• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE BRAIN STORMING UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIS DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs MA’ARIF 01 PUNGGUR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Raden Intan Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENERAPAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE BRAIN STORMING UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIS DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs MA’ARIF 01 PUNGGUR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Raden Intan Repository"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

dalam Ilmu Matematika

Oleh

Frediyanto Bagus Wamda NPM : 1211050202

Jurusan : Pendidikan Matematika

RADEN INTAN

(2)

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

dalam Ilmu Matematika

Oleh

Frediyanto Bagus Wanda NPM : 1211050202

Jurusan : Pendidikan Matematika

(3)

UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIS DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs MA’ARIF 01

PUNGGUR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh

FREDIYANTO BAGUS WANDA

Kemampuan komunikasi matematis dalam pembelajaran matematika merupakan suatu hal yang diperlukan oleh setiap peserta didik guna mempermudah poses belajar mengajar. Berdasarkan pra penelitian menunjukan bahwa kemampuan matematis matematika peserta didik MTs Ma’arif 01 Punggur masih rendah, hal ini terlihat dari ulangan semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 peserta didik yang memperoleh nilai diatas (KKM) dengan nilai 70 sebanyak 43 dari 118 dan diduga belum pernah dilakukan tes kecerdasan majemuk. Penulis tertarik untuk menerapkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan komunikasi matematis dan dapat mengetahui kecerdasan majemuk matematika peserta didik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran brain storming dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis ditinjau dari kecerdasan majemuk peserta didik.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasy Experimental Design (desain eksperimen semu) dengan rancangan penelitian faktorial 2x3. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII MTs Ma’arif 01 Punggur. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik acak kelas dengan materi kubus dan balok. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket kecerdasan majemuk peserta didik dan tes komunikasi matematis berupa soal uraian. Teknik analisis data penelitian ini adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama.

(4)
(5)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

(6)

Allah SWT, karena berkat-Nya saya mampu menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Karya kecil ini ku persembahkan untuk :

Kedua Orang Tuaku tercinta, Ayahanda Sudaryoto dan Ibunda Suprapti, yang telah bersusah payah membesarkan, mendidik, dan membiayai selama menuntut ilmu serta selalu memberiku dorongan, semangat, do’a, nasehat, cinta dan kasih sayang yang tulus untuk keberhasilanku. Engkaulah figur istimewa dalam hidup ku.

Betapa besarnya rasa cinta yang mengalir tulus dari kedua orang tua. Terimakasih untuk semua pengorbanan, dukungan, kasih sayang, do’a dan nasihat untuk ananda. Ibunda tercinta, yang tak pernah letih mendidik, memberikan kasih sayang, cinta sepenuh hati, tidak pernah berhenti menasehati, serta do’a yang tulus selalu mengalir sepanjang waktu dan untuk Ayahku tersayang, yang selama ini bekerja keras untuk memberikan nafkah dan semangat untuk keberhsilanku.

Adikku tersayang Arti Dian Pertiwi dan semua kerabat keluarga yang lain, yang turut memberikan nasihat, semangat, kecerian dan kasih sayang. Terimakasih untuk yang telah kalian berikan selama ini.

(7)

Lampung Utara pada tanggal 20 Juli 1994. Anak pertama dari dua saudara. Putra dari pasangan ayah yang bernama Sudaryoto dan Ibu Suprapti.

Penulis memulai jenjang pendidikan di RA Abu Bakar Ash Shiddiq. Desa Papan Rejo dimulai pada tahun 1999 dan diselesaikan pada tahun 2006, setelah itu melanjutkan ke MI Abu Bakar Ash Shiddiq. Desa Papan Rejo Kecamatan Abung Timur Kabupaten Lampung Utara dimulai pada tahun 2000 dan diselesaikan pada tahun 2006. Pada tahun 2006 samapai 2009, penulis melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di MTs Abu Bakar Ash Shiddiq. Desa Papan Rejo Kecamatan Abung Timur Kabupaten Lampung Utara. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan jenjang selanjutnya, yaitu ke Madrasah Aliah Negri (MAN) Kotabumi Kabupaten Lampung Utara dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012.

(8)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Subhanallah, Walhamdulillah, Wala ilahailallah, Allahuakbar.

Alhamdulillah Segala puji hanya bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Matematika UIN Raden Intan Lampung. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung beserta jajarannya.

2. Bapak Dr. Nanang Supriyadi, M.Sc, selaku ketua jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.

(9)

5. Bapak Suherman, M.Pd dan Bapak M. Syazali, M.Pd, selaku dosen Pendidikan Matematika di Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan arahan kepada penulis dalam pembuatan Instrumen penelitian. 6. Bapak Langgengno Karma, B.Sc selaku kepala sekolah MTs Ma’arif 01 Punggur,

dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh staf, karyawan dan seluruh siswa yang telah memberikan bantuan demi kelancaran penelitian skripsi ini.

7. Rekan-rekan seperjuangan Pendidikan Matematika (khususnya Matematika kelas D angkatan 2012), Mela, Tira, Ida, Trias, Maratun, Istiqomah, Hafiza, Armutia, Hepri, Karima dan untuk sabatku Aziz, Akbar, Roni, Ilal, Kausar, Lintang, Ari, meraka yang telah memberi bantuan baik petunjuk atau berupa saran-saran, sehingga penulis senantiasa mendapat informasi yang sangat berharga. Terimakasih telah memberi semangat untukku.

8. Sahabat satu atap Kosan Perjaka (Yogi, Rahmawan Adi, Aji, Mas Yudi, Yasin, Farid, Aldi, Lesmono, Janu) terimakasih atas kekeluargaan dan canda tawa kalian selama ini. Semoga kesuksesan menyertai kita semua.

(10)

diberikan dengan penuh keikhlasan tersebut mendapat anugerah dari Allah SWT. Aamiin Ya Robbal ‘Alamin. Selanjutnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangatlah penulis harapkan untuk perbaikan dimasa mendatang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Juli 2017 Penulis

(11)

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 11

C. Batasan Masalah ... 12

(12)

A. Kajian Teori ... 16

1. Metode Pembelajaran ... 16

a. Metode Brain Storming ... 17

b. Langkah-langkah Penggunaan Metode Brain Stroming ... 20

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Brain Stroming ... 21

2. Komunikasi Matematis ... 23

a. Pengertian Komunikasi Matematis... 23

b. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis ... 26

3. Kecerdasan Majemuk ... 27

a. Pengertian Kecerdasan ... 27

b. Pengertian Kecerdasan Majemuk ... 30

c. Jenis-jenis Kecerdasan Majemuk ... 31

B. Penelitian Relevan ... 37

C. Kerangka Berpikir ... 39

D. Hipotesis Penelitian ... 41

(13)

1. Tes komunikasi Matematis... 53

a) Uji Validitas ... 54

b) Uji Tingkat Kesukaran ... 56

c) Uji Daya Pembeda... 57

d) Uji Reliabilitas ... 59

2. Angket Kecerdasan Majemuk ... 61

a) Uji Validitas Angket ... 63

b) Uji Reliabilitas Angket ... 64

3. Gain Ternormalisasi ... 65

G. Teknik Analisis Data ... 67

1. Uji Normalitas ... 67

2. Uji Homogenitas ... 69

3. Hipotesis ... 71

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data ... 80

1. Analisis Hasil Uji Coba Tes Komunikasi Matematis ... 80

(14)

1. Terdapat Pengaruh Peningkatan Komunikasi Matematis Peserta Didik Yang Mengikuti Pembelajaran Mengunakan Metode Pembelajaran Brain Storming Dengan Peserta Didik Yang Mengikuti Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Konvesional ... 101 2. Terdapat Pengaruh Kecerdasan Majemuk (Kecerdasan Logis

Matematika, Kecerdasan Intrapersonal dan Kecerdasan Interpersonal Terhadap Komunikasi Matematis Peserta Didik) ... 104 3. Tidak Terdapat Interaksi Antara Metode Pembelajaran dan Angket Kecerdasan

