PASAL 6 – ANALISIS STRUKTUR
6.6.4 Pengaruh kelangsingan, metode pembesaran momen
6.6.4.5 Metode pembesaran momen:
Rangka portal tidak bergoyang.
6.6.4.5.1 Momen terfaktor yang digunakan untuk desain kolom dan dinding, Mc adalah momen terfaktor orde pertama M2 yang diperbesar untuk pengaruh kurvatur komponen struktur.
Mc=δM2 (6.6.4.5.1)
R6.6.4.5 Metode pembesaran momen:
Rangka portal tidak bergoyang
6.6.4.5.2 Faktor pembesaran harus
(6.6.4.5.2) adalah faktor reduksi kekakuan ϕK, yang didasarkan probabilitas di bawah kekuatan untuk satu kolom langsing terisolasi. Studi-studi yang dilaporkan dalam Mirza et al. (1987) menunjukkan bahwa faktor reduksi kekakuan ϕK, dan faktor reduksi kekuatan ϕ penampang tidak mempunyai nilai yang sama. Studi-studi ini menyarankan faktor reduksi kekakuan ϕK, untuk kolom yang terisolasi harus sebesar 0,75 baik untuk kolom bersengkang maupun berspiral. Dalam kasus rangka portal bertingkat banyak, defleksi kolom dan rangka tergantung pada rata-rata kekuatan beton, dimana lebih tinggi daripada kekuatan beton pada kolom tunggal di bawah kekuatan kritikal.
Untuk alasan ini, nilai ϕK, secara implisit terdapat dalam nilai I dalam 6.6.3.1.1 adalah 0,875.
standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
© BSN 2019 109 dari 695
6.6.4.5.3 Cm harus dihitung dengan a) atau b):
a) Untuk kolom tanpa beban transversal yang bekerja di antara tumpuannya
1
dengan M1/M2 bernilai negatif bila kolom melentur dengan kelengkungan tunggal dan positif bila kolom melentur dengan kelengkungan ganda. M1 dikaitkan dengan momen ujung dengan nilai absolut terkecil.
b) Untuk kolom dengan beban transversal yang bekerja di antara tumpuannya.
Cm = 1,0 (6.6.4.5.3b)
R6.6.4.5.3 Faktor Cm adalah faktor koreksi berkaitan dengan diagram momen aktual terhadap diagram momen merata ekuivalen. Derivasi pembesaran momen mengasumsikan bahwa momen maksimum berada di atau dekat tengah ketinggian kolom. Jika momen terjadi di satu ujung kolom, desain harus didasarkan pada momen seragam ekuivalen CmM2 yang akan memberikan momen maksimum yang sama di atau dekat tengah ketinggian kolom bilamana dibesarkan (MacGregor et al.,1970).
Perjanjian tanda M1/M2 telah diperbaharui sehingga M1/M2 adalah negatif jika kolom melentur dalam kurvatur tunggal, dan positif jika komponen struktur melentur dalam kurvatur ganda. Hal ini menunjukkan perubahan perjanjian tanda terhadap ACI 318-2011.
Dalam kasus kolom-kolom yang dikenai pembebanan transversal di antara pendukungnya, momen maksimum mungkin akan terjadi pada penampang diluar ujung komponen struktur. Jika hal ini terjadi, nilai momen terbesar yang dihitung yang terjadi dimana saja sepanjang komponen struktur harus digunakan untuk nilai M2 dalam Pers. (6.6.4.5.1). Cm diambil sebesar 1,0 untuk kasus ini.
6.6.4.5.4 M2 dalam Pers. (6.6.4.5.1) tidak harus diambil sama dengan 1,0, atau harus dihitung berdasarkan pada rasio momen ujung yang dihitung, M1/M2 menggunakan Pers. (6.6.4.5.3a).
R6.6.4.5.4 Dalam standar ini, kelangsingan diperhitungkan dengan pembesaran momen ujung kolom. Jika momen kolom terfaktor sangat kecil atau nol, desain kolom langsing harus didasarkan pada eksentrisitas minimum yang diberikan dalam Pers. (6.6.4.5.4).
Eksentrisitas minimum tidak dimaksudkan untuk diterapkan terhadap kedua sumbu secara serentak.
Momen ujung kolom terfaktor dari analisis struktur digunakan dalam Pers.
