Laporan Tugas Akhir
Laporan Tugas Akhir
ALAT DAN MESIN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
ALAT DAN MESIN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
MENJADI CPO
MENJADI CPO (Crude Palm Oil
(Crude Palm Oil ) DI PT.GMP
) DI PT.GMP PLANTATION-
PLANTATION-POM DESA TANJUNG PANGKAL KABUPATEN
POM DESA TANJUNG PANGKAL KABUPATEN
PASAMAN BARAT, SUMATERA BARAT
PASAMAN BARAT, SUMATERA BARAT
O l e h
O l e h
JERI SUHARDI
JERI SUHARDI
NBP. 1001353018
NBP. 1001353018
PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN
PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS
POLITEKNIK PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS
PAYAKUMBUH
PAYAKUMBUH
2013
2013
Laporan Tugas Akhir
Laporan Tugas Akhir
ALAT DAN MESIN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
ALAT DAN MESIN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
MENJADI CPO
MENJADI CPO (Crude Palm Oil
(Crude Palm Oil ) DI PT.GMP PLANTATION-
) DI PT.GMP
PLANTATION-POM DESA TANJUNG PANGKAL KABUPATEN
POM DESA TANJUNG PANGKAL KABUPATEN
PASAMAN BARAT, SUMATERA BARAT
PASAMAN BARAT, SUMATERA BARAT
Disusun oleh :
Disusun oleh :
JERI SUHARDI
JERI SUHARDI
NBP . 1001353018
NBP . 1001353018
Laporan ini merupakan sebagai persyaratan
Laporan ini merupakan sebagai persyaratan
Untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III
Untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III
Pada
Pada
PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN
PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS
POLITEKNIK PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS
PAYAKUMBUH
PAYAKUMBUH
2013
2013
Laporan Tugas Akhir
Laporan Tugas Akhir
ALAT DAN MESIN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
ALAT DAN MESIN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
MENJADI CPO
MENJADI CPO (Crude Palm Oil
(Crude Palm Oil ) DI PT.GMP PLANTATION-
) DI PT.GMP
PLANTATION-POM DESA TANJUNG PANGKAL KABUPATEN
POM DESA TANJUNG PANGKAL KABUPATEN
PASAMAN BARAT, SUMATERA BARAT
PASAMAN BARAT, SUMATERA BARAT
Oleh :
Oleh :
JERI SUHARDI
JERI SUHARDI
NBP . 1001353018
NBP . 1001353018
Menyetujui :
Menyetujui :
Ketua Jurusan
Ketua Jurusan
Ir.HARMAILIS, M.Si
Ir.HARMAILIS, M.Si
NIP.196909161994031003
NIP.196909161994031003
Dosen Pembimbing
Dosen Pembimbing
JAMALUDDIN, S.Si,M.Si
JAMALUDDIN, S.Si,M.Si
NIP .197301162000031001
NIP .197301162000031001
Mengetahui,
Mengetahui,
Direktur Politeknik Pertanian
Direktur Politeknik Pertanian
Universitas Andalas
Universitas Andalas
Ir.DENI SOREL, M.Si
Ir.DENI SOREL, M.Si
NIP. 1960041611988031002
NIP. 1960041611988031002
Laporan Tugas Akhir
Laporan Tugas Akhir
ALAT DAN MESIN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
ALAT DAN MESIN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
MENJADI CPO
MENJADI CPO (Crude Palm Oil
(Crude Palm Oil ) DI PT.GMP PLANTATION-
) DI PT.GMP
PLANTATION-POM DESA
POM DESA TANJUNG PANGKAL KABUPATEN
TANJUNG PANGKAL KABUPATEN
PASAMAN BARAT, SUMATERA BARAT
PASAMAN BARAT, SUMATERA BARAT
Oleh :
Oleh :
JERI SUHARDI
JERI SUHARDI
NBP : 1001353018
NBP : 1001353018
Telah diuji dan dipertahankan di
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji Laporan Tugas Akhirdepan tim penguji Laporan Tugas Akhir Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian Unand
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian Unand Pada tanggal, 19 Juli 2013
Pada tanggal, 19 Juli 2013 TIM PENGUJI TIM PENGUJI No.
No. Nama Nama Jabatan Jabatan Tanda Tanda TanganTangan
1.
1.
Prima zola, S.T, M.T
Prima zola, S.T, M.T
KetuaKetua2.
2.
Sri Aulia Novita, S.TP, M.P
Sri Aulia Novita, S.TP, M.P
Anggota Anggota3.
RINGKASAN RINGKASAN
Kelapa sawit (
Kelapa sawit ( Elaeise Elaeise Guenensis Guenensis JacqJacq) merupakan salah satu tanaman) merupakan salah satu tanaman industri yang mana buahnya dapat diolah me
industri yang mana buahnya dapat diolah menjadinjadi Crude Palm Oil Crude Palm Oil (CPO). Minyak (CPO). Minyak sawit ini dapat diambil dari daging buah serta dapat diperoleh dari biji (Nut) buah sawit ini dapat diambil dari daging buah serta dapat diperoleh dari biji (Nut) buah sawit. Mutu minyak sawit tergantung pada mutu buah dan proses pengolahannya. sawit. Mutu minyak sawit tergantung pada mutu buah dan proses pengolahannya. Dalam memproduksi
Dalam memproduksi Crude Palm OilCrude Palm Oil (CPO) dan kernel standar mutu merupakan(CPO) dan kernel standar mutu merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan miny
hal yang sangat penting untuk menentukan minyak sawit yang berkualiak sawit yang berkualitas baik.tas baik. Sebelum menjadi
Sebelum menjadi Crude Palm Oil Crude Palm Oil (CPO) kelapa sawit atau yang lebih (CPO) kelapa sawit atau yang lebih dikenal dengan Tandan Buah Segar (TBS) terlebih dahulu melalui beberapa dikenal dengan Tandan Buah Segar (TBS) terlebih dahulu melalui beberapa tahapan, setelah TBS selesai dipanen maka selanjutnya ditransportasikan tahapan, setelah TBS selesai dipanen maka selanjutnya ditransportasikan kepabrik. Tahap awal adalah stasiun penerimaan buah, pada stasiun ini akan kepabrik. Tahap awal adalah stasiun penerimaan buah, pada stasiun ini akan dilakukan penimbangan, sortasi buah dan pengumpulan buah. Dari stasiun dilakukan penimbangan, sortasi buah dan pengumpulan buah. Dari stasiun penerimaan
penerimaan buah buah selanjutnya selanjutnya adalah adalah menuju menuju stasiun stasiun sterilizer sterilizer untuk untuk prosesproses perebusan,
perebusan, dari dari stasiun stasiun sterilizer sterilizer selanjutnya selanjutnya menuju menuju ke ke stasiun stasiun thresher thresher untukuntuk proses
proses perontokan. perontokan. Brodolan Brodolan akan akan dikempa dikempa di di stasiun stasiun press, press, dari dari stasiun stasiun presspress akan menghasilkan du
akan menghasilkan dua keluaran ya keluaran yaitu berupa padatan atau cairan. Kaitu berupa padatan atau cairan. Keluaran eluaran yangyang berupa
berupa padatan padatan adalah adalah berupa berupa inti inti dandan fibre, fibre, fibrefibre akan menuju ke stasiun boiler akan menuju ke stasiun boiler sebagai bahan bakar. Sedangkan inti akan disalurkan ke stasiun kernel, keluaran sebagai bahan bakar. Sedangkan inti akan disalurkan ke stasiun kernel, keluaran yang berupa cairan adalah minyak kasar. Sedangkan minyak kasar akan yang berupa cairan adalah minyak kasar. Sedangkan minyak kasar akan ditransportasikan untuk melakukan proses pemurnian.
ditransportasikan untuk melakukan proses pemurnian.
Standar spesifikasi mutu produksi di PT. GMP - POM yang dihasilkan Standar spesifikasi mutu produksi di PT. GMP - POM yang dihasilkan minyak sawit ( CPO) adalah, kadar ALB < 3.50 %, kadar air 0,20 %, kadar minyak sawit ( CPO) adalah, kadar ALB < 3.50 %, kadar air 0,20 %, kadar kotoran < 0,02. Sedangkan pada inti sawit (kernel), kadar air < 7,00%, kadar kotoran < 0,02. Sedangkan pada inti sawit (kernel), kadar air < 7,00%, kadar kotoran < 7,00%.
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia, Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini karunia, Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini berdasarkan
berdasarkan hasil hasil PKPM yang PKPM yang berjudulberjudul ““ALAT DAN MESIN PENGOLAHANALAT DAN MESIN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO
KELAPA SAWIT MENJADI CPO (Crude Palm Oil (Crude Palm Oil ) DI PT.GMP) DI PT.GMP PLANTATION-POM DESA TANJUNG PANGKAL KABUPATEN PLANTATION-POM DESA TANJUNG PANGKAL KABUPATEN PASAMAN BARAT SUMATERA BARAT
PASAMAN BARAT SUMATERA BARAT’’’’
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih banyak kepada Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih banyak kepada Bapak Jamaluddin, S.Si,M.Si sebagai dosen Pembimbing atas saran, arahan dan Bapak Jamaluddin, S.Si,M.Si sebagai dosen Pembimbing atas saran, arahan dan
“ Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, maka apabila kamu sudah
“ Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, maka apabila kamu sudah selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh-sungguh usungguh urusan yang rusan yang lain. lain. an hanya an hanya kepada Tuhan kepada Tuhan kamu kamu hendaknya berharap”hendaknya berharap” ”Tiada kesuksesan tanpa tetesan keringat dan air mata, sesungguhnya dibalik kesulitan terdapat kemudahan” ”Tiada kesuksesan tanpa tetesan keringat dan air mata, sesungguhnya dibalik kesulitan terdapat kemudahan”
QS.Alam Nasyrah : 6) QS.Alam Nasyrah : 6) Ya Allah...
