• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan tempat penelitian

Penelitian dilakukan di kebun manggis Kelompok Tani Manggis Karya Mekar, Kampung Cengal, Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Lokasi penelitian terletak pada ketinggian 420 m diatas permukaan laut. Lokasi ini merupakan daerah sentra produksi tanaman manggis binaan Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika IPB sejak tahun 1995. Analisis kimia tanah, kandungan nitrogen, posfor dan kalium jaringan daun dan tangkai buah dilakukan di laboratorium Fisika-Kimia Tanah Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor dan analisis pasca panen di Laboratorium Pascapanen Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika IPB. Penelitian berlangsung dari bulan Maret 2006 sampai Februari 2007.

Metode Penelitian

Bahan dan Alat

Alat yang dipergunakan di lapang antara lain : cangkul, gunting pangkas, jangka sorong, hand counter, tangga bambu, tali rafia, meteran, karung goni, sabit, kantong plastik, cutter, cooling box dan kawat pengikat label. Alat yang dipergunakan di laboratorium terdiri dari timbangan analitik, oven, freezer, pH meter, spectrofotometer UV-VIS, cawan porslen, desikator, hot plate, labu ukur, hand refraktometer dan limpfotometer.

Bahan yang dipergunakan adalah tanaman manggis asal biji umur 12 tahun (telah berproduksi dua kali). Pemilihan tanaman sampel dilakukan berdasarkan pada kondisi pertumbuhan tanaman baik yang relatif seragam. Tingkat keseragaman dinilai berdasarkan pada kondisi pohon di kebun, berdasarkan kesamaan diameter batang, ukuran tajuk, tinggi tanaman dan kesesuaian sejarah pemeliharaan dengan maksud untuk mengurangi keragaman kondisi tanaman.

Rancangan dan Perlakuan

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh Liferdi (2005), tanaman manggis dan dosis pupuk yang digunakan sama dengan percobaan terdahulu. Penelitian terdiri atas 3 percobaan terpisah, yaitu percobaan pemupukan nitrogen, pemupukan fosfor dan pemupukan kalium. Percobaan dilaksanakan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri dari 5 taraf perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang 6 ulangan, sehingga diperlukan 30 tanaman untuk masing-masing percobaan. Sebagai pembanding, ditambahkan 6 tanaman yang tidak diberikan perlakuan pemupukan. Kelima taraf perlakuan tersebut masing-masing adalah : percobaan pemupukan nitrogen terdiri atas 0, 300, 600, 900 dan 1200 g N/tan, ditambah 600 g P/tan dan 800 g K/tan sebagai pupuk dasar pada setiap taraf percobaan. Percobaan pemupukan fosfor, terdiri dari : 0, 300, 600, 900 dan 1200 g P/tan, ditambah 600 g N/tan dan 800 g K/tan sebagai pupuk dasar pada setiap perlakuan. Dosis kalium terdiri atas 0, 400, 800, 1200 dan 1600 g K/tan, ditambah 600 g N/tan dan 600 g P/tan sebagai pupuk dasar pada setiap perlakuan. Perlakuan pupuk nitrogen diberikan dalam 3 tahapan yaitu 50, 20, dan 30% dari dosis yang ditetapkan, pemupukan fosfor terdiri dari 20, 60 dan 20%, dan pemupukan kalium terdiri dari 20, 30, dan 50% dari masing- masing dosis.

Analisis kandungan hara tanah

Sampel tanah diambil dari daerah perakaran tanaman manggis pada kedalaman 0-30 cm, dan 30-60 cm. Tanah dikeringudarakan dan diayak dengan menggunakan ayakan bermata saring 2 mm, untuk memperoleh ukuran yang relatif sama. Selanjutnya tanah tersebut dianalisis secara lengkap menyangkut sifat fisik dan kimianya. Sifat fisik tanah meliputi kandungan pasir, debu, dan liat. Sifat kimia tanah meliputi : pH (H2O dan HCl), kapasitas tukar kation, unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg dan S) dan unsur hara mikro (Fe, Cu, dan Zn), Al-dd dan Na. Penentuan N total dilakukan dengan metode Kjeldahl, pengukuran P dan K diukur dengan menggunakan Flame Emission Spectrofotometer (FES). Analisis

kandungan hara tanah dilakukan dua tahap, yaitu sebelum aplikasi pupuk (Maret 2006) dan setelah panen (Februari 2007).