Majemuk Terhadap Komunikasi Matematis Peserta

Didik ... 106 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 109 B. Saran ... 110 DAFTAR PUSTAKA

(15)

Tabel 1.1 Hasil Komunikasi Matematis ... 7

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ... 48

Tabel 3.2 Tabel Pemberian Skor Soal Komunikasi Matematis ... 53

Tabel 3.3 Interprestasi Tingkat Kesukaran Butir Tes ... 57

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Beda ... 59

Tabel 3.5 Skor Pilihan Jawaban Tes Kecerdasan Majemuk ... 61

Tabel 3.6 Kategori Skor Kecerdasan Majemuk ... 62

Tabel 3.7 Kriteria Skor Gain Ternormalisasi ... 66

Tabel 3.8 Data Amatan, Rataan dan Jumlah Kuadrat Deviasi ... 73

Tabel 3.9 Rangkuman Anava Dua Arah ... 76

Tabel 4.1 Validitas Soal Tes Komunikasi Matematis ... 82

Tabel 4.2 Tingkat Kesukaran Butir Soal Tes Komunikasi Matematis ... 83

Tabel 4.3 Daya Pembeda Butir Soal Tes Komunikasi Matematis ... 84

Tabel 4.4 Kesimpulan Instrumen Soal ... 86

Tabel 4.5 Deskripsi Data Amatan Prettes Peserta Didik ... 87

(16)

Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Angket Kecerdasan Majemuk ... 96

Tabel 4.13 Rangkuman Analisi Variansi Sel Jalan Tak Sama ... 97

Tabel 4.14 Rangkuman data Amatan Rataan dan Rataan Marginal ... 98

(17)

1. Daftar Nama Peserta Didik ... 115

2. Kisi-kisi Uji Coba Tes Komunikasi Matematis ... 116

3. Soal Uji Coba Instrumen Komunikasi Matematis ... 118

4. Kunci Jawaban Soal Uji Coba ... 121

5. Angket Kecerdasan Majemuk ... 127

6. Uji Validitas Instrumen Tes ... 129

7. Perhitungan Uji Validitas Tiap Butir Soal ... 131

8. Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 132

9. Analisis Daya Pembeda ... 135

10. Uji Daya Beda ... 137

11. Perhitungan Daya Beda dan Tingkat Kesukaran ... 140

12. Analisis Reliabilitas ... 141

13. Perhitungan Uji Reliabilitas ... 143

14. Analisis Hasil Tes Kecerdasna Majemuk ... 144

15. Perangkat Pembelajaran ... 145

(18)

22.Deskripsi Data Amatan Pretes Komunikasi Matematis ... 185

23.Uji Normalitas Pretes Kelas Eksperimen ... 186

24.Uji Normalitas Pretes Kelas Kontrol ... 188

25.Uji Homogenitas Pretes Komunikasi Matematis ... 190

26.Perhitungan Manual Uji Homogenitas Pretes Komunikasi Matematis ... 192

27.Deskripsi Data Amatan Postes Komunikasi Matematis ... 194

28.Uji Normalitas Postes Kelas Eksperimen ... 195

29.Uji Normalitas Postes Kelas Kontrol ... 197

30.Uji Homogenitas Postes Komunikasi Matematis... 199

31.Perhitungan Manual Uji Homogenitas Postes Komunikasi Matematis ... 201

32.Deskripsi Data Amatan N-gain Komunikasi Matematis ... 203

33.Uji Normalitas N-gain Komunikasi Matematis Kelas Eksperimen ... 204

34.Uji Normalitas N-gain Komunikasi Matematis Kelas Kontrol ... 206

35.Uji Homogenitas N-gain Komunikasi Matematis ... 208

36.Perhitungan Manual Uji Homogenitas N-gain Komunikasi Matematis ... 210

37.Deskripsi Data Amatan Angket Kecerdasan Majemuk ... 212

(19)

44.Uji Prasyarat Normalitas Kecerdasan Interpersonal ... 225

45.Uji Homogenitas Antar Kolom Kecerdasan Majemuk ... 227

46.Perhitungan Manual Uji Homogenitas Antar Kolom Kecerdasan Majemuk ... 229

47.Uji Anava ... 231

48.Uji Scheffe ... 237

49.Tabel “r” Product Moment ……… 239

50.Nilai Kriteria L Untuk Uji Liliefors ……… 240

51.Tabel Distribusi Normal Baku (Z) ……….. 241

52.Tabel Nilai 2 α ; v………... 242

(20)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

menentukan dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Karena itu,

diperlukan peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan dalam

upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, tentunya dimulai

dengan proses pendidikan yang mantap, baik dari lingkungan keluarga, sekolah,

maupun lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan merupakan

tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah dalam

rangka mencetak generasi penerus bangsa sesuai dengan apa yang diharapkan.

Pendidikan juga diarahkan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, hal

ini dapat dilihat dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional yang berbunyi:

(21)

berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang

demokratis serta bertanggung jawab”2.

Pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu upaya

peningkatan mutu pendidikan di semua lembaga pendidikan, melalui lembaga

tersebut dapat dihasilkan manusia pembangunan yang tangguh dan terpercaya.

Karena itu, segala daya dan upaya yang terarah kepada pembinaan manusia

pembangunan manusia seutuhnya juga menjadi sasaran pendidikan di

Indonesia untuk mencapai tujuan itu diperlukan upaya pengkajian semua

unsur yang akan menjadi tantangan pendidikan dalam pengembangan sistem

pendidikan pengajaran yang serasi dan terarah serta relavan dengan segala

kebutuhan pembangunan jangka pendek dan panjang.

Selain berperan penting dalam perkembangan dan kemajuan suatu

bangsa, pendidikan juga mampu mengangkat derajat seseorang ke tingkat

yang lebih tinggi, sebagaimana Firman Allah dalam Q.S al-Mujaadilah ayat 11

(22)

Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu

berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan

memberi kelapangan untukmu dan apabila dikatakan berdirilah kamu, maka

berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan

Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. 3

Ilmu yang dimaksud pada ayat diatas adalah ilmu yang bermanfaat bagi

dirinya atau orang banyak dan tidak merugikan orang lain, salah satunya ilmu

mengenai matematika. Pendidikan matematika merupakan bagian dari pendidikan.

Sehingga pendidikan matematika merupakan salah satu aspek kehidupan yang

sangat penting peranannya dalam upaya membina dan membentuk manusia

berkualitas tinggi.

Mempelajari ilmu matematika sangatlah penting bagi diri sendiri dan orang

lain. Mata pelajaran matematika telah diperkenalkan kepada peserta didik sejak

(23)

Indonesia di persiapkan mulai dari jenjang sekolah dasar hingga lanjutan, yang di

persiapkan secara sistematis sehingga peserta didik mudah mempelajarinya.

Di zaman yang modern ini semakin ketatnya persaingan di dunia pendidikan,

merupakan hal yang wajar apabila para peserta didik sering khawatir akan

mengalami kegagalan atau ketidakberhasilan dalam meraih prestasi belajar.

Banyak peserta didik yang bersikap negatif terhadap matematika, peserta didik

menganggap matematika sebagai bidang studi yang sulit dipelajari. Pandangan

atau sikap negatif peserta didik terhadap matematika berpengaruh terhadap

cara-cara pesrta didik dalam mempelajari matematika. Berbagai usaha yang dilakukan

peserta didik untuk meraih prestasi belajar, seperti mengikuti bimbingan belajar.

Usaha semacam ini jelas positif, namun masih ada faktor lain yang tidak kalah

pentingnya dalam mencapai keberhasilan selain kecerdasan ataupun kecakapan

intelektual yang tinggi, yaitu kecerdasan majemuk.

Teori kecerdasan majemuk (multiple intelligences) ditemukan dan

dikembangkan oleh Howard Gardner, seorang ahli psikologi perkembangan dan

(24)

biopsikologi yang artinya semua makhluk yang bersangkutan mempunyai potensi

untuk menggunakan sekumpulan bakat yang dimiliki oleh jenis makhluk itu.

