• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Pemupukan Nitrogen, Fosfor Dan Kalium Pada Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L.) Tahun Produksi Ketiga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Pemupukan Nitrogen, Fosfor Dan Kalium Pada Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L.) Tahun Produksi Ketiga"

Copied!
168
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PEMUPUKAN

NITROGEN, FOSFOR DAN KALIUM PADA

TANAMAN MANGGIS TAHUN PRODUKSI KETIGA

SAFRIZAL

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRAK

SAFRIZAL. 2007. Studi pemupukan nitrogen, fosfor dan kalium pada tanaman manggis tahun produksi ketiga. Dibimbing oleh Winarso Drajad Widodo dan

M. Rahmad suhartanto.

Manggis merupakan tanaman khas daerah tropika yang memiliki peluang ekspor menggembirakan. Namun buah manggis yang diperdagangkan dewasa ini umumnya memiliki kualitas dan kuantitas rendah. Peningkatan produksi baik kualitas maupun kuantitas dapat dilakukan dengan melakukan pemupukan yang benar dalam hal dosis dan saat pemupukan maupun jenis pupuk. Kebutuhan dosis pemupukan ditentukan oleh umur tanaman maupun status hara dalam jaringan tanaman bersangkutan. Dengan demikian, untuk keberhasilan produksi diperlukan teknik budidaya yang baik. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbaiki teknik pemupukan khususnya nitrogen, fosfor dan kalium agar masukan teknologi produksi yang optimal mampu meningkatkan produksi dimaksud. Data kandungan hara sangat penting dalam menentukan dosis dan waktu pemupukan kearah efisiensi. Dengan mengetahui kandungan hara seperti nitrogen, fosfor dan kalium melalui analisis jaringan tanaman, diharapkan diperoleh rekomendasi pupuk yang berguna meningkatkan produksi dan kualitas buah.

Penelitian ini merupakan bentuk penelitian pendahuluan dan bertujuan untuk 1) Mengetahui kandungan hara nitrogen, fosfor dan kalium jaringan daun pada tanaman manggis yang telah berproduksi, 2) Mengetahui respon pertumbuhan, produksi dan kualitas buah manggis pada berbagai dosis nitrogen, fosfor dan kalium, dan 3) Mendapatkan dosis optimum nitrogen, fosfor dan kalium terhadap produksi tanaman manggis. Menggunakan tanaman manggis umur 12 tahun dan pupuk (Urea, SP36 dan KCl). Penelitian dilakukan di kebun milik kelompok tani manggis Karya Mekar Kampung Cengal desa Karacak Kecamatan Leuwiliang-Bogor. Analisis kimia tanah dan jaringan daun dilakukan di Laboratorium Fisika-Kimia Tanah FAPERTA-IPB. Pengamatan kualitas buah dilakukan di Laboratorium PKBT Baranangsiang. Penelitian berlangsung dari bulan Maret 2006 sampai Februari 2007.

(3)

Analisis nitrogen tanah dan jaringan tanaman dengan metode semi mikro Kjeldahl, sedangkan fosfor dan kalium menggunakan metode pengabuan kering. Analisis tanah dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada awal dan akhir penelitian, sedangkan analisis jaringan sebanyak 4 kali, yaitu : Bulan Maret, Juli, November dan Februari. Komponen pertumbuhan tanaman yang diamati adalah panjang daun, lebar daun, periode trubus dan periode dormansi. Komponen produksi dan kualitas buah terdiri atas : jumlah buah jadi, bobot individu buah, produksi buah per pohon, bobot aril, tebal kulit, kekerasan kulit, diameter horizontal dan diameter vertikal. Faktor lingkungan seperti curah hujan dan jumlah hari hujan diperoleh dari Stasiun Klimatologi Dramaga.

Pertumbuhan dan perkembangan baik vegetatif maupun generatif tanaman manggis dipengaruhi oleh pupuk nitrogen, fosfor, maupun kalium. Pada saat pertumbuhan vegetatif, nitrogen, fosfor dan kalium di jaringan daun meningkat (periode Maret-Juli), namun pada saat terjadi induksi pembungaan, nitrogen, fosfor dan kalium di daun mengalami penurunan (periode Juli-November). Hal ini disebabkan unsur-unsur tersebut digunakan untuk induksi pembungaan. Pada saat pertumbuhan dan perkembangan buah (periode November-Februari), kandungan nitrogen dan kalium pada daun kembali meningkat dibandingkan dengan fosfor.

Kandungan nitrogen, fosfor dan kalium dalam jaringan daun meningkat seiring dengan meningkatnya dosis. Kandungan nitrogen dan fosfor jaringan tertinggi terdapat pada dosis masing-masing 1200 g N/tan dan 1200 g P/tan, sedangkan kandungan kalium tertinggi terdapat pada dosis 1600 g K/tan. Serapan nitrogen, fosfor dan kalium pada fase vegetatif (Maret-Juli) meningkat, pada fase induksi pembungaan (Juli-November) menurun, pada fase perkembangan buah (November-Februari) nitrogen dan kalium meningkat namun fosfor menurun. Berfluktuasinya kandungan hara jaringan karena tanaman melalui fase vegetatif dan fese generatif secara bersamaan. Nitrogen tidak meningkatkan produksi buah dan kualitas bauh. Dosis nitrogen yang telah diaplikasikan pada percobaan ini tergolong masih rendah dan belum ditemukan batas optimum.

Fosfor meningkatkan produksi buah per pohon, namun tidak meningkatkan pertumbuhan dan kualitas buah. Dosis fosfor yang telah diaplikasikan pada percobaan ini tergolong masih rendah dan belum ditemukan batas optimum. Kalium menurunkan produksi dan kualitas buah. Dosis kalium yang telah diaplikasikan pada percobaan ini tergolong masih rendah dan belum ditemukan batas optimum.

(4)

@ Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2007 Hak Cipta dilindungi undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

(5)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang berjudul

Studi Pemupukan Nitrogen, Fosfor dan Kalium pada Tanaman Manggis

(Garcinia mangostana L.) tahun Produksi Ketiga, adalah hasil karya saya

dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Juli 2007

Safrizal

(6)

STUDI PEMUPUKAN

NITROGEN, FOSFOR DAN KALIUM PADA

TANAMAN MANGGIS TAHUN PRODUKSI KETIGA

SAFRIZAL

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada

Program Studi Agronomi

.

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(7)

Judul Tesis : Studi Pemupukan Nitrogen, Fosfor dan Kalium pada Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L.) Tahun Produksi Ketiga.

Nama : Safrizal

NIM : A351050021

Program Studi : Agronomi

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Winarso Drajad Widodo, MS Dr. Ir. M. Rahmad Suhartanto, MS

Ketua Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Agronomi Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Satriyas Ilyas, MS Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penelitian dan penulisan karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian ini dibiayai oleh Program Riset Unggulan Strategis Nasional (RUSNAS) melalui Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika, LPPM-IPB.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan setinggi-tingginya kepada :

1. Dr. Ir. Winarso Drajad Widodo, MS dan Dr. Ir. M. Rahmad Suhartanto, MS selaku komisi pembimbing, atas segala bimbingan, masukan, saran dan kritik yang sangat berarti bagi penulis selama pelaksanaan penelitian dan penulisan karya ilmiah ini.

2. Prof. Dr. Ir. Roedhy Poerwanto, MSc, atas kesediaannya sebagai dosen penguji luar komisi dan atas semua saran dan masukannya.

3. Dr. Ir. Satriyas Ilyas, MS (ketua PS Pascasarjana Agronomi) yang telah memberikan saran dan arahan sejak penulis diterima sebagai mahasiswa Sekolah Pascasarjana IPB Program Studi Agronomi hingga selesai.

4. Prof. Dr. Ir. Bambang Sapta Purwoko, MSc (ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB) yang telah memberikan banyak kemudahan bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan dan tesis selama 4 semester.

5. Dr. A. Hadi Arifin, MS (Rektor Univeritas Malikussaleh Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam) yang telah memberikan dorongan, kemudahan dan perhatian bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan Program Magister.

6. Dr. Ir. Sobir, MSi, selaku Kepala Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika LPPM-IPB atas izin, bantuan, fasilitas dan dorongan moril dalam penyelesaian tesis ini.

7. Rekan staf peneliti dan karyawan di Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika LPPM-IPB atas segala bantuan, dorongan moril dan keramahtamahannya. 8. Keluarga Bapak H. Sayuti dan Bapak Furqoni, atas segala izin, bantuan

(9)

9. Rekan-rekan penelitian manggis, Ir. Liferdi, MSi, Ani Kurniawati, SP. MSi, Ir. Soaloan Sinaga, MSi, Ir. Dorli, MSi dan Ir. Lizawati, MSi, atas kebersamaan dan diskusinya selama penelitian berlangsung, semoga pengetahuan yang kita peroleh dapat bermanfaat.

10.Rekan-rekan mahasiswa Sekolah Pascasarjana Program Studi Agronomi angkatan 2005, dan teman-teman terdekat, Ir. Bambang B. Santoso, MSc, Ir. Ince Raden, MS, Ir. Iskandar L. Panjang, MS. Luis Manuel Branco, SP, dan Ir. Endang Gunawan, Ir. Arif S, Sartika, SP dan Ir. Dewi T, MM, atas segala kebersamaannya dalam menuntut ilmu di Pascasarjana IPB.

11.Kedua Orang Tua, Bapak Muhammad Sarong , Ibu Zainab (Alm) dan seluruh keluarga, Syarfi Sarong, Juariah Sarong (Alm), Aminah Sarong (Alm), Mariani Sarong, Nurjani Sarong (Alm), Nasruddin Sarong (Alm) dan Junaidi Sarong, atas doa, dukungan dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis.

12.Rekan-rekan Mahasiswa IKAMAPA Aceh-Bogor atas kebersamaan dan suka-duka dalam menuntut ilmu di Pascasarjana IPB.

