• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Pendidikan Terhadap Anak Usia Dini

BAB II KAJIAN PUSTAKA

G. Metode Pendidikan Terhadap Anak Usia Dini

Sebagai pendidik yang sadar akan pendidikan anak didiknya ia akan terus mencari berbagai mentode pendidikan yang efektif dan mencari kaidah-kaidah pendidikan dalam mempersiapkan anak secara ental dan moral, saintikal, spiritual, dan sosial (Ulwan, 1981:1).

Ada beberapa metode yang di gunakan pendidik dalam mendidik anak-anaknya, sehingga pada hakekatnya anak mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan ajara agama yanag kelak akan membentuk anak sebagai insan kamil yang berbudi luhur dan berakhlaqul karimah. Metode pendidikan tersebut antara lain:

1. Pendidikan Dengan Keteladanan

Keteladan dalam pendidikan anak adaah metode yang paling meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk anak dalam moral, spiritual dan sosisal (Ulwan, 1981:2). Pendidik merupakan tauladan bagi anak sehingga hala papun yang di lakukan oleh pendidik akan di contoh oleh anak. Dalam melakukan tindakan

23

dan ucapan guru harus berhati-hati, sebab jika pendidik salah dalam melakukan tindakan anak juga akan salah dalam menirunya.

Tanpa memberikan teladan yang baik terhadap anak, maka pendidikanpun juga akan sia-sia sehingga nasehat yang di berikan oleh orang tuanya tidak akan ada yang membekas di dalam diri anak dan kelak ia bertumbuh kembang tanpa di dasari nilai akhlak dan moral. 2. Pendidikan Dengan Adat Kebiasaan

Yang di maksud dengan pembiasaan adalah upaya praktis dan pembentukan (pembinaan) dan persiapan (Ulwan, 1981:59). Peranan pembiasaan, pengajaran, dan pendidikan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak akan menemukan tauhid yang murni, keutamaan-keutamaan budi pekerti, spiritual, dan etika agama yang lurus.

Kecenderungan naluri anak-anak dalam pengajaran dan pembiasaan sangat besar di banding usia lainnya. Maka hendaklah sebagai pendidik, ayah dan ibu dalam mendidik anak agar selalu memusatkan pendidikan tentang kebaikkan dan upaya membiasakan sejak ia mulai memahami keadaan kehidupan di dunia ini.

3. Pendidikan Dengan Nasehat

Nasehat dapat mebukakan mata anak-anak pada hakekat sesuatu, dan mendorongnya menuju situasi luhur, dan menghiasinya dengan akhlaqul karimah serta membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam (Ulwan, 1981:64).

24

Dalam meberikan nasehat kepada anak, harus mengetahui situasi dan kondisi anak, sehingga apa yang kita ucapkan akan melekat di dalam hati anak dan ia akan menerima inti dari nasehat tersebut dengan baik.

4. Pendidikan Dengan Memberikan Perhatian

Pendidikan perhatian adalah mencurahkan, memperhatikan dan senantiasa mengikuti perkembangan anak dalam pembinaan aqidah dan moral, persiapan spiritual dan sosial. Pendidikan ini di anggap sebagai asas pendidikan yang paling kuat dalam menunaikan hak dan kewajibannya secara sempurna. Islam dengan universalitas prinsip dan peraturannya yang abadi, memerintahkan para bapak, ibu dan pendidik untuk selalu memberikan pengawasan terhadap anaknya (Ulwan,1981:123)

5. Pendidikan Dengan Memberikan Hukuman

Pada intinya bahwa pendidikan dengan hukuman bertujuan untuk memperbaiki dan meluruskan penyimpangan dan kesalahan yang telah terjadi pada anak, namun perlu kita ketahui bahwasannya memberikan hukuman terhadap anak merupakan alternatif terakhir setelah melewati tahapan yang lain. Dalam meberikan hukuman kepada anak, pendidik hendaknya mengambil sikap bijaksana, baik dalam menggunakan cara yang sesuai dan tidak bertentangan dengan tingkat kemampuan anak secara fisik, mental dan akal serta pembawaan anak (Ulwan,1981:146)

