3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di PT Suryasukses Mekar Makmur yang terletak di Raya Sedati No. 97 – Sidoarjo. Penelitian dilakukan mulai bulan Maret 2011 sampai data yang dibutuhkan tercukupi.
3.2. Identifikasi dan Devinisi Variabel
Identivikasi variabel adalah Identifikasi variabel merupakan bagian dari langkah penelitian yang dilakukan peneliti dengan cara menentukan variabel-variabel yang ada dalam penelitiannya. Misalnya variabel-variabel respon (variabel-variabel dependen/variabel terikat).
Variabel adalah segala sesuatu yang mempunyai variasi nilai yang terukur. Identifikasi variabel penelitian dilakukan untuk menentukan variabel-variabel yang akan diteliti. Sehingga identifikasi variabel yang digunakan yaitu:
1. Variabel terikat
Variabel terikat Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang memberikan reaksi atau respon jika dihubungkan dengan variabel bebas, biasa dinotasikan dengan Y. Variabel terikatnya adalah performansi kinerja
supply chain yang terdiri dari 12 indikator.
2. Variabel bebas
Varibel bebas adalah variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain, biasanya dinotasikan dengan symbol X. Variabel ini juga sering
disebut independen variabel atau variabel penyebab. Variabel bebas penelitian ini terdapat 5 proses inti:
a. Plan
Variabel ini dilihat dari proses perencanaan untuk menyeimbangkan permintaan dan persediaan produksi dan pengiriman yang terbaik.
b. Sources
Terfokus pada kemampuan perusahaan dalam memperoleh material dan menjalin hubungan dengan supplier.
c. Make
Kemampuan perusahaan mentransformasikan bahan baku menjadi produk setengah jadi maupun produk jadi.
d. Deliver
Terfokus pada kemampuan perusahaan dalam melakukan pengiriman order untuk memenuhi permintaan konsumen.
e. Return
Variabel ini dilihat dari proses yang dikaitkan dengan pengembalian dan penerimaan produk yang dikembalikan oleh pelanggan.
3.3 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi karyawan dari Perusahaan di PT Suryasukses Mekar Makmur
sebanyak 74 karyawan. Dari 74 karyawan diantaranya adalah 51 karyawan dari departemen Produksi dan Engineering, 23 karyawan dari departemen Logistik dan Planner di PT Suryasukses Mekar Makmur. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan teknik Sampling Jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Tabel 3.1 Atribut Penelitian Sesuai Key Performance Indicator Key Performansi Indikator Keterangan
Number of production schedule revision
Jumlah jadwal produk yang mengalami perubahan
Percentage of adjusted production quatity
Prosentase perubahan jumlah unit produksi dengan rencana produksi awal
Forecast Accuracy Prosentase penyimpangan permintaan actual dengan permintaan hasil peramalan
Inventory accuracy of material
Keakuratan persediaan dalam material
Inventory accuracy of packaging
Keakuratan persediaan dalam pengemasan
Inventory accuracy of finished product
Keakuratan persediaan dalam produk akhir
Internal Relationship Hubungan internal antara bagian dalam perusahaan
Reliability
Planning employee reliability
Keandalan tenaga kerja bagian PPC
Time to identity new product specification
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian dan pengembangan produk baru
Time to revise production schedule
Waktu yang dibutuhkan untuk merevisi jadwal produksi
PLAN
Responsiveness
Time to produce a production schedule
Waktu yang dibutuhkan untuk menyusun jadwal produksi
Supplier Delivery Performance
Kinerja pengiriman supplier
Source Employee Reliability
Keandalan tenaga kerja bagian pengadaan bahan baku
Percentage of suppliers with long term contracts
Prosentase supplier jangka panjang
Reliability
Supplier reliability Keandalan dari supplier
Supplier delivery lead time
Rata-rata rentang pengiriman
Source Volume
responsiveness of material
Tingkat ketanggapan volume bahan baku
Source volume responsiveness of packaging
Tingkat ketanggapan volume pengemasan
Responsiveness
Time to identify a new supplier
Waktu yang dibutuhkan
perusahaan untuk mengidentifikasi supplaier baru
Source item flexibility of packaging
Banyaknya perubahan jenis material yang diminta yang dapat dipenuhi dalam kurun waktu tertentu
SOURCE
Flexibility
Minimum order quality of packaging
Jumlah minimum kuantitas untuk setiap kali order yang bias dipenuhi oleh supplier
Key Performansi Indikator Keterangan
Material order cost Biaya yang dikeluarkan untuk order material