13.Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan selama pendidikan di SPs-IPB hingga selesainya penulisan tesis ini.

Akhir kata semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan semua pihak yang berkepentingan.

Bogor Juli 2007

(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 12 April 1977 di Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam, dari ayah M. Sarong dan Ibu Zainab (Alm). Penulis merupakan anak ke delapan dari delapan bersaudara.

Tahun 2002 penulis lulus Sarjana Pertanian pada Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh. Selama mengikuti perkuliahan, penulis bergabung dalam organisasi kemahasiswaan HIMAGRO dan aktif membantu mata kuliah Fisiologi Tumbuhan dan Agroklimatologi dengan menjadi asisten praktikum.

(11)

STUDI PEMUPUKAN

NITROGEN, FOSFOR DAN KALIUM PADA

TANAMAN MANGGIS TAHUN PRODUKSI KETIGA

SAFRIZAL

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

ABSTRAK

SAFRIZAL. 2007. Studi pemupukan nitrogen, fosfor dan kalium pada tanaman manggis tahun produksi ketiga. Dibimbing oleh Winarso Drajad Widodo dan

M. Rahmad suhartanto.

Manggis merupakan tanaman khas daerah tropika yang memiliki peluang ekspor menggembirakan. Namun buah manggis yang diperdagangkan dewasa ini umumnya memiliki kualitas dan kuantitas rendah. Peningkatan produksi baik kualitas maupun kuantitas dapat dilakukan dengan melakukan pemupukan yang benar dalam hal dosis dan saat pemupukan maupun jenis pupuk. Kebutuhan dosis pemupukan ditentukan oleh umur tanaman maupun status hara dalam jaringan tanaman bersangkutan. Dengan demikian, untuk keberhasilan produksi diperlukan teknik budidaya yang baik. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbaiki teknik pemupukan khususnya nitrogen, fosfor dan kalium agar masukan teknologi produksi yang optimal mampu meningkatkan produksi dimaksud. Data kandungan hara sangat penting dalam menentukan dosis dan waktu pemupukan kearah efisiensi. Dengan mengetahui kandungan hara seperti nitrogen, fosfor dan kalium melalui analisis jaringan tanaman, diharapkan diperoleh rekomendasi pupuk yang berguna meningkatkan produksi dan kualitas buah.

Penelitian ini merupakan bentuk penelitian pendahuluan dan bertujuan untuk 1) Mengetahui kandungan hara nitrogen, fosfor dan kalium jaringan daun pada tanaman manggis yang telah berproduksi, 2) Mengetahui respon pertumbuhan, produksi dan kualitas buah manggis pada berbagai dosis nitrogen, fosfor dan kalium, dan 3) Mendapatkan dosis optimum nitrogen, fosfor dan kalium terhadap produksi tanaman manggis. Menggunakan tanaman manggis umur 12 tahun dan pupuk (Urea, SP36 dan KCl). Penelitian dilakukan di kebun milik kelompok tani manggis Karya Mekar Kampung Cengal desa Karacak Kecamatan Leuwiliang-Bogor. Analisis kimia tanah dan jaringan daun dilakukan di Laboratorium Fisika-Kimia Tanah FAPERTA-IPB. Pengamatan kualitas buah dilakukan di Laboratorium PKBT Baranangsiang. Penelitian berlangsung dari bulan Maret 2006 sampai Februari 2007.

(13)

Analisis nitrogen tanah dan jaringan tanaman dengan metode semi mikro Kjeldahl, sedangkan fosfor dan kalium menggunakan metode pengabuan kering. Analisis tanah dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada awal dan akhir penelitian, sedangkan analisis jaringan sebanyak 4 kali, yaitu : Bulan Maret, Juli, November dan Februari. Komponen pertumbuhan tanaman yang diamati adalah panjang daun, lebar daun, periode trubus dan periode dormansi. Komponen produksi dan kualitas buah terdiri atas : jumlah buah jadi, bobot individu buah, produksi buah per pohon, bobot aril, tebal kulit, kekerasan kulit, diameter horizontal dan diameter vertikal. Faktor lingkungan seperti curah hujan dan jumlah hari hujan diperoleh dari Stasiun Klimatologi Dramaga.

Pertumbuhan dan perkembangan baik vegetatif maupun generatif tanaman manggis dipengaruhi oleh pupuk nitrogen, fosfor, maupun kalium. Pada saat pertumbuhan vegetatif, nitrogen, fosfor dan kalium di jaringan daun meningkat (periode Maret-Juli), namun pada saat terjadi induksi pembungaan, nitrogen, fosfor dan kalium di daun mengalami penurunan (periode Juli-November). Hal ini disebabkan unsur-unsur tersebut digunakan untuk induksi pembungaan. Pada saat pertumbuhan dan perkembangan buah (periode November-Februari), kandungan nitrogen dan kalium pada daun kembali meningkat dibandingkan dengan fosfor.

Kandungan nitrogen, fosfor dan kalium dalam jaringan daun meningkat seiring dengan meningkatnya dosis. Kandungan nitrogen dan fosfor jaringan tertinggi terdapat pada dosis masing-masing 1200 g N/tan dan 1200 g P/tan, sedangkan kandungan kalium tertinggi terdapat pada dosis 1600 g K/tan. Serapan nitrogen, fosfor dan kalium pada fase vegetatif (Maret-Juli) meningkat, pada fase induksi pembungaan (Juli-November) menurun, pada fase perkembangan buah (November-Februari) nitrogen dan kalium meningkat namun fosfor menurun. Berfluktuasinya kandungan hara jaringan karena tanaman melalui fase vegetatif dan fese generatif secara bersamaan. Nitrogen tidak meningkatkan produksi buah dan kualitas bauh. Dosis nitrogen yang telah diaplikasikan pada percobaan ini tergolong masih rendah dan belum ditemukan batas optimum.

Fosfor meningkatkan produksi buah per pohon, namun tidak meningkatkan pertumbuhan dan kualitas buah. Dosis fosfor yang telah diaplikasikan pada percobaan ini tergolong masih rendah dan belum ditemukan batas optimum. Kalium menurunkan produksi dan kualitas buah. Dosis kalium yang telah diaplikasikan pada percobaan ini tergolong masih rendah dan belum ditemukan batas optimum.

(14)

@ Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2007 Hak Cipta dilindungi undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

(15)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang berjudul

Studi Pemupukan Nitrogen, Fosfor dan Kalium pada Tanaman Manggis

(Garcinia mangostana L.) tahun Produksi Ketiga, adalah hasil karya saya

dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Juli 2007

Safrizal

(16)

STUDI PEMUPUKAN

NITROGEN, FOSFOR DAN KALIUM PADA

TANAMAN MANGGIS TAHUN PRODUKSI KETIGA

SAFRIZAL

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada

Program Studi Agronomi

.

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(17)

Judul Tesis : Studi Pemupukan Nitrogen, Fosfor dan Kalium pada Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L.) Tahun Produksi Ketiga.

Nama : Safrizal

NIM : A351050021

Program Studi : Agronomi

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Winarso Drajad Widodo, MS Dr. Ir. M. Rahmad Suhartanto, MS

Ketua Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Agronomi Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Satriyas Ilyas, MS Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS

(18)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penelitian dan penulisan karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian ini dibiayai oleh Program Riset Unggulan Strategis Nasional (RUSNAS) melalui Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika, LPPM-IPB.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan setinggi-tingginya kepada :

1. Dr. Ir. Winarso Drajad Widodo, MS dan Dr. Ir. M. Rahmad Suhartanto, MS selaku komisi pembimbing, atas segala bimbingan, masukan, saran dan kritik yang sangat berarti bagi penulis selama pelaksanaan penelitian dan penulisan karya ilmiah ini.

2. Prof. Dr. Ir. Roedhy Poerwanto, MSc, atas kesediaannya sebagai dosen penguji luar komisi dan atas semua saran dan masukannya.

3. Dr. Ir. Satriyas Ilyas, MS (ketua PS Pascasarjana Agronomi) yang telah memberikan saran dan arahan sejak penulis diterima sebagai mahasiswa Sekolah Pascasarjana IPB Program Studi Agronomi hingga selesai.

4. Prof. Dr. Ir. Bambang Sapta Purwoko, MSc (ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB) yang telah memberikan banyak kemudahan bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan dan tesis selama 4 semester.

5. Dr. A. Hadi Arifin, MS (Rektor Univeritas Malikussaleh Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam) yang telah memberikan dorongan, kemudahan dan perhatian bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan Program Magister.

6. Dr. Ir. Sobir, MSi, selaku Kepala Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika LPPM-IPB atas izin, bantuan, fasilitas dan dorongan moril dalam penyelesaian tesis ini.

7. Rekan staf peneliti dan karyawan di Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika LPPM-IPB atas segala bantuan, dorongan moril dan keramahtamahannya. 8. Keluarga Bapak H. Sayuti dan Bapak Furqoni, atas segala izin, bantuan

(19)

9. Rekan-rekan penelitian manggis, Ir. Liferdi, MSi, Ani Kurniawati, SP. MSi, Ir. Soaloan Sinaga, MSi, Ir. Dorli, MSi dan Ir. Lizawati, MSi, atas kebersamaan dan diskusinya selama penelitian berlangsung, semoga pengetahuan yang kita peroleh dapat bermanfaat.

10.Rekan-rekan mahasiswa Sekolah Pascasarjana Program Studi Agronomi angkatan 2005, dan teman-teman terdekat, Ir. Bambang B. Santoso, MSc, Ir. Ince Raden, MS, Ir. Iskandar L. Panjang, MS. Luis Manuel Branco, SP, dan Ir. Endang Gunawan, Ir. Arif S, Sartika, SP dan Ir. Dewi T, MM, atas segala kebersamaannya dalam menuntut ilmu di Pascasarjana IPB.