Sedangkan kata “majemuk”berarti terdiri atas beberapa bagian yang merupakan

satu kesatuan.4

Kecerdasan tidak terbatas pada kecerdasan intelektual yang diukur dengan

menggunakan beberapa tes inteligensi yang sempit saja, atau sekadar melihat

prestasi yang ditampilkan seorang peserta didik melalui ulangan maupun ujian di

sekolah belaka, tetapi kecerdasan juga menggambarkan kemampuan peserta didik

pada bidang seni, spasial, olah raga, berkomunikasi, dan cinta akan lingkungan.

Bila semua kecerdasan ini ditumbuhkan, dikembangkan dan dilibatkan dalam

proses pembelajaran, maka akan sangat meningkatkan efektifitas dan hasil

pembelajaran.

Dalam penelitian ini, peneliti hanya ingin meninjau kecerdasan peserta didik

dalam aspek kecerdasan logis-matematika, intrapersonal dan interpersonalnya.

Besarnya tidaknya pengaruh kecerdasan logis-matematika, kecerdasan

(25)

untuk menggunakan kata-kata, mampu berfikir secara konseptual, mampu

berinteraksi baik dengan orang lain. Peserta didik dengan kecerdasan majemuk

yang baik akan mampu berfikir secara konseptual dengan baik sehingga kinerja

otak dapat berfungsi lebih baik, dapat memotivasi dirinya sendiri, serta peserta

didik juga lebih mudah dalam menerima pelajaran matematika sehingga peserta

didik dengan kecerdasan majemuk yang baik dapat mengkomunikasikan

komunikasi matematis dalam belajar matematika.

Hubungan komunikasi matematis dengan kecerdasan majemuk seperti

kecerdasan logis-matematika, kecerdasan intrapersonal dan interpersonal adalah

komunikasi matematis yang pembelajarannya membiasakan peserta didik untuk

mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk simbol, tabel, diagram, atau media

lain. Kemampuan komunikasi matematis sangat penting dimiliki oleh peserta

didik, hal ini karena salah satu komponen standar evaluasi matematika menurut

National Council of Teacer of Matematics (NCTM) adalah kemampuan

komunikasi. Kemampuan komunikasi diperlukan dalam pembelajaran matematika

(26)

Artinya: “(Allah) yang maha pengasih. yang telah mengajarkan Al-Qur’an. Dia menciptakan manusia. dan mengajarinya pandai berbicara”.5

Ayat ini menyatakan untuk mengajarkan kita untuk pandai berbicara, itu

artinya kita diajarkan untuk berkomunikasi. Dalam pembelajaran matematika

komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi matematis. Salah satu penyebab

peserta didik sulit belajar matematika adalah lemahnya membaca matematika

yang erat kaitannya dengan simbol-simbol dan istilah.

Berdasarkan hasil prasurvei yang dilakukan penulis, peserta didik kelas VIII

MTs Ma’arif 01 Punggur Lampung Tengah pada umumnya mempunyai respon

yang kurang terhadap materi yang disampaikan guru karena tidak adanya kesiapan

peserta didik dalam menghadapi materi pembelajaran. Salah satu guru matematika

di MTs Ma’arif 01 Punggur mengatakan bahwa sebagian besar peserta didik sulit

dalam komunikasi matematis pada materi yang disampaikan oleh guru, serta

kebanyakan dari peserta didik tidak memperhatikan saat guru menerangkan

(27)

setelah ditunjuk langsung oleh guru dan tidak bertanya walaupun sebenarnya

mereka belum mengerti mengenai materi yang disampaikan oleh guru, dalam

proses pembelajaran guru masih menggunakan metode konvensional yaitu

pembelajaran yang berpusat pada guru, sehingga menimbulkan kejenuhan pada

peserta didik selama proses pembelajaran. Kejenuhan yang terjadi pada proses

pembelajaran mengakibatkan peserta didik tidak berminat untuk mengikuti

pembelajaran sehingga akan berpengaruh pada komunikasi matematis dan

kecerdasan majemuk peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan

komunikasi matematis peserta didik sebagai berikut :

Tabel 1.1

Hasil Komunikasi Matematis Matematika Peserta Didik kelas VIII MTs Ma’arif 01 Punggur Lampung Tengah

(28)

matematika di MTs Ma’arif 01 Punggur adalah 71, tabel di atas menunjukan bahwa dari 118 peserta didik yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal hanya berjumlah 43 peserta didik. Hal ini merupakan salah satu indikasi bahwa hasil belajar matematika kelas VIII MTs Ma’arif 01 Punggur belum memuaskan. Kondisi di atas diduga karena dalam pembelajaran matematika peserta didik jarang sekali diminta untuk mengkomunikasikan ide-idenya gagasan-gagasan matematika baik melalui gambar, grafik, table atau diagram, sehingga hal ini menyebabkan peserta didik masih mengalami kesulitan dalam penyelesaian soal-soal, dan dalam pembelajaran belum pernah dilakuakan tes untuk mengetahui kecerdasan majemuk untuk mengetahui komunikasi matematis peserta didik. Rendahnya kemampuan komunikasi matematis peserta didik ini dapat disebabkan karena pembelajaran di MTs Ma’arif 01 Punggur masih menggunakan metode pembelajaran konvensional, dimana seorang guru yang dituntut untuk lebih aktif dari pada peserta didik.

(29)

ragam, guru dituntut untuk menggunakan metode yang berfariasi dalam melaksanakan pembelajaran agar peserta didik dapat dibantu sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki.

(30)

perlu juga maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang mampu memberikan dukungan belajar bagi peserta didik. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran dimaksudkan untuk mengatasi kebosanan dan kejenuhan pada peserta didik dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran yang baik akan menyebabkan komunikasi matematis belajar yang baik pula.

(31)

pembelajaran matematika peserta didik akan belajar menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran seperti ini membuat peserta didik dapat meningkatkan komunikasi matematis.

Metode Brain Storming didukung dengan kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh peserta didik yang mempunyai kecerdasan logis matematis, kecerdasa intrapersonal dan kecerdasan interpersonal diharapkan agar peserta didik dapat meningkatkan komunikasi peserta didik. Jika dalam proses pembelajaran seorang guru memberikan metode yang sesuai dan mengetahui kecerdasan majemuk peserta didik maka pembelajaran di dalam kelas akan terasa lebih menyenangkan serta peserta didik akan lebih aktif dalam belajar matematika. Sehingga peserta didik akan dapat mengembangkan komunikasi matematis dan memperoleh nilai pembelajaran yang baik.

(32)

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan diteliti dan dikaji dalam penelitian ini dapt di identifikasikan sebagai berikut :

1. Tingkat ketuntasan peserta didik kelas VIII pada hasil ulangan semester ganjil MTs Ma’arif 01 Punggur Lampung Tengah masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena kemampuan komunikasi matematis peserta didik masih rendah.

2. Sebagian besar peserta didik masih sulit untuk bertanya, mengungkapkan pendapat maupun menyangggah suatu pernyataan.

3. Peserta didik masih belum dapat mengembangkan kecerdasan majemuk mereka, hal ini dilihat dari kemampuan komunikasi matematis yang masih rendah.

4. Selama proses belajar mengajar guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional.

C. Pembatasan Masalah

(33)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran Brain Storming dan metode pembelajaran ekspositori terhadap kemampuan komunikasi matematis peserta

didik?

2. Apakah terdapat pengaruh kecerdasan majemuk antara peserta didikterhadap

komunikasi matematis peserta didik?

3. Apakah terdapat interaksi antara penggunaan metode pembelajaran Brain Storming terhadap kecerasan majemuk untuk meningkatkan komunikasi

matematis peserta didik?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

(34)

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Peserta didik

Mendapatkan pengalaman belajar yang berbeda pada pembelajaran

matematika, meningkatkan komunikasi matematis peserta didik dan

mengetahui kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh peserta didik.

2. Pendidik

Mendapatkan alternative dengan menerapkan pembelajaran dengan metode

Brain Storming khususnya dalam pembelajaran matematika dan pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis yang

di lihat dari kecerdasan majemuk peserta didik.