Ya Allah...
Ampunilah dosa-dosa ku ini Ampunilah dosa-dosa ku ini
Begitu besar rahmat yang telah Engkau limpahkan Begitu besar rahmat yang telah Engkau limpahkan
Kadang ku selalu tidak bersyukur dan mengerjakan suruhan mu... Kadang ku selalu tidak bersyukur dan mengerjakan suruhan mu...
Buat kedua orang
Buat kedua orang tua saya ayah tua saya ayah dan Ibunda tercinta...dan Ibunda tercinta... Terimalah karya kecil anak mu ini,
Terimalah karya kecil anak mu ini,
Ayah... Ayah...
Syukur ku ucapakan karena sudah punya orang tua seperti ayah, ayah laki-laki perkasa yang selalu tegar, tidak Syukur ku ucapakan karena sudah punya orang tua seperti ayah, ayah laki-laki perkasa yang selalu tegar, tidak pernah mengeluh dengan segala keadaan. Ayah rela berhujan dan kepanasan siang malam demi sebuah tanggung jawab dan pernah mengeluh dengan segala keadaan. Ayah rela berhujan dan kepanasan siang malam demi sebuah tanggung jawab dan kesuksesan anak-anak ayah, mudah-mudahan aku bisa meniru perjuangan dan
kesuksesan anak-anak ayah, mudah-mudahan aku bisa meniru perjuangan dan tanggung jawab ayah...tanggung jawab ayah...
Ibu... Ibu...
Ibu adalah wanita yang sangat spesial...tempat be
Ibu adalah wanita yang sangat spesial...tempat bersandar untuk rsandar untuk ku di saat aku merasa ku di saat aku merasa lelah menjalani rodalelah menjalani roda kehidupan ini, seorang inspirator dalam hidup ku, tetesan keringat dan do’am
kehidupan ini, seorang inspirator dalam hidup ku, tetesan keringat dan do’am u telah mengantarkan aku anakmu untuku telah mengantarkan aku anakmu untuk melaksanakan suatu amanahmu, yang selalu sabar dan tegar dengan keadaan dan kondisi apapun. Sembah sujud dan melaksanakan suatu amanahmu, yang selalu sabar dan tegar dengan keadaan dan kondisi apapun. Sembah sujud dan terimakasih atas kasih sayang, pengorbanan perjuangan dan do’amu yang tulus.
terimakasih atas kasih sayang, pengorbanan perjuangan dan do’amu yang tulus.
Ingin ku bersembah di kaki kedua orang tua ku, mencium kakinya dan memeluk hanya untuk menyatakan maaf Ingin ku bersembah di kaki kedua orang tua ku, mencium kakinya dan memeluk hanya untuk menyatakan maaf atas kesalahan dan dosa anak mu ini...
atas kesalahan dan dosa anak mu ini... terima kasih
terima kasih ku ku ucapakan atas ucapakan atas dukungan dukungan teman-teman teman-teman dan dan keluarga keluarga di rumah di rumah yang yang telah memberi telah memberi banyakbanyak dukungan kepada adik
dukungan kepada adik mu ini mu ini untuk menyeuntuk menyelesaiakan kuliah ku ini....lesaiakan kuliah ku ini....
Terima kasih ku ucapkan untuk Terima kasih ku ucapkan untuk
Buat teman-teman anak MPP 10, akhirnya kita wisuda kawan, gak ada lagi waktu kita buat heboh dita Buat teman-teman anak MPP 10, akhirnya kita wisuda kawan, gak ada lagi waktu kita buat heboh dita man,man, kapanlah kita ngumpul-ngumpul lagi....??
semua pihak, terutama Jurusan Teknologi Pertanian beserta semua karyawan PT. GMP – POM yang sangat penulis hargai dan telah banyak membantu dalam pembuatan laporan ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga laporan ini akan bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Tanjung Pati, 21 Juni 2013
JS DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Tujuan ... 2
1.4. Manfaat ... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1. Tanaman Kelapa Sawit ... 4
2.2. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO... 7
III. METODA PELAKSANAAN ... 10
3.1. Waktu pelaksanaan ... 10
3.2. Tempat Pelaksanaan ... 10
3.3. Metode Pelaksanaan ... 10
3.4. Diagram Alir Proses Pengolahan Kelapa Sawit ... 12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 13
4.1. Sejarah Perusahaan ... 13
4.1.1. Lokasi dan Luas Areal ... 14
4.1.2. Menajemen dan Struktur OrganisasiPerusahaan ... 14
4.1.3. Jumlah Tenaga Kerja Di PKS. PT.GMP-POM ... 17
4.2. Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) ... 17
4.3. Stasiun Penerimaan Buah ( FoodReception) ... 18
4.3.1. Jembatan Timbang (Weight Bridge ) ... 18
4.3.2. Pengumpulan Buah ( Fruit Yard ) ... 21
4.4. Stasiun Loading Ramp... 24
4.4.1. Lori ... 25
4.4.2. Capstand ... 26
4.4.3. Transfer Carriage ... 28
4.5. Stasiun Perebusan (Sterilizer ) ... 29
4.6. Stasiun Rail Track ... 33
4.6.1. Hoasting Crane... 34
4.7. Stasiun Thresser (bantingan) ... 35
4.7.1. Bunch elevator ( Pengangkut Buah ) ... 36
4.7.2. Double Threser ... 37
4.8. Stasiun Press ... 38
4.8.1. Digester (pelumat) ... 38
4.8.2. Press (pengempaan) ... 40
4.9. Stasiun Kernel... 41
4.9.1. Cake Breaker Conveyor (CBC ) ... 41
4.9.2. Dericarper (pemisah nut dan fiber)... 42
4.9.3. Fibre Cyclone... 43
4.9.4. Polishing Drum... 44
4.9.5. Under Polishing Drum Conveyor ... 45
4.9.6. Destoner Cyclone... 45
4.9.8. Nut Silo... 46
4.9.9. Ripple mill (pemecah nut) ... 47
4.9.10. Cracked Mixtur Conveyor dan cracked Mixture Elevator . 48 4.9.11. Separating ... 48
4.9.12. LTDS I ( Ligh Tenera Dust Separator I) ... 49
4.9.13. Claybath... 49
4.9.14. Wet Kernel Conveyor ... 51
4.9.15. Wet Kernel Elevator ... 51
4.9.16. Kernel Silo ... 51
4.9.17. Kernel To Bangker ... 52
4.10. Stasiun Klarifikasi (Pemurnian) ... 53
4.10.1. Crude Oil Gutter ... 53
4.10.2. Sand Trap Tank ... 54
4.10.3. Vibrating Screen (Ayakan Getar) ... 55
4.10.4. Crude Oil Tank (COT) ... 55
4.11. Pemurnian Minyak ... 56
4.11.1. Continuous Setting Tank ... 56
4.11.2. Oil Tank ... 58
4.11.3. Storage Tank ( Tanki Timbun ) ... 60
4.12. Proses pengolahan Sludge ... 62
4.12.1. Sludge Tank ... 62 4.12.2. Vibrating Screen ... 62 4.12.3. Sand Cyclone ... 63 4.12.4. Buffer Tank ... 63 4.12.5. Sludge Separator ... 64 4.12.6. Reclaimed Tank ... 65 4.12.7. Fat fit ... 65 4.12.8. Bak recovery ... 66
4.12.9. Sludge Drain Tank ... 66
4.13. Stasiun Boiler (ketel uap) ... 66
4.14. Stasiun Engine Room... 71
4.14.1. Turbine... 71
4.14.2. Genset (Generator Setting)... 73
4.14.3. Tabung BPV ( Break Preasure Valve) ... 75
4.15. Stsiun Water Treatment (WTP) ... 75
4.15.1. Raw Water Pump ... 76
4.15.2. Water Clarifier Tank ... 76
4.15.3. Water Stelling Basin ... 77
4.15.4. Sand Filtre ... 78
4.15.5. Water Tower Tank ... 78
4.16. Stasiun Final Effluent ... 79
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 86 5.1. Kesimpulan ... 86 5.2. Saran ... 86 DAFTAR PUSTAKA ... 88 LAMPIRAN ... 89
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 1. Buah Kelapa Sawit ... 52. Diagram alir proses pengolahan kelapa sawit ... 12
3. Jembatan timbangan ... 18
4. Pengumpulan buah ... 21
5. Loading Rump ... 24
6. Lori... 26
7. Capstan dan guide bollard ... 27
9. Sterilizer (Rebusan) ... 29
10. Diagram rebusan Triple peaks ... 30
11. Sketsa sterilizer ... 32 12. Rial track ... 33 13. Hoisting crane... 34 14. Thresher (bantingan) ... 35 15. Bunch Elevator ... 37 16. Double thresher ... 37 17. Digester (Pelumat) ... 38 18. Press (Pengempaan) ... 40
19. Cake Breaker Conveyor (CBC) ... 42
20. Depericarper ... 43
21. Fibre Cyclone ... 43
22. Polishing Drum ... 44
23. Under Polishing Drum Conveyor ... 45
24. Distoner Cyclone ... 46
25. Nut Silo ... 47
26. Ripple Mill ... 47
27. Cracked Mixture Conveyor dan Cracked Mixture Elevator ... 48
28. Separating ... 49
29. Claybath ... 50
30. Karnel Silo ... 52
31. Kernel To Bangker ... 53
32. Sand Trap Tank ... 54
33. Vibrating Screen ... 55
34. Crude Oil Tank ... 56
35. Continuous Settling Tank ... 58
36. Oil Tank ... 59
37. Vacuum Dryer ... 59
38. Storage Tank ... 61
39. Sludge Tank ... 62
41. Buffer Tank ... 64 42. Sludge Saparator ... 64 43. Reclaimed Tank ... 65 44. Fat Fit ... 65 45. Bak Recovery ... 66 46. Boiler ... 67 47. Turbin Uap ... 73 48. Diesel Genset ... 74 49. Tabung BPV ... 75 50. Clarifier Tank ... 76
51. Water Settling Basin ... 77
52. Sand Filtre ... 78
53. Water Tower Tank ... 79
DAFTAR LAMPIRAN
Lapiran
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan tumbuhan tropis yang termasuk golongan palmae. Tanaman ini berasal dari Afrika Barat dan pertama kali ditanam di Indonesia pada tahun 1848, tepatnya di Kebun Raya Bogor yang merupakan kelapa sawit tertua di Asia Tenggara. Selanjutnya pada tahun 1870-an benih dari Bogor tersebut ditanam ditepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli , Sumatera.