25 BAB III

KAJIAN TAFSIR SURAT AL-LUQMAN AYAT 12-19

A. Asbabun Nuzul QS.Al-Luqman Ayat 12-13

Secara etimologi, kata asbab al-nuzul berarti turunnya ayat-ayat

Al-Qur’an yang di turunkan oleh Allah Swt Kepada Nabi Muhammad Saw

secara berangsur-angsur bertujuan untuk memperbaiki aqidah, ibadah,

ahlak dan pergaulan manusia yang sudah menyimpang dari kebenaran. Oleh

sebab itu terjadinya penyimpangan dan keruasakan dalam tatanan manusia merupakan sebab turunnya al-Qur’an. Asbab al-nuzul disini dimaksudkan sebab-sebab secara husus berkaitan dengan turunnya ayat-ayat tertentu.

Adapun sebab turunnya ayat 12-19 dari surat Al-Luqman sejauh ini penelususran yang penulis lakukan tidak di temukan adanya sebab-sebab yang melatar belakangi turunnya ayat tersebut, hanya saja dalam ayat 13 dalam tafsir al-misbah, di riwayatkan bahwa Suwayd ibn Ash-Shamit suatu ketika datang ke Mekkah, ia adalah seorang yang cukup terhormat di kalangan masyarakatnya. Kemudian Rosulullah mengajaknya untuk memeluk agama Islam. kemdian Suwayd berkata kepada Rosulullah,

“mungkin apa yang ada pada dirimu itu sama dengan apa yang ada padaku.” Rosulullah berkata, “apa yang ada paamu?” lalu ia menjawab, “kumpulan hikmah Lukman.” Kemudian Rosulullah berkata, “sungguh perkataan yang

amat baik! Tetapi apa yang ada padaku lebih baik dari itu. Itulah al-qur’an yang diturunkan allah kepadaku untuk menjadi petunjuk dan cahaya.”

26

Rasulullah lalu membacakan Al-Qur’an kepadanya dan mengajaknya

memeluk agama Islam. Kemudian Sayid Qutb bahwa ayat 13 yang menjelaskan tentang tauhid, inilah hakikat yang di tawarkan oleh nabi Muhammad Saw kepada kaumnya. Namun mereka menentangnya dalam perkara itu, dan meragukan maksud baik di balik tawarannya. Mereka takut dan khawatir bahwa di balik tawaran itu terdapat ambisi nabi Muhammad Saw untuk merampas kekuasaan dan kepemimpinan atas mereka.

Kemudian ayat 14 dan 15 penulis menemukan riwayat bahwa ayat ini menggambarkan nuansa pengorbanan yang agung nan dahsyat. Seorang ibu yang tabiatnya harus menanggung beban yang lebih berat dan lebih kompleks. Namun, luar biasa, ia tetap menanggungnya dengan senang hati dan cinta yang lebih dalam, lembut dan halus. Di riwayatkan oleh Hafidz Abu Bakar Al-Bazzar dalam musnadnya dengan sanadnya dari Buraid dari ayahnya bahwa seseorang sedang berada dalam barisan tawaf menggendong ibunya untuk membawanya bertawaf. Kemudian dia bertanya kepada nabi

Muhammad Saw. “apakah aku menuanaikan haknya?” Rosulullah menjawab, “tidak, walaupun satu tarikan nafas.”