3. Sekolah

Sebagai salah satu literatur yang nantinya akan berpengaruh dalam

(35)
(36)

G. Ruang Lingkup Penelitian

Agar tidak terjadi kesalah pahaman dari penelitian yang dilkaksanakan, maka

ruang lingkup penelitian ini dibatasi sebagai berikut :

1. Sifat penelitian

Sifat penelitian adalah Kuantitatif.

2. Jenis penelitian

Eksperimen Semu

3. Objek penelitian

Objek penelitian adalah penerapan metode Brain Storming untuk meningkatkan komukasi matematis ditinjau dari kecerdasan majemuk peserta

didik.

4. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah pesrta didik kelas VIII MTs Ma’arif 01

Punggur Lampung Tengah

5. Waktu penelitian

(37)

oleh pendidik, akan tetapi peserta didik yang lain tidak diberi kesempatan

untuk menyanggah, menambahkan ataupun menanggapi ide, pendapat atau

gagasan dari peserta didik yang menyampaikan pendapatnya.

2. Komunikasi matematis suatu kemampuan peserta didik dalam menyampaikan

sesuatu yang diketahui melalui peristiwa dialog atau saling berhubungan yang

terjadi di lingkungan kelas, dimana terjadi pengalihan pesan. Pesan yang

dialihkan berisi matematika yang dipelajari peserta didik, misalnya berupa

konsep, rumus atau strategi penyelesaian suatu masalah.

3. Kecerdasan majemuk yang dimaksud disini adalah macam kecerdasan yang

dimiliki setiap individu lebih dari satu. Kecerdasan ini diartikan sebagai

kemampuan seseorang dalam berpikir, bertindak dan berperilaku sesuai

dengan apa yang dihadapi. Kecerdasan majemuk peserta didik yang akan

diteliti adalah kecerdasan logis matematis kecerdasan intrapersonal dan

(38)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Metode Pembelajaran

Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu : “meta dan hodos”. Meta berarti

melalui dan hodos berarti jalan atau cara, jadi metode mengandung pengertian

suatu jalan atau cara yang dilalui untuk suatu tujuan.9 Dalam kamus besar bahasa

Indonesia disebutkan bahwa metode adalah cara kerja yang bersistem untuk

memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.10 Metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan guru untuk

menyampaikan pelajaran kepada peserta didik, karena penyampaian itu

berlangsung dalam interaksi edukatif, metode pembelajaran dapat diartikan

sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan

peserta didik pada saat berlangsungnya pengajaran. Dengan demikian, metode

(39)

tercapai tujuan pelajaran tersebut”.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud

dengan metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui oleh

seorang guru untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan belajar pembelajaran guna

mencapai tujuan yang telah ditentukan.

a. Metode Brain Storming

Metode Brain Storming atau curahan pendapat atau sumbangan saran merupakan

teknik yang dikembangkan oleh Osborn yang dapat diterapkan untuk memecahkan

suatu masalah dalam kelompok kecil (sekitar 5 dampai 8 orang) dengan menggali

gagasan-gagasan sebanyak mungkin dari anggota kelompok. Metode curah pendapat

Brain Storming adalah metode curah pendapat pengumpulan sejumlah besar gagasan

dari sekelompok orang dalam waktu singkat, digunakan dalam pemecahan masalah

masalah yang kreatif dan dapat digunakan sendiri atau sebagai bagian dari strategi

lain, kegiatan curah pendapat membangkitkan semangat dalam belajar berkemlompok

memunculkan ide kreatif peseta didik.13

(40)

anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Teknik kelompok Brain Storming

adalah pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok yang peserta didiknya memiliki

latar belakang pengetahuan dan pengalaman yang berbeda-beda. Kegiatan ini

dihimpun untuk menghimpun gagasan dan pendapat dalam rangka menemukan,

memilih, dan menentukan berbagai pernyataan sebagai jawaban terhadap pertanyaan

yang berkaitan dengan kebutuhan belajar, sumber-sumber, hambatan dan lain

sebagainya. Tiap peserta didik diberi kesempatan secara bergiliran untuk

menyampaikan pernyataan tentang pendapat atau gagasanya. Peserta yang tidak

sedang menyatakan buah pikiranya tidak boleh mengkritik atau mendebat terhadap

gagasan atau pendapat yang sedang disampaikan peserta didik lainya. Pendapat atau

gagasan iu ditulis di papan tulis atau kertas selembar yang telah disediakan. Selesai

ditulis, pendapat atau gagasan itu dikaji dan dinilai oleh kelompok tersebut atau oleh

suatu tim yang ditunjuk untuk melakukan kajian tersebut.15

Hasil belajar yang diharapkan ialah agar anggota kelompok belajar menghargai

pendaat orang lain, menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri dalam

(41)

Curah pendapat ini dapat digunakan untuk menghimpun sebanyak mungkin

pernyataan tentang kebutuhan, gagasan, pendapat dan jawaban tentang berbagai

alternative pemikiran yang menghadapi masalah curah pendapat dapat dilakukan pula

khususnya untuk memecahkan masalah baru atau untuk menentukan cara-cara dalam

menghadapi masalah lama. Teknik ini tepat digunakan karena dalam waktu singkat

dapat terhimpun gagasan, pendapat dan jawaban yang inovatif, asal saja tidak

terdapat kritik yang menghambat spontanitas penyampaian pernyataan oleh peserta

didik. Dengan teknik ini akan terjadi situasi belajar yang saling memupuk dan saling

melengkapi saran dan pendapat diantara peserta didik. Perlu diperhatikan bahwa

penggunaan teknik ini akan tepat apabila telah terdapat situasi saling mengenal antar

peserta didik, serta mereka telah dimotivasi terlebih dahulu.17

Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa metode Brain Storming atau

curah pendapat atau ide-ide dari peserta didik dengan bebes tanpa seleksi yang akan

menunjang daya pikir kreatifnya dan akan lebih memperkaya pengalaman peserta

didik, dalam hal ini dapat menghubungkan idea tau hal-hal yang sebelumnya tidak

(42)

1) Tidak Ada Kritik

Guru tidak boleh mengkritik ide yang disampaikan oleh peserta didik, setiap ide

diperbolehkan. Peserta didik juga tidak boleh mengkritik ide dalam tahapan

pengeluaran ide.

2) Bebas dan Santai

Setiap peserta didik bebas mengeluarkan ide setiap saat selama waktu

pengemukaan ide.

3) Fokus Pada Kuantitas Ide ( bukan kuantitas )

Tujuannya untuk menghasilkan ide sebanyak mungkin pada tahap awal kegiatan.

4) Setiap Ide Harus Dicatat

Setiap ide harus ditulis, walupun bukan merupakan ide yang bagus.

b. Langkah-langkah penggunaan metode Brain Storming

1. Pendidik menyusun pertanyaan-petanyaan tentang kebutuhan belajar,

sumber-sumber dan atau kemungkinan-kemungkinan hambatan pembelajaran. Sebagai

contoh adalah sebagai berikut:

(43)

b) Untuk menyelenggarakan kegiatan belajar agar kebutuhan belajar itu dapat tercapai, sumber-sumber apa saja yang dapat digunakan.

c) Dalam melakukan kegiatan belajar, hambatan-hambatan apakah yang mungkin timbul.

2. Pendidik menyampaikan pertanyaan-pertanyaan 1a, 1b dan 1c secara berurutan kepada peserta didik dalam kelompok. Sebelum menjawab pertanyaan, para peserta didik diberi waktu sekitar 3-5 menit untuk memikirkn alternative jawabanya.

3. Pendidik menjelaskan aturan-aturan yang harus di perhatikan oleh peserta didik, yaitu: setiap orang menyampaikan satu pendapat, mengemukakan pendapat atau gagasan dengan cepat, menyampaikan jawaban secara langsung, dan menghindarkan diri untuk mengkritik atau menyela (menginterupsi) pendapat orang lain.

(44)

mengomentari gagasan yang dikemukakan peserta didik lainya baik komentar positif atau komentar negative.