Pada saat ini, perkebunan kelapa sawit telah berkembang lebih jauh sejalan dengan kebutuhan dunia akan minyak nabati dan produk industri. Kebutuhan minyak nabati dan lemak dunia terus meningkat sebagai akibat pertumbuhan penduduk dan peningkatan pendapatan domestic bruto. Jumlah penduduk di negara-negara kawasan timur + sekitar 3,2 milyar atau 50% dari penduduk dunia.
Minyak kelapa sawit merupakan komoditas yang mempunyai nilai strategis karena merupakan bahan baku utama pembuatan minyak makan. Sementara, minyak makan merupakan salah satu dari 9 kebutuhan pokok bangsa Indonesia. Permintaan akan minyak makan di dalam dan di luar negeri yang kuat merupakan indikasi pentingnya peranan komoditas kelapa sawit dalam perekonomian bangsa (Pahan,2008).
Minyak yang dihasilkan oleh kelapa sawit berasal dari daging buah yang sering dikenal dengan CPO (Crude Palm Oil ) dan minyak yang dihasilkan dari kernel sering dikenal dengan CPKO (Crude Palm Kernel Oil ), dan sisa pengolahannya seperti janjangan kosong dapat dijadikan pupuk untuk dilahan,
cangkang dan fiber dapat digunakan untuk bahan bakar boiler. Untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat oleh mahasiswa sewaktu kuliah di Program
Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian maka dipilih PKS. PT. GERSINDO MINANG PLATATION Desa Tanjung Pangkal Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatra Barat sebagai tempat pelaksanaan PKPM, yang mempelajari tentang alat dan mesin pengolahan kelapa sawit.
Kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) merupakan salah satu kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa Politeknik Pertanian Payakumbuh Semester VI.
1.2 Tujuan
PKPM merupakan salah satu kegiatan yang harus dijalani oleh mahasiswa di Politeknik Pertanian Payakumbuh secara umum bertujuan untuk :
1. Untuk menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan serta pemahaman mahasiswa mengenai kegiatan perusahaan yang mencakup dalam industri pertanian.
2. Mahasiswa dapat beradaptasi dengan lingkungan masyarakat di luar kampus sehingga mahasiswa diharapkan tidak akan kesulitan jika kembali kemasyarakat.
3. Dapat membekali mahasiswa dengan pengalaman yang sebenarnya di dunia kerja sebagai persiapan diri dalam dunia kerja.
4. Untuk mempelajari, mengenal dan memahami secara langsung proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan Pelaksanaan Kerja Praktek Mahasiswa di Pabrik Kelapa Sawit PT. Gersindo Minang Palantation meliputi kegiatan proses
pengenalan alat dan mesin pengolahan kelapa sawit menjadi CPO, proses pemeliharaan dan perbaikan alat.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan setelah mengikuti pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) adalah :
1. Mendapatkan pengalaman dari lapangan dan menghubungkan pengetahuan akademik dengan keterampilan.
2. Meningkatkan soft skill dalam bekerja sama dan bergaul dengan karyawan. 3. Mahasiswa dapat termotivasi untuk berusaha sendiri dalam mengarungi dunia
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit
Sejak revolusi industri di Benua Eropa, meningkatlah kebutuhan bahan baku untuk pembuatan sabun dan margarine. Salah satu bahan baku tersebut adalah minyak sawit yang dipasok dari Afrika Barat. Pada mulanya minyak sawit hanya dihasilkan dari tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan. Akibat meningkatnya kebutuhan minyak sawit terjadilah pelonjakan harga yang tajam sehingga timbulah keinginan para pemilik industri sabun dan margarin untuk mendirikan pabrik kelapa sawit. Sir William Lever merupakan orang yang pertama
mendirikan pabrik kelapa sawit pada tahu 1911 di Sierra Leone.
Pada tahun 1948 pemerintah Belanda memperkenalkan tanaman kelapa sawit di Indonesia. Tanaman kelapa sawit tersebut ditanam di Kebun Raya Bogor sebanyak 4 batang pohon. Pada tahun 1864, tanaman ini mulai di coba di berbagai tempat di seluruh Indonesia, diantaranya di Banyumas, Palembang, dan kemudian di coba secara luas di Jawa Barat. Barulah pada tahun 1910 tanaman kelapa sawit mulai ditanam secara komersial di Sumatra Utara. Pada tahun 1957 Pemerintah RI melakukan program nasionalisasi perkebunan kelapa sawit. Setelah itu perkebunan kelapa sawit mulai berkembang pesat di seluruh daerah di Indonesia
( Rhephi, 2007 ).
Tanaman kelapa sawit mulai diusahakan secara komersil pada tahun 1911. Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet, seorang warga Belgia yang telah belajar banyak tentang kelapa sawit di Afrika. Budidaya yang dilakukannya diikuti oleh K. Schadt yang menandai lahirnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Sejak saat itu, perkebunan kelapa sawit di Indonesia
mulai berkembang. Perkebunan kelapa sawit pertama kali berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunannya mencapai 5.123 Ha. Indonesia mulai mengekspor minyak sawit pada tahun 1919 sebesar 576 ton ke Negara-negara Eropa, kemudian tahun 1923 mulai mengekspor minyak inti sawit
sebesar 850 ton (Semangun, 2003).
Buah kelapa sawit tersusun dalam tandan buah hingga berapa tingkat dan pada buah yang sehat dapat mencapai 10 tingkat. Tiap buah panjangnya 2 -5 cm dan beratnya dapat melebihi 30 gram, akan masak kira – kira 5-6 bulan setelah penyerbukan yang terdiri dari beberapa bagian diantaranya : kulit buah (exocarp), daging buah (mesocarp), cangkang (endocarp), dan inti (kernel). Dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini
Gambar 1. Buah kelapa sawit
Berdasarkan ketebalan daging buah dan cangkang kelapa sawit dapat dibedakan atas tiga tipe yaitu :
1. Dura, dimana daging buah relatif tipis, kernel (inti) besar dan cangkang tebal. 2. Pesifera, dimana daging buah tebal, inti kecil dan mempunyai cangkang tipis.
kernel cangkang mesocrap
exocrap
3. Tenera, dimana merupakan hasil persilangan antara dura dan fisifera, daging buah relatif tebal, cangkang tipis, dengan kandungan minyak yang tinggi serta
inti yang relatif sedang.
Berdasarkan warna buah sawit dibedakan atas 2 tipe yaitu antara lain : 1. Tipe Higrescens
Ciri – cirinya : buah mentah berwarna ungu (violet) sampai hijau pada ujungnya, sedangkan pangkalnya agak pucat setelah masak berubah menjadi kuning kemerahan.
2. Tipe Virescens
Ciri – cirinya : buah mentah berwarna hijau setelah masak menjadi orange kemerahan tetapi ujungnya tetap kehijauan.
Proses pembentukan minyak didalam buah berlangsung selama 24 hari, yaitu pada saat buah mulai masak. Pemanenan yang dilakukan sebelum proses pembentukan minyak selesai akan mengakibatkan hasil minyak sedikit, sedangkan pemanenan sesudah proses pembentukan minyak selesai akan merugikan karena banyak buah yang telepas dari tandan dan jatuh ke tanah. Buah yang terlalu masak sebagian kandungan minyaknya akan berubah menjadi asam lemak bebas yang mengakibatkan rendahnya mutu dari minyak kelapa sawit. Pemanenan buah kelapa sawit yang baik adalah : semua tandan yang telah matang harus di panen, tandan buah dipotong dengan dodos atau eggrek bertangkai panjang, bekas potongan pelepah harus melengkung menyerupai tapak kuda yaitu miring keluar, pelepah daun yang dipotong dari pohonnya harus ditumpuk secara teratur pada
Tandan buah segar yang telah dipanen harus secepatnya diangkut ke pabrik agar segera dilakukan pengolahan. Hal ini bertujuan untuk menghindari terbentuknya asam lemak bebas, pengolahan harus dilaksanakan paling lambat 8 jam setelah pemanenan. Tandan buah segar yang telah sampai di pabrik harus
segera di olah.
