• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode pemasangan Sistem Panel Serbaguna di sungai

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 40-45)

1. Persiapan dan perataan dasar sungai dudukan rangaian sistem panel serbaguna.

2. Pemasangan matras menggunakan jalinan bambu pada dasar dudukan rangkaian Sistem Panel Serbaguna.

3. Perakitan persegment rangkaian Sistem Panel Serbaguna disusun dengan profil baja plat kunci, batang tarik, dan geotextile.

4. Persiapan pembuatan flying fox menggunakan wire rope untuk mengangkut dan memposisikan rangkaian sistem panel serbaguna.

44 Gambar 2. 35 Metode pemasangan SPS di sungai

5. Panel dari stockpile diangkut dengan flying fox dan diletakan pada posisi bangunan.

6. Panel selesai di rangkai dan siap untuk di urug.

7. Pekerjaan pengurugan berlapis menggunakan material dasar sungai di dalam rangkaian panel serbaguna tebal urugan 20 cm sampai dengan 30 cm lalu dipadatkan diulang secara bertahap sampai urugan setinggi bangunan yang di inginkan.

8. Pemasangan bronjong di atas rangkaian Sistem Panel Serbaguna 2.5.1 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan SPS

Adapun keuntungan dan kerugian dari Sistem Panel Serbaguna ini adalah:

A. Keuntungan.

1. Kualitas dan geometri terjamin dengan sistem pabrikasi. 2. Struktur tidak memerlukan tiang pancang.

3. Waktu konstruksi relatif lebih pendek.

4. Material urugan dalam sistem panel serbaguna dapat menggunakan endapan sungai yang berpasir.

5. Sistem panel serbaguna dapat bertumbuh tanpa kesulitan secara vertikal keatas ( Knock Down Sistem ), selaras dengan penurunan akibat konsolidasi tanah.

45 6. Sistem panel serbagunan mempunyai kekakuan arah memanjang yang sangat

besar.

7. Sistem panel serbaguna berperikalu seperti pondas lajur beton bertulang, sehingga penurunan menjadi merata.

8. Sistem panel serbaguna dapat menerima arus banjir melebihi ketinggian dari struktur bangunan yang menggunakan sistem panel serbaguna ( overtoping ).

B. Kerugian

1. Belum ada Standar Nasional Indonesia yang mengacu kepada perencanaan bendungan menggunakan sistem panel serbaguna.

2. Masih menggunakan material urugan untuk mengimbangi kekuatan dan stabilitas dari bangunan.

2.6 Plaxis

Plaxis adalah salah satu program lunak yang sering digunakan dalam dunia Teknik Sipil khususnya bidang geoteknik. Plaxis merupakan perangkat lunak yang berdasarkan metode elemen hingga dua dimensi. Secara khusus Plaxis digunakan untuk menganalisis deformasi, stabilitas, dan aliran air tanah dalam rekayasa geoteknik.Kondisi sesungguhnya dapat dimodelkan dalam regangan bidang maupun secara axisymetris. Program ini menerapkan metode antarmuka grafis yang mudah digunakan sehingga pengguna dapat dengan cepat membuat model jaring elemen berdasarkan penampang melintang dari kondisi yang ingin dianalisis. Secara garis besar program Plaxis ini terdiri dari empat sub program yaitu, masukan, perhitungan, keluaran atau hasil perhitungan dan kurva sf. (Anonim, 2013).

Kondisi dilapangan yang disimulasikan ke dalam program Plaxis ini bertujuan untuk mengimplementasikan tahapan pelaksanaan di lapangan ke dalam tahapan pengerjaan pada program, dengan harapan pelaksanaan di lapangan dapat didekati sedekat mungkin pada program, sehingga respon yang dihasilkan dari program dapat diasumsikan sebagai cerminan dari kondisi yang sebenarnya terjadi di lapangan (Anonim, 2013).

46 2.7 Rencana Anggaran Biaya

Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah,serta biaya- biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek.

Anggaran biaya merupakan harga dari bahan bangunan yang dihitung dengan teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan berbeda- beda di masing- masing daerah, disebabkan karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja.

Untuk menghitung RAB diperlukan data – data antara lain: a) Gambar Rencana Bangunan.

b) Spesifikasi Teknis Pekerjaan yang biasa disebut juga sebagai RKS ( Rencana Kerja dan syarat – syarat )

c) Volume masing – masing pekerjaan yang akan di laksanakan.

d) Daftar harga bahan bangunan dan upah pekerja saat pekerjaan di laksanakan. e) Analisa BOW atau harga satuan pekerjaan.

f) Metode kerja pelaksanaan.