5. Pendidik boleh menunjuk seorang penlis untuk mencatat pendapat dan jawaban yang diajaukan oleh peserta didik dan dapat pula menunjuk sebuah tim untuk mengevaluasi proses dan hasil penggunaan teknik ini. Pendidik dapat memimpin kelompok dalam mengevaluasi jawaban dan pendapat yang terkumpul. Pendidik menghindarkan kegiatan dari dominasi seorang peserta didik dalam menyampaikan pendapat dan gagasan.

c. Keunggulan dan Kelemahan Metode Brain Storming

1. Kenggulan metode Brain Storming

a) Dapat merangsang semua peserta didik untuk mengemukakan pendapat atau gagasan baru.

b) Menghasilkan jawaban atau pendapat secara berurutan.

c) Penggunaan waktu dapat dikontrol dan teknik ini dapat diguanakan dalam kelompok besar atau kecil.

(45)

(2) Melatih peserta didik berfikir secara tepat dan tersusun logis.

(3) Merangsang peserta didik untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan oleh guru.

(4) Meningkatkan partisipasi peserta didik dalam menerima pelajaran.

(5) Peserta didik yang kurang aktif yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang pandai atau dari guru.

(6) Terjadi persaingan sehat.

(7) Peserta diidk merasa bebas dan gembira.

(8) Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan.19

Berdasarkan kedua pendpat diatas, dapat ditemukan keunggulan yang di ungkapkan adalah sama, yaitu ‘anak-anak akrif menyampaikan pendapatnya’. Karena peserta didik aktif menyampaikan pendapatnya, maka diharapkan peserta didik dapat berpikir kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan permasalahan dalam bentuk matematika.

2. Kelemahan metode Brain Storming

(46)

(3) Peserta didik cenderung beranggapan bahwa semua pendapatnya diterima. (4) Memerlukan evalusi lanjutan untuk menentukan prioritas pendapat yang

disampaikan.20

2. Komunikasi Matematis

a. Pengertian Komunikasi Matematis

Kata komunikasi berasal dari kata communication yang dalam Kamus Inggris-Indonesia berarti hubungan. Dalam Kamus Besar Bahasa Inggris-Indonesia disebutkan bahwa komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.21 Komunikasi secara konseptual yaitu memberitahukan dan menyebarkan berita, pengetahuan, pikiran-pikiran dan nilai-nilai dengan maksud untuk menggunggah partisipasi agar hal-hal yang diberitahukan menjadi milik bersama.

(47)

1) Komunikasi lisan (komunikasi verbal), proses penyampaian tersebut di sampaikan secara lisan melalui apa yang diucapkan ddari mulut.

2) Komunikasi non lisan (non verbal), proses penyampaian informasi tersebut disampaikan secara non lisan. Proses penyampaian informasi tersebut dapat berupa tulisan, isyarat atau pun gerak gerik.22

Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain merupakan dasar untuk segala yang kita kerjakan. Grafik, bagan, peta, lambang-lambang, diagram, persamaan matematik, dan demonstrasi visual, sama baiknya dengan kata-kata yang ditulis atau dibicarakan, semuanya adalah cara-cara berkomunikasi yang sering kali digunakan dalam ilmu pengetahuan.23 Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara visual. Komunikasi adalah suatu proses, bukan hal yang statis. Implikasi dari hal ini adalah bahwa komunikasi memerlukan tempat, dinamis, menghasilkan perubahan dalam usaha mencapai hasil, melibatkan interaksi bersama, serta melibatkan suatu kelompok.24

(48)

maupun orang lain, sehingga akan meningkatkan sikap positif terhadap matematika

baik dari dalam diri sendiri maupun orang lain 25. Sementara itu Dona Dinda Pratiwi mejelaskan Komunikasi matematis adalah cara untuk menyampaikan ide-ide

pemecahan masalah, strategi maupun solusi matematika baik secara tertulis maupun

lisan. Sedangkan, kemampuan komunikasi matematis dalam pemecahan masalah

menurut National Council of Teachers of Mathematics dapat dilihat ketika peserta

didik menganalisis dan menilai pemikiran dan strategi matematis orang lain dan

menggunakan bahasa matematika untuk menyatakan ide matematika dengan tepat.

Selain itu, menurut riset Schoen, Bean, dan Zieberth dalam Bistari kemampuan

memberikan dugaan tentang gambar-gambar geometri juga termasuk kemampuan

komunikasi matematis26.

Masalah matematika yang diberikan kepada peserta didik di sekolah,

dimaksutkan untuk melatih peserta didik mematangkan kemampuan intelektualnya

dalam memahami ide, interprestasi ide dan memperoleh solusi dari setiap masalah

yang dihadapi. Komunikasi matematis menurut NCTM adalah kemampuan peserta

(49)

kemampuan peserta didik untuk mengkontruksikan dan menjelaskan sajian fenomena

dunia nyata secara grafis, kata-kata/kalimat, persamaan, tabel dan sajian secara fisik

atau kemampuan peserta didik memberikan dugaan tentang gambar-gambar

geometri.27

Pernyataan tentang pentingnya komunikasi matematis dikemukakan oleh

Baroody, setidaknya ada dua alasan penting yang menjadikan komunikasi dalam

pembelajaran matematika perlu menjadi fokus perhatian yaitu: (1) matematika

sebagai bahasa: matematika bukan hanya sebagai alat bantu berfikir, alat untuk

menemukan pola, atau menyelesaikan masalah, tetapi juga matematika sebagai alat

bantu yang baik untuk mengkomunikasikan macam-macam ide sehingga jelas, tepat,

dan ringkas, dan (2) pembelajaran matematika sebagai aktivitas sosial: dalam

pembelajaran matematika interaksi antar peserta didik, komunikasi peserta didik

dengan pengajar merupakan bagian yang cukup penting untuk mengembangkan

potensi peserta didik.28

Berdasarkan pengertian komunikasi matematis di atas dapat disimpulkan bahwa

(50)

matematika dengan bahasa sendiri dalam bahasa atau simbol matematika, karena

matematika merupakan salah satu bahasa yang kaya simbol-simbol ini memiliki

makna yang tersirat yang penting untuk direpresentasikan.

b. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis

Idikator kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu acuan

kompetensi komunikasi matematis dapat tercapai atau tidak. Idikator-indikaor untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis yang digunakan dalam penelitian ini

diantaranya:

Sumarmo mengidentifikasi indikator-indikator komunikasi matematis meliputi

kemampuan :

1) Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika. 2) Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika, secara lisan dan tulisan

dengan benda nyata, gambar, grafik dan diagram.

3) Menyatakan peristiwa sehari-hari ke dalam bahasa atau simbol matematika. 4) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika.

5) Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis.

6) Membuat konjektur, menyusun argument, merumuskan definisi dan generalisasi.

(51)

Komunikasi matematis yang akan dicapai peserta didik dapat dilihat dari

kesanggupan atau kecakapan peserta didik dalam menyesaikan soal-soal tes

matematika yang memuat tujuh indikator komunikasi matematis.

.

3. Kecerdasan Majemuk

a. Pengertian Kecerdasan

Pengertian kata kecerdasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa artinya perihal cerdas, intelegensi, kesempurnaan perkembangan akal budi,

kepandaian ketajaman pikiran.30 Menurut Suharsono menyebutkan bahwa kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan masalah secara benar, yang secara relatif

lebih cepat dibandingkan dengan usia biologisnya.31 Sedangkan Howard Gardner

mengemukakan pengertian kecerdasan mencakup tiga kemampuan. Pertama,

kemampuan untuk memecahkan suatu masalah yang terjadi, Kedua kemampuan

untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk di selesaikan dan Ketiga

kemampuan untuk menciptakan suatu yang akan muncul untuk menciptakan

penghargaan dalam budaya seorang individu.32

(52)

dan positif, semakin tinggi nilai kecerdasan seseorang semakin tinggi kemampuan

kognitifnya.33

Berdasarkan teori di atas kecerdasan adalah kemampuan mengembangkan

kognitif seseorang, semakin tinggi nilai kecerdasan seseorang semakin tinggi

kemampuan kognitifnya. Pada umumnya orang yang cerdas memiliki prinsip pada

hidupnya, orang seperti ini tidak pernah berhenti bertanya sampai ia menemukan

jawaban dari masalahnya. Orang yang cerdas, hanya menyimpan Informasi yang

penting saja dan akan membuang masalah yang telah diselesaikan.