2.2 Proses Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO
Setelah proses penimbangan tandan buah segar, buah kemudian dimasukkan ke dalam lori untuk dilakukan proses perebusan. Buah beserta lory direbus pada suatu tempat perebusan ( sterilizer ) selama ± 90 menit.Di dalam perebusan uap panas dialirkan dengan suhu 125º C dan tekanan puncak dalam ruangan berkisar ±
2,8 - 3,0 kg/cm2 (Risza, 1994).
Tandan buah segar yang telah direbus kemudian dimasukkan ke dalam mesin pelepas buah (thresher ), buah yang telah rontok dibawa kedalam mesin pelumat (digester ) sedangkan janjangan kosong di bawa ke tempat pembakaran (incenerator ) dan digunakan sebagai mulsa. Buah diaduk dalam suatu bejana silindris tegak selama beberapa waktu dan dipanaskan dalam suhu yang tinggi. Bejana yang dilengkapi dengan beberapa lengan atau pisau pengaduk (Semangun, 2003).
Setelah buah diaduk pada digester kemudian buah dikempa ( Screw Press). Pengempaan ini bertujuan untuk memeras minyak sebanyak mungkin dari masa remasan sehingga kehilangan minyak sekecil-kecilnya (Lubis,1992).
Minyak mentah berupa cairan yang ditiriskan dari bejana peremas dan yang diperas oleh kempaan terdiri dari campuran minyak, air dan sisa – sisa sel serta potongan serabut-serabut halus dan cangkang halus. Upaya pertama untuk
memisahkan serabut dan cangkang halus adalah dengan menggunakan ayakan getar melalui kawat saringan (vibrating screen). Setelah disaring proses selanjutnya adalah dengan mengendapkan minyak tersebut dalam tangki pengendap (clarifikasi). Tangki ini berbentuk silinder vertical dengan kerucut
terbalik dibawahnya tempat menampung sementara endapan sisa serabut halus, pasir, tanah dan kotoran yang lain lainnya (Styamidjaja, 1991).
Minyak yang dikutip dari tangki pengendapan masih mengandung sekitar 0,5 % air dan sejumlah kotoran. Kotoran ini dipisahkan dengan sentrifus berputaran tinggi, biasanya kadar airnya akan turun menjadi 0,25 % dan kadar
kotoran menjadi sekitar 0,01 %. Untuk mendapatkan kadar air yang diinginkan (0,08 %) minyak masih harus dikeringkan. Pengeringan dilakukan dengan pengeringan Vacum pada suhu yang relatif rendah, agar minyak tidak teroksidasi
saat pengeringan dengan suhu yang tinggi (Semangun, 2003).
Inti yang telah dikeringkan melalui hembusan angin akan lebih mudah untuk penghancuran karena inti dengan cangkang telah lekang dengan demikian inti tidak ikut pecah pada waktu pemecahan. Pembersihan dan pengeringan biji seperti yang tersebut diatas adalah untuk mencapai efisiensi pemecahan yang tinggi, pemecahan dilakukan pada alat pemecah sentrifugal, pemecah ini terdiri dari suatu
rotor berputaran tinggi, yang dilengkapi dengan sejumlah alur radial disepanjang mukanya, biji yang dimasukkan melalui rotor akan terlempar melalui celah kearah cincin pemecah dengan gaya sentripeta (ripple mill ) (Lubis,1992).
Campuran pecahan dari ripple mill terdiri atas cangkang, inti, dan biji tidak pecah. Pemisah inti dari campuran ini dilakukan dengan perbedaan berat jenis inti dari cangkang, dan biji. Perinsip pemisahan ini dilakukan dengan menggunakan
media suspensi tanah liat dan bisa juga digunakan suspensi kaolin (Semangun,2003).
Inti basah yang terambil pada hidrosiklon atau lumpur pemisah harus dikeringkan secepatnya untuk menghindari kerusakan mutu oleh kegiatan mikroba. Untuk mencegah peristiwa ini dapat dilakukan seterilisasi melalui pemanasan dengan uap sampai suhu minimum 90º C selama beberapa saat. Selanjutnya pengeringan dilakukan dalam not silo dryer dengan mengalirkan angin panas melalui inti, seperti pada pengeringan biji. Salah satu persyaratan mutu inti ialah kadar kotorannya tidak boleh melibihi 2,75 %. Cangkang dan kotoran lain dapat dipisahkan atau dipilih dengan tangan atau dengan hembusan angin (winnowing ). Persyaratan penimbunan atau penyimpanan inti yang baik adalah : (a). Kadar inti 7 %, (b). Kadar inti pecah diusahakan sedikit mungkin, (c). Memakai goni bersih dan kuat, (d). Ventilasi gudang harus baik dan udara kering, (e). Tinggi lapisan goni berisi inti tidak lebih dari 4 lapis, (f). Penimbunan tidak langsung diatas lantai semen (memakai lantai papan yang berkolong) (Styamidjaja.1991).
III. METODE PELAKSANAAN 3.1 Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) ini selama 2,5 bulan dimulai pada tanggal 11 April 2013 dan selesai pada tanggal 21 Juni 2013.
3.2 Tempat Pelaksanaan
Tempat dilaksanakannya Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) ini di PKS. PT. GMP-POM kebun Pasaman Barat Kabupaten Pasaman Propinsi Sumatra Barat.
3.3 Metode Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan PKPM di PKS. PT. GERSINDO MINANG PLANTATION (GMP-POM)) ini mahasiswa melaksanakan kegiatan di pabrik pengolahan kelapa sawit, yang dilaksanakan setiap hari senin sampai sabtu dan kegiatan dimulai pada pukul 07.30 sampai pada pukul 16.00 WIB, adapun PKPM ini dilakukan di masing stasiun seperti :
a. Timbangan : 5 Hari b. Sortasi : 5 Hari c. Loding ramp : 5 Hari d. Sterilizer : 7 Hari e. Howasting crane : 4 Hari f. Tresher : 5 Hari g. Kernel : 7 Hari h. Clarifikasi : 7 Hari i. Boiler : 7 Hari
j. Wtp : 7 Hari k. Limbah : 7 Hari
untuk pengambilan data seperti pengelasan pembongkaran dan pencekan alat. Sambil bekerja mahasiswa melakukan diskusi dan tanya jawab dengan Operator, Mandor, Asisten dan karyawan.
3.4 Diagram Alir Proses Pengolahan Kelapa Sawit
Secara garis besar diagram alir dari proses pengolahan kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar. 2 dibawah.
Gambar 2. Diagram alir proses pengolahan kelapa sawit Stasiun Timbangan
Stasiun Rail Track
(memindahkan lori ke jalur rel Stasiun Loading Ramp ( penampungan sementara TBS)
Tandan Buah Segar (TBS)
Stasiun Tresher
(pemisahan buah dengan tandan) Stasiun Sterilizer ( perebusan ) Stasiun Pres (pengempaan buah) Stasiun Clarifikasi (pemurnian minyak) Stasiun Kernel (pengolahan biji sawit)
Storage Tank CPO (tangki penyimpanan CPO)
Storage kernel (penyimpanan kernel)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Perusahaan
PT. Gersindo Minang Plantation Palm Oil Mill merupakan penanaman modal asing (PMA) yang mengikut sertakan perusahaan swasta Nasional. Penanaman modal asing (PMA) PT. GMP-POM ini secara teoritis dengan keputusan presiden (kepres) RI No. 117/1 PMA/ 1993 dengan bidang usaha perkebunan kelapa sawit terpadu dengan unit pengolahan minyak kelapa sawit.
Pada awalnya sebelum berganti nama menjadi PT. GERSINDO MINANG PLANTATIO (GMP) perusahaan ini bernama PT. BUKUT TAUN yang pada tanggal 11 September 1996 mendapat izin dari Bupati Pasaman No. 526/1332/peret- 1996 tentang status areal kebun inti PT.BUKIT TAUN sebagai pengguna areal lain(apl) di atas tanah seluas ± 36000 Ha, dan izin Gubernur Sumbar No. 525.26/633/Prod-1991 tanggal 26 februari 1991 tentang persetujuan prinsip penggunaan tanah untuk perkebunan kelapa sawit di pasaman serta izin
Mentri kehutanan RI No. 231/Mas Hut-VII/1993 tanggal 9 februari 1993 tentang cadangan hutan seluas 6430 Ha,untuk kebun kelapa sawit di pasaman-sumbar oleh PT. BUKIT TAUN.
Dalam perkembangannya PT. BUKIT TAUN mengalami perubahan nama menjadi PT. Gersindo Minang Plantation Palm Oil Mill berdasarkan akte pendirian perusahaan oleh notaris Gede Kartyas, SH. No. HK350/S.E.600/09.94 tanggal 20 September 1994, dan dengan urat keputusan Mentri Negara Agraris Badan Pertahanan Nasional No.78/HGU/BPN/97 tanggal 15 jili 1997 tentang hak guna usaha,maka di mulai lah hutan tidur menjadi industri dengan jenis tanaman kelapa sawit.
Dalam perkembangannya PT. GMP-POM mengalami kemajuan yang sangat pesat,sehingga memungkinkan untuk membangun pabrik pengolahan kelapa sawit. Sehingga pada tanggal 3 Februari 2004 pabrik ini mulai di operasikan dengan kapasitas 60 ton/jam.