Diriwayatkan bahwa ayat 15 ini di turunkan berhubungan dengan Sa’ad

bin Abi Waqqas, ia berkata, “Tatkala aku masuk Islam ibuku bersumpah

bahwa beliau tidak akan makan dan minum sebelum aku meninggalkan agama Islam itu. Untuk itu pada hari pertama aku mohon agar beliau mau makan dan minum, tetapi beliau menolaknya dan tetap dengan pendiriannya. Pada hari kedua, aku aku juga memohon agar beliau mau

27

makan dan minum, tetapi beliau masih tetap pada pendiriannya. Pada hari ketiga, aku mohon kepada beliau agar mau makan dan minum, tetapi tetap

menolaknya. Oleh karena itu, aku berkata kepadanya, “Demi Allah,

seandainya ibu mempunyai seratus jiwa dan keluar satu persatu di hadapan

saya sampai mati, aku tidak akan meninggalkan agama yang aku peluk ini.”

Setelah ibuku melihat keyakinan dan kekuatan pendirianku, maka beliau

pun mau makan.”

B. Biografi Al Luqman

NamaLluqman disebut dalam al-Qur’an hanya sekali sekaligus

terabadikan dalam al-Qur’an karena menjadi nama surat yang menjelaskan

tentang pendidikan yang ia lakukan kepada anaknya. Luqman adalah seorang penjahit baju dan ada yang mengatakan Luqman adalah hamba sahaya dari negri habsi dan sebagai tukang kayu.

Sifat yang dimiliki Luqman adalah seorang hamba habsyi bibirnya tebal, tebal telapak kakinya, hakim dimasa Bani Israil, suatu riwayat lain menyatakan bahwa Luqman berkulit hitam dari negri Naubi.

Luqman adalah seorang nabi, namun ada juga yang mengatakan bahwa Luqman seorang hakim bukanlah nabi, namun Luqman kebih tinggi dari

derajat radiyaAllahu ‘anhu dan bukan seorang nabi. Masa hidup Luqman

menurut ulama sekitar masa nabi Isa dan nabi Muhammad SAW.

Menurut sejarah tentang umat-umat dan agamanya, maka bani Israil mengakui bahwa Luqman termasuk dari golongannya. Ia hidup di masa Nabi Daud AS dan memilih diberi hikmah dari pada kenabian. Sedangkan

28

orang Yunani mengaku ia dari golongannya dan memanggilnya Isyub dari desa Amartum yang dilahirkan sesudah berdirinya kota Roma selang 200 tahun. (Huda, 2009: 69-75).

C. Penafsiran Surat Al-Luqman Ayat 12-19

ْدنقنل نو

انِْينتآ

ننانمْقُل

نةنمْك يحْلا

يننأ

ْرَُكْشا

يَّ يللَّ

ننم نو

ْرَُكْشني

انمَِّيإنف

ُرَُكْشني

ْفنِيل

ي يس

ننم نو

نرَنفنك

َّنيإنف

نَّللَّا

يِنغ

دييمنح

-٠١

Artinya: Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmah kepada

Luqman yaitu: “bersyukurlah kepada Allah barang siapa

yang bersyukur kepada Allah maka sesungguhnya ia bersyukur kepada dirinya sendiri, dan barang siapa yang tidak bersyukur maka sesungguhnya Allah maka kaya lagi

maha terpuji”.

Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini di dalam tafsirnya, bahwasannya para

ulama’ ahli tafsir berbeda pendapat tentang siapakah Luqman yang

termaksud dalam ayat ini? Apakah ia seorang nabi atau hanya seorang yang saleh tanpa di beri kenabian? Dan pendapat yang ke dua inilah, kebanyakan

di anut oleh para ulama’, bahkan para ulama’ megatakan bahwasannya

Luqman adalah seseorang yang berkulit hitam dari Afrika, seorang haba sahaya dari Sudan.

Dikisahkan suatu ketika ia diperintah oleh majikannya menyembelih seekor kambing, kemudian setelah di sembelihnya ia disuruh mengeluarkan dua potong yang paling enak dimakan dari anggota kambing itu, maka diberikanlah kepada sang majikan hati dan lidah kambing yang di sembelih itu.