Setiap peserta didik memiliki perbedaan dengan peserta didik yang lain, begitu

pula dengan kecerdasan yang dimiliki. Pengalaman dari masing-masing peserta didik

dalam kehidupan menunjukkan bahwa masing-masing profil kecerdasan yang

berdeda-beda.

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan :

a) Pembawaan

Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir.

(53)

ada yang kurang pintar. Meskipun menerima latihan dan pelajaran yang sama,

perbedaan-perbedaan itu masih tetap ada.

b) Kematangan

Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

Organ baik fisik maupun psikis dapat dikatakan matang apabila dapat

menjalankan fungsinya masing-masing.

c) Pembentukan

Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi

perkembangan kecerdasan. Dapat dibedakan pembentukan sengaja (seperti

yang dilakukan di sekolah) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam

sekitar).

d) Minat dan pembawaan yang khas

Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan

bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan

(motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Motif

(54)

e) Kebebasan

Kebebasan berarti bahwa manusia dapat memilih metode-metode tertentu

dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia memiliki kebebasan memilih

metode, dan bebas pula memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.

Dengan adanya kebebasan ini berarti bahwa minat itu tidak selamanya

menjadi syarat dalam perbuatan inteligensi.34

2) Karakteristik Umum dalam Kecerdasan antara lain:

a) Kemampuan untuk belajar dan mengambil manfaat dari pengalaman;

b) Kemampuan untuk belajar atau menalar secara abstrak;

c) Kemampuan untuk beradaptasi terhadap hal-hal yang timbul dari perubahan

dan ketidakpastian lingkungan;

d) Kemampuan untuk memotivasi diri guna menyelesaikan secara tepat

tugas-tugas yang perlu diselesaikan.35

b. Pengertian Kecerdasan Majemuk

Teori kecerdasan majemuk (multiple intelligences) ditemukan dan dikembangkan

(55)

berjudul Frames of Mind pada tahun 1983 kemudian pada tahun 1993

mempublikasikan bukunya yang berjudul Mulptiple Intelligences, setelah melakukan

banyak penelitian dan implikasi kecerdasan majemuk di dunia pendidikan. Menurut

Gardner kecerdasan adalah potensi biopsy kologi yang artinya semua makhluk yang

bersangkutan mempunyai potensi untuk menggunakan sekumpulan bakat yang

dimiliki oleh jenis makhluk itu. Suparno juga mengutip pendapat Gardner,

kecerdasan atau inteligensi adalah kemampuan untuk memecahkan persoalan dan

menghasilkan produk dalam suatu seting yang bermacam-macam dan dalam situasi

yang nyata. William Stern juga menyatakan bahwa intelegensi ialah kesanggupan

untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat

berpikir yang sesuai dengan tujuannya.

Sedangkan kata “majemuk” berarti terdiri atas beberapa bagian yang merupakan

satu kesatuan.36

Jadi berdasarkan beberapa pernyataan di atas, penulis dapat menyimpulkan

pertama, kecerdasan majemuk adalah suatu kemampuan berpikir yang terdiri dari

(56)

memecahkan suatu persoalan dan menghasilkan produk baru dalam situasi yang

nyata.

c. Jenis-Jenis Kecerdasan Majemuk

Gardner mengungkapkan ada sembilan kecerdasan majemuk sebagai berikut:

1) Kecerdasan Linguistik (Linguistic Intelligence)

Kecerdasan Linguistik adalah kemampuan bertutur kata, baik secara tulisan

maupun lisan. Orang yang memiliki jenis kecerdasan ini juga memiliki

keterampilan auditori (berkaitan dengan pendengaran) yang sangat tinggi dan

mereka belajar melalui mendengar. Mereka gemar berbicara dan suka

bercengkerama dengan kata-kata. Kecerdasan linguistik juga gemar dalam

permainan teka-teki silang atau bermainan scrabble dan senang menceritakan

lelucon yang lazim merupakan permainan kata.

Menurut Armstrong, kecerdasan linguistik adalah kemampuan menggunakan

kata-kata secara efektif. Kecerdasan ini terlihat dari kemampuan dan kepekaan

seseorang dalam penggunaan bahasa. Seseorang yang memiliki kecerdasan

(57)

Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan berpikir secara konseptual.

Biasanya individu dengan kemampuan berpikir yang baik, suka mengeksplorasi

pola, kategori dan hubungan, juga menyukai puzzle atau sesuatu yang

membutuhkan nalar. Suparno mengutip pendapat Gardner, bahwa kecerdasan

logis-matematis adalah kemampuan yang berkaitan erat dengan penggunaan

bilangan dan logika secara efektif, seperti dipunyai seorang matematikus, saintis,

programer, dan logikus. Juga termasuk kepekaan terhadap pada pola logika,

abstraksi, kategorisasi, dan perhitungan. Kecerdasan ini memiliki ciri antara lain:

menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar kepala, suka mengajukan

pertanyaan yang sifatnya analisis, ahli dalam permainan catur, mampu

menjelaskan masalah secara logis, suka merancang eksperimen untuk

membuktikan sesuatu, menghabiskan waktu dengan permainan logika seperti

teka-teki, berprestasi dalam Matematika dan IPA. Kecerdasan ini berupa

kemampuan untuk melakukan analisis dan berfikir ilmiah. Kecerdasan ini terlihat

menonjol di kalangan peneliti dan ilmuwan-ilmuwan terkenal.

(58)

menggambarkan suatu benda/hal dalam pikiran kemudian ke dalam bentuk nyata,

dan dapat mengungkapkan data dalam suatu grafik. Kecerdasan ini memiliki kemampuan dalam memvisualisasikan apa yang ada di benaknya lewat gambar,

susunan balok, mampu menerjemahkan gambaran dalam pikirannya ke dalam bentuk dua atau tiga dimensi, juga memahami tata letak, arah, dan posisiyang baik. Kecerdasan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: memberikan gambaran

visual yang jelas ketika menjelaskan sesuatu, mudah membaca peta atau diagram, menggambar sosok orang atau benda persis aslinya, senang melihat

film, slide, foto, atau karya seni lainnya, sangat menikmati kegiatan visual, seperti teka-teki atau sejenisnya, suka melamun dan berfantasi, mencoret-coret di atas kertas atau buku tugas sekolah, lebih memahamai informasi lewat gambar

dari pada kata-kata atau uraian; kesembilan, menonjol dalam mata pelajaran seni. Contoh pemilik kecerdasan ini adalah para pelaut yang menggunakan pemetaan

bintang-bintang dalam menentukan lokasinya.

4) Kecerdasan Kinestetik-Badani(Bodily-Kinesthetic Intelligence)

(59)

sebagai berikut: banyak bergerak ketika duduk atau mendengarkan sesuatu, aktif

dalam kegiatan fisik seperti berenang, bersepeda, hiking atau skateboard, perlu menyentuh sesuatu yang sedang dipelajarinya, menikmati kegiatan melompat,

lari, gulat atau kegiatan fisik lainnya, memperlihatkan keterampilan dalam bidang kerajinan tangan seperti mengukir, menjahit, memahat, pandai menirukan gerakan, kebiasaan atau prilaku orang lain, bereaksi secara fisik terhadap

jawaban masalah yang dihadapinya, suka membongkar berbagai benda kemudian menyusunnya lagi, berprestasi dalam mata pelajaran olahraga dan yang bersifat

kompetitif.

5) Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence)

Menurut Gardner kecerdasan musikal ini adalah kemampuan untuk

mendengarkan, mengekspresikan, dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara, juga peka terhadap ritme, melodi dan intonasi, kemampuan: memainkan

(60)

atau bersenandung untuk diri sendiri atau orang lain, mudah mengikuti irama

musik, mempunyai suara bagus untuk bernyanyi, berprestasi bagus dalam mata pelajaran musik.

6) Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence)

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan

berinteraksi secara efektif dengan orang lain. Kecerdasan ini melibatkan banyak hal meliputi kemampuan berempati, kemampuan memimpin dan kemampuan

mengorganisir orang lain. Menurut Anna Craft, kecerdasan ini adalah kemampuan untuk memahami dan berhubungan dengan orang lain. Contohnya adalah ketua kelas yang bertanggung jawab, guru, konselor dan public figure.

Kecerdasan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: mempunyai banyak teman, suka bersosialisasi di sekolah atau di lingkungan tempat tinggalnya, banyak

(61)

Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan mengenali dan memahami diri

sendiri, serta mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya, suasana hatinya, temperamennya, keinginan dan motivasi dirinya. Kristanto juga menjelaskan

orang yang memiliki kecerdasan ini berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan akan dirinya sendiri dan melakukan disiplin diri, sangat menghargai nilai (aturan-aturan), etika (sopan santun) dan moral. Orang yang memiliki

kecerdasan ini dapat ditandai dengan beberapa hal sebagai berikut: memperlihatkan sikap independen dan kemauan kuat, bekerja atau belajar

dengan baik seorang diri, memiliki rasa percaya diri yang tinggi, banyak belajar dari kesalahan masalalu, berpikir fokus dan terarah pada pencapaian tujuan, banyak terlibat dalam hobi atau proyek yang dikerjakan sendiri.

8) Kecerdasan Naturalis (Naturalist Intelligence)

Kecerdasan naturalis adalah kecerdasan yang suka terhadap hal-hal yang

(62)

berkebun atau dekat dengan taman dan memelihara binatang, menghabiskan

waktu didekat akuarium atau sistem kehidupan alam, suka membawa pulang serangga, daun bunga atau benda alam lainnya, berprestasi dalam mata pelajaran

IPA, Biologi, dan lingkungan hidup. Keunikan yang dikemukakan Gardner adalah, setiap kecerdasan dalam upaya mengelola informasi bekerja secara spasial dalam sistem otak manusia.Tetapi pada saat mengeluarkannya, ke delapan

jenis kecerdasan itu bekerjasama untuk menghasilkan informasi sesuai yang dibutuhkan.37

Berdasarkan kedelapan kecerdasan majemuk diatas, peneliti hanya menggunkan tiga kecerdasan manjemuk yaitu kecerdasan logis matematis, kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal. Kecerdasan logis matematis yaitu

keecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik dalam berfikir secara konseptual, kecerdasan interpersonal yaitu kemampuan peserta didik untuk berinteraksi dengan

(63)

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Fentty Sukistiawati “Pengaruh Metode

Pembelajaran Brain Storming Dan Self-Esteem Terhadap Kecerdasan

Interpersonal Siswa Remaja Di SMK Negeri 7 Samarinda” hasil penelitian

diperoleh nilai korelasi antara metode pembelajaran Brain Storming dan

self-esteem dengan kecerdasan interpersonal sebesar F= 37.733, R2= 0,452 dan

p=0,000 (nilai p = 0,000 < 0,005).

Adapun yang menjadi persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Fentty

Sukistiawati dengan penelitian ini terletak pada metode pembelajaran brain

storming dan kecerdasan interpersonal sedangkan perbedaannya adalah pada

penelitian ini Fentty Sukistiawati menggunakan dua metode dan kecerdasan

interpersonal pada penelitian ini menggunakan satu metode dan tiga

kecerdasan yaitu kecerdasan logis matematis, kecerdasan intrapersonal dan

kecerdasan interpersonal.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sigit Adi Wibowo “Penerapan Model

(64)

menjelaskan ide/gagasan secara lisan atau tulisan dari kondisi awal (20%)

meningkat menjadi (77,14%), 2) kemampuan siswa menyatakan suatu situasi,

gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa, simbol, ide, atau model

matematika dari kondisi awal (20%) meningkat menjadi (68,57%), 3)

kemampuan siswa mendengarkan dan berdiskusi tentang matematika dari

kondisi awal (22,86%) menjadi menjadi (71,43%). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Knisley dengan metode

Brain Storming dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan

kemampuan komunikasi matematik.

Adapun yang menjadi persamaan antara peneliti yang dilakukan oleh Sigit

Adi Wibowo adalah pengukuran pencapaian penelitian yaitu peningkatan

komunikasi matematis dengan menggunakan metode brain storming.

Perbedaan antara penelitian yang dilakukan Adi Wibowo mata pembelajaran

akutansi sedangkan penelitian ini lebih focus pada mata pembelajaran

matematika.

(65)

memberikan jawaban sementara terhadap permasalahan yang diteliti. Di dalam

penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Brain

Storming dengan lambang (X1) dan kecerdasan majemuk peserta didik dengan

lambang (X2), serta variabel terikat (Y) meningkatkan komunikasi matematis peserta

didik.

Kecerdasan majemuk merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

keberhasilan belajar peserta didik. Kecerdasan majemuk meliputi kemampuan untuk

menggunakan kata-kata, mampu berfikir secara konseptual, mampu berinteraksi baik

dengan orang lain. Peserta didik dengan kecerdasan majemuk yang baik akan mampu

berfikir secara konseptual dengan baik sehingga kinerja otak dapat berfungsi lebih

baik, dapat memotivasi dirinya sendiri, serta peserta didik juga lebih mudah dalam

menerima pelajaran matematika sehingga peserta didik dengan kecerdasan majemuk

yang baik dapat mengkomunikasikan komunikasi matematis dalam belajar

matematika.

Selain itu metode juga yang di gunakan pendidik juga dapat mempengaruhi

(66)

Storming peserta didik juga diberi kebebasan untuk mencurahkan idea atau

pendapatnya secara bebas atau cara dalam menyelesaikan setiap permasalahan dalam

soal matematika.

Adapun kerangka pemikiran yang peneliti akan paparkan sebagai berikut :

(67)

Tabel 2.1

Bentuk Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka penulis mengajukan hipotesis

sebagai berikut:

1. Hipotesis Teoritis

a. Terdapat pengaruh metode pembelajaran Brain Storming dan metode

pembelajaran ekspositori terhadap kemampuan komunikasi matematis peserta

didik.

b. Terdapat pengaruh kecerdasan majemuk antara peserta didik terhadap

komunikasi matematis peserta didik.

c. Terdapat interaksi penggunaan metode pembelajaran Brain Storming terhadap

kecerasan majemuk untuk meningkatkan komunikasi matematis peserta didik.

2. Hipotesis Statistik

(68)

H1A : paling sedikit ada satu βi 0 (terdapat pengaruh metode pembelajaran

Brain Storming dan metode pembelajaran ekspositori terhadap kemampuan komunikasi matematis peserta didik)

b. H0B : βj = 0 untuk setiap j = 1, 2, 3 (tidak terdapat pengaruh kecerdasan

majemuk antara peserta didik terhadap komunikasi matematis peserta

didik)

H1B : paling sedikit ada satu βj 0{terdapat pengaruh kecerdasan majemuk

antara peserta didik terhadap komunikasi matematis peserta didik)

c. H0AB : (αβ)ij = 0 untuk setiap i = 1, 2 dan j = 1, 2, 3 (tidak terdapat interaksi

penggunaan metode pembelajaran Brain Storming terhadap kecerasan majemuk untuk meningkatkan komunikasi matematis peserta didik)

H1AB : paling sedikit ada satu (αβ)ij 0 (terdapat interaksi penggunaan metode

(69)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode adalah suatu hal lain dalam dunia keilmuan yang diletakkan pada

masalah sistem. Dalam arti sesungguhnya, maka metode (Yunani=methodes) adalah cara atau jalan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah

cara kerja yaitu cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu

yang bersangkutan.38 Menurut Muhibbin Syah metode diartikan sebagai cara

melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta

dan konsep-konsep secara sistematis.39 Dalam penelitian ini metode merupakan

faktor yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan suatu penelitian karena

metode ini menyangkut cara kerja yang akan dilakukan dalam suatu penelitian yang

menyangkut proses pengumpulan data sampai penulisan laporan.