(6.6.4.5.3a) dalam menentukan rasio M1/M2 untuk kolom bilamana desain harus didasarkan pada eksentrisitas minimum.
Hal ini mengeliminasi terjadinya diskontinuitas antara kolom dengan eksentrisitas yang dihitung kurang dari eksentrisitas yang dihitung sama dengan atau lebih besar dari eksentrisitas minimum.
standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
© BSN 2019 110 dari 695
6.6.4.6 Metode pembesaran momen:
rangka portal bergoyang.
R6.6.4.6 Metode pembesaran momen:
rangka portal bergoyang.
6.6.4.6.1 Momen M1 dan M2, di ujung komponen struktur individu kolom harus dihitung dengan a) dan b).
a) M1=M1ns+ δsM1s (6.6.4.6.1a) mengakibatkan defleksi dalam bidang itu.
Jika defleksi beban lateral melibatkan perpindahan torsi yang signifikan, pembesaran momen pada kolom terjauh dari pusat torsi mungkin kurang dengan prosedur pembesaran momen. Dalam kasus tersebut, analisis orde kedua tiga dimensi harus digunakan.
6.6.4.6.2 Pembesar momen
δ
s harus dihitung dengan a), b) atau c). Bilaδ
s melebihi 1,5, hanya b) atau c) yang diizinkan:a) 𝛿𝑠= 1
c) Analisis elastis orde kedua
dengan ΣPu adalah jumlah seluruh beban vertikal terfaktor yang bekerja pada suatu tingkat, dan ΣPc adalah jumlah seluruh kapasitas tekan kolom-kolom bergoyang pada suatu tingkat. Pc dihitung dengan Pers.
(6.6.4.4.2) menggunakan k untuk komponen struktur bergoyang dari 6.6.4.4.3 dan (𝜠𝑰)𝒆𝒇𝒇 dari 6.6.4.4.4 atau 6.6.4.4.5 sesuai dengan 𝛃𝒅𝒔menggantikan 𝛃𝒅𝒏𝒔.
R6.6.4.6.2 Tiga metode yang berbeda diizinkan untuk menghitung pembesaran momen. Pendekatan-pendekatan ini termasuk metode Q, konsep penjumlahan Q dan analisis elastis orde kedua.
(a) Metode Q
Analisis iteratif PΔ untuk momen orde kedua bisa diwakili dengan rangkaian yang tak hingga. Penyelesaian rangkaian ini diberikan oleh Pers. (6.6.4.6.2a) (MacGregor dan Hage 1977). Lai dan MacGregor (1983) menunjukkan bahwa Pers. (6.6.4.6.2a) cukup dekat memprediksi momen orde kedua dalam rangka bergoyang hingga 𝛅𝐬 melebihi 1,5.
Diagram momen 𝑷∆ untuk kolom yang terdefleksi adalah melengkung, dengan ∆ terkait dengan bentuk kolom yang terdefleksi. Pers (6.6.4.6.2a) dan kebanyakan analisis rangka orde kedua komersial yang tersedia telah diturunkan dengan mengasumsikan bahwa momen 𝑷∆ yang dihasilkan dari gaya-gaya yang sama dan berlawanan sebesar 𝑷∆/𝓵𝒄 yang diterapkan di ujung bawah dan atas tingkat. Gaya-gaya ini memberikan diagram momen 𝑷∆ garis lurus. Diagram momen 𝑷∆ yang melengkung menghasilkan perpindahan lateral 15 persen lebih besar daripada perpindahan lateral dari diagram momen 𝑷∆ garis lurus.
Pengaruh ini bisa diikutkan dalam Pers.
(6.6.4.6.2a) dengan memakai penyebut sebesar (𝟏 − 𝟏, 𝟏𝟓 𝑸) daripada (1 - Q).
Faktor 1,15 telah ditanggalkan dari Pers.
(6.6.4.6.2a) untuk penyederhanaan.
Jika defleksi telah dihitung menggunakan beban layan, 𝑸 dalam
standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
© BSN 2019 111 dari 695
Pers. (6.6.4.6.2a) harus dihitung dengan cara yang dijelaskan dalam R6.6.4.3.