29

Selang beberapa waktu kemudian, Luqman di suruh lagi menyembelih seekor kambing oleh majikannya dan mengeluarkan dari kambing yang di sembelihnya itu dua potong yang paling busuk, maka dikeluarkanlah oleh Luqman hati dan lidah itu pula. Kemudian sang majikan menegur kepada

Luqman: “aku perintahkan kepadamu tempo hari untuk mengeluarkan yang

paling baik, maka engkau berikan kepadaku hati dan lidah, dan sekarang engkau berikan kepadaku hati dan lidah juga, padahal aku meminta dua

potong yang busuk”. Luqman menjawab: “memang tidak ada yang lebih

baik dari kedua anggota itu jika sudah menjadi baik dan tidak ada anggota yang lebih busuk dari keduanya jika sudah menjadi busuk (Salim&Said, 2006: 260-261).

Al-Maroghi menjelaskan ayat ini di dalam tafsirnya, bahwa setelah Allah menjelaskan kerusakan aqidah orang-orang musyrik karena mereka telah mempersekutukan allah dengan sesuatu hal yang tidak bisa menciptakan sesuatu yang ada di dunia ini. Setelah dia menjelaskan orang musyrik itu orang yang dholim lagi tersesat, kemudian dia mengiringi hal tersebut dengan penjelasan, bahwa semua nikmat-nikmatnya yang nampak jelas di langit dan di bumi dan semua nikmatnya yang tidak nampak seperti ilmu dan hikmah semuanya menunjukkan kepada keesaanya. Dan sesungguhnya Allah telah memberikan hal tersebut kepada sebagian hamba-hambanya seperti Luqman yang mana hal-hal itu telah tertanam secara fitroh di dalam dirinya tanpa ada seorang nabi yang membimbingnya dan pula tanpa ada seorang rosul yang di utus kepadanya.

30

Dan sesungguhnya Allah telah memberikan hikmah kepada Luqman yaitu ia selalu bersyukur dan memuji kepadanya atas apa yang telah diberikan kepadanya dari karunianya karena sesungguhnya hanya kepada Allah lah yang patut untuk mendapatkan puji dan syukur itu. Di samping itu Luqman selalu mencintai kebaikan untuk manusia serta mengarahkan semua anggota tubuhnya sesuai dengan bakat yang diciptakkan untuknya.

Dan barang siapa bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya manfaat dari syukur itu kembali kepada dirinya sendiri. Karena sesungguhnya Allah akan melimpahkan kepadanya pahala yang berlimpah sebagai balasan darinya atas rasa syukurnya dan kelak akan menyelamatkan dirinya dari adzab sebagaimana telah di ungkapkan didalam ayat (al-Maraghi, 1992: 146-147).

M. Quraish Shihab menjelaskan di dalam tafsirnya, bahwa kelompok ayat ini menguraikan tentang salah seorang yang bernama Luqman yang di anugrahi oleh Allah Swt hikmah sambil menjelaskan beberapa butir hikmah yang pernah beliau katakan kepada anaknya.

Hikmah di artikan sebagai sesuatu yang bila di gunakan atau di perhatikan akan menghalangi datangnya mudhorot atau kesulitan yang lebih besar dan atau mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang lebih besar. Makna ini di tarik dari kata hakamah yang berarti kendali karena

kendali menghalangi hewan atau kendaraanmengarah pada arah yang tidak di inginkan atau menjadi liar.memilih perbuatan terbaik dan sesuai adalah perwujudan dari perbuatan hikmah.

31

Seseorang yang memiliki hikmah harus yakin sepenuhnya tentang pengetahuan dan tindakan yang diambilnya, sehingga dia akan tampil dengan penuh percaya diri, tidak berbicara dengan ragu-ragu atau kira-kira dan tidak pula melakukan sesuatu dengan coba-coba.

Kata syukur terambil dari kata syakara yang maknanya berkisar antara

lain pujian atas kebaikan serta penuhnya sesuatu. Syukur manusia kepada Allah di mulai dengan menyadari dari lubuk hatinya yang terdalam betapa besar nikmat-Nya di sertai dengan ketundukan dan kekaguman yang melahirkan rasa cinta kepada-Nya serta dorongan untuk memuji-Nya dengan ucapan sambil melaksanakan apa yang di kehendaki-Nya dari penganugrahan itu (Shihab, 2002: 290-293).