Pengambilan dan analisis sampel daun

Sampel daun diambil dari 4 penjuru pertumbuhan tanaman (utara, selatan, timur dan barat) dengan kriteria daun telah mencapai perkembangan maksimum (Tabel 8). Jumlah sampel daun tersebut diambil sebanyak 2 lembar untuk setiap penjuru. Sampel daun diambil sebanyak empat tahapan, masing-masing tahapan pengambilan sampel daun adalah sebagai berikut :

a. Sebelum aplikasi pupuk tahap pertama (Maret 2006) b. Sebelum aplikasi pupuk tahap kedua (Juli 2006)

c. Sebelum aplikasi pupuk tahap ketiga (November 2006) d. Setelah panen (Februari 2007)

Tabel 8 Jenis contoh dan fase pertumbuhan sampel untuk analisis jaringan

No Tahap Analisis Waktu Analisis Bagian Sampel yang diambil

Fase pertumbuhan saat contoh sampel diambil

1 Analisis daun

tahap pertama Maret Daun terminal

Trubus penuh dan dormansi

2 Analisis daun

tahap kedua Juli Daun terminal

Trubus penuh dan dormansi

3 Analisis daun

tahap ketiga November Daun terminal

Trubus penuh dan dormansi

4 Analisis daun

tahap keempat Februari Daun terminal

Trubus penuh dan dormansi

Analisis kandungan nitrogen jaringan daun dengan menggunakan metode semi mikro Kjeldahl (Lampiran 3), sedangkan fosfor dan kalium jaringan daun dianalisis dengan menggunakan metode pengabuan kering menurut cara Yoshida et al. (1972) (Lampiran 4). Analisis nitrogen menggunakan bagian daun dengan bobot 0,2 g ditambah 2 ml H2SO4 98% di destruksi sampai jernih dengan katalisator selenium. Setelah didestilasi sampai jernih dengan NaOH 40% dan uap (cairan) ditampung dengan ditambahkan 25 ml H3BO3 4%, destilatnya didestilasi dengan HCl 0,1 N untuk menetapkan kandungan (%) nitrogen. Pengabuan kering

untuk analisis fosfor dan kalium dilakukan dengan menimbang 1 g sampel daun, selanjutnya dimasukkan dalam alat Muffle dengan wadah cawan porselin. Bahan dipanaskan dengan suhu 5500C. Dari hasil pengabuan kering, kandungan fosfor di ukur dengan Spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang 660 nm, sedangkan kandungan kalium di ukur dengan Flamefotometer. Analisis kandungan nitrogen, fosfor dan kalium tanah dan jaringan daun dilakukan di Laboratorium Fisika-Kimia Tanah Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Komponen Pertumbuhan

Pengamatan terhadap komponen pertumbuhan tanaman manggis di lapang secara lengkap dilakukan terhadap peubah-peubah sebagai berikut :

1. Panjang daun (cm)

Panjang daun diukur saat daun telah berkembang penuh yang ditandai dengan daun tidak lagi mengalami pertambahan. Panjang daun diukur mulai dari pangkal helaian daun sampai ujung terakhir.

2. Lebar daun (cm)

Lebar daun diukur saat daun telah berkembang penuh dan pengukuran dilakukan pada tengah-tengah helaian daun secara horizontal.

3. Periode trubus (hari)

Periode trubus diamati sejak kuncup vegetatif keluar sampai daun berkembang penuh dan tidak lagi mengalami pertambahan ukuran.

4. Periode Dormansi (hari)

Periode dormansi diamati saat daun telah tidak lagi mengalami pertambahan volume sampai munculnya pecah tunas selanjutnya.

Komponen Produksi

Perhitungan terhadap komponen produksi manggis di lapang dan di laboratorium selengkapnya dilakukan terhadap peubah-peubah sebagai berikut : 1. Jumlah buah jadi (buah)

Jumlah buah jadi dihitung berdasarkan banyaknya buah muncul tiap individu pohon sampel yang ditetapkan saat tanaman tidak lagi mengalami pertambahan jumlah bunga.