Analisis faktor 𝑸 didasarkan pada defleksi yang dihitung menggunakan nilai 𝜤 dari 6.6.3.1.1 yang menyertakan ekuivalen dari faktor reduksi kekakuan 𝛟K. Nilai 𝜤 ini memberikan estimasi defleksi lateral yang berlebihan 20 hingga 25 persen yang sesuai dengan faktor reduksi kekakuan 𝛟K antara 0,80 dan 0,85 pada momen P. Tidak diperlukan faktor tambahan 𝛟dalam perhitungan stabilitas.
Setelah momen diperoleh, pemilihan penampang kolom melibatkan faktor reduksi kekuatan 𝛟dari 21.2.2.
(b) Konsep Penjumlahan 𝑷
Untuk memeriksa pengaruh stabilitas tingkat, 𝜹𝒔 dihitung sebagai nilai rata-rata untuk keseluruhan tingkat yang bersangkutan berdasarkan penggunaan Σ𝑷𝒖/𝛴𝑷𝒄 . Hal ini merefleksikan interaksi semua kolom penahan goyangan pada tingkat tersebut oleh pengaruh 𝑷Δ karena defleksi lateral semua kolom pada tingkat tersebut harus sama, dengan tiadanya perindahan torsi terhadap sumbu vertikal.
Sebagai tambahan, ada kemungkinan kolom individual yang sangat langsing pada rangka bergoyang bisa mempunyai defleksi yang besar di tengah ketinggiannya meskipun defleksi ujung lateral telah ditahan secara cukup oleh kolom lainnya pada tingkat tersebut.
Kolom seperti itu harus diperiksa menggunakan 6.6.4.6.4.
0,75 dalam penyebut Pers. (6.6.4.6.2b) merupakan faktor reduksi kekakuan 𝛟𝑲 seperti dijelaskan dalam R6.6.4.5.2.
Dalam perhitungan (𝜠𝜤)eff, 𝛃𝒅𝒔 normalnya akan bernilai nol untuk rangka bergoyang beban lateral pada umumnya berdurasi singkat. Defleksi goyangan akibat beban jangka pendek seperti angin atau gempa merupakan fungsi kekakuan kolom jangka pendek yang mengikuti periode beban gravitasi tetap.
Untuk kasus ini definisi ds dalam 6.6.3.1.1 memberikan 𝛃𝒅𝒔= 𝟎. Dalam kasus rangka bergoyang yang tidak biasa dimana beban lateral bersifat tetap, 𝛃𝒅𝒔 tidak akan nol. Hal ini mungkin terjadi jika bangunan di atas lapangan yang miring dikenai tekanan tanah pada satu sisinya tetapi tidak dikenai pada sisi lainnya.
standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”
© BSN 2019 112 dari 695
6.6.4.6.3 Komponen-komponen lentur (balok) harus direncanakan terhadap momen-momen ujung total yang diperbesar dari kolom-kolom yang bertemu pada joint.
R6.6.4.6.3 Kekuatan rangka bergoyang ditentukan oleh stabilitas kolom dan oleh derajat kekangan ujung yang disediakan oleh balok dalam rangka tersebut. Jika sendi plastis terbentuk dalam balok pengekang, struktur tersebut mendekati mekanisme kegagalan dan kapasitas beban aksialnya secara drastis tereduksi.
Pasal ini mensyaratkan kekangan komponen struktur lentur mempunyai kapasitas untuk menahan total pembesaran momen ujung kolom pada joint.
6.6.4.6.4 Pengaruh orde kedua harus diperhitungkan pada seluruh panjang kolom pada rangka bergoyang. Pengaruh ini boleh diperhitungkan menggunakan 6.6.4.5, dimana 𝑪𝒎 dihitung menggunakan 𝑴𝟏 dan 𝑴𝟐 dari 6.6.4.6.1.
R6.6.4.6.4 Momen maksimum komponen struktur tekan seperti kolom, dinding, atau bresing mungkin terjadi di antara ujung-ujungnya. Sedangkan program komputer analisis orde kedua mungkin digunakan untuk mengevaluasi pembesaran momen ujung, pembesaran di antara ujung-ujungnya mungkin tidak diperhitungkan kecuali komponen struktur dipecah-pecah sepanjang bentangnya.
Pembesaran dapat dievaluasi menggunakan prosedur yang dijelaskan dalam 6.6.4.5.
6.6.5 Redistribusi momen di komponen lentur menerus
6.6.5.1 Kecuali bila nilai pendekatan untuk