ْذيإ نو

نلانق

ُنانمْقُل

ي يِْب يلَّ

نوُه نو

ُ ُظيعني

اني

َّ نُِب

نلَّ

ْك يرَْشُت

يَّللَّايب

َّنيإ

نك ْرَي شلا

نل

مْهُظ

مييظنع

-٠١

Artinya: dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya di

waktu ia memberi memberi pelajaran kepadanya “hai

anakku janganlah engkau mempersekutukan Allah,

sesungguhnya mempersekutukan Allah itu adalah

kedzaliman yang paling besar”.

Ibnu katsir menjelaskan di dalam tafsirnya, bahwa Allah Swt berfirman mengisahkan Luqman tatkala memberi pelajaran dan nasihat kepada putranya yang bernama Tsaran. Kemudian Luqman bertkata kepada

putranya yang paling ia sayangi dan ia cintai, “Hai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun karena sesungguhnya syirik itu adalah perbuatan dhalim yang paling besar (Salim & Said, 2006 : 262).

32

Al-Maroghi menjelaskan di dalam tafsirnya, bahwa sesudah Allah menjelaskan bahwa Luqman telah di beri hikmah, karena itu Luqman

bersyukur kepada Allah atas semua ni’mat yang di berikan kepadanya. Dan dia sendiri meihat pengaruhya dari ni’mat-ni’mat itu berada di seluruh

cakrawala di dalam dirinya setiap siang dan malam hari. Selanjutnya Allah mengiringi hal itu dengan penjelasan, bahwa Luqman menasehati anaknya untuk melakukan hal-hal tersebut. Kemudian di tengah-tengah nasihat ini Allah Swt menyebutkan wasiat yang bersifat umum di tunjukkan kepada semua anak. Allah Swt mewasiatkan kepada mereka supaya memperlakukan orang-orang tua mereka dengan cara yang baik dan selalu menjaga hak-haknya sebagai orang tua.

Ingatlah, hai Rosul yang mulia kepada nasihat Luqman terhadap anaknya, karena ia adalah orang yang paling belas kasihan kepada anaknya dan paling mencintainya, karenanya Luqman memerintah kepada anaknya supaya menyembah allah semata dan melarang berbuat syirik (menyekutukan allah dengan lainnya)

Luqman menjelaskan kepada anaknya bahwa perbuatan syirik itu merupakan kedzaliman yang besar. Syirik itu merupakan perbuatan yang dzalim, karena perbuatan syirik itu berarti meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Dan ia dikatakan dosa besar, karena perbuatan itu berarti menyamakan kedudukan Allah yang hanya Dia-lah segala ni’mat, yaitu

Allah Swt. Dengan yang tidak memiliki nikmat apa pun, yaitu berhala-berhala.

33

Kemudian Luqman juga menjelaskan kepada anaknya bahwa syirik adalah perbuatan yang paling buruk. Setelah itu Allah Swt juga mengiringi ayat agar semua anak-anak agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya (Al-Maraghi, 1992 : 153)

M. Quraisy Shihab menjelaskan di dalam tafsirnya, bahwa di dalam ayat ini menjelaskan tentang pengalaman hikmah oleh Luqman serta pelestariannya kepada anaknya. hal ini mencerminkan kesyukuran beliau atas anugrah yang di berikan kepadanya. Kepada nabi Muhammad Saw, atau siapa saja di perintahkan untuk merenungkan anugrah Allah Swt kepada Luqman serta mengingatkan orang lain. Ayat ini berbunyi: Dan

ingatlah ketika Lukman berkata kepada anaknya dalam keadaan dia dari

saat ke saat menasehatinya bahwa wahai anakku sayang! Janganlah engkau

mempersekutukan allah dengan sesuatu apapun dan jangan juga

mempersekutukan-Nya sedikit persekutuan apapun lahir maupun batin. Persekutuan yang jelas maupun tidak jelas sesungguhnya syirik, yakni

mempersekutukan Allah, adalah kedzliman yang sangat besar. Hal itu adalah penempatan yang sangat agung pada tempat yang sangat buruk.