2. Bobot individu buah (gram).

Bobot individu buah dihitung menggunakan timbangan analitik yang dilakukan pada saat panen.

3. Produksi buah per pohon (kg/phn)

Produksi buah per pohon di hitung berdasarkan jumlah buah per pohon dikalikan dengan bobot individu buah.

Komponen kualitas buah

Pengamatan terhadap komponen kualitas buah manggis di laboratorium selengkapnya dilakukan terhadap peubah-peubah sebagai berikut :

1. Bobot Aril (gram).

Bobot aril dihitung menggunakan timbangan analitik dengan cara menimbang bagian aril beserta biji setelah buah dibelah.

2. Tebal Kulit buah (mm).

Tebal kulit diukur dengan menggunakan jangka sorong setelah kulit buah dibelah secara melintang menjadi dua bagian.

3. Kekerasan kulit buah (kg/cm2/dt).

Kekerasan kulit buah hitung dengan cara menancapkan jarum penetro pada kulit buah, selanjutnya dibaca angka yang ditunjukkan oleh alat tersebut. 4. Diameter Horizontal (cm).

Diameter horizontal buah diukur menggunakan jangka sorong pada bagian tengah buah secara horizontal pada kedua sisi menggunakan jangka sorong, dan selanjutnya diambil rata-ratanya.

5. Diameter Vertikal (cm).

Diameter vertikal diukur menggunakan jangka sorong pada bagian tengah buah secara vertikal pada kedua sisi dan selanjutnya diambil rata-ratanya.

Kriteria panen buah manggis yang dilakukan petani manggis di daerah Leuwiliang, kabupaten Bogor, adalah berdasarkan perubahan warna kulit buah, yaitu saat buah manggis belum muncul warna ungu. Namun demikian, buah tersebut matang setelah dibiarkan beberapa hari pada kondisi kamar. Hanya saja, kulit buahnya tidak berwarna ungu tua dan cerah, dan daging buah berwarna putih pucat. Berdasarkan hasil penelitian Setiawan (2005) dilaporkan bahwa buah yang dipetik pada kondisi hijau tua dan baru ada bercak ungu dikulit, dapat juga matang setelah dibiarkan beberapa hari pada suhu kamar.

Pengamatan faktor lingkungan

Faktor lingkungan yang diamati diantaranya pengamatan curah hujan, jumlah hari hujan, temperatur, kelembaban nisbi, dan lama penyinaran. Perhitungan data iklim tersebut diperoleh dari hasil kerjasama dengan Stasiun Klimatologi Dramaga Kabupaten Bogor.

Analisis data

Analisis data untuk mengetahui kandungan hara nitrogen, fosfor dan kalium berkaitan dengan produksi, maka data hasil pengamatan produksi dianalisis menggunakan anilisis ragam (uji F), dan diuji lanjut dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5% apabila didapatkan pengaruh yang nyata. Uji F dan uji jarak berganda Duncan dilakukan dengan bantuan program SPSS-12 under windows. Selanjutnya untuk mengetahui kandungan hara dilakukan tahapan kegiatan sebagai berikut :

1. Menghitung produksi relatif (%) (rata-rata dari setiap ulangan) sebagai berikut : Produksi relatif = x100% maks Y Yi Dimana :

Yi = Produksi dan perlakuan nitrogen, fosfor, atau kalium ke-i

Ymaks = Pertumbuhan maksimum pada dosis nitrogen, fosfor, dan kalium

2. Selanjutnya nilai produksi relatif sebagai dependent variable (Y) dihubungkan dengan nilai kandungan nitrogen, fosfor dan kalium daun sebagai independent variable (X) untuk dianalisis dengan menggunakan model regresi untuk menentukan kriteria terbaik secara statistik dan biologis akan dipakai untuk menentukan kandungan hara nitrogen, fosfor dan kalium untuk tanaman manggis.

Berdasarkan model regresi yang telah ditetapkan dapat ditarik garis untuk menghubungkan antara dosis nitrogen, fosfor dan kalium dengan produksi relatif untuk menentukan kelas ketersediaan hara.

Dokumen terkait