Cost
Supplier evaluation cost Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan ecvaluasi supplier dalam 1 tahun
Cash to cash cycle time Waktu sejak perusahaan mengeluarkan uang untuk membeli material sampai dengan menerima uang dari konsumen
Assets
Payment term Rata-rata selisih waktu antara penerimaan material dari supplier sampai dengan waktu pembayaran ke supplier
Percentage of product out of weight specification
Prosentase produk yang keluar dari spesifikasi berat
Number of backorder Jumlah unit yang diproduksi secara backoerder salam suatu permintaan
Repair time percentage Waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki mesin yang rusak
Breakdown time percentage
Waktu yang menyebabkan proses produksi terhenti
Time between machine failure
Waktu rata-rata antar kerusakan mesin yang menyebabkan proses terhenti
Manufacturing employee reliability
Keandalan tenaga kerja
Production lead time Lead time produksi
Reliability
Make volume responsiveness
Waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen apabila terjadi peningkatan permintaan sebesar 20%
Make item responsiveness Waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen apabila terjadi perubahan jenis produk
Responsiveness
Changeover time Waktu persiapan mesin yang diperlukan apabila terjadi penggantian jenis produk yang akan diproduksi
Make volume flexibility Prosentase peningkatan
permintaan yang dapat dipenuhi dalam kurun waktu tertentu
Flexibility
Production item flexibility Flexibiltas item produk
Overhead cost Biaya overhead
Defect cost Biaya-biaya penggantian produk cacat
MAKE
Cost
Machine maintenance cost Biaya perawatan mesin Key Performansi Indikator Keterangan
Assets Asset turn Total penerimaan kotor dibagi total asset bersih
3.4 Metode Pengumpulan Data
Delivery fill rate Prosentase jumlah permintaan yang bias dipenuhi dari total permintaan
Percentage of orders delivered complete
Prosentase order yang kuantitasnya terkirim lengkap
Reliability
Stockout probability Kemungkinan terjadinya kehabisan persediaan
Responsiveness
Delivery lead time Waktu sejak distributor industri memesan barang sampai barang diambil
Flexibility Minimum delivery quantity
Jumlah minimum pengiriman
DELIVER
Cost Holding cost Biaya penyimpanan per unit Product reject rate Tingkat pengembalian produk
Reliability
Number of customer complaint
Jumlah complain dari konsumen
Time to solve a complain Waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi complain konsumen
RETURN
Responsiveness Packaging supplier repair time
Waktu yang dibutuhkan supplier untuk mengganti material yang diklaim setiap kali terjadi klaim
Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini ada 2 macam, yaitu pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder (Nazir, 1985).
Data primer ialah data yang langsung dikumpulkan atau diperoleh dari sumber pertama. Pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan beberapa macam cara antara lain :
1. Pengamatan (observasi)
Observasi biasanya digunakan sebagai alat pengumpulan data untuk obyek yang belum banyak diketahui. Observasi bertujuan mengamati obyek penelitian untuk dimengerti tentang obyek penelitian tersebut.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan suatu langkah dalam penelitian yang berupa penggunaan proses komunikasi verbal untuk mengumpulkan informasi dari seseorang atau kelompok orang.
3. Daftar pertanyaan (angket / kuesioner)
Kuesioner merupakan alat komunikasi antara penelitian dengan orang yang diteliti atau responden. Isinya berupa daftar pertanyaan, yang dibagikan oleh peneliti untuk diisi oleh responden. Pengumpulan data dengan kuesioner perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu :
a. Karena respon menuangkan pendapat secara tertulis, kuesioner tidak sesuai untuk mengumpulkan data yang bersifat sensitif.
b. Penggunaan kuesioner tepat apabila responden mempunyai pengetahuan yang memadai dan kemampuan yang cukup.
Data sekunder adalah data yang tidak langsung diperoleh dari sumber pertama dan telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen seperti jumlah
jadwal produk yang mengalami perubahan, biaya yang dikeluarkan untuk order material, biaya yang dikeluarkan untuk melakukan evaluasi supplier dalam 1 tahun, jumlah unit yang diproduksi secara backoerder suatu permintaan, lead
time produksi, jumlah complain dari konsumen pada bulan Januar 2011 - Juni
2011.
