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat perebusan adalah :

Apabila TBS banyak mentah maka perlu penambahan waktu perebusan untuk menghindari losses brondolan tinggi jnjangan kosong.

Waktu perebusan (90 menit). Blowdown/pembuangan dan steam yang masuk harus mengikuti aturan, karena berpengaruh terhadap TBS yang akan diolah  pada proses selanjutnya.

Perhatikan selalu kondisi packing pintu rebusan,apabila packing pintu rebusan mengalami kebocoran akan mengakibatkan tekanan dalam rebusan akan

Dalam dokumen Laporan tugas Akhir, Pengolahan Kelapa Sawit (Halaman 24-100)

Dokumen terkait