• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode pencitraan adalah metode pembentukan citra yang dipergunakan dalam pemeriksaan MRI atau magnetic resonance imaging. Ada 2 metode yang dipergunakan dalam penelititian ini, yaitu:

a. metode spin encho.

2.9.1. Metode spin encho

Metode spin echo adalah metode yang paling sederhana dan waktu pencitraan yang relatif cepat dan menghasilkan bentuk citra yang baik sehingga metode ini sering dipergunakan.

Rangkaian atau sequence pulsa RF diawali dengan pemberian pulsa 900, lalu dalam interval waktu TE/2 diikuti dengan pemberian pulsa 1800, dalam pemberian pulsa RF ini akan mempengaruhi posisi proton terhadap komponen magnetisasi transversal.

Pulsa ini menyebabkan berputarnya semua proton pada bidang transversal menjadi 1800, dan proses ini menyebabkan semua proton berputar bidang transversal negatif.

Akibatnya letak posisi proton lambat menjadi depan presisi proton cepat. Kemudian pada selang waktu TE/2 berikutnya seluruh proton sudah berpresisi pada kecepatan yang sama, sehingga fasenya sama untuk semua proton. Kembalinya semua proton kepada satu fase mengakibatkan magnetisasi transversal diperoleh kembali dan menghasilkan sinyal magnetic resonance yang maksimal, sinyal inilah yang disebut spin echo atau sinyal echo. Sejalan dengan proses perubahan fase, proton-proton mulai kembali yang diikuti dengan peluruhan induksi bebas (bushberg, 2001).

2.9.2. Meetode pembalikan kembali atau inversion recovery

Metode ini diawali dengan pemberian pulsa 1800 , yang menimbulkan vekor magnetisasi kearah sumbu Z negatip. Dengan pertambahan waktu maka proton akan kembali keadaan kesetimbangan, maka pada momen tertentu magnetisasi total atau net magnetitation akan berharga nol, karena besarnya magnetisasi pada arah sumbu Z negatip. Pada keadaan tersebut tidak akan ada sinyal yang akan terdeteksi atau intensitas sinyal yang akan dihasilkan adalah nol. Interval waktu tertentu setelah pulsa 1800 diberikan waktu pembalikan, dilanjutkan dengan pemberian pulsa 900 yang menyebabkan magnetisasi longitudinal kebidang transversal maka sinyal akan teramati dan terjadilah peluruhan induksi bebas. Kemudian diikuti dengan pemberian pulsa 1800 untuk

mendapatkan sinyal echo. Inversion recovery sama metode spin echo dengan penambahan pulsa 1800 diawal rangkaian pulsa RF.

Besarnya sinyal echo yang dihasilkan tergantung pada lamanya waktu pembalikan atau time inversion dan waktu tunda atau delay time, yaitu waktu dimana deretan pulsa pemulihan kembali diatas diulang kembali.

Disamping metode yang dipergunakan diatas ada beberapa metode yang mengandung teknik pemberian pulsa RF yaitu:

a. Variable-echo. b. Fast screen echo. c. Gradien echo.

2.9.3. Parameter Resolusi Citra Parameter resolusi citra terdiri dari: a. Jenis jaringan

b. Resolusi spasial

2.9.4. jenis jaringan

Jenis jaringan dibagi menjadi dua keadaan yaitu cairan atau liquid dan padat atau solid. Jaringan padat memiliki molekul-molekul relatif tetap hal ini berarti medan magnetnya tetap dan variasi lokal medan magnetik disekitar proton cukup berarti, dan jaringan cair medan magnet lokal dari molekul-molekul terdekatnya berubah dengan cepat, sebagai akibat dari gerakan molekulnya.

Didalam jaringan padat tumbukan tidak sering terjadi karena molekul-molekul relatif tetap, lain halnya dengan jaringan cair tumbukan sering terjadi karena molekul-molekulnya bebas bergerak dan mengakibatkan transfer energy lebih banyak sehingga proton lebih cepat mensejajarkan diri kembali kemedan magnet (bushberg, 2001).