Secara Umum fungsi utama dari Rancanga Anggaran Biaya (RAB) yaitu:

1. Menetapkan jumlah total biaya pekerjaan yang menguraikan masing masing item pekerjaan yang akan dibangun. RAB harus menguraikan jumlah semua biaya upah kerja, material dan peralatan termasuk biaya lainnya yang diperlukan misalanya perizinan, kantor atau gudang sementara, fasilitas pendukung misalnya air dan listrik sementara.

2. Menetapkan Daftar dan Jumlah Material yang dibutuhkan. Dalam RAB harus dipastikan jumlah masing masing material disetiap komponen pekerjaan. Jumlah material didasarkan dari volume pekerjaan , sehingga kesalahan perhitungan volume setiap komponen pekerjaan akan mempengaruhi jumlah material yang dibutuhkan. Daftar dan Jenis material yang tertuang dalam RAB menjadi dasar pembelian material ke Supplier.

3. Menjadi dasar untuk penunjukan/ pemilihan kontraktor pelaksana. Berdasarkan RAB yang ada , maka akan diketahui jenis dan besarnya pekerjaan yang akan dilaksanakan. Dari RAB tersebut akan kelihatan pekerja dan kecakapan apa saja yang dibutuhkan. Berdasarkan RAB tersebut akan diketahui apakah cukup

47 diperlukan satu kontraktor pelaksana saja atau apakah diperlukan untuk memberikan suatu pekerjaan kepada subkontraktor untuk menangani pekerjaan yang dianggap perlu dengan spesialis khusus.

4. Peralatan peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan akan diuraikan dalam estiamsi biaya yang ada. Seorang estimator harus memikirkan bagaimana pekerjaan dapat berjalan secara mulus dengan menentukan peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut. Dari RAB juga dapat diputuskan peralatan yang dibutuhkan apakah perlu dibeli langsung atau hanya perlu dengan sistim sewa.. Kebutuhan peralatan dispesifikasikan berdasarkan jenis, jumlah dan lama pemakaian sehingga dapat diketahui berapa biaya yang diperlukan.

2.8 Analisa Harga Satuan Pekerjaan

Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHS-SNI) merupakan pedoman baku alat untuk menghitung standar harga satuan pekerjaan konstruksi. Setiap instansi terkait di setiap Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota Madya di seluruh wilayah Indonesia dalam hal ini oleh Dinas Pekerjaan Umum Kab/Kodya memiliki hak untuk menerbitkan (AHS-SNI). Harga satuan pekerjaan pada umumnya merupakan harga satuan setiap pekerjaan dalam pekerjaan konstruksi. Pekerjaan konstruksi meliputi pekerjaan bangunan gedung, bangunan air, jalan, jembatan, bandara, bangunan konstruksi baja, ternasuk bangunan rumah tinggal.

Pembangunan proyek konstruksi terdiri dari beberapa pekerjaan misalnya pekerjaan persiapan, pekerjaan pondasi, pekerjaan beton, pekerjaan dinding, pekerjaan atap, pekerjaan lantai, pekerjaan plapond, dst. Dalam setiap pekerjaan terdiri dari komponen bahan material, upah kerja, sewa alat dsb. Untuk menentukan harga satuan pekerjaan tersebut maka harus menggunakan AHS SNI. Uuntuk menentukan harga satuan pekerjaan, maka setiap bahan atau tenaga yang diperlukan diberi angka koefisien. Angka koefisien inilah sebagai rumus atau pedoman yang dijadikan alat pengali terhadap volume pekerjaan, harga material, dan upah kerja sehingga menhasilkan harga satuan untuk setiap pekerjaan.

AHS-SNI biasanya digunakan oleh para konsultan perencana, konsultan pengawas, dan kontraktor pelaksana konstruksi dalam rangka melaksanakan

48 kegiatan yang berkaitan dengan bidang yang menjadi kewenangan masing-masing dalam melaksanakan pekerjaan jasa konstruksi.

Analisa harga Satuan Pekerjaan Konstruksi (AHS-SNI) diterbitkan seiap tahun. Yang berubah dari setiap terbitan AHS-SNI biasanya harga satuan bahan dan upah, sedangkan koefisien AHS relatif tidak berubah.

Gambaran umum tentang analisa harga satuan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 2.10 dibawah ini.

Tabel 2.10. Analisa harga satuan pekerjaan

Koefesien Variabel Harga Satuan Total Harga

X Material @RP. Rp.

Y Tenaga Kerja @Rp. Rp.

Z Alat @Rp. Rp.

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 40-45)

Dokumen terkait