3.5 Metode Pengolahan Data
Dalam penelitian ini, metode analisa data yang digunakan adalah metode
Supply Chain Operation Reference (SCOR) yang mana langkah – langkahnya
sebagai berikut : 1. Uji Validitas
Untuk menghitung validitas, maka akan menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus korelasi
product moment sebagai berikut :
r =
( )( )
[
2 2][
(
2)( )
2]
) )( ( ) )( (∑
∑
∑
∑∑ ∑ ∑
− Y Y N X X N Y X Y X N dimana :r = Koefisien korelasi yang dicari N = Jumlah responden
X = Skor tiap-tiap variabel Y = Skor total tiap responden
Secara statistik, angka korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi nilai r.
Data bisa dikatakan valid apabila r hitung lebih besar dibandingkan dengan r tabel / rhitung > rtabel maka data dinyatakan valid dan rhitung < rtabel maka data dinyatakan tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Salah satu cara untuk menghitung reliabilitas adalah dengan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya kuesioner atau soal bentuk uraian.
Rumus Alpha : r11 = − −
∑
2 1 2 1 ) 1 ( σ σb k k dimana : r11 = Reliabilitas instrumenk = Banyaknya butir pertanyaan atau banyak soal
Σσb2 = Jumlah varians butir
σ12 = Varians total
Data dikatakan reliable jika rhitung > rtabel dan nilainya ( + ) → maka data dinyatakan Reliable (andal) dan Data dikatakan tidak reliable jika rhitung < rtabel dan nilainya ( - ) → maka data dinyatakan tidak Reliable (tidak andal)
Program komputer SPSS 15 (Statistical Package for The Social Science) dapat melakukan perhitungan koefisien alpha dengan mudah.
3. Uji Konsistensi
a. Consistency Index (CI) CI = 1 max − − n n λ b. Consistency Ratio (CR) CR = RI CI
Matriks konsistensi jika (CR ≤ 0,1)
4. Stndar isasi Supply Chain Operation System
Dalam proses standarisasi SCOR ini, diberlakukan perhitungan sebagai berikut : 1. Large is Better Snorm =
( )
% 100 min max min x S S S Si − − 2. Lower is Better Snorm =( )
% 100 min max max x S S S S i − −5. Analogi Perhitungan KPI
a. Pembobotan KPI dengan AHP menggunakan Sofware Expert Choice V.9
b. Perhitungan Nilai Aktual Performansi Supply Chain per indikator. Contoh perhitungan untuk KPI Percentage of adjusted production
quantity (PAPQ) adalah sebagai berikut :
Rumus : Target
(
rencanaproduksi)
Produksi
x 100% c. Scoring System Dengan Normalisasi.
Scoring system berfungsi untuk menyamakan skala nilai dari
masing-masing KPI. Contoh perhitungan untuk PAPQ adalah sebagai berikut : Rumus :
( )
Smin Smax Si Smax − − x 100%d. Perhitungan Nilai Akhir Kinerja Supply Chain.
Perhitungan nilai akhir kinerja supply chain dapat diperoleh dengan persamaan:
i KPI = Wi * Ni Dimana :
i KPI = Nilai performansi KPI ke-i Wi = Nilai bobot KPI ke-i
Ni = Nilai Normalitas KPI ke-i e. Agregasi Nilai Performansi.
Nilai performansi agregat adalah jumlah keseluruhan dari perkalian bobot dan nilai normalisasi KPI dan dapat dijabarkan sebagai berikut :
NAgregat =
∑
I KPI =∑
Wi *NiDimana :
NAgregat = Nilai performansi supply chain perusahaan I KPI = Nilai performansi KPI ke-i
Wi = Nilai bobot KPI ke-i Ni = nilai normalitas KPI ke-i 6. Perhitungan Nilai akhir Kinerja Supply Chain
Untuk menghitung nilai akhir performansi Supply Chain diberlakukan rumus : Pi =
∑
= n j j ijW S 1 Dimana :Pi = Total performansi supply chain varian i n = Jumlah obyektif performansi
Sij = Skor supply chain ke i didalam obyektif performansi ke j Wj = Bobot dari obyektif performansi
Dari perhitungan tersebut akan menghasilkan nilai performansi dari PT. Suryasukses Mekar Makmur. Jika nilai kinerja < 40 maka pencapaian performansinya dapat dikategorikan dalam kondisi yang sangat rendah (poor) sedangkan jika nilai kinerjanya > 90 maka dapat dikategorikan sangat baik sekali. Dapat dilihat di tabel 2.4
Adapun flowchart langkah - langkah pemecahan masalah adalah sebagai berikut : Mulai A Studi Lapangan Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Studi Literatur Identifikasi Variabel Pengumpulan Data
1. Plan : Reliability, Responsiveness
2. Source : Reliability, Responsiveness, Cost, Assets 3. Make : Reliability, Responsiveness, Cost, Assets 4. Deliver : Reliability, Responsiveness, Flexibility, Cost
5. Return : Reliability, Responsiveness
Perancangan Hierarki Pengukuran Performansi Supply Chain
Identifikasi KPI
A
Pembuatan dan Penyebaran Kuisioner
B B
Ya
Keterangan Kerangka Pemecahan Masalah
Uji Reliabilitas Uji Validitas
Buang data yang tidak valid Valid? Reliabel? Ya Ya Tidak Tidak Sisa item Tidak
Gambar 3.1 : Langkah-langkah Pemecahan Masalah
Nilai Akhir Performansi Supply Chain Nilai Aktual Performansi
Supply Chain
Agregasi Nilai Performansi dan mengindentikasi indikator – indikator yang perlu diperbaiki
CR ≤ 0,1 Uji konsistensi Standarisasi SCOR
Pembobotan Key Indicator
Performance dengan AHP
Hasil dan pembahasan
Selesai
Adapun penjelasan dari kerangka pemecahan masalah diatas adalah sebagai berikut :
1. Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan dengan cara melihat langsung kondisi lapangan untuk mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan yang akan dijadikan bahan penelitian.