Proton mensejajarkan diri secara pararel dan anti-aararel terhadap medan yang diberikan. Proses pensejajaran tersebut terjadi karena interaksi thermal molekul-molekul, dimana molekul-molekul dalam jaringan bertumbukan dan berinteraksi satu sama lain sehingga terjadi transfer energi.

Waktu relaksasi transversal untuk jaringan padat lebih cepat dibanding dengan jaringan cair. Karena struktur molekul relatif tetap sehingga medan-medan magnetiknya tetap. Ketidakhomogenan lokal tersebut cukup berarti sehingga menyebabkan efek antar medan magnetic cukup berpengaruh, terutama jika arahnya saling berlawanan sehingga interaksi antar spin-spin cukup memberikan pengaruh pada medan magnet total yang memberikan harga T2 cepat.

Pada jaringan cair molekulnya bebas dan bergerak cepat, sehingga magnetisasi lokal totalnya sangat cepat menjadi nol, hal ini menyebabkan interaksi spin-spin tidak cukup berarti. Akiibatnya uuntuk jaringan cair medan magnet internalnya lemah sehingga T2 kuranng berpengaruh pada perbahan fase. Hal ini mengakibatkan kostanta waktu T2 jaringan cair panjang.

2.9.4. Resolusi spasial atau spatial resolution

Resolusi spasial adalah faktor yang sangat berhubungan dengan kualitas citra. Resolusi spasial dapat diperoleh dengan menentukan jumlah pixel (picture elemen) atau satuan pembentuk gambar yang ditampilkan dalam FOV (Field Of View) dan resolusi spasial berhubungan sekali dengan SNR (Signal to Noise Ratio) (bushberg, 2001).

Penggunaan pixel-pixel yang mewakili besarnya frekuensi encoding mengontrol waktu scan dimana arah frekuensi encoding terdapat pada window (band width) yang membaca data dari jaringan yang dipilih. Dimana banyaknya data yang diambil menentukan resolusi vertikal. Pada dasarnya resolusi sebanding dengan pemilihan ukuran jaringan dalam arah frekuensi encoding. Dengan menggunakan pixel-pixel kecil Maka akan mempertinggi resolusi spasial tetapi dalam hal ini harga SNR (signal to Noise Ratio) berkurang., sebab besarnya sinyal yang sama harus didistribusikan keseluruh pixel yang jumlahnya banyak.

2.9.5. Rekonstruksi Pencitraan MRI

Melalui antena frekuensi radio khususnya pada saat proton berada diantara selang relaksasi, bisa didapatkan sinyal RF yang dipancarkan dari tubuh pasien yang disebut peluruhan induksi bebas. FID merupakan intensitas sinyal MRI digambarkan sebagai fungsi waktu. Dan dengan melakukan transformasi Fourier terhadap FID menghasilkan spectrum MR. Spektrum MR tersebut merupakan gambar intensitas sinyal terhadap frekuensi dan puncak dari spectrum PR menyatakan suatu karateristik jaringan yang diamati.

Jika pada magnet utama tersebut diberikan media magnet gradien yang bedanya bisa diatur (bidang X, Y dan Z) yaitu pada potongan tubuh sagital, coronal dan axial, maka didapatkan spektrum MR yang sesuai (Bushberg, 2001).

Dengan medan magnet gradien yang kuat medan magnetnya jauh lebih kuat dari pada medan magnet utama, akan terjadi pembedaan kuat medan magnet diluar potongan tubuh yang dipilih, sehingga ada bagian yang lebih besar, maupun yang lebih kecil dari frekuensi larmor.

Dengan bantuan seperangkat komputer pesawat MRI yang dibuat atau yang deprogram sesuai dengan kekuatan dari medn magnet yang dihasilkan oleh superconductor didapatkan suatu pencitraan MRI. Pencitraan MRI dilakukan melalui suatu metode transformasi Fourier yang dapat mengkontruksi citra dari gambaran MRI.

Melalui berbagai proyeksi kemudian dapat direkontruksikan kedalam layar monitor, dan akan terbentuk gambar yang merupakan hasil dari pencitraan resonansi magnetic dan disamping dalam bentuk gambar di monitor juga dapat dimasukkan kedalam kaset (Bushberg, 2001).

Gambar 2.4 Komposisi dasar pada pesawat MRI

Dokumen terkait