4.1.1 Lokasi dan Luas Areal
PT. GMP-POM unit pengolahan kelapa sawit berlokasi di Kebun Pasaman Barat Desa Tanjung Pangkal Kabupaten Pasaman Barat Propinsi Sumatra Barat. Lokasi PKS PT. GMP-POM berada di kawasan Kebun PT. GMP-POM tepatnya di desa Tanjung Pangkal.
Perusahaan ini memiliki areal perkebunan seluas 5.000 Ha dengan Luas Areal tanaman menghasilkan 4951,71 Ha dan luas areal non tanaman 48,29 Ha. 4.1.2 Manajemen dan Struktur Organisasi Perusahaan
PT. Gersindo Minang Plantation adalah suatu perusahaan anak cabang dari suatu group perusahaan yang bernama “WILMAR GROUP” yang memiliki beberapa anak cabang di berbagai di Indonesia ini, salah satunya PT. Gesindo Minang Plantation yang berlokasi di desa Tanjung Pangkal,Pasaman Barat,Sumatra Barat.
WILMAR Group merupakan suatu organisasi yang terdiri dari berbagai unit perusahaan yang berbeda-beda. Segala bentuk peraturan tentang perusahaan, pengawasan, operasional administrasi PT. Gersindo Minang Plantation
sepenuhnya diatur oleh WILMAR Group.
Untuk pelaksanaan administrasi yang baik dalam suatu perusahaan industri, dimana organisasi yang formal sekurang-kurangnya harus memenuhi tiga pengertian yaitu:
A. Sebagai sistem kerja sama
B. Sebagai kelompok orang yang bekerja sama C. Sebagai proses pembagian kerja
PT. Gersindo Minang Plantation menggunakan konsep organisasi line and staff,dimana seorang atasan dalam menjalankan tugasnya di bantu oleh beberapa staff dan bawahanya. Adapun urain tugasnya adalah sebagai berikut:
1. Mill Manager
Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan oleh
WILMAR Group
Menyelenggarakan dan mengawasi kelancaran administrasi perusahaan secara
menyeluruh
Menjamin kelancaran daneksistensi perusahaan
Memimpin dan mengendalikan semua usaha, kegiatan yang di lakukan oleh
perusahaan
Memonotor dan memantau secara keseluruhan dari bahan baku yang diperoleh
sampai produk yang di hasilkan
Mengkondisikan serta menciptakan iklim kerja yang baik terhadap bawahanya Bertanggung jawab oleh semua kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan
2. Asst. Mill Manager
Menyaksikan menyelenggarakan penggolahan TBS hingga menjadi CPO dan
Kernel
Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang dilakukan di pabrik Bertanggung jawab atas produk yang di hasilkan
Mengawasi hasil kerja dari bagian-bagian yang baik secara teknis,
penggunaan barang, biaya dan lain-lainnya
Mengevaluasi dan mengambil kebijakan atas hasil kerja dari masing-masing
bagian
Dalam menjalankan tugasnya Mill Manager dan Asisten Manager di bantu oleh beberapa asisten, antara lain:
A. Supervisor Administration
Mengatur semua masalah keuangan perusahaan dan mengatur semua maslah administrasi perusahaan yang bertanggung jawab langsung kepada Mill Manager dan Asst. Manager.
B. Supervisor Mechanic
Mengkoordinasi dan mengawasi secara langsung hasil kerja bagiannya Mengelolabiaya-biaya yang di keluarkan pada saat perbaikan
Bertanggung jawab atas kelancaran operational pabrik yang menyangkut
kesiapan alat dan perbaikan untuk memperlancar kegiatan produksi C. Foreman Elektric
Bertanggung jawab atas kelancaran aliran listrik, baik di pabrik, kantor maupun perumahan karyawan dan demi kelancaran proses produksi di pabrik D. Supervisor Produktion
Memonitor langsung dari proses produksi serta meminimalkan losses terhadap
CPO maupun kernel
Bertanggung jawab langsung terhadap Asst. Manager
E. Personal dan General Administration (PGA)
Menyelenggarakan pembinaan dan pengunaan fasilitas perusahaan Menyiapkan laporan bulanan produksi,keuangan dan laporan lainnya Menyiapkan dan melakukan pembayaran gaji karyawan
Melakukan internal audit bersama asisten laboratorium terhadap CPO dan
kernel yang di hasilkan dan melayani pemasaran dari produksi F. Supervisor Logistik
Menimbang berat truk yang membawa TBS, CPO dan Kernel baik dalam
keadaan kosong maupun berisi
Bertanggung jawab langsung kepada Asst. Manager
G. Supervisor Qualiti Control
Bertanggung jawab terhadap kebaikan mutu bahan yang akan di olah pabrik Sebagai internal audit terhadap hasil proses produksi serta mutu,losses dan
hal-hal lain yang berhubungan dengan proses
Bertanggung jawab atas penanggulangan limbah yang di hasilkan serta
menangani pengolahan air
4.1.3 Jumlah Tenaga Kerja di PKS. PT. GMP-POM
Manager : 1 orang Asisten : 8 orang KTU : 2 orang Karyawan : 149 orang
4.2 Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS)
Setelah TBS ( Tandan Buah Segar) di panen dilahan, kemudian TBS ini seharusnya langsung diangkut ke pabrik. Hal ini bertujuan agar kadar asam lemak
bebas pada buah tidak terlalu tinggi. Dan untuk pengangkutan hasil panen TBS ini digunakan truk pengangkut dengan kapasitas muatan 6 – 8 ton TBS. truk ini dilengkapi dengan hidrolik untuk menumpahkan TBS yang diangkut ke lantai penerimaan TBS.
4.3 Stasiun Penerimaan Buah (Food Reception)
Setelah TBS di angkut dari lahan, stasiun yang pertama kali di lalui adalah stasiun penerimaan buah. Di dalam penerimaan buah ada dua tempat yang harus dilalui, antara lain :
4.3.1 Jembatan Timbang (Weight Bridge)
Jembatan timbang adalah suatu alat untuk mengetahui berapa banyak jumlah yang diterima dan jumlah yang dikeluarkan untuk suatu bahan / material baik TBS yang masuk, produksi yang keluar, jenjangan kosong yang keluar dan lain-lain yang ditunjukkan oleh alat timbang dalam satuan kilogram (Kg).
Fungsi timbangan pada PKS PT. GERSINDO MINANG PLANTATION (GMP-POM) adalah: sebagai alat untuk mengetahui / menimbang hasil-hasil produksi PKS dan Kebun PT. GERSINDO MINANG PLANTATION
(GMP-POM) seperti TBS, CPO, Kernel, Janjangan kosong, cangkang dan lain-lain.
Timbangan yang dimiliki di PKS. PT. GMP-POM yaitu 2 unit dan memakai Digital sistem komputerisasi, dimana timbangan digital ini memakai petunjuk berat dari layer/display. Berikut adalah spesifikasi timbangan yang dimiliki oleh
PKS. PT. GMP-POM : Spesifikasi
Timbangan No.1 :
Merk : Every Weigh Tronix Kapasitas : 50 ton
Produksi : PT. MUGI
Timbangan No.2 :
Merk : Every Weigh Tronix Kapasitas : 50 ton
Produksi : PT. MUGI
Dalam satu hari PKS PT. GMP-POM buah yang masuk biasanya mencapai ± 1200 ton.
Tujuan penimbangan adalah :
Untuk mengetahui jumlah TBS yang masuk.
Untuk mengetahui aliran keluarnya hasil produksi CPO dan kernel. Untuk mendapatkan data-data untuk proses pengolahan.
Untuk mengetahui jumlah bahan / material yang masuk dan keluar. Sebagai bahan pembanding dan juga sebagai alat kontrol.
Cara kerja dari timbangan :
Kemudian supir turun dan menyerahkan surat dari kebun kepada operator
timbangan. Lalu si operator mengisi datanya, seperti : No. SPB, No.Pol, Divisi, kebun dan lain-lain sesuai dengan menu yang ada di komputer.
Kemudian truk melakukan penuangan TBS di lantai sortasi / langsung ke
Ramp.
Lalu truk yang telah kosong ditimbang kembali. Secara otomatis komputer
akan melakukan perhitungan sehingga operator timbangan dan supir mengetahui berat Netto TBS yang di angkut oleh truk. Kemudian si operator mem-print data-datanya ke slip penerimaan buah sebanyak dua buah. Lalu slip tersebut ditanda tangani oleh keduanya sebagai tanda persetujuan. Satu dibawa oleh supir untuk diserahkan ke pihak kebun asal, dan satu lagi untuk operator sebagai bukti.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penimbangan antara lain :
Truk pengangkut harus berada tepat ditengah jembatan timban dan mesin truk
harus dimatikan.
Supir tidak boleh berada di dalam truk.
Untuk truk produksi harus diperiksa oleh securiti, baik pada saat masuk
maupun keluar.
Membersihkan jembatan timbangan setiap hari.
Pemeriksaan terhadap keadaan dan kebersihan komponen dalam waktu
4.3.2 Pengumpulan Buah (Fruit Yard )
Tempat pengumpulan buah merupakan tempat untuk dilakukan sortasi terhadap tandan buah segar yang baru datang dari tiap divisi / kebun, seperti pada Gambar 4 dibawah ini.
Gambar 4 . Pengumpulan buah Adapun fungsi dari Fruit Yard adalah :
Sebagai tempat penampungan/penuangan TBS yang dibawa oleh truk. Sebagai tempat kendali mutu untuk TBS yang dikirim oleh kebun. Sebagai tempat penilaian terhadap TBS yang dikirim oleh kebun.