Kata ( ُهُظِعَي) ya’izhuhu terambil dari kata wa’zha yaitu nasihat menyangkut berbagai kebajikan dengan cara yang menyentuh hati. Ada juga yang mengartikan sebagai ucapan yang mengandung peringatan dan ancaman. Penyebutan kata ini sesudah kata dia berkata untuk memberi

gambaran tentang bagaimana perkataan itu beliau sampaikan, yakni tidak membentak, akan tetapi penuh dengan kasih sayang sebagai mana di pahami

34

panggilan mensra kepada anaknya. kata ini juga mengisyaratkan bahwa nasihat itu di lakukannya dari saat ke saat, sebagaimana di pahami dari bentuk kata kerja masa kini dan datang pda kata ( ُهُظِعَي) ya’izhuhu.

Kata ( يَنُب) adalah patron yang menggambarkan kemungilan. Asalnya adalah (ىِنْبِإ) yaitu dari kata ( نْبِإ) yaitu anak laki-laki. Pemungilan tersebut menunjukkan kasih sayang. Dari sini kita dapat berkata bahwa ayat di atas memberi isyarat bahwa mendidik hendaknya di dasari oleh rasa kasih sayang terhadap peserta didik.

Luqman memulai nasihatnya dengan menekankan perlunya menghindari syirik/mempersekutukan Allah. Larang ini sekaligus mengandung pengajaran wujud dan keesaan Allah Swt. Bahwa redaksi pesannya berbentuk larangan jangan mempersekutukan Allah untuk menekankan perlunya meninggalkan sesuatu yang buruk sebelum melakukan yang baik (Shihab, 2002 : 296-298).

انِْيَّص نو نو

ننانسِي ْلْا

ي ْينديلا نويب

ُ ْتنهنمنح

ُ ُّمُأ

ًاِْه نو

ىنهنع

ٍنْه نو

ُ ُلانصيف نو

يف

نمانع

ينْي

يننأ

ْرَُكْشا

يل

نكْينديلا نويل نو

َّ نليإ

ُرَي يصنمْلا

-٠٤

Artinya: Dan kami peritahkan kepada manusia terhadap dua orang ibu-bapak; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada kedua orang tuamu hanya kepadaku kau kembali.

Ibnu Katsir menjelaskan di dalam tafsirnya, bahwa Allah

memerintahkan kepada hambanya agar berbakti dan bertaubat kepada kedua orang tuanya, karena sesungguhnya ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah di tambah kelemahan si janin , kemudian setelah lahir, menyusuinya selama dua tahun, maka hendaklah engkau bersyukur kepada

35

Allah dan bersyukur kepada kedua orang tuamu. Luqman memberitahukan kepada anaknya agar ia selalu berbakti kepada kedua orang tuanya apalagi dengan ibunya yang telah mengandungnya selama sepuluh bulan dalam keadaan lemah. Dan juga mengingatkan agar selalu bersyukur kepada Allah Swt dan kepada kedua orang tuanya (Salim&Said, 2006 : 262).

Al-Maroghi menjelaskan ayat ini di dalam tafsirnya, bahwa kami perintahkan kepada manusia supaya berbakti dan taat kepada kedua orang tuanya, serta memenuhi hak-hak keduanya. Di dalam Al-Qur’an sering

sekali di jelaskan taat kepada Allah diikuti dengan bakti kepada orang tua, yaitu seperti yang telah di sebutkan dalam firmanNya:

ََضَقَو

ََكُّبَرَى

ََأ

ََّيِإََّلاِإَاْوُدُبْعَتََّلا

َِنْيَدِلَاَوْلاِبَوَُها

َ

اَنا َسْحِإ

“Dan Robbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah

selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu”.