2. Studi Literatur
Langkah ini merupakan usaha memahami konsep dasar ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan permasalahan dan metode-metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan.
3. Perumusan Masalah
Menentukan permasalahan yang akan diteliti dengan menggunakan suatu pendekatan untuk memecahkan masalah.
4. Tujuan Penelitian
Pada langkah ini peneliti menetapkan tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian. Dari tujuan penelitian dapat ditemukan arah serta sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian.
5. Identifikasi Variabel
Pada tahap ini, peneliti mengidentifikasi variabel–variabel yang terkait dalam penelitian yang dilakukan berdasarkan model kerangka Supply Chain
Operation Reference, Supply Chain dibagi menjadi 5 proses manajemen
dasar yaitu Plan, Source, Make, Deliver dan Return.
Pada tahap ini peneliti merancang suatu hierarki berdasarkan prinsip
Supply Chain, Rancangan hierarki awal pengukuran performansi Supply Chain ini akan coba diimplementasikan di perusahaan dan apakah dapat
disesuaikan dengan kondisinya.
7. Identifikasi Key Indicator Performance (KPI)
Pada tahap ini, peneliti mengidentifikasi KPI yang terkait dalam penelitian yang dilakukan berdasarkan kerangka Supply Chain Operation Reference (SCOR).
8. Pengumpulan Data
Dalam tahap ini, peneliti mengumpulkan data-data yang dibutuhan untuk penelitian baik data kualitatif maupun kuantitatif.
9. Penyusunan Kuesioner
Penyusunan kuesioner dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data.
Pengumpulan data dilakukan dua macam, yaitu : a. Data Primer
yaitu merupakan data kualitatif, seperti:
Menyebarkan kuesioner kepada General Manager dan bagian PPIC, Produksi, Logistic, Engineering di PT. Suryasukses Mekar Makmur untuk diisi. Penyebaran kuisioner mengunakan Skala Likert yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau seklompok orang dengan berbagai pertanyaan yang digunakan untuk riset berupa survei, dan bentuk jawaban Skala Likert conthnya terdiri dari 5 pilihan :
2. Kurang / buruk / lama 3. Sedang / sedang 4. Cukup / baik / cepat
5. Sangat cukup atau sangat baik / sangat cepat - Wawancara
Digunakan untuk memperoleh data awal untuk memperoleh informasi yang diharapkan.
b. Data Sekunder
merupakan data kuantitatif perusahaan yaitu : mengambil data-data dokumen perusahaan seperti jumlah jadwal produk yang mengalami perubahan, biaya yang dikeluarkan untuk order material, biaya yang dikeluarkan untuk melakukan evaluasi supplier dalam 6 bulan, jumlah unit yang diproduksi secara backoerder suatu permintaan, lead time produksi, jumlah complain dari konsumen pada bulan Januari 2011 - Juni 2011.
10. Penentuan Sampel
Dalam tahap ini, peneliti melakukan penentuan sampel yaitu jumlah responden yang akan dibagikan kuesioner di PT Suryasukses Mekar Makmur.
11. Penyebaran Kuisioner
Kuisioner ini disebarkan kepada seluruh staff yang telah ditentukan di PT Suryasukses Mekar Makmur.
Untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan kuesioner yang disebar, maka dilakukan uji validitas. Apabila data valid, dilanjutkan dengan pengujian reliabilitas. Apabila data tidak valid, maka perlu ditinjau ulang pada penyusunan kuesionernya. Validitas dihitung dengan rumus korelasi produk momen :
( )( )
[
2 2][(
2( )
2)]
Y Y N X X N Y) X)( ( -(X)(Y) N r Σ − Σ Σ Σ Σ Σ Σ =Data bisa dikatakan valid apabila r hitung lebih besar dibandingkan dengan r tabel / rhitung > rtabel maka data dinyatakan valid dan rhitung < rtabel maka data dinyatakan tidak valid.
13. Uji Reliabilitas
Untuk menguji keajegan hasil pengukuran kuesioner dilakukan uji reliabilitas. Suatu alat tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan jika tes tersebut memberikan hasil yang tepat. Cara untuk menghitung reliabilitas adalah dengan rumus ‘alpha’ :
( )
−Σ = 2 1 2 11 1 1 -k k r σ σbBesarnya reliabilitas yang baik adalah 1 dan yang paling jelek adalah 0. Semakin besar nilai yang diperoleh, maka semakin reliabel atribut tersebut. Apabila perhitungan tidak reliabel, maka perlu ditinjau pada penyusunan kuesionernya.
Data dikatakan reliabel jika rhitung > rtabel dan nilainya ( + ) → maka data dinyatakan Reliabel (andal) dan,
Data dikatakan tidak reliabel jika rhitung > rtabel dan nilainya ( + ) →
maka data dinyatakan tidak Reliabel (tidak andal) 14. Nilai Aktual Pengukuran Per for mansi Supply Chain
Nilai aktual disini merupakan hasil pengolahan data mentah yang didapatkan dari berbagai sumber di PT Suryasukses Mekar Makmur.
15. Standar isasi Supply Chain Operation Referance
Proses standarisasi SCOR dilakukan agar masing-masing indikator performansi memiliki skala ukuran yang sama, sebab jika indikator performansi memiliki skala ukuran yang berbeda maka nilai performansi tidak mencerminkan performansi perusahaan yang sebenarnya.
16. Pembobotan Tingkat Kepentingan Indikator Kinerja dengan AHP Pembobotan dilakukan pada setiap proses utama dan indikator pengukuran performansi dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy
Process) melalui penyebaran kuisioner. Dari sini dapat diketahui tingkat
kepentingan dan kontribusi dari masing-masing indikator terhadap nilai performansi Supply Chain perusahaan. Pembobotan ini dilakukan untuk level satu, level dua, dan level tiga.
17. Uji Konsistensi
Uji konsistensi merupakan suatu tahapan untuk menguji kekonsistensian dari matriks perbandingan berpasangan yang dibuat berdasarkan masalah yang ada.
18. Perhitungan nilai perfor mansi Supply Chain
Pada tahap ini dilakukan perhitungan nilai performansi Supply Chain berdasarkan perkalian nilai indikator performansi yang telah
dinormalisasikan dengan bobot dari masing-masing indikator performansi. Selanjutnya dilakukan integrasi hasil pengukuran pada level perusahaan. Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui nilai performansi Supply Chain perusahaan secara keseluruhan.
19. Agregasi Nilai Per for mansi dan Mengidentifikasi Indikator -Indikator yang Per lu Diperbaiki
Setelah dapat diketahui nilai pencapaian aktual, nilai normalisasi dan nilai akhir kinerja dari masing-masing KPI, maka selanjutnya akan dapat dihitung nilai performansi keseluruhan perusahaan. Selanjutnya mengidentifikasikan indikator-indikator apa saja yang perlu diperbaiki. 20. Hasil dan Pembahasan
Dari hasil pengolahan data, dapat kita lihat hasil pengukuran performansi kita selama penelitian yang selanjutnya dianalisa untuk mendapatkan gambaran umum performansi Supply Chain selama periode penelitian. 21. Kesimpulan dan Sar an
Tahap ini merupakan langkah paling akhir dari penelitian yaitu menarik kesimpulan atas hasil-hasil yang diperoleh dari penulisan skripsi ini. Hasil-hasil tersebut kemudian bisa dijadikan dasar untuk membuat rekomendasi atau saran bagi perusahaan ke arah yang lebih baik
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hierar khi Awal Perfor mansi Supply Chain.
Pengukuran performansi supply chain dapat digambarkan dengan suatu model hierarki yang hampir menyerupai piramid