• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Metode Pembelajaran

Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu : “meta dan hodos”. Meta berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara, jadi metode mengandung pengertian suatu jalan atau cara yang dilalui untuk suatu tujuan.9 Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.10 Metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran kepada peserta didik, karena penyampaian itu berlangsung dalam interaksi edukatif, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya pengajaran. Dengan demikian, metode pembelajaran merupakan alat untuk menciptakan proses belajar mengajar.11

tercapai tujuan pelajaran tersebut”.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui oleh seorang guru untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan belajar pembelajaran guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.

a. Metode Brain Storming

Metode Brain Storming atau curahan pendapat atau sumbangan saran merupakan teknik yang dikembangkan oleh Osborn yang dapat diterapkan untuk memecahkan suatu masalah dalam kelompok kecil (sekitar 5 dampai 8 orang) dengan menggali gagasan-gagasan sebanyak mungkin dari anggota kelompok. Metode curah pendapat

Brain Storming adalah metode curah pendapat pengumpulan sejumlah besar gagasan dari sekelompok orang dalam waktu singkat, digunakan dalam pemecahan masalah masalah yang kreatif dan dapat digunakan sendiri atau sebagai bagian dari strategi lain, kegiatan curah pendapat membangkitkan semangat dalam belajar berkemlompok memunculkan ide kreatif peseta didik.13

anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Teknik kelompok Brain Storming

adalah pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok yang peserta didiknya memiliki latar belakang pengetahuan dan pengalaman yang berbeda-beda. Kegiatan ini dihimpun untuk menghimpun gagasan dan pendapat dalam rangka menemukan, memilih, dan menentukan berbagai pernyataan sebagai jawaban terhadap pertanyaan yang berkaitan dengan kebutuhan belajar, sumber-sumber, hambatan dan lain sebagainya. Tiap peserta didik diberi kesempatan secara bergiliran untuk menyampaikan pernyataan tentang pendapat atau gagasanya. Peserta yang tidak sedang menyatakan buah pikiranya tidak boleh mengkritik atau mendebat terhadap gagasan atau pendapat yang sedang disampaikan peserta didik lainya. Pendapat atau gagasan iu ditulis di papan tulis atau kertas selembar yang telah disediakan. Selesai ditulis, pendapat atau gagasan itu dikaji dan dinilai oleh kelompok tersebut atau oleh suatu tim yang ditunjuk untuk melakukan kajian tersebut.15

Hasil belajar yang diharapkan ialah agar anggota kelompok belajar menghargai pendaat orang lain, menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri dalam mengembangkan ide-ide yang ditemukannya yang dianggap benar.16

Curah pendapat ini dapat digunakan untuk menghimpun sebanyak mungkin pernyataan tentang kebutuhan, gagasan, pendapat dan jawaban tentang berbagai alternative pemikiran yang menghadapi masalah curah pendapat dapat dilakukan pula khususnya untuk memecahkan masalah baru atau untuk menentukan cara-cara dalam menghadapi masalah lama. Teknik ini tepat digunakan karena dalam waktu singkat dapat terhimpun gagasan, pendapat dan jawaban yang inovatif, asal saja tidak terdapat kritik yang menghambat spontanitas penyampaian pernyataan oleh peserta didik. Dengan teknik ini akan terjadi situasi belajar yang saling memupuk dan saling melengkapi saran dan pendapat diantara peserta didik. Perlu diperhatikan bahwa penggunaan teknik ini akan tepat apabila telah terdapat situasi saling mengenal antar peserta didik, serta mereka telah dimotivasi terlebih dahulu.17

Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa metode Brain Storming atau curah pendapat atau ide-ide dari peserta didik dengan bebes tanpa seleksi yang akan menunjang daya pikir kreatifnya dan akan lebih memperkaya pengalaman peserta didik, dalam hal ini dapat menghubungkan idea tau hal-hal yang sebelumnya tidak berhasil, peserta didik tidak hanya akan saling melengkapi gagasan-gagasan yang

1) Tidak Ada Kritik

Guru tidak boleh mengkritik ide yang disampaikan oleh peserta didik, setiap ide diperbolehkan. Peserta didik juga tidak boleh mengkritik ide dalam tahapan pengeluaran ide.

2) Bebas dan Santai

Setiap peserta didik bebas mengeluarkan ide setiap saat selama waktu pengemukaan ide.