(Al-Isra’: 17:23).

Selanjutnya Allah juga menyebutkan jasa ibu secara khusus terhadap anaknya, karena sesungguhnya di dalam hal ini terkandung masyaqqot yang sangat berat bagi pihak ibu.

Ibu telah mengandungnya, sedangkan ibu dalam keadaan lemah yang bertambah di sebabkan makin membesarnya kandungan sehingga ia melahirkan, kemudian sampai dengan selesai dari masa nifasnya. Dan juga Allah telah menyebutkan lagi jasa ibu yang lain, yaitu bahwa ibu telah memperlakukannya dengan penuh kasih sayang dan telah merawatnya

36

dengan sebaik-baiknya sewaktu ia tidak mampu berbuat sesuatu apapun bagi dirinya.

Dan juga menyapihnya dari persusuan sesudah ia di lahirkan dalam jangka waktu dua tahun. Selama masa itu ibu mengalami berbagai masa kerepotan dan masyaqot dalam mengurus anak. Allah swt telah memerintahkan supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya akan tetapi allah hanya menyebutkan penyebab dari pihak ibu saja, karena ibu mengalami lebih besar; ibu telah mengandung anaknya dengan susah payah, kemudian melahirkannya dan merawatnya di malam dan siang hari (Al-Maraghi, 1992 : 154-155).

M. Quraisy Shihab menjelaskan ayat ini di dalam tafsirnya, bahwa para

ulama’ berbeda pendapat tentang ayat ini, apakah kandungan ayat di atas

merupakan nasihat Luqman secara langsung atau tidak langsung, yang jelas, ayat di atas menyatakan: Dan kami wasiatkan, yaitu berpesan dengan amat

kukuh, kepada semua manusia menyangkut kedua ibu-bapaknya; pesan

kami di sebabkan karena ibunya telah mengandungnya dalam keadaan

kelemahan di atas kelemahan, yaitu kelemahan berganda dari saat ke saat

bertambah-tambah. Lalu dia melahirkannya dengan susah payah, kemudian memelihara dan menyusukannya setiap saat, bahkan di tengah malam ketika saat manusia yang lain tertidur lelap.

Di antara hal yang menarik dari pesan-pesan ayat di atas dengan ayat sebelumnya yaitu masing-masing pesan disertai dengan argumennya;

37

adalah penganiayaan yang besar.” Sedang ketika mewasiati anak

menyangkut orang tuanya di tekankannya bahwa “Ibunya telah

mengandungnya dalam keadaan kelemahan di atas kelemahan dan

penyapihannya di dalam dua tahun.” Demikianlah seharusnya materi

petunjuk atau materi pendidikan yang di sajikan. Ia di buktikan kebenarannya dengan argumentasinya yang di paparkan atau yang dapat di buktikan oleh manusia melalui penalaran akalnya. Metode ini bertujuan agar manusia merasa bahwa ia ikut berperan dalam menemukan kebenarannya (Shihab, 2002 : 299-302).

نيإ نو

نكاندنهانج

ىهنع

ننأ

نك يرَْشُت

يب

انم

نسْينل

نكنل

ي يب

مْهيع

نلَنف

انمُهْعيطُت

انمُهْب يحانص نو

يف

انيُِّْدلا

ًافوُرَْعنم

ْعيبَّتا نو

نلييبنس

ْننم

نبانِنأ

نليإ

َّ

َّمُث

َّ نليإ

ْمُكُع يج ْرَنم

مُكُئي بنُِأنف

انميب

ْمُتُِك

ننوُهنمْعنت

-٠١

Artinya: “Dan jika keduanya memaksamu untuk memperkutukan

dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuannya tentantang itu maka janganlah engaku mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali kepadaku, kemudian hanya kepadakulah kembalimu, maka kuberikan kepadamu

apa yang telah engkau kerjakan.”

Dokumen terkait