Untuk mengetahui apakah TBS yang dikirim oleh divisi/kebun sesuai dengan
kriteria matang panen yang telah ditetapkan.
Sortasi/grading yang dilakukan di PT. Gersindo Minang Plantation Pasaman Barat ini ada dua jenis :
Sortasi dilakukan dengan menurungkan TBS ari truk ke lantai loading ramp
sebanyak 100 janjang, kemudian dipisahkan sesuai kriteria buah mentah, masak, terlalu masak, janjang kosong, tangkai panjang, buah busuk.
Grading 100 % yaitu, dengan cara membongkat TBS yang dibawa oleh setiap
truk. Kemudian di catat hasil grading dari semua TBS tersebut.
Adapun kriteria TBS yang digreding dalam sortasi buah masuk antara lain :
Set I : mentah, kurang matang, matang, terlalu matang, jenjangan kosong. Set II : busuk, tangkai panjang, dura, kotor, restan, hama, basah,
parthenocarpik.
Set III : kesegaran, kuning, kuning orange, orange.
Akan tetapi yang dianggap paling penting dari ketiga hal tersebut diatas adalah set I. sedangkan set II dan set III tidak terlalu penting tetapi harus di greding juga dan tuliskan di buku laporan harian.
Pengelompokan tandan :
1. Tandan matang : yaitu tandan yang berwarna orange kemerah-merahan dan memiliki lebih dari dua brondol lepas per kg berat tandan, samapi lebih dari 50 % brondolan masih melekat pada tandan saat dilakukan sortasi / greding. 2. Tandan kurang matang : yaitu tandan yang berwarna orange kemerah-merahan
dan memiliki kurang dari 2 brondolan lepas per kg berat ta ndan.
3. Tandan terlalu matang : yaitu tandan yang berwarna merah gelap dan memiliki lebih dari 50 % brondol lepas.
4. Tandan mentah : yaitu tandan yang berwarna ungu kehitam-hitaman dan tidak memiliki brondolan lepas.
5. Tandan kosong : yaitu tandan yang memiliki lebih dari 90 % brondol lepas. 6. Tandan busuk : yaitu tandan sebagian / keseluruhannya buahnya berwarna
kehitam- hitaman, busuk dan berjamur.
8. Tandan restan : tandan yang telah dipanen dan tidak diangkat selama lebih dari 48 jam sebelum dikirim ke pabrik.
9. Tandan kotor : tandan yang lebih dari setengah bagian permukaan diselimuti oleh lumpur, pasir dan kotoran lainnya.
10. Tandan kecil : tandan yang berukuran kecil dan beratnya kurang dari 3,5 kg. 11. Tandan terserang hama : tandan yang lebih 30 % buah diserang hama, seperti
tikus dan lain-lain.
12. Tandan sakit : tandan yang memiliki lebih dari 50 % buah abnormal dari bentuk maupun beratnya.
13. Tandan dura : tandan yang memiliki kriteria a. Ketebalan cangkang : 2 – 8 mm
b. Rasio cangkang pada buah : 25 – 50 % c. Rasio mesocarp pada buah : 20 – 60 % d. Rasio kernel pada buah: 4 – 20 %
15. Brondolan : buah yang lepas dari tandan segar karena kematangannya dan biasanya berwarna orange kemerah-merahan. Seluruh brondolan harusdikirim
ke pabrik sebelum 24 jam.
Dari warna buah juga ditentukan kadar minyak yang terkandung di dalamnya, antara lain :
a. Orange yaitu buah yang banyak mengandung minyak.
b. Kuning orange yaitu buah yang mengandung minyak sedang. c. Kuning yaitu buah yang sedikit mengandung minyak.
4.4 Stasiun Loading Ramp
Loading ramp merupakan tempat penuangan TBS yang dibawa oleh truk pengangkut untuk sementara waktu sebelum didistribusikan kedalam lori, dengan kemiringan Ramp ± 27º. Di ujung ramp bagian bawah terdapat pintu yang digerakkan oleh motor listrik dengan sistim hidrolik. seperti pada Gambar 5 dibawah ini.
Gambar 5. Loading ramp Spesifikasi dari Loading Ramp :
Lebar pintu Loading Ramp : 230 cm Tinggi pintu : 95 cm Tebal pintu : 2,5 cm Jumlah pintu : 24 buah Kemiringan : ± 27º
Fungsi Loading Ramp :
Mempermudah TBS masuk kedalam lori untuk perebusan di Sterilizer .
Memudahkan sistem FIFO, yaitu TBS yang pertama kali datang ke pabrik
diolah terlebih dahulu, sedangkan TBS yang terakhir datang menunggu dibelakang.
Sebagai tempat penampungan TBS yang dibawa oleh truk dari kebun sebelum
dilakukan proses selanjutnya.
Setelah buah ditumpukkan di ramp, kemudian dilakukan pengisian TBS kedalam lori. Pengisian dilakukan dengan cara mengatur posisi lori tepat dibawah pintu ramp, kemudian membuka pintu tersebut secara berlahan-lahan agar TBS
yang jatuh ke dalam lori tidak terlalu penuh.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat pengisian :
TBS yang diisikan tidak boleh terlalu membumbung ke atas, karena pada saat
lori dimasukkan kedalam sterilizer TBS tersebut akan menyentuh bagian atas sterilizer sehingga TBS tersebut akan jatuh ke lantai, dapat merusak steam
spreader pada sterilizer.
TBS yang dimasukkan ke dalam lori harus disusun secara rapi sehingga
muatannya banyak.
Setelah lori yang berada di bawah hopper loading ramp terisi penuh,
pindahkan lori tersebut dan tempatkan kembali lori kosong tepat dibawah hopper loading ramp.
4.4.1 Lori
Lori merupakan sabuah wadah pengangkut TBS yang berjalan di atas rel yang kemudian akan direbus di Sterilizer . Setelah lori selesai diisi kemudian lori ini akan ditarik oleh Capstan dengan memakai wire rope (sling) sebagai tali penarik. Dapat dilihat pada Gambar 6 dibawah ini.
Gambar 6 . Lori
Spesifikasi dari lori adalah :
Jumlah lori : 160 unit Lebar lori : 238 cm Panjang lori : 260 cm Tinggi lori dari roda : 250 cm Lebar rel : 85 cm Jarak antar rel : 300 cm Kapasitas lori : 3,5 ton
Akan tetapi untuk mecapai kapasitas pabrik 45 ton TBS/jam, pengisian lori adalah faktor yang sangat mempengaruhi. Sehingga lori diisi harus padat (dengan muatan rata-rata 3,5 ton/lori.
4.4.2 Capstand
Capstand merupakan alat yang digerakan oleh elektro motor yang derfungsi untuk menjalankan / menarik lory dengan menggunakan wire rope
(sling). Jumlah capstand pada loading ramp di PKS. PT. GMP PLANTATION sebanyak 8 buah. Dapat dilihat pada Gambar 7 berikut ini.
Gambar 7. Capstand Spesifikasi Elektro motor pada Capstan :
Merk : TECO IDUCTION Tenaga : 25 HP
Putaran : 1455 Rpm Type : AEE BAC
Penggoperasian capstand :
Sebelum menjalankan capstand pastikan terlebih dahulu kondisi tali (sling)
capstand layak atautidaknya untuk digunakan.
Memutar tali capstand harus dilakukan satu arah agar tidak merusak tali
capstand dan mencegah kecelakaan kerja.
Lori yang keluar dari rail track tidak boleh di tarik langsung dengan tali
4.4.3 Transfer Carriage
Transfer carriage merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk memindahkan lori dari rel yang satu ke rel yang lain. (dari rel pengisian menuju rel sterilizer ). Disini terdapat 2 buah Transfer carriage, yaitu :
Memakai sistem hidrolik. memakai sistem Gear box
Transfer carriage yang di pakai di PKS. PT. GMP-POM adalah Transfer carriage sistem gear box. Transfer carriage ini dilengkapi dengan motor listrik sebagai tenaga penggerak yang disalurkan ke gear box kemudian ke roda pada transfer carriage. Seperti pada Gambar 8 dibawah ini:
Gambar 8. Transfer carriage Penggoperasian Transfer cariage:
Lori yang sudah berisi TBS ataupunlori kosong dipindahkan dari jalur rail
track yang satu ke jalur rail track yang lain dengan menggunakan transfer cariage.
Pada saat keluar masuknya lori dari transfer cariage, kondisi transfer cariage
harus keadaan terkunci.
Penempatan rail track transfer cariage harus satu jalur dengan rail track lori
yang akan di pindahkan agar pada saat menarik lori ke transfer cariage roda lori tidak anjlok keluar jalur rail track .
Di loading ramp juga terdapat losses (suatu kehilangan di dalam pengolahan yang tidak bisa di kutip lagi). Tetapi losses ini tidak dihitung lagi / tidak mempunyai standart, dan losses ini disebut losses liar.
4.5 Stasiun Perebusan ( Sterilizer )
Sterilizer merupakan suatu ketel tempat perebusan TBS yang berbentuk bejana (silinder) dengan tipe horizontal. Pada bagian luar sterilizer ini dilapisi
dengan rook wool dan aluminium sebagai penahan panas. Gambar 9.
Gambar 9 : Sterilizer Spesifikasi dari sterilizer adalah sebagai berikut :
Type : Double Door
Jumlah : 3 unit
Kapasitas : 12 lori/rebusan.