3) Fokus Pada Kuantitas Ide ( bukan kuantitas )

Tujuannya untuk menghasilkan ide sebanyak mungkin pada tahap awal kegiatan. 4) Setiap Ide Harus Dicatat

Setiap ide harus ditulis, walupun bukan merupakan ide yang bagus. b. Langkah-langkah penggunaan metode Brain Storming

1. Pendidik menyusun pertanyaan-petanyaan tentang kebutuhan belajar, sumber-sumber dan atau kemungkinan-kemungkinan hambatan pembelajaran. Sebagai contoh adalah sebagai berikut:

b) Untuk menyelenggarakan kegiatan belajar agar kebutuhan belajar itu dapat tercapai, sumber-sumber apa saja yang dapat digunakan.

c) Dalam melakukan kegiatan belajar, hambatan-hambatan apakah yang mungkin timbul.

2. Pendidik menyampaikan pertanyaan-pertanyaan 1a, 1b dan 1c secara berurutan kepada peserta didik dalam kelompok. Sebelum menjawab pertanyaan, para peserta didik diberi waktu sekitar 3-5 menit untuk memikirkn alternative jawabanya.

3. Pendidik menjelaskan aturan-aturan yang harus di perhatikan oleh peserta didik, yaitu: setiap orang menyampaikan satu pendapat, mengemukakan pendapat atau gagasan dengan cepat, menyampaikan jawaban secara langsung, dan menghindarkan diri untuk mengkritik atau menyela (menginterupsi) pendapat orang lain.

4. Pendidik memberitahukan waktu yang akan digunakan, misalnya sekitar 15 menit, yaitu untuk menyampaikan masing-masing pertanyaan dan meminta peserta didik untuk mengemukakan jawaban. Kemudian para peserta didik

mengomentari gagasan yang dikemukakan peserta didik lainya baik komentar positif atau komentar negative.

5. Pendidik boleh menunjuk seorang penlis untuk mencatat pendapat dan jawaban yang diajaukan oleh peserta didik dan dapat pula menunjuk sebuah tim untuk mengevaluasi proses dan hasil penggunaan teknik ini. Pendidik dapat memimpin kelompok dalam mengevaluasi jawaban dan pendapat yang terkumpul. Pendidik menghindarkan kegiatan dari dominasi seorang peserta didik dalam menyampaikan pendapat dan gagasan.

c. Keunggulan dan Kelemahan Metode Brain Storming 1. Kenggulan metode Brain Storming

a) Dapat merangsang semua peserta didik untuk mengemukakan pendapat atau gagasan baru.

b) Menghasilkan jawaban atau pendapat secara berurutan.

c) Penggunaan waktu dapat dikontrol dan teknik ini dapat diguanakan dalam kelompok besar atau kecil.

(2) Melatih peserta didik berfikir secara tepat dan tersusun logis.

(3) Merangsang peserta didik untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan oleh guru.

(4) Meningkatkan partisipasi peserta didik dalam menerima pelajaran.

(5) Peserta didik yang kurang aktif yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang pandai atau dari guru.

(6) Terjadi persaingan sehat.

(7) Peserta diidk merasa bebas dan gembira.

(8) Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan.19

Berdasarkan kedua pendpat diatas, dapat ditemukan keunggulan yang di ungkapkan adalah sama, yaitu ‘anak-anak akrif menyampaikan pendapatnya’. Karena peserta didik aktif menyampaikan pendapatnya, maka diharapkan peserta didik dapat berpikir kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan permasalahan dalam bentuk matematika.

2. Kelemahan metode Brain Storming

(3) Peserta didik cenderung beranggapan bahwa semua pendapatnya diterima. (4) Memerlukan evalusi lanjutan untuk menentukan prioritas pendapat yang

disampaikan.20 2. Komunikasi Matematis

a. Pengertian Komunikasi Matematis

Kata komunikasi berasal dari kata communication yang dalam Kamus Inggris-Indonesia berarti hubungan. Dalam Kamus Besar Bahasa Inggris-Indonesia disebutkan bahwa komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.21 Komunikasi secara konseptual yaitu memberitahukan dan menyebarkan berita, pengetahuan, pikiran-pikiran dan nilai-nilai dengan maksud untuk menggunggah partisipasi agar hal-hal yang diberitahukan menjadi milik bersama.

Komunikasi merupakan proses penyampaian ide dari seseorang kepada orang lain sehingga diperoleh pengertian yang sama. Makna dari komunikasi sendiri adalah berbagi, bertukar pendapat atau ide dan gagasan, perasaan, informasi dan sebagainya ada dua bentuk komunikasi yaitu :

1) Komunikasi lisan (komunikasi verbal), proses penyampaian tersebut di sampaikan secara lisan melalui apa yang diucapkan ddari mulut.