Berdasarkan pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa metode adalah suatu

(70)

yang tidak mengalami variabel bebas. Hal ini sesuai dengan ciri dari metode quasy eksperimental yakni peneliti tidak mampu meletakkan subjek secara random pada kelas eksperimental atau kelompok kontrol, yang dapat dilakukan peneliti adalah

mencari kelompok subyek yang diterpa variabel bebas dan kelompok lain yang tidak

mengalami variabel bebas, serta peneliti tidak dapat mengenakan variabel bebas kapan dan kepada siapa saja yang dikehendakinya.40

Penelitian Eksperimen Semu (Quasi- Experimental Research) yaitu jenis eksperimen yang dianggap sudah baik karena sudah memenuhi persyaratan. Yang

dimaksud dengan persyaratan dalam eksperimen adalah adanya kelompok lain yang

tidak dikenai eksperimen dan ikut mendapatkan pengamatan.41 Senada dengan

pendapat yang disampaikan oleh Sugiyono, Quasy Eksperimental Design, yaitu jenis

eksperimen yang mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi

sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

(71)

Kelas pertama adalah kelas eksperimen, yaitu peserta didik mendapat pembelajaran

dengan menggunakan metode Brain Storming, sedangkan kelas kedua adalah kelas kontrol, yaitu peserta didik mendapat pembelajaran dengan menggunakan medode

pembelajaran konvensional.

B. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas

Variabel Independen (variabel bebas) yaitu variabel yang cenderung

mempengaruhi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran

matematika dengan menggunakan metode Brain Storming dengan lambang (X1)

dan kecerdasan majemuk peserta didik dengan lambang (X2).

2. Variabel Terikat

Variabel Dependen (variabel terikat) yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas, dalam hal ini yang menjadi

variabel terikatnya adalah meningkatkan komunikasi matematis dengan lambang

(72)

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.43 Populasi yang akan digunakan

peneliti yaitu semua peserta didik kelas VIII MTs Ma’arif 01 Punggur tahun pelajaran

2016/2017 yang berjumlah 118 peserta didik yang terbagi dalam 4 kelas yakni terdiri

dari kelas VIII A sampai dengan VIII D.

2. Sampel Penelitian

Dalam kegiatan penelitian untuk menjangkau keseluruhan dari obyek tersebut

tidak munkin dilakukan. Untuk mengatasinya perlu dipergunakan teknik sampling

yaitu “prosedur untuk mendapatkan dan mengumpulkan karakteristik yang berada di

dalam populasi meskipun data itu tidak diambil secara keseluruhan melainkan hanya

sebagian saja. Dan bagian dari populasi tersebut disebut sampele yang dianggap dapat

mewakili populasinya”.44 Suharsimi Arkuito mendefinisikan sampel adalah

“Sebagian atau wakil dari populai yang diteliti”.45 Jadi sampel adalah bagian dari

populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang dianggap bisa mewakili

populasi. Dalam penelitian ini diambil dua kelas pada kelas VIII MTs Ma’arif 01

(73)

menggunakan metode Brain Storming, dengan jumlah 30 peserta didik.

b) Kelas VIII A sebagai kelas kontrol, pembelajaran pada kelas ini menggunakan

pembelajaran konvensional dengan jumlah 28 peserta didik.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling adalah suatu cara pengambilan sampel, pada penelitian ini

teknik sampling yang digunakan adalah dengan teknik acak kelas, yaitu strategi

pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara memilih kertas secara acak.

Penerapan teknik sampling pada penelitian ini dilakukan dengan cara undian. Adapun

langkah-langkahnya adalah 1) Membuat undian dari keempat kelas yaitu dengan cara

menuliskan huruf subyek kelas VIII A sampai dengan kelas VIII D pada kertas kecil,

satu huruf untuk setiap kelas. 2) Kertas digulung dan diundi dengan melakukan dua

kali pengambilan, hingga terpilih 2 buah huruf. 3) Pada undian tersebut yang pertama

kali muncul berfungsi sebagai kelas eksperimen yaitu metode Brain Storming dan yang muncul pada undian berikutnya berfungsi sebagai kelas kontrol yaitu dengan

metode pembelajaran konvensional.

(74)

Kecerdasan Majemuk (Bj)

Metode Brain Storming (A1) (A1B1) (A1B2) (A1B3)

Metode pembelajaran Konvensional

A1B1: Kecerdasan logis-matematika peserta didik melalui metode Brain Storming

(75)

konvensional

E. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan keterangan mengenai sesuatu. Keterangan ini berbentuk angka

atau bilangan ini disebut data kwantitatif dan berbentuk kalimat atau uraian disebut

data kwalitatif.46

1. Metode Tes

Tes meerupakan seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada

seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi

skor angka.47 Dalam penelitian ini tes yang dilakukan adalah tes awal (pretest) dan

tes akhir (posttest) dengan soal yang sama berupa soal uraian (essay). Tes awal

(pretest) dilakukan untuk mengetahui penguasaan materi awal peserta didik, tes akhir

(posttest) dilakukan untuk mengetahui komunikasi matematis peserta didik setelah

dilakukan penerapan metode pembelajaran Brain Storming.

2. Angket

Kuesioner/angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

(76)

pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Bentuk kuesioner yang dipergunakan

dalam penelitian ini adalah kuesioner pertanyaan tertutup dimana responden

disediakan alternatif jawaban dalam bentuk checklist. Kuesioner ini ditujukan kepada

peserta didik MTs Ma’arif 01 Punggur Lampung Tengah untuk mengetahui

kecerdasan majemuk peserta didik.

Dalam penelitian ini angket kecerdasan majemuk yang digunakan adalah angket

baku, tujuannya yaitu agar dapat mengetahui kecerdasan majemuk peserta didik.

Angket kecerdasan majemuk terdiri 21 butir angket, yang terdiri 7 anket kecerdasan

logis matematis, 7 angket kecerdasan interpersonal dan 7 angket kecerdasan

intrapersonal.

Metode Observasi

Penelitian berpijak pada fakta lapangan. Bagaimana pelaksanaan tes peserta didik

oleh guru dalam proses kegiatan belajar mengajar matematika. Untuk itu dibutuhkan

informasi sebanyak mungkin untuk mengumpulkan informasi. Menurut Sutrisno Hadi

observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis atas

Gambar

Tabel 4.15 Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Kolom ..........................................
Tabel 1.1 Hasil Komunikasi Matematis Matematika Peserta Didik kelas VIII
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
Tabel 3.2 Pemberian Skor Soal Komunikasi Matematis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dilakukan pemeriksaan bukti pengeluaran yang dilakukan oleh praktikan adalah memastikan bahwa anggaran dana yang dikeluarkan untuk biaya tersebut masih tersedia dan

Puji, alumni panti asuhan Wikrama Putra Semarang, terimakasih atas kesediaan dan bantuan yang diberikan kepada penulis, sehingga pelaksanaan penelitian dapat berjalan dengan

Dalam kegiatan ini, pengumpulan data dari berbagai lokasi di masing-masing pondok pesantren kemudian disimpulkan sebagai suatu formulasi bermakna melalui analisis

(h) evaluasi; (2) penerapan model Group Investigation dengan media gambar dapat meningkatkan pembelajaran IPS tentang perjuangan mempersiapkan kemerdekaan, dibuktikan

untuk menjelaskan perihal cerai gugat yang diajukan oleh seorang isteri atas persetujuan suami dengan membayarkan sejumlah tebusan tertentu, melainkan untuk

Tugas Kepala Kantor mengingat KPP Pratama merupakan penggabungan dari KPP, KPPBM, dan Karipka maka kepala kantor KPP Paratama Lubuk Pakam mempunyai tugas mengkoordinir

terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Penerapan Sistem Keamanan Elektronik Mail (e-mail) berbasis Gnu Privacy.. Guard

Analisa regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas (terikat) atas perubahan dari setiap peningkatan atau penurunan