Pola rebusan : Triple Peak (tiga puncak)
Adapun tujuan dari perebusan ini adalah :
Menghentikan aktifitas enzim lipase pada TBS.
TBS yang dipanen mengandung enzim lipase yang tetap bekerja dalam buah. Enzim lipase bertindak sebagai pembentuk asam lemak bebas yang dapat
mempengaruhi mutu dari CPO yang dihasilkan.
Melunakkan daging buah (mesocarp).
Melekangkan inti (kernel ) dan cangkang (Shell ). Mengurangi kadar air dalam buah.
Mempermudah buah lepas dari tandannya.
Disini terdapat tiga buah sterilizer yang letaknya berdekatan antara ketiganya. Proses perebusan yang dilakukan di PKS. PT. GERSINDO MINANG PLANTATION adalah perebusan sistem tiga puncak ( triple peak ). Seperti Diagram di bawah ini :
Gambar 10 : Diagram rebusan Triple peaks
0,5mnt 12mnt 12mnt 5 menit 39,5 menit 2,8 kg/cm 1,2kg/cm
Puncak pertama, yaitu dengan tekanan 15 psi untuk proses penitrasi. Steam
yang masuk ke sterilizer sifatnya panas, sedangkan TBS yang baru dimasukkan dingin. Jadi steam yang masuk tadi akan menjadi air akibat TBS yang dingin.
Puncak kedua, dengan tekanan 25 psi untuk menaikkan suhu TBS agar TBS
dapat dimasak.
Puncak ketiga, yaitu dengan tekanan 35 psi untuk memasak TBS.
Cara kerjanya :
Lori yang telah berisi TBS (tandan buah segar) dimasukkan kedalam sterilizer
sebanyak 12 lori setiap perebusan (dengan muatan rata – rata 5 ton/lori) kemudian pintu sterilizer di tutup rapat.
Pembuangan udara (daeration) selama 5 menit, kran kondensat dibuka dan
kran steam buang ditutup dan kram steam masuk dibuka, tujuannya adalah steam untuk membuang udara di dalam rebusan, karena udara dapat
menyebabkan TBS sebelah bawah tidak masak.
Pengisian steam, kran steam buang dan kondensat ditutup, kran steam masuk
dibuka selama ± 1,5 menit (sampai tekanan 15 psi). Kemudian kran kondensat dibuka (5 menit) kran steam buang dibuka dan kran steam masuk ditutup sampai tekanan di dalam sterilizer 0 psi.
Pengisian kedua, kran steam masuk dibuka, kran kondensat dan kran buang
ditutup selama ± 20 menit (sampai tekanan 25 psi). Kemudian kran steam kondensat dan buang dibuka, kran steam masuk ditutup sampai tekanan di dalam sterilizer 0 psi.
Pengisian ketiga, kran steam masuk dibuka, kran kondensat dan buang di
tutup (sampai tekanan 35 psi). Lakukan penahanan selama 45 menit. Kemudian kran masuk ditutup kran kondensat dan buang dibuka selama 5 menit sampai tekanan di dalam sterilizer 0 psi.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat perebusan adalah :
Apabila TBS banyak mentah maka perlu penambahan waktu perebusan untuk
menghindari losses brondolan tinggi jnjangan kosong.
Waktu perebusan (90 menit). Blowdown/pembuangan dan steam yang masuk
harus mengikuti aturan, karena berpengaruh terhadap TBS yang akan diolah pada proses selanjutnya.
Perhatikan selalu kondisi packing pintu rebusan,apabila packing pintu rebusan
mengalami kebocoran akan mengakibatkan tekanan dalam rebusan akan berkurang.
Periksa selalu kondisi katup pengaman, apakah berfungsi dengan baik
Gambar 11. Sketsa Sterilizer Steam in Auxiliary Inlet Valve Exhaust Valve
Sterilizer
Condensate Valve Deareation Valve Safety ValveKeterangan Gambar. 11 dapat dilihat di bawah ini:
Steam in : Pipa pemasukkan steam dari engine room Auxiliary : Penyetabil steam yang masuk.
Exhaust valve : Pengeluaran steam keudara.
Condensat valve : Pengeluaran air dan lumpur yang terikut dengan TBS. Safety valve : Untuk menjaga tekanan dalam rebusan tidak terlalu tinggi
atau melebihi tekanan yang di ijinkan Deaeration valve : Pengeluaran air akibat tekanan dari steam.
4.6 Stasiun Rail Track
Setelah lori yang berisikan TBS selesai direbus di sterilizer selama ± 90 menit, kemudian lori yang berada di sterilizer ini dikeluarkan dengan dorongan lori yang akan masuk ke rebusan (lori yang mengantri di Loading Ramp). Lalu lori yang telah berisi TBR (tandan buah rebus) ditarik dengan capstan menuju transfer carriage. Fungsi dari transfer carriagee di stasiun rail track ini adalah sama dengan fungsi yang berada di loading ramp, yaitu untuk memindahkan lori dari rel yang satu ke rel yang lainnya (dari rel rebusan menuju rel creen). Kemudian lori tersebut satu persatu di tarik oleh capstan menuju creen. Dapat dilihat pada Gambar 12 berikut ini:
4.6.1 hoasting Crane
Crene adalah suatu alat yang berfungsi sebagai untuk menggangkat dan menuangkan TBR yang berada didalam lori yang telah keluar dari sterilizer menuju autofider secara di anggkat dan berputar yang digerakkan oleh tenaga motor listrik. Dapat dilihat pada Gambar 13 berikut ini.
Gambar 13 . Hoasting crane
Hal-hal yang haus diperhatikan dalam penuangan antara lain :
Penuangan ini dilakukan berdasarkan kondisi dari digester , jika digester
kosong maka dilakukan penuangan dan jika digester penuh maka penuangan ditunda dulu sampai digester kosong.
Penuangan dilakukan dengan perlahan-lahan agar buah tidak menumpuk di
autofider yang mengakibatkan kinerja dari autofider tidak maksimal. Cara kerjanya :
Lori diangkat ke dalam autofider dengan menggunakan creen, lori harus
berada tepat di tengah-tengah creen agar pada saat penuangan tidak terjadi slip.
Kemudian tuangkan lori dengan cara menggerakkan tuas yang tersedia, lori
akan berputar 180º sehingga TBR buah yang membrondol akan jatuh ke autofider .
Setelah habis dituang, gerakkan tuas untuk membalikkan lori kembali pada
posisi semula.
Lori yang sudah kosong diturunkan dan di tarik ke dauble trek dengan
menggunakan capstan.
4.7 Stasiun Thresher (bantingan)
Thresher merupakan alat untuk melepaskan buah / fruit dari jenjangan. Thresher berbentuk silinder horizontal yang berkisi-kisi dan diberi plat pembawa. Dapat dilihat pada Gambar 14 dibawah ini.
Fungsi dari thresher ini adalah :
Sebagai alat untuk melepaskan buah dari janjangan yang telah direbus (TBR)
dengan cara membanting didalam thresher yang mempunyai kisi – kisi.
Sebagai tempat pemisahan antara fruit dengan tandan kosong.
Spesifikasi :
Jumlah : 3 unit
Jenis : single drum Putaran : 22 – 24 rpm
Panjang : 4 m
Diameter : 2 m Jarak antar kisi – kisi : 3,5 cm Kemiringan plat pembawa : 10,89º
Motor penggerak : TECO Induction 20 Hp 3 phase
TBR dan fruit yang dibawa oleh autofider kemudian masuk kedalam thresher yang berputar. TBR akan dibanting selama berada didalam thresher sehingga fruit akan terlepas dari jenjangan. Fruit akan jatuh ke under thresher conveyor melalui kisi-kisi thresher untuk kemudian diolah pada proses selanjutnya, sedangkan tankos (tandan kosong) terlempar keluar dari ujung thresher karena adanya plat pembawa. Kemudian tangkos ini jatuh ke horizontal empty bunch conveyor . Setelah tangkos sampai di ujung horizontal empty bunch conveyor , tangkos akan jatuh ke rethresing elevator lalu menuju ke dauble threser.
4.7.1 Bunch elevator (pengangkut buah)
Bunch elevator terdiri dari dua buah rantai panjang dan besi bulat ditengahnya yang dirangkai secara horizontal terhadap rantai tersebut sebagai pembawa janjangan untuk dibawa ke dauble thresher .seperti pada gambar 15 di bawah ini.
Gambar 15 . Bunch elevator 4.7.2. Dauble thresher
Dauble thresher adalah suatu alat yang berfungsi untuk membantu melepaskan fruit yang masih melekat pada jenjangan dengan cara membanting ulang jenjangan dalam dauble thresher dengan rpm yang berbeda. Jenjangan akan dijatuhkan ke IEBC (ingclen empty bunch conveyor ) menuju ke pembuangan. Dapat di lihat pada gambar 16 di bawah ini:
Gambar 16. Dauble thresher
Fruit yang berada pada under thresher conveyor kemudian dibawa menuju Bottom cross conveyor dan kemudian dianggkut oleh fruit elevator menuju ke
4.8 Stasiun Press
Fruit yang telah diangkut oleh fruit elevator dengan menggunakan baket kemudian dijatuhkan ke fruit distributing conveyor. Disini fruit akan didistribusikan ke masing-masing digester . Dan diujung fruit distributing conveyor terdapat over flow conveyor yang berfungsi sebagai membawa fruit yang lebih dari fruit distributing conveyor menuju cross bottom conveyor kemudian diangkut oleh fruit elevator.