2) Komunikasi non lisan (non verbal), proses penyampaian informasi tersebut disampaikan secara non lisan. Proses penyampaian informasi tersebut dapat berupa tulisan, isyarat atau pun gerak gerik.22

Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain merupakan dasar untuk segala yang kita kerjakan. Grafik, bagan, peta, lambang-lambang, diagram, persamaan matematik, dan demonstrasi visual, sama baiknya dengan kata-kata yang ditulis atau dibicarakan, semuanya adalah cara-cara berkomunikasi yang sering kali digunakan dalam ilmu pengetahuan.23 Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara visual. Komunikasi adalah suatu proses, bukan hal yang statis. Implikasi dari hal ini adalah bahwa komunikasi memerlukan tempat, dinamis, menghasilkan perubahan dalam usaha mencapai hasil, melibatkan interaksi bersama, serta melibatkan suatu kelompok.24

maupun orang lain, sehingga akan meningkatkan sikap positif terhadap matematika baik dari dalam diri sendiri maupun orang lain 25. Sementara itu Dona Dinda Pratiwi mejelaskan Komunikasi matematis adalah cara untuk menyampaikan ide-ide pemecahan masalah, strategi maupun solusi matematika baik secara tertulis maupun lisan. Sedangkan, kemampuan komunikasi matematis dalam pemecahan masalah menurut National Council of Teachers of Mathematics dapat dilihat ketika peserta didik menganalisis dan menilai pemikiran dan strategi matematis orang lain dan menggunakan bahasa matematika untuk menyatakan ide matematika dengan tepat. Selain itu, menurut riset Schoen, Bean, dan Zieberth dalam Bistari kemampuan memberikan dugaan tentang gambar-gambar geometri juga termasuk kemampuan komunikasi matematis26.

Masalah matematika yang diberikan kepada peserta didik di sekolah, dimaksutkan untuk melatih peserta didik mematangkan kemampuan intelektualnya dalam memahami ide, interprestasi ide dan memperoleh solusi dari setiap masalah yang dihadapi. Komunikasi matematis menurut NCTM adalah kemampuan peserta didik dalam menjelaskan suatu algoritma dan cara unik ntuk pemecahan masalah,

kemampuan peserta didik untuk mengkontruksikan dan menjelaskan sajian fenomena dunia nyata secara grafis, kata-kata/kalimat, persamaan, tabel dan sajian secara fisik atau kemampuan peserta didik memberikan dugaan tentang gambar-gambar geometri.27

Pernyataan tentang pentingnya komunikasi matematis dikemukakan oleh Baroody, setidaknya ada dua alasan penting yang menjadikan komunikasi dalam pembelajaran matematika perlu menjadi fokus perhatian yaitu: (1) matematika sebagai bahasa: matematika bukan hanya sebagai alat bantu berfikir, alat untuk menemukan pola, atau menyelesaikan masalah, tetapi juga matematika sebagai alat bantu yang baik untuk mengkomunikasikan macam-macam ide sehingga jelas, tepat, dan ringkas, dan (2) pembelajaran matematika sebagai aktivitas sosial: dalam pembelajaran matematika interaksi antar peserta didik, komunikasi peserta didik dengan pengajar merupakan bagian yang cukup penting untuk mengembangkan potensi peserta didik.28

Berdasarkan pengertian komunikasi matematis di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi matematis adalah kemampuan peserta didik merefleksikan gambar, table,

matematika dengan bahasa sendiri dalam bahasa atau simbol matematika, karena matematika merupakan salah satu bahasa yang kaya simbol-simbol ini memiliki makna yang tersirat yang penting untuk direpresentasikan.

b. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis

Idikator kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu acuan kompetensi komunikasi matematis dapat tercapai atau tidak. Idikator-indikaor untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya:

Sumarmo mengidentifikasi indikator-indikator komunikasi matematis meliputi kemampuan :

1) Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika. 2) Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika, secara lisan dan tulisan

dengan benda nyata, gambar, grafik dan diagram.

3) Menyatakan peristiwa sehari-hari ke dalam bahasa atau simbol matematika. 4) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika.

5) Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis.

6) Membuat konjektur, menyusun argument, merumuskan definisi dan generalisasi.

Komunikasi matematis yang akan dicapai peserta didik dapat dilihat dari kesanggupan atau kecakapan peserta didik dalam menyesaikan soal-soal tes matematika yang memuat tujuh indikator komunikasi matematis.

.

3. Kecerdasan Majemuk

Dokumen terkait