11.Kedua Orang Tua, Bapak Muhammad Sarong , Ibu Zainab (Alm) dan seluruh keluarga, Syarfi Sarong, Juariah Sarong (Alm), Aminah Sarong (Alm), Mariani Sarong, Nurjani Sarong (Alm), Nasruddin Sarong (Alm) dan Junaidi Sarong, atas doa, dukungan dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis.

12.Rekan-rekan Mahasiswa IKAMAPA Aceh-Bogor atas kebersamaan dan suka-duka dalam menuntut ilmu di Pascasarjana IPB.

13.Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan selama pendidikan di SPs-IPB hingga selesainya penulisan tesis ini.

Akhir kata semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan semua pihak yang berkepentingan.

Bogor Juli 2007

(20)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 12 April 1977 di Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam, dari ayah M. Sarong dan Ibu Zainab (Alm). Penulis merupakan anak ke delapan dari delapan bersaudara.

Tahun 2002 penulis lulus Sarjana Pertanian pada Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh. Selama mengikuti perkuliahan, penulis bergabung dalam organisasi kemahasiswaan HIMAGRO dan aktif membantu mata kuliah Fisiologi Tumbuhan dan Agroklimatologi dengan menjadi asisten praktikum.

(21)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 5

Hipotesis ... 5

TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman manggis ... 6

Pengaruh pemupukan nitrogen, fosfor dan kalium ... 11

Pemupukan tanaman manggis ... 17

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat penelitian ... 21

Metode penelitian ... 21

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi umum percobaan ... 28

Studi pemupukan nitrogen terhadap pertumbuhan dan produksi .. 29

Studi pemupukan fosfor terhadap pertumbuhan dan produksi ... 40

Studi pemupukan kalium terhadap pertumbuhan dan produksi .... 46

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 54

Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(22)

DAFTAR TABEL

(23)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kerangka pikir status hara nitrogen, fosfor dan kalium ... 4 2. Daun manggis pecah tunas, flushing dan dormansi ... 6 3. Buah manggis muda dan buah matang ... 7 4. Pola penyebaran CH dan HH di lokasi penelitian ... 28 5. Hubungan peningkatan nitrogen daun terhadap dosis nitrogen ... 31 6. Hubungan peningkatan jumlah buah jadi dan bobot individu buah ... 35 7. Hubungan penurunan tebal kulit, kerasan kulit, diameter horizontal

dan vertikal buah ... 37 8. Hubungan peningkatan fosfor daun terhadap dosis fosfor ... 41 9. Hubungan peningkatan jumlah buah jadi dan produksi per pohon pada

berbagai dosis fosfor ... 43 10. Hubungan peningkatan kalium daun terhadap dosis pemupukan kalium .. 48 11. Hubungan peningkatan jumlah buah jadi dan penurunan produksi per

pohon pada berbagai dosis kalium ... 51

(24)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Rekapitulasi data analisis jaringan daun pada berbagai dosis nitrogen,

(25)

PENDAHULUAN

Latar belakang

Buah manggis (Garcinia mangostana, L.) adalah salah satu buah-buahan tropika eksotik yang telah lama dikenal di manca negara sebagai “Queen of fruit” (Eiseman dan Eiseman 1997). Bentuk buah manggis yang artistik dan citarasanya khas menyebabkan buah ini digemari oleh konsumen di luar dan dalam negeri (Siriphanick dan Luckanatinvong 1994).

Pengusahaan manggis di Indonesia mengalami kemajuan pesat mulai dekade 1990an. Peningkatan ini ditandai dengan meningkatnya produksi pada tahun 2003 mencapai 62117 ton. Nilai ekspor buah manggis Indonesia pada tahun-tahun terakhir juga cenderung meningkat. Peningkatan nilai ekspor tersebut ditandai dengan bertambahnya jumlah negara sasaran ekspor dan peningkatan volume ekspor, sampai tahun 2005 volume ekspor meningkat mencapai 6.012 ton dengan nilai US $ 5.885.038 atau sekitar 44% dari total ekspor buah-buahan Indonesia, dibandingkan pada tahun 2001 yang hanya tercatat sebanyak 4.869 ton dengan nilai US $ 3.887.816 (Ditjen. Hortikultura 2005). Namun buah manggis yang diperdagangkan dewasa ini umumnya berkualitas rendah karena berasal dari hutan manggis atau pekarangan yang tidak terpelihara. Meningkatnya permintaan ekspor tersebut membuka peluang untuk pengembangan manggis di Indonesia dan sekaligus mempertahankan serta bila memungkinkan meningkatkannya.

(26)

Produksi maksimum dapat dicapai apabila faktor yang menunjang baik internal maupun ekternal tersedia optimum, khususnya kebutuhan unsur hara untuk menunjang pertumbuhan dan produksi. Terdapat tiga unsur hara esensial yang sangat menentukan pertumbuhan tanaman yaitu nitrogen, fosfor dan kalium. Kekurangan salah satu dari ketiga unsur tersebut tanaman akan mengalami gangguan pertumbuhan dan produksi baik kualitas maupun kuantitas. Nitrogen berperan dalam meningkatkan pertumbuhan, pembentukan jaringan vegetatif tanaman dan merupakan pengatur dari pengambilan kalium, fosfor dan penyusun lain (Tisdale et al. 1985). Fosfor berperan penting dalam proses metabolisme dan reaksi-reaksi biosintesis, akibatnya fosforilasi ADP menjadi ATP akan terganggu jika fosfor mengalami defisiensi. Demikian juga kalium, merupakan logam bewarna putih keperakan dan tidak terdapat bebas di alam, unsur ini berperan penting dalam mengatur proses metabolisme, menguatkan jaringan batang dan meningkatkan resistensi hama penyakit (Ruhnayat 1995).

Meningkatkan efisiensi pemupukan tanaman manggis dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya dengan analisis tanah, analisis jaringan tanaman, pengamatan gejala defisiensi secara fenotip dan melakukan percobaan lapangan (Lozano 1992). Analisis tanah umumnya digunakan untuk pengelolaan pemupukan tanaman semusim. Analisis tanah sangat sulit diinterpretasikan untuk tanaman tahunan khususnya pohon buah-buahan, karena korelasi antara hasil analisis tanah dan produksi buah sering tidak baik (Poerwanto 2003). Pendekatan analisis tanah dan percobaan screen house untuk tanaman manggis dewasa juga sulit dilakukan, karena memiliki ukuran pohon yang tinggi dan sistem penyebaran akarnya vertikal, akibatnya pengambilan sampel tanah sering kurang mewakili (Hidayat 2002). Demikian juga untuk menentukan gejala kelebihan dan defisiensi hara mineral dengan cara memperhatikan gejala abnormalitas pada tanaman manggis sangat sukar dilakukan karena membutuhkan ketelitian yang tinggi dan pengalaman yang memadai. Berdasarkan kelemahan-kelemahan seperti tersebut di atas, maka pada penelitian ini dilakukan analisis jaringan daun dan disertai dengan analisis tanah.

(27)

tanaman lebih efektif, hal ini dengan mempertimbangkan kandungan hara dalam jaringan tanaman merupakan gambaran kandungan hara dalam tanah. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa konsentrasi unsur hara tertentu dalam tanaman merupakan hasil interaksi dari semua faktor yang mempengaruhi penyerapan unsur tersebut dari dalam tanah. Jaringan tanaman yang sering digunakan sebagai sampel analisis adalah daun. Hal ini karena daun merupakan tempat paling aktif terhadap proses fotosintesis dan metabolisme lain. Daun juga merupakan salah satu tempat penyimpanan karbohidrat hasil fotosintesis. Hara yang ada pada daun selain berperan dalam fotosintesis juga menggambarkan status hara dalam tanaman (Susila 2002).

Analisis jaringan daun dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam hal: mendiagnosis gejala yang terlihat, mengidentifikasi gejala yang terselubung, mengetahui gejala defisiensi lebih awal, mengetahui mekanisme serapan hara tanaman, mengetahui interaksi atau karakter antagonis antar unsur hara, membantu dalam identifikasi fungsi hara dalam tanaman, dan sebagai alat bantu dalam menentukan rekomendasi pemupukan (Leiwakabessy dan Sutandi 2004).

Guna mendapatkan data interpretasi ini metode yang sering digunakan adalah batas kritis dan kisaran kecukupan hara (Leiwakabessy dan Sutandi 2004). Interpretasi tersebut diperoleh dari hubungan antara pertumbahan atau produksi dengan kadar hara pada daun sehingga diperoleh status haranya. Metode lain adalah nilai standar. Nilai standar merupakan rata-rata konsentrasi hara yang diperoleh dari hasil analisis daun tanaman yang pertumbuhan dan produksinya normal (Poerwanto 2003).

(28)

Judul Æ

Bahan Æ

Perlakuan Æ

Target Æ

Tujuan Akhir Æ

Gambar 1 Kerangka pikir studi pemupukan nitrogen, fosfor dan kalium pada tahun produksi ketiga

Tanaman manggis umur 12 tahun (tahun produksi ketiga) Pemupukan nitrogen, pemupukan

fosfor dan pemupukan kalium

Kuantitatif

a. Panjang daun b. Lebar daun c. Periode trubus d. Periode dormansi e. Jumlah buah f. Jumlah buah gugur g. Diameter Horizontal buah h. Diameter vertikal buah i. Bobot individu buah j. Bobot aril

k. Tebal kulit buah l. Kekerasan kulit buah

Analisis

1. Analisis tanah

1. Analisis nitrogen jaringan 2. Analisis fosfor jaringan 3. Analisis kalium jaringan

Mengetahui kandungan hara, respon pertumbuhan, dosis optimum nitrogen, fosfor dan kalium pada tanaman manggis yang telah berproduksi

Menyusun SOP (Standar Operasional Prosedur) pemupukan tanaman manggis untuk menunjang produksi maksimum

Variabel pengamatan

Dosis Waktu

(29)

Tujuan Penelitian

Studi tentang pemupukan terhadap tanaman manggis yang telah berproduksi merupakan suatu bentuk penelitian awal, sehingga tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui kandungan hara nitrogen, fosfor dan kalium jaringan daun pada tanaman manggis tahun produksi ketiga.