4.8.1 Digester (Pelumat)
Digester merupakan ketel tempat pengaduk dengan menggunakan pisau yang berfungsi untuk melumatkan fruit sehingga daging buah ( Mesocarp) terpisah dari bijinya (nut ) yang selanjutnya akan dilakukan pengepressan untuk mengeluarkan minyak dari mesocarp tersebut. Dapat dilihat pada Gambar 17 berikut ini:
Gambar 17. Digester Spesifikasi :
Jumlah : 5 unit Kapasitas : 15 ton/jam
Putaran pisau digester : 23 rpm
Motor penggerak : TECO, 3 phase, 30 hp, 1445 rpm Isi max dan min digester : ½ digester
Suhu dalam digester : 85-95º C Waktu pelumatan : 17 menit
Setelah fruit didistribusikan ke masing-masing digester kemudian fruit masuk kedalam digester . Disini fruit akan dicacah oleh empat pasang pisau pelumat yang berputar pada porosnya dengan putaran 23 rpm. Selama proses pelumatan berlangsung steam dimasukkan. Ini bertujuan agar beban pisau pelumat tidak terlalu berat. Fruit akan perlahan-lahan turun kebawah dan akan didorong oleh pisau pelempar menuju press melalui sebuah corong. Sel-sel kantong minyak yang telah lepas dari daging buah akan turun kebawah dan disaring oleh saringan yang terletak pada lapisan bawah digester kemudian keluar melalui valve drain digester menuju crude oil tank.
Tujuan dari pelumatan ini adalah untuk :
Mempermudah pemerasan pada screw press Melekangkan mesocarp dari nut
Melumatkan mesocarp, dan
Menghancurkan sel-sel kantongan minyak pada mesocarp
Digester dilengkapi dengan pisau-pisau yang masing-masingnya mempunyai fungsi yaitu :
1. Pisau pelumat, mata pisaunya berbentuk seperti sabit gunanya untuk melumatkan fruit.
2. Pisau pelempar berada pada bagian bawah, gunanya untuk melemparkan menuju screw press melalui sebuah corong.
Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :
Suhu dalam digester 90ºC
Digester sebaiknya berisi sebanyak ¾
Tekanan steam yang masuk sebaiknya 3 kg/cm²
4.8.2 Press (Pengempaan)
Merupakan alat memeras minyak yang terkandung didalam mesocarp dengan adanya tekanan dari cone dan ulir ( screw). Alat ini dilengkapi dengan silinder berlubang / stainer sebagai tempat keluarnya minyak kasar hasil dari pengepresan.
Tujuan dari pengepresan ini adalah untuk memproleh minyak yang terkandung dalam mesocarp yang telah dilumatkan sebelumnya. dapat dilihat pada Gambar 18 berikut ini.
Gambar 18. Press
Mesocarp dan nut akan masuk kedalam screw press dan kemudian didorong oleh kedua screw press yang berputar berlawanan arah menuju cone. Pada saat mesocarp sampai di ujung screw press kemudian mesocarp tersebut akan ditekan
oleh cone dengan tekanan ideal 50 bar sehingga minyak yang terkandung didalam mesocarp akan terperas dan keluar dari melalui stainer. Lalu minyak tersebut akan jatuh kebawah dan keluar melalui crude oil gutter menuju sand trap tank. Sedangkan daging buah yang telah diperas ( fibre) akan jatuh menuju cake breaker conveyor .
Spesifikasi :
Jumlah : 5 unit Kapasitas :15 ton/jam Putaran screw press : 10 rpm Tekanan cone : 50 bar
4.9 Stasiun Kernel
Setelah fibre dan nut ( press cake) selesai di press pada stasiun press kemudian fibre dan nut dibawa oleh cake breaker conveyor menuju stasiun kernel. Stasiun kernel merupakan tempat pengolahan biji (nut ) menjadi inti (kernel ) dan cangkang ( shell ).
4.9.1 Cake Breaker Conveyor (CBC)
Cake breaker conveyor ini berbeda dengan conveyor lainnya. Conveyor ini berbentuk spiral yang piringannya bersegi-segi. Disamping untuk membawa fibre dan nut menuju depericarper juga untuk mengaduk-aduk fibre dan nut. Press cake yang keluar dari mesin press yang masih berbentuk gumpalan jatuh ke cake breaker conveyor dan gumpalan tersebut dicacah oleh putaran conveyor 87 rpm, cake breaker conveyor ini berputar dengan cepat agar terjadi penggemburan yang baik dan juga karena volume yang dihantar banyak. Dapat dilihat pada Gambar 19
Gambar 19. Cake breaker conveyor 4.9.2 Depericarper (pemisahan nut dan fibre).
Depericarper adalah suatu alat yang berfungsi sebagai untuk memisahkan serabut ( fibre) dengan inti (nut ). Alat ini terdiri dari separating coulumn dan polishing drum. Fungsi dari alat ini yaitu untuk pembersih fibre yang melekat pada nut dan sebagai tempat terjadinya pemisahan antara serabut ( fibre) dengan biji (nut ).
Ampas dan biji dari CBC yang masuk ke depericarper akan terpisah karena adanya hisapan blower ( fan), ampas kering yang berat jenisnya lebih rendah dari nut terhisap kedalam fibre cyclone dan melalui air lock masuk kedalam conveyor bahan bakar boiler , sedangkan nut yang berat jenisnya lebih besar jatuh kebawah dan masuk kedalam polishing drum untuk dilakukan proses selanjutnya.dapat dilihat pada gambar 20 berikut ini:
Gambar 20. Depericarper 4.9.3 Fibre Cyclone
Merupakan alat yang dilengkapi dengan blower / fan untuk mengisap fibre (serabut kering) dan air lock sebagai alat untuk mengatur laju pengumpanan untuk dilakukan pengisapan. Seperti pada Gambar 21 dibawah ini
4.9.4 Polishing Drum
Polishing drum merupakan suatu alat berbntuk drum horizontal yang berputar. Alat ini dilengkapi dengan siku pengarah yang bertujuan untuk mengarahkan biji hingga keujung drum. Fungsi dari polishing drum ini adalah untuk membersihkan sisa-sisa serabut yang masuk melekat pada nut. Pada umumnya disini akan terdapat fibre dan nut yang masih menggumpal, fibre kasar, batu, dan kotoran lain yang tidak dapat dipisahkan dengan menggunakan hisapan fibre cyclone.
Nut dan kotoran fibre yang masih terikut akan masuk kedalam polishing drum yang berputar. Dengan adanya plat pembawa maka nut akan dibawa ke ujung polishing drum. Di ujung polishing drum terdapat lubang-lubang pengeluaran nut sehinga nut yang ukurannya lebih kecil akan jatuh ke Under Polishing Drum Conveyor sementara kotoran lain yang ukurannya lebih besar akan tetap berputar di ujung polishing drum dan dibersihkan oleh operator. Seperti pada Gambar 22 berikut ini.
Spesifikasi :
Panjang : 6 m
Diameter : 1 m Putaran : 17 rpm Diameter lubang keluar nut : 2 cm Kemiringan plat pembawa : 15º
4.9.5 Under Polishing Drum Conveyor
Merupakan alat yang berfungsi untuk membawa nut yang telah dihisap dengan kotoran lain menuju ke Destoner Cyclone. Posisi Under Polishing Drum Conveyor ini berada tepat dibawah lubang pengeluaran Polishing Drum. Dapat dilihat pada gambar 23 di bawah ini:
Gambar 23. Under polishing drum conveyor
4.9.6 Destoner Cyclone
Destoner Cyclone merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai untuk memisah batu dan material ringan, dimana nut yang lebih ringan akan terisap dan masuk ke conveyor pembawa nut ke timba elevator sedangkan batu dan material
ringan tidak terisap sehingga batu dan material ringan terjatuh kebawah. dapat di lihat pada gambar 24 dibawah ini:
Gambar. 24 Distoner cyclone 4.9.7 Wet Nut Transport fan
Suatu alat yang berfungsi sebagai pengisap nut yang telah terpisah dari batu maupun meterial lain kedalam nut bin. Nut dihisap menuju nut silo yang posisinya berada diatas. Di ujung Wet Nut Transport Fan terdapat sebuah air lock
yang fungsinya untuk menyetabilkan nut yang keluar menuju nut bin. 4.9.8 Nut Silo
Nut silo merupakan suatu tempat penampung nut (volumenya 40 – 50 ton) yang telah bersih untuk dilakukan proses pemisahan cangkang dengan inti. Didalam nut silo ini terjadi pengelompokan nut kemasing-masing Ripple mill. Tujuannya adalah agar nut yang jatuh ke ripple mill merata. Seperti pada Gambar 25 dibawah ini:
Gambar 25 . Nut silo 4.9.9 Ripple mill (pemecah nut)
Ripple mill merupakan suatu alat untuk memecahkan cangkang agar inti (kernel ) dan cangkang dapat dipisahkan pada proses selanjutnya sehingga bisa digunakan sebagai bahan bakar boiler.
Nut masuk kedalam ripple mill kemudian nut akan dibawa oleh rotor bar yang berputar, lalu nut akan dihempaskan ke rotor disk (rotor plat) sebagai alat pemecah. Nut yang telah pecah akan jatuh kebawah dan dibawa oleh craked
mixtur conveyor. Dapat dilihat seperti gambar 26 dibawah ini.