2. Mengetahui respon pertumbuhan, produksi dan kualitas buah manggis pada berbagai dosis nitrogen, fosfor dan kalium.

3. Mendapatkan dosis optimum nitrogen, fosfor dan kalium terhadap produksi tanaman manggis.

Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kandungan nitrogen, fosfor dan kalium jaringan dipengaruhi oleh dosis

yang diberikan.

2. Pertumbuhan vegetatif, produksi dan kualitas buah manggis dipengaruhi oleh dosis nitrogen, fosfor dan kalium.

(30)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Manggis

Pertumbuhan vegetatif tanaman manggis

Manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk dalam famili Cluciaceae yang terdiri atas sejumlah besar kelompok tanaman tropis yang meliputi 35 genus dan lebih dari 400 species dalam genus Garcinea (Bailey 1994), sekitar 40 species diantaranya merupakan tanaman buah yang dapat dimakan (Verheij 1992). Tanaman manggis merupakan tanaman asli Malaysia yang juga tumbuh secara luas di Indonesia, Filipina, Thailand, Birma dan Srilangka. Lokasi penyebaran umumnya terdapat pada zone 100 LU- 100 LS (Richard 1990b, Cox 1988).

Tanaman manggis dewasa mempunyai ukuran kanopi sedang, berbentuk piramid dan tajuk rimbun sehingga sangat cocok sebagai tanaman peneduh. Manggis tergolong evergreen dengan tinggi pohon mencapai 10-25 m dengan diameter batang 25-35 cm. Bentuk batang lurus dan memiliki percabangan melengkung ke bawah serta menghasilkan getah kuning. Kulit batang dewasa berwarna cokelat tua sampai kehitaman. Ranting muda berwarna hijau dan seiring pertambahan umur menjadi cokelat (Verheij 1992).

[image:30.595.118.513.616.722.2]

Daun manggis letaknya berhadapan, bentuknya membujur bulat panjang (lonjong), bagian pucuknya tajam dengan tekstur tebal dan kasar. Panjang daun berkisar antara 15-25 cm dan lebarnya 7-13 cm (Gambar 2). Bentuk permukaan atas daun mengkilap, licin dan berwarna hijau muda sampai hijau tua tergantung umurnya, sedangkan bagian bawahnya berwarna hijau muda sampai kekuningan (Zomlefer 1994).

Gambar 2 Daun manggis pecah tunas (a), flushing (b) dan dorman (c).

(31)

Dibandingkan dengan pohon buah lainnya, tanaman manggis memiliki sistem perakaran yang kurang berkembang. Salah satu faktor yang menyebabkan lambatnya pertumbuhan tanaman manggis disebabkan karena sistem perakaran yang buruk, sifat akar rapuh, pertumbuhan akar lambat dan peka terhadap kondisi lingkungan. Sangat sedikit ditemukan bulu akar pada semua stadia pertumbuhan (Wiebel 1993).

Pertumbuhan generatif tanaman manggis

[image:31.595.117.508.455.560.2]

Buah manggis bersifat partenokarpi, artinya buah tetap terbentuk walaupun tidak terjadi penyerbukan atau pembuahan. Buah yang masak memiliki berat antara 30-140 g berbentuk bulat (Gambar 3), daging buah (aril) terdiri atas 5-7 segmen berwarna putih, rasanya manis dan hanya mengandung 1-2 biji. Kulit buah berwarna merah keunguan (purple), dan tebal 5 mm. Karakter morfologi buah manggis lainnya yaitu : getah berwarna kuning, petal berwarna merah, stikma berupa sessile dengan permukaan halus dan diameter stikma 8-12 mm (Richards 1990b).

Gambar 3 Perkembangan buah : bunga (a), buah muda (b) dan buah matang (c).

Biji manggis terbentuk secara apomiksis dan sering disebut sebagai agamospermi, direproduksi melalui tunas adventif proembrio dan jaringan ovular, berwarna cokelat, bentuk pipih, tidak memiliki endosperm yang permukaannya ditutupi oleh jaringan pembuluh vaskular (vascular bundles) (Lim 1984, Richards 1990a). Biji manggis bersifat poliembrioni dengan nutrisi untuk perkembangan embrionya didukung oleh nucellus atau jaringan integument. Sekitar 10% dari biji yang berkecambah akan tumbuh menjadi lebih dari 1 tunas dan masing-masing

(32)

tunas akan tumbuh pada posisi yang berlainan dan masing-masing membawa perakaran sendiri-sendiri (Lim 1984).

Pematangan buah manggis ditandai dengan melunaknya kulit buah. Buah manggis yang telah masak dan siap dikonsumsi relatif lebih lunak dan kulitnya mudah dibuka dari pada buah yang belum matang. Kulit buah yang telah lunak merata merupakan tanda buah bermutu baik, sedangkan jika kulit buah keras dan sulit dibuka merupakan salah satu ciri bahwa daging buah telah rusak (Satuhu et al. dalam Gunawan 2006).

Buah manggis sebagian besar terdiri dari kulit dan hanya 18.7 % berupa daging buah beserta biji (Daryono dan Sasrodiharjo 1986). Nilai tersebut menunjukkan bahwa buah manggis memiliki edible portion yang nilainya jauh lebih kecil dibanding dengan buah-buahan lain yang umumnya sekitar 60%. Konsumen manggis umumnya menyukai buah manggis yang berdaging tebal dan tidak mengandung banyak biji. Bobot daging buah merupakan salah satu kriteria yang sangat penting dalam penentuan mutu buah manggis. Sedangkan standar mutu buah manggis yang didasarkan pada minat konsumen dalam negeri adalah daging buah tebal dan persentase edible portionnya lebih besar (Hadisutrisno 2002).

Kualitas Manggis

(33)

keseragaman dan tingkat kebersihan kulit buah. Persyaratan mutu buah manggis untuk standar ekspor dewasa ini lebih diutamakan dari penampilan fisik buah dari pada kandungan kimia (Setiawan 2005).

[image:33.595.115.515.334.615.2]

Indonesia memiliki standar nasional mutu beberapa komoditas hortikultura, termasuk buah manggis, namun standar tersebut hanya digunakan untuk komoditi ekspor. Sedangkan untuk komoditi yang diperdagangkan dalam negeri dan untuk komoditi impor, ketentuan mengenai standar mutu tersebut belum diberlakukan. Adanya APEC dan AFTA menuntut untuk diberlakukannya standar mutu. Standar mutu buah manggis Indonesia mengacu kepada SNI seperti tertera dalam Tabel 1.

Tabel 1 Standar mutu buah manggis menurut SNI 01-3211-1992

Jenis Uji Satuan Persyaratan

Mutu Super Mutu I Mutu II

Keseragaman Seragam Seragam Seragam

Diameter mm >65 55-65 <55

Tingkat

Kesegaran Segar Segar Segar

Warna Kulit

Hijau kemerahan s/d merah muda

mengkilap

Hijau kemerahan s/d merah muda mengkilap

Hijau kemerahan

Buah cacat dan atau busuk (jumlah)

% 0 0 0

Tangkai dan

atau kelopak Utuh Utuh Utuh

Kadar kotoran

(b/b) % 0 0 0

Serangga hidup dan atau mati

Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Warna daging buah

Putih bersih khas manggis

Putih bersih khas manggis

Putih bersih khas manggis

Sumber : Direktorat Bina Produksi tanaman pangan dan hortikultura 2001

(34)

dan bebas dari benda-benda asing lainnya, bebas getah kuning, bebas dari kerusakan oleh hama penyakit, bebas dari bau dan rasa asing, bebas dari cacat, dan kondisi fisik aril setelah dibuka nampak normal (Setiawan 2005).

Tabel 2 Ukuran buah manggis berdasarkan standar Codex Stand 204-1997

No Kode Berat (gram) Diameter buah (mm)

1 A 30-50 38-45

2 B 51-75 46-52

3 C 76-100 53-58

4 D 101-125 59-62

5 E >125 >62

Sumber : Setiawan 2005.

Indonesia sampai sekarang menetapkan standar mutu buah manggis berdasarkan ukuran (diameter buah), sedangkan Codex Stand 204-1997 selain menggunakan diameter juga menggunakan bobot buah (gram). Di Malaysia standar mutu buah manggis ditetapkan berdasarkan bobot (gram), yaitu seperti tertera pada Tabel 3.

Tabel 3 Standar mutu buah manggis di Malaysia

No Kelompok Ukuran Berat (gram)

1 Besar A ≥120

2 Sedang B 100-119

3 Kecil C 80-99

Sumber : Setiawan 2005.

(35)

Pengaruh pemupukan nitrogen, fosfor dan kalium

Ketersediaan hara dalam keadaan cukup dan seimbang merupakan faktor penentu untuk menjamin pertumbuhan tanaman yang baik. Untuk menambah unsur hara pada tanah agar diperoleh pertumbuhan dan produksi lebih baik serta mengganti hara tanah yang terangkut pada saat panen perlu dilakukan pemupukan (Murni dan Faodji 1990).

Nitrogen

Nitrogen sangat besar peranannya dalam pertumbuhan vegetatif tanaman. Urea (Co(NH2)2 adalah salah satu sumber nitrogen yang digunakan untuk menggantikan nitrogen yang telah terserap oleh tanaman. Nitrogen merupakan unsur penting penyusun amida, nukleotida dan nukleoprotein serta esensial untuk pembelahan dan pembesaran sel. Nitrogen selalu bergerak dalam jaringan tanaman, pada daun yang lebih muda dan organ yang sedang tumbuh seperti buah dan biji akan memanfaatkan nitrogen dari daun-daun yang lebih tua atau lebih bawah. Terbatasnya asupan nitrogen menyebabkan proses redistribusi akan menyebabkan penuaan dan klorosis pada daun-daun bagian bawah (Gardner et al. 1977).

Nitrogen dipergunakan tanaman dalam jumlah yang relatif besar. Kebanyakan tanaman mengandung 1-2 % nitrogen dari berat keringnya dan jumlahnya terbesar setelah unsur carbon (C), oksigen (O), dan Hidrogen (H) (Salisburry dan Ross 1992). Kenyataan menunjukkan bahwa 15-18 % dari bobot senyawa albumin atau protein terdiri dari nitrogen dan protein ada pada semua sel-sel hidup, dalam protoplasma dan juga inti. Selain pada protein, nitrogen juga ditemukan pada senyawa lain yang berperan penting dalam metabolisme seperti klorofil, nukleotida, fosfotida, alkaloid, protein, hormon dan vitamin, namun kekurangan nitrogen berpengaruh pada hasil (Marschner 1995).

(36)

menyebabkan ketidakseimbangan hara dan menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu (Marschner 1995). Selanjutnya daun tanaman jeruk berumur 4-6 bulan, pada cabangnya yang tidak berbuah yang diukur berdasarkan berat keringnya, maka konsentrasi nitrogen yang cukup adalah 2,5-2,8%. Pada konsentrasi di bawah 1,5 tanaman akan kekurangan nitrogen dan di atas 2,8% menyebabkan nitrogen berlebih dalam jaringan daun (Wudscher dan Smith 1996).

Prawitasari (2001) melakukan pengamatan perubahan kandungan nitrogen pada pucuk terinduksi, pucuk terdeferensiasi dan pucuk berbunga pada tanaman lengkeng melaporkan bahwa kandungan nitrogen pada ketiga fase tersebut tidak berbeda nyata. Kandungan nitrogen yang tinggi pada musim dingin akan menghambat perkembangan bunga, sedangkan kandungan nitrogen yang tinggi pada musim semi atau musim panas akan merangsang perkembangan stamen dan pistil pada tanaman apel. Suplai nitrogen pada sebagian besar tanaman buah mempengaruhi pembentukan dan inisiasi tunas bunga, memberikan respon terhadap fruitset dan waktu pembungaan (Marschner 1995).

Liferdi (2000) menyatakan bahwa peningkatan kandungan nitrogen sejalan dengan perubahan morfologi daun dan mencapai maksimum saat daun berwarna hijau tua hingga muncul tunas baru pada tanaman rambutan, selanjutnya kandungan nitrogen mulai menurun dengan semakin tua dan berkembangnya daun yang muncul di atasnya. Kandungan nitrogen daun menurun secara drastis saat tanaman memasuki fase generatif, hal ini diduga karena pucuk terinduksi merupakan sink yang kuat dalam berkompetisi dengan organ lain dari tanaman.

Kekurangan nitrogen berpengaruh pada pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, sistem perakaran jelek dan daun yang terbentuk lebih sedikit. Warna daun menjadi kekuning-kuningan karena kurangya klorofil (Salisburry dan Ross 1992). Batang berwarna merah atau agak keunguan bila kelebihan produksi antosianin. Nitrogen juga menentukan pertumbuhan batang utama, sehingga berpengaruh terhadap tinggi tanaman, menentukan percabangan yang berarti juga menambahkan kuncup bunga dan buah. Kelebihan nitrogen juga merugikan karena sistem perakaran yang terbentuk berkurang (Salisburry dan Ross 1992).

(37)

karena nitrogen mampu merangsang pembelahan dan perpanjangan sel dan juga merangsang aktivitas fotosintesis. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan nitrogen mempunyai pengaruh paling besar pada senyawa-senyawa nitrogen dapat larut, meningkatkan asam amino dan amida juga meningkatkan nitrogen inorganik. Pembentukan protein dan senyawa nitrogen yang dapat larut sangat tergantung pada jumlah dan bentuk pupuk nitrogen yang digunakan dan juga mekanisme serapan tanaman. Tanaman tertentu ada yang lebih beradaptasi terhadap NH4-N dibanding NO3-N dan lainnya lebih beradaptasi dengan NO3-N, NO3–N yang diabsorpsi tanaman berkurang pada akar karena ditranslokasikan ke bagian atas dari tanaman. Sebaliknya NH4+ dalam akar meningkat karena absorpsi langsung atau dari reduksi nitrat, yang dirombak menjadi asam amino atau amida untuk ditransport ke bagian atas (Mattson 1980).

Absorpsi nitrogen oleh tanaman lebih rumit dari serapan elemen essensial lainnya, karena nitrogen tersedia baik sebagai kation (NH4+) maupun sebagai anion (NO3-). Perbedaan respons terhadap amonium dan nitrat oleh berbagai spesies tanaman dan efektivitasnya terhadap pertumbuhan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : species tanaman, umur tanaman, temperatur, pH tanah dan konsenttrasi hara yang tersedia khususnya konsentrasi nitrogen dan ratio NH4+/NO3- (Huffaker dan Rains 1978). Selanjutnya Shiv Raj (1978) mengemukakan bahwa respon tanaman kapas terhadap nitrogen bervariasi tergantung dari varietas, jenis tanah, pola hujan, kelembaban tanah, dan jarak tanam yang digunakan. Persediaan nitrogen tergantung pada keadaan perakaran, residu nitrogen pada tanah, nitrogen yang dihasilkan oleh penguraian bahan organik dan pemberian nitrogen melalui pemupukan.

(38)

banyak dan bila kandungan nitrat pada daun berkurang dari 5% ke 2,5% dari berat kering biasanya nitrogen menjadi pembatas untuk pembentukan buah. Tanaman kapas yang kekurangan nitrogen, kandungan protein dalam biji tanaman sekitar 17,6 % dibanding dengan biji tanaman yang memperoleh cukup nitrogen. Nitrogen yang berlebihan akan memperpanjang masa pertumbuhan dan memperlambat masak buah (Marschner 1995).

Nitrogen dalam jaringan tanaman harus tersedia cukup tinggi agar dicapai pertumbuhan dan produksi maksimum. Kandungan nitrogen tertinggi pada fase pembentukan kuncup bunga dan menurun pada fase pembungaan dan pembuahan. Tinggi rendahnya respons tanaman terhadap pemupukan nitrogen tergantung pada kadar nitrogen dalam tanah dan potensial hasil tanaman (Gardner 1977).

Pembungaan merupakan ekspresi dari nisbah C/N yang tinggi, sehingga kandungan nitrogen tinggi saat pra induksi akan menghambat induksi pembungaan. Sebagian besar tanaman buah-buahan yang pertumbuhan vegetatifnya terlalu subur menunjukkan produktivitas buah yang rendah. Tanaman buah-buahan untuk merangsang pembungaan diperlukan kondisi yang dapat meningkatkan nisbah C/N diantaranya dengan peningkatan hara posfor, pemangkasan, stress air terkontrol dan aplikasi zat pengatur pertumbuhan (Poerwanto 2003).

Fosfor

(39)

menit, namun setelah itu dilepaskan kembali sebagai P anorganik masuk kedalam xilem (Marschner 1995).

Fosfor berperan penting dalam aktivitas fotosintesis, karena terkait dengan kandungan karbohidrat sebagai sumber energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Fotosintesis merupakan proses metabolisme kunci yang mempengaruhi sistem metabolisme dan proses fisiologi lainnya yang berkaitan dengan : penyediaan ATP dan kerangka karbon dalam lintasan respirasi, mengendalikan sistem transpor, sebagai penghantar signal bagi fungsi-fungsi akar yang juga berkaitan dengan zat pengatur tumbuh sitokinin pada saat pucuk terinduksi, metabolisme nitrogen dan beberapa pengaruh tidak langsung dalam proses fisiologi lainnya (Marschner 1995).

Fosfor menyusun sekitar 0.1-1.0% bahan kering tanaman dan merupakan komponen kunci biomolekul seperti asam nukleat (pembawa informasi genetik), fosfolipid (penyusun struktur membran), P-ester dan ATP (sumber energi untuk reaksi enzimatik). Peran fosfor sangat penting karena tanaman tidak akan tumbuh dengan baik tanpa ketersediaan fosfor yang cukup (Dobermann dan Fairhurst 2000).

Dalam tanaman, fosfat tidak pernah berkurang dan tetap tinggi dalam bentuk teroksidasi. Fosfor merupakan hara yang mudah diredistribusi dari organ satu ke organ lainnya, mudah hilang dari daun yang lebih tua dan terakumulasi ke daun yang lebih muda (Salisburry and Ross 1992). Fungsi fosfor adalah sebagai konstituen struktur makromolekul yang sangat menonjol pada asam nukleat yaitu sebagai jembatan antara dua unit ribonukleosida dan juga konstituen senyawa pembentuk energi (ATP dan ADP).

Fosfor berperan dalam menambah daya tahan tanaman, merangsang pertumbuhan jaringan yang membentuk titik tumbuh, serta berperan penting dalam pemindahan energi antara ATP dan ADP, fosfor juga berperan dalam proses biologis, penyusun metabolik dan senyawa kompleks serta aktivator berbagai enzim (Taiz and Zeiger 2002).

(40)

menyebabkan konsentrasi dalam larutan cepat berkurang. Pada pH tinggi fosfor akan difiksasi oleh Ca, sedangkan pada pH rendah akan difiksasi oleh Al dan Fe. Pengaruh pemupukan fosfor dapat ditingkatkan dengan memperbesar kemampuan akar tanaman dalam menyerap unsur hara.

Kalium

Kalium merupakan unsur hara yang paling banyak digunakan tanaman setelah nitrogen. Kalium adalah logam lunak berwarna putih keperakan, mudah bereaksi dengan O2 menjadi K-oksida yang mudah larut dalam air membentuk kalium hidroksida. Kalium tidak terdapat bebas di alam, melainkan tersedia di semua jasad hidup atau terikat dengan unsur lain sebagai senyawa atau mineral (Ruhnayat 1995).

Kalium di dalam tanah terurai dan menghasilkan K+ dan ion sisa asam serta kation lain, seperti K-Mg-Sulfat, ion K akan segera diikat kompleks adsorpsi tanah dalam bentuk yang dapat dipertukarkan (bentuk tersedia) sampai yang sukar tersedia (fiksasi) tergantung dari jenis liat dan faktor penentu lainnya seperti kelembaban tanah dan lain-lain. Sebagian lagi tetap dalam fase larutan (ion) yang dapat dimobilisasi tanaman dan dapat hilang melalui pencucian (Marschner 1995).

(41)

Pemupukan Tanaman Manggis

Pada umumnya tanaman manggis yang telah berproduksi di Indonesia dewasa ini berasal dari tanaman tua yang telah berumur puluhan tahun dan sangat jarang dilakukan pemupukan. Meskipun dari beberapa hasil penelitian yang sangat terbatas diketahui bahwa tanaman manggis mempunyai respon yang baik terhadap pemupukan, termasuk penggunaan pupuk cair dan pupuk organik yang sering digunakan sebagai mulsa (Yaacop dan Tindall 1995).

Terbatasnya informasi pemupukan terhadap tanaman manggis menyebabkan rekomendasi yang ada disusun berdasarkan pengalaman dan praktek pertanian secara tradisional (Yaacop dan Tindall 1995). Tabel 4 memberikan rekomendasi pemupukan yang dikeluarkan oleh Direktorat Tanaman Buah bekerjasama dengan Balitbu, IPB dan beberapa instansi lainnya, tentang pedoman pemupukan berdasarkan standar operasional prosedur (SOP) untuk beberapa umur tanaman manggis (Liferdi 2005).

Tabel 4 Rekomendasi pemupukan tanaman manggis berdasarkan umur tanaman

Umur tanaman Pupuk Anorganik (gram/ pohon) Pupuk kandang

(kg)

Urea (N) Posfor (P) KCl (K)

1-2 tahun 50 25 25 20

2-4 tahun 100 50 50 20

4-6 tahun 200 100 100 40

6-8 tahun 400 800 800 40

8-10 tahun 800 1500 1500 80

> 10 tahun 1000 2500 1500 80 Sumber : Liferdi 2005

(42)
[image:42.595.115.510.133.338.2]

Tabel 5 Standar pemupukan dan kebutuhan pupuk tanaman manggis berdasarkan umur tanaman

Umur tanaman Urea Pupuk Anorganik (kg/ ha) SP36 KCl

Sebelum tanam 40 50 25

1-2 tahun 65 80 25

2-3 tahun 100 125 40

3-4 tahun 120 150 65

4-5 tahun 250 320 75

5-6 tahun 250 320 420

6-7 tahun 250 320 420

7-8 tahun 250 320 420

8-9 tahun 350 320 420

9-10 tahun 250 320 420

10-11 tahun 250 320 420

11-12 tahun 250 320 420

>12 tahun 250 320 420

Sumber : Poerwanto 2003

Yaacop dan Tindall (1995) merangkum beberapa hasil penelitian dan kebiasaan petani untuk pemupukan di Malaysia dan Thailand, rekomendasi dan campuran pupuk pada tanaman manggis adalah nitrogen, posfor dan kalium (NPK). Perbandingan campuran ini direkomendasikan bervariasi diantaranya ; 15:15:10, 10:10:9 dan 9:24:24, dosis campuran terakhir umumnya digunakan pada pohon menjelang periode pemasakan buah. Pemupukan nitrogen dalam bentuk cair secara tidak langsung dianjurkan sebagai pupuk daun tetapi belum tersusun rekomendasi yang lebih rinci.

Pemberian pupuk dalam lubang tanam manggis berkisar antara 50-150 posfat dan 200-300 gram kapur (jika tanah masam). Pupuk NPK (10:10:10) dapat digunakan sebagai pengganti superfosfat. Tanaman keras (tanaman perkebunan) yang diberikan pupuk Amonium sulfat 50-100 g/pohon/bln memberikan pertumbuhan vegetatif yang cepat. Pemberian ini dilanjutkan sampai 6 bulan setelah tanam (Yaacop dan Tindall 1995).

(43)

diberikan dua kali dengan jumlah yang sama yaitu pada awal dan akhir musim hujan (Yaacop dan Tindall 1995).

Rekomendasi pemupukan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman manggis pada tanah yang kesuburannya rendah seperti Ultisol dan Oxisol di Thailand (Tabel 6) (Liferdi 2005). Rekomendasi pemupukan ini adalah NPK 15:15:15 sebanyak 0.5-1 kg/phn, bersamaan dengan pupuk organik untuk tanaman muda. Jumlah pupuk ditingkatkan sesuai dengan bertambahnya umur tanaman, pada tanaman dewasa dilakukan penambahan NPKMg 12:12:17:2 sebanyak 2,5 kg/ph/thn (Yaacop dan Tindall 1995).

Tabel 6 Dosis pemberian pupuk makro tanaman manggis rata-rata tahunan di Thailand

Umur Tanaman (tahun) Dosis Pemberian pupuk (kg)

1-2 2-4 4-6 6-8 8-10

>10

0,25 0,50 1,00 2,00 4,00 7,00 Sumber : Liferdi 2005

Rekomendasi pemupukan yang cukup bervariasi telah diberikan untuk stimulasi pembungaan dan pembuahan, terutama saat pemasakan buah pada pohon dewasa. Peningkatan kandungan nitrat dan kalium setelah 8 tahun untuk merangsang pembuahan, termasuk hara mikro. Periode setelah panen juga perlu diperhatikan, pada beberapa daerah pemberian pupuk sangat penting untuk stimulasi pertumbuhan vegetatif baru. Pupuk diberikan biasanya setelah pemangkasan (Yaacop dan Tindall 1995).

(44)

tinggi terhadap jumlah bunga dan jumlah bunga rontok, namun tidak memberikan pengaruh nyata terhadap panjang dan diamaeter tunas (Tabel 7).

Tabel 7 Pengaruh pemberian pupuk kalium terhadap jumlah bunga, bunga rontok, buah rontok, panjang tunas dan diameter tunas

Perlakuan K2O/tan/thn

(gram)

Jumlah bunga

Jumlah bunga rontok

Jumlah buah rontok

Panjang tunas (cm)

Diameter tunas (mm)

0 400 800 1200 1600

35 46 69 67 59

8.00 8.75 12.25 12.75 11.00

6.75 8.75 13.00 12.75 11.25

7.4 7.6 7.0 6.4 6.4

2.4 2.4 2.4 2.4 2.4

Sumber : Simanjuntak 2006

(45)

BAHAN DAN METODE

Waktu dan tempat penelitian

Penelitian dilakukan di kebun manggis Kelompok Tani Manggis Karya Mekar, Kampung Cengal, Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Lokasi penelitian terletak pada ketinggian 420 m diatas permukaan laut. Lokasi ini merupakan daerah sentra produksi tanaman manggis binaan Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika IPB sejak tahun 1995. Analisis kimia tanah, kandungan nitrogen, posfor dan kalium jaringan daun dan tangkai buah dilakukan di laboratorium Fisika-Kimia Tanah Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor dan analisis pasca panen di Laboratorium Pascapanen Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika IPB. Penelitian berlangsung dari bulan Maret 2006 sampai Februari 2007.

Metode Penelitian

Bahan dan Alat

Alat yang dipergunakan di lapang antara lain : cangkul, gunting pangkas, jangka sorong, hand counter, tangga bambu, tali rafia, meteran, karung goni, sabit, kantong plastik, cutter, cooling box dan kawat pengikat label. Alat yang dipergunakan di laboratorium terdiri dari timbangan analitik, oven, freezer, pH meter, spectrofotometer UV-VIS, cawan porslen, desikator, hot plate, labu ukur, hand refraktometer dan limpfotometer.

(46)

Rancangan dan Perlakuan

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh Liferdi (2005), tanaman manggis dan dosis pupuk yang digunakan sama dengan percobaan terdahulu. Penelitian terdiri atas 3 percobaan terpisah, yaitu percobaan pemupukan nitrogen, pemupukan fosfor dan pemupukan kalium. Percobaan dilaksanakan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri dari 5 taraf perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang 6 ulangan, sehingga diperlukan 30 tanaman untuk masing-masing percobaan. Sebagai pembanding, ditambahkan 6 tanaman yang tidak diberikan perlakuan pemupukan. Kelima taraf perlakuan tersebut masing-masing adalah : percobaan pemupukan nitrogen terdiri atas 0, 300, 600, 900 dan 1200 g N/tan, ditambah 600 g P/tan dan 800 g K/tan sebagai pupuk dasar pada setiap taraf percobaan. Percobaan pemupukan fosfor, terdiri dari : 0, 300, 600, 900 dan 1200 g P/tan, ditambah 600 g N/tan dan 800 g K/tan sebagai pupuk dasar pada setiap perlakuan. Dosis kalium terdiri atas 0, 400, 800, 1200 dan 1600 g K/tan, ditambah 600 g N/tan dan 600 g P/tan sebagai pupuk dasar pada setiap perlakuan. Perlakuan pupuk nitrogen diberikan dalam 3 tahapan yaitu 50, 20, dan 30% dari dosis yang ditetapkan, pemupukan fosfor terdiri dari 20, 60 dan 20%, dan pemupukan kalium terdiri dari 20, 30, dan 50% dari masing-masing dosis.

Analisis kandungan hara tanah

(47)

kandungan hara tanah dilakukan dua tahap, yaitu sebelum aplikasi pupuk (Maret 2006) dan setelah panen (Februari 2007).

Pengambilan dan analisis sampel daun

Sampel daun diambil dari 4 penjuru pertumbuhan tanaman (utara, selatan, timur dan barat) dengan kriteria daun telah mencapai perkembangan maksimum (Tabel 8). Jumlah sampel daun tersebut diambil sebanyak 2 lembar untuk setiap penjuru. Sampel daun diambil sebanyak empat tahapan, masing-masing tahapan pengambilan sampel daun adalah sebagai berikut :

a. Sebelum aplikasi pupuk tahap pertama (Maret 2006) b. Sebelum aplikasi pupuk tahap kedua (Juli 2006)

c. Sebelum aplikasi pupuk tahap ketiga (November 2006) d. Setelah panen (Februari 2007)

Tabel 8 Jenis contoh dan fase pertumbuhan sampel untuk analisis jaringan

No Tahap

Analisis

Waktu Analisis

Bagian Sampel yang diambil

Fase pertumbuhan saat contoh sampel diambil

1 Analisis daun

tahap pertama Maret Daun terminal

Trubus penuh dan dormansi

2 Analisis daun

tahap kedua Juli Daun terminal

Trubus penuh dan dormansi

3 Analisis daun

tahap ketiga November Daun terminal

Trubus penuh dan dormansi

4 Analisis daun

tahap keempat Februari Daun terminal

Trubus penuh dan dormansi

(48)

untuk analisis fosfor dan kalium dilakukan dengan menimbang 1 g sampel daun, selanjutnya dimasukkan dalam alat Muffle dengan wadah cawan porselin. Bahan dipanaskan dengan suhu 5500C. Dari hasil pengabuan kering, kandungan fosfor di ukur dengan Spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang 660 nm, sedangkan kandungan kalium di ukur dengan Flamefotometer. Analisis kandungan nitrogen, fosfor dan kalium tanah dan jaringan daun dilakukan di Laboratorium Fisika-Kimia Tanah Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Komponen Pertumbuhan

Pengamatan terhadap komponen pertumbuhan tanaman manggis di lapang secara lengkap dilakukan terhadap peubah-peubah sebagai berikut :

1. Panjang daun (cm)

Panjang daun diukur saat daun telah berkembang penuh yang ditandai dengan daun tidak lagi mengalami pertambahan. Panjang daun diukur mulai dari pangkal helaian daun sampai ujung terakhir.

2. Lebar daun (cm)

Lebar daun diukur saat daun telah berkembang penuh dan pengukuran dilakukan pada tengah-tengah helaian daun secara horizontal.

3. Periode trubus (hari)

Periode trubus diamati sejak kuncup vegetatif keluar sampai daun berkembang penuh dan tidak lagi mengalami pertambahan ukuran.

4. Periode Dormansi (hari)

(49)

Komponen Produksi

Perhitungan terhadap komponen produksi manggis di lapang dan di laboratorium selengkapnya dilakukan terhadap peubah-peubah sebagai berikut :

1. Jumlah buah jadi (buah)

Jumlah buah jadi dihitung berdasarkan banyaknya buah muncul tiap individu pohon sampel yang ditetapkan saat tanaman tidak lagi mengalami pertambahan jumlah bunga.

2. Bobot individu buah (gram).

Bobot individu buah dihitung menggunakan timbangan analitik yang dilakukan pada saat panen.

3. Produksi buah per pohon (kg/phn)

Produksi buah per pohon di hitung berdasarkan jumlah buah per pohon dikalikan dengan bobot individu buah.

Komponen kualitas buah

Pengamatan terhadap komponen kualitas buah manggis di laboratorium selengkapnya dilakukan terhadap peubah-peubah sebagai berikut :

1. Bobot Aril (gram).

Bobot aril dihitung menggunakan timbangan analitik dengan cara menimbang bagian aril beserta biji setelah buah dibelah.

2. Tebal Kulit buah (mm).

(50)

3. Kekerasan kulit buah (kg/cm2/dt).

Kekerasan kulit buah hitung dengan cara menancapkan jarum penetro pada kulit buah, selanjutnya dibaca angka yang ditunjukkan oleh alat tersebut.

4. Diameter Horizontal (cm).

Diameter horizontal buah diukur menggunakan jangka sorong pada bagian tengah buah secara horizontal pada kedua sisi menggunakan jangka sorong, dan selanjutnya diambil rata-ratanya.

5. Diameter Vertikal (cm).

Diameter vertikal diukur menggunakan jangka sorong pada bagian tengah buah secara vertikal pada kedua sisi dan selanjutnya diambil rata-ratanya.

Kriteria panen buah manggis yang dilakukan petani manggis di daerah Leuwiliang, kabupaten Bogor, adalah berdasarkan perubahan warna kulit buah, yaitu saat buah manggis belum muncul warna ungu. Namun demikian, buah tersebut matang setelah dibiarkan beberapa hari pada kondisi kamar. Hanya saja, kulit buahnya tidak berwarna ungu tua dan cerah, dan daging buah berwarna putih pucat. Berdasarkan hasil penelitian Setiawan (2005) dilaporkan bahwa buah yang dipetik pada kondisi hijau tua dan baru ada bercak ungu dikulit, dapat juga matang setelah dibiarkan beberapa hari pada suhu kamar.

Pengamatan faktor lingkungan

(51)

Analisis data

Analisis data untuk mengetahui kandungan hara nitrogen, fosfor dan kalium berkaitan dengan produksi, maka data hasil pengamatan produksi dianalisis menggunakan anilisis ragam (uji F), dan diuji lanjut dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5% apabila didapatkan pengaruh yang nyata. Uji F dan uji jarak berganda Duncan dilakukan dengan bantuan program SPSS-12 under windows. Selanjutnya untuk mengetahui kandungan hara dilakukan tahapan kegiatan sebagai berikut :

1. Menghitung produksi relatif (%) (rata-rata dari setiap ulangan) sebagai berikut :

Produksi relatif = x100% maks

Y Yi

Dimana :

Yi = Produksi dan perlakuan nitrogen, fosfor, atau kalium ke-i

Ymaks = Pertumbuhan maksimum pada dosis nitrogen, fosfor, dan kalium

2. Selanjutnya nilai produksi relatif sebagai dependent variable (Y) dihubungkan dengan nilai kandungan nitrogen, fosfor dan kalium daun sebagai independent variable (X) untuk dianalisis dengan menggunakan model regresi untuk menentukan kriteria terbaik secara statistik dan biologis akan dipakai untuk menentukan kandungan hara nitrogen, fosfor dan kalium untuk tanaman manggis.

(52)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi umum percobaan

Penelitian ini merupakan tiga percobaan terpisah, yaitu percobaan pemupukan nitrogen, percobaan pemupukan fosfor dan percobaan pemupukan kalium. Percobaan ini merupakan percobaan lanjutan dari penelitian sebelumnya dari Liferdi (2005), sehingga tanaman sampel yang digunakan dan dosis pemupukan yang diaplikasikan sama dengan taraf yang diterapkan sebelumnya.

Hasil analisis hara tanah menunjukkan bahwa tanah pada lokasi penelitian adalah jenis podsolik dengan tekstur liat berdebu, dan pH 4.24-5.63. Kandungan nitrogen, fosfor dan kalium tanah di lokasi penelitian secara umum berada pada kisaran sangat rendah. Kandungan nitrogen, fosfor dan kalium tanah awal ini diketahui dari hasil penelitian sebelumnya pada lokasi yang sama dan didukung oleh pendapat Gunawan (2006) bahwa jenis tanah di lokasi penelitian adalah podsolik dengan kandungan hara makro berada pada kisaran sangat rendah sampai rendah dibandingkan dengan lokasi lain di pulau Jawa. Sedangkan curah hujan selama periode 12 bulan seperti diilustrasikan pada Gambar 4 berikut :

0 5 10 15 20 25 30

Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov Des Jan

Ha

ri

Hu

jan

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

Cu

ra

h

Hu

jan

(

mm

)

HH

[image:52.595.152.474.480.705.2]

CH

(53)

Daerah Leuwiliang memiliki topografi lahan berbukit. Lokasi penelitian yang digunakan adalah pertanaman manggis umumnya pada lahan miring dengan jenis tanah podsolik dengan perbandingan tekstur liat yang tinggi. Tekstur liat memiliki sifat spesifik yaitu mengembang pada kondisi air tanah melimpah dan mengkerut pada kondisi tanah kering. Kondisi ini tidak menguntungkan pertumbuhan manggis pada musim kemarau karena mengakibatkan tanah retak dan membentuk lempengan sehingga memutuskan atau merusak perakaran manggis. Topografi miring pada lokasi penelitian juga diduga ikut berperan dalam meningkatkan run off sehingga mengakibatkan pencucian bahan organik di permukaan tanah.

Percobaan I Studi Pemupukan Nitrogen Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Manggis

Pengamatan pertumbuhan terdiri dari panjang daun, lebar daun, periode trubus dan periode dormansi. Pengamatan terhadap produksi dan kualitas buah manggis pada berbagai dosis nitrogen meliputi : jumlah buah jadi, bobot per buah, produksi per pohon, bobot aril, tebal kulit buah, kekerasan kulit buah, diameter horizontal dan diameter vertikal buah.

Kandungan nitrogen jaringan daun

Kandungan nitrogen jaringan daun tanaman manggis umur 12 tahun (pada siklus produksi ketiga) disajikan pada Tabel 9. Sedangkan respon pertumbuhan, produksi dan kualitas buah manggis terhadap pemupukan nitrogen disajikan pada Tabel 10 sampai dengan Tabel 14.

(54)

Tabel 9 Kandungan nitrogen jaringan daun pada empat periode analisis

Dosis N (g/tan)

Hasil analisis Nitrogen pada periode

Maret Juli November Februari

……….. % ………..

Kontrol 0.60 0.61 0.60 0.62

0 0.66 0.72 0.76 0.65

300 0.85 0.83 0.79 0.85 600 0.90 0.93 0.83 0.89 900 0.95 1.02 0.89 0.97

1200 1.09 1.11 0.95 1.08

Analisis pertama (bulan Maret) menggambarkan kandungan nitrogen awal tanaman sebelum dilakukan pemupukan. Sedangkan analisis Juli, November, dan Februari menggambarkan kandungan nitrogen jaringan masing-masing pada periode empat bulan pertama setelah pemupukan, periode empat bulan kedua dan periode empat bulan ketiga. Kandungan nitrogen jaringan daun manggis periode Maret-Juli meningkat, periode Juli-November menurun kecuali pada dosis 0 g N/tan dan periode November-Februari kembali meningkat kecuali dosis 0 g N/tan kandungan nitrogen jaringan menurun.

(55)

menyebabkan nitrogen tanah tersedia bagi tanaman. Perbedaan kandungan nitrogen jaringan daun manggis diduga berhubungan dengan peningkatan dosis pemupukan nitrogen. Terdapat korelasi positif antara kandungan nitrogen dalam jaringan daun pada periode Maret secara linier berdasarkan persamaan garis (y = 0.6613+0.00004x pada R2= 0.9294), periode Juli (y=0.6838+0.0004x pada R2= 0.9493), periode November (y=0.8025+0.0002x pada R2= 0.8082) dan periode Februari (y=0.665+0.0004x pada R2= 0.943) (Gambar 5).

y = 0.0004x + 0.6613 R2 = 0.9284

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

0 200 400 600 800 1000 1200 1400

P e rs ent a s e N itr og en per iode M a re t Dosis Nitrogen

y = 0.0004x + 0.6838

R2 = 0.9493

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

0 200 400 600 800 1000 1200 1400

Dosis Nitrogen P e rs en ta s e N itr oge n per io de J u li

y = 0.0002x + 0.6925

R2 = 0.8062

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

0 200 400 600 800 1000 1200 1400

P e rs e n ta s e N itr o g e n p e ri o de N o v e m b er Dosis Nitrogen

y = 0.0004x + 0.665

R2 = 0.945

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

0 200 400 600 800 1000 1200 1400

P e rs e n ta s e n itr o g e n p e ri od e F eb ru ar i Dosis Nitrogen

Gambar 5 Hubungan peningkatan kandungan nitrogen daun periode Maret (a), Juli (b), November (c) dan Februari (d) terhadap dosis pemupukan nitrogen.

Kandungan nitrogen pada kontrol negatif (tanpa perlakuan pupuk apapun) tetap rendah. Rendahnya kandungan nitrogen daun pada seluruh tahapan analisis pada kondisi kontrol negatif tersebut lebih dikarenakan, 1) Ketidakmampuan tanaman manggis untuk mengoptimalkan pengambilan unsur nitrogen yang tersedia dalam tanah, dan 2) Kandungan nitrogen tanah memang berada pada kondisi kekurangan.

a b

(56)

Dari sejak awal periode tumbuh produksi tahun ketiga, kandungan nitrogen jaringan sudah bervariasi (Tabel 9). Variasi kandungan hara jaringan tersebut terus berlangsung seiring dengan pemupukan dengan berbagai dosis. Perbedaan kandungan hara nitrogen daun pada pengamatan pertama ini diduga disebabkan ketersediaan unsur tersebut di dalam tanah yang bervariasi. Hal ini dikarenakan kandungan unsur tertentu dalam jaringan tanaman sangat dipengaruhi oleh ketersediaan unsur tersebut di dalam tanah tempat dimana tanaman tumbuh. Bervariasinya kandungan hara jaringan daun manggis tersebut juga disebabkan pengaruh perbedaan pemupukan yang dilakukan pada periode tumbuh tahun sebelumnya (siklus produksi tahun kedua).

Tingginya kandungan nitrogen pada periode Maret-Juli disebabkan tanaman manggis berada dalam kondisi pertumbuhan dan perkembangan vegetatif maksimum sebelum tanaman terinduksi, selanjutnya pada saat tunas tumbuh terjadi penurunan nitrogen secara perlahan dari batang atau ranting ditranslokasikan ke tunas (Guak dan Fuchigami 2001). Kandungan nitrogen jaringan daun tanaman manggis cenderung menurun pada stadium induksi dibanding dengan sebelum induksi, baik pada tanaman asal biji maupun tanaman asal sambungan (Rai 2004).

Pengaruh pemupukan nitrogen terhadap pertumbuhan

(57)

Uji polinomial ortogonal, menunjukkan bahwa dosis nitrogen meningkatkan secara linier panjang daun dengan persamaan garis y =15.788 + 0.0024x pada nilai R2=0.988 atau r=0.994, lebar daun (y =7.554+0.0003x pada nilai R2=0.946 atau r =0.973), periode dormansi (y =133.74+0.0029x pada R2=0.713 atau r =0.844) dan periode trubus dengan persamaan kuadratik (y=45.821-0.0014x+2E-06x2 pada R2=0.962 atau r =0.981). Hal ini menunjukkan

bahwa dosis nitrogen yang diaplikasikan sampai dosis 1200 g/tan belum menemukan batas optimum terhadap peningkatan panjang daun, lebar daun dan periode dormansi.

Tabel 10 Pengaruh dosis nitrogen terhadap komponen pertumbuhan

Dosis nitrogen (g/tan)

Ukuran Daun (cm) Periode Tumbuh (hari) P. Daun L. Daun Trubus Dormansi 0 15.82 a 7.58 a 45.83 a 134.67 a 300 16.45ab 7.61 a 45.50 a 134.17 a 600 17.10bc 7.72ab 45.83 a 134.33 a

900 18.10cd 7.88 b 46.00ab 136.17ab 1200 18.52 d 7.91 b 47.00 b 138.00 b

N lin ** * - *

Kua - - * -

Kub - - - -

Kuar - - - -

Keterangan : Angka yang diikuti huruf berbeda pada masing-masing kolom, berbeda nyata pada Uji Duncan 5%.; Nlin = linier, Nkua = kuadratik, Nkub = kubik, Nkuar = kuartik; ** = sangat nyata, * = nyata, - = tidak nyata

(58)

Hasil pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang lebih tinggi serapan nitrogen dicirikan oleh pertumbuhan dan perkembangan organ vegetatif yang lebih dominan dan menghambat perkembangan generatif. Hal senada diungkapkan oleh Prawiranata et al. (1992) bahwa proses asimilasi nitrat menjadi nitrit dan asam amino membutuhkan karbohidrat dalam jumlah yang cukup besar, penggunaan karbohidrat menyebabkan penurunan C/N dan berakibat pertumbuhan mengarah pada pertumbuhan vegetatif.

Pengaruh pemupukan nitrogen terhadap produksi manggis

Nitrogen berpengaruh nyata terhadap komponen produksi. Respon terhadap produksi terjadi khususnya pada jumlah buah jadi dan bobot individu buah, namun tidak berpengaruh nyata terhadap produksi buah per pohon. Peningkatan jumlah buah tertinggi terdapat pada dosis 900 g N/tan yaitu 48.34 buah dibandingkan dosis 300 g N/tan, namun tidak berbeda nyata dengan dosis 0 g N/tan (kontrol) dan 1200 g N/tan. Bobot buah tertinggi terdapat pada dosis 600 g N/tan, yaitu 8.21 gram dibandingkan dosis 1200 g N/tan, namun bobot buah tertinggi ini tidak berbeda nyata dengan dosis 0 g N/tan (kontrol), 300 g N/tan dan 900 g N/tan (Tabel 11).

Tabel 11 Pengaruh dosis nitrogen pada komponen produksi

Dosis Nitrogen

(g/tan) Jumlah buah Jadi

Bobot per buah (gram)

Produksi per pohon (kg/phn)

0 415.50ab 74.79ab 32.463

300 399.83 a 75.97ab 30.430

600 391.00 a 77.23 b 29.470

900 448.17 b 70.82ab 32.820

1200 458.67 b 69.02 a 32.647

N lin - - -

Kua * * -

Kub - - -

Kuar - - -

(59)

Peningkatan dosis nitrogen meningkatkan jumlah buah jadi. Namun karena sedikit menurunkan bobot individu buah, maka

Gambar

Gambar 2 Daun manggis pecah tunas (a), flushing (b) dan dorman (c).
Gambar 3 Perkembangan buah : bunga (a), buah muda (b) dan  buah matang (c).
Tabel 1 Standar mutu buah manggis menurut SNI 01-3211-1992
Tabel 5 Standar pemupukan dan kebutuhan pupuk tanaman manggis berdasarkan umur tanaman
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaannya adalah Brilianti (2013) menggunakan variabel independen Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institutional, Leverage dan Komite Audit, sedangkan penelitian

perubahan dan perbaikan lingkungan disekitar wilayah pesisir Jakarta yakni di wilayah Pantai Indah Kapuk-Muara Angke, Jakarta Utara. Tempat kegiatan ini dilakukan

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi berjudul “PENERAPAN STRATEGI GUIDED NOTE TAKING (GNT)

In this study, Indonesian oil palm EFB was pyrolysed under different condition in a midle-scale of slow pyrolysis to produce bio-oil and the products obtained were

Nilai R 2 yang diperoleh sebesar 0,365 berarti sumbangan pengaruh variabel keadilan organisasi dan keterikatan karyawan pada kepuasan kerja adalah sebesar 36,5%..

Melalui hasil penelitian terlihat bahwa dari ketiga variabel bebas yang mempengaruhi kepatuhan penggunaan obat asma pada pasien rawat jalan di RSUD Banjar

We are grateful to the USGS and the South African National Geospatial Information (NGI) of the Department of Rural Development and Land Reform for the provision of

Secara individu, variabel inflasi dan investasi asing langsung (FDI) tidak berpengaruh terhadap PDB, sedangkan variabel ekspor dan pengangguran berpengaruh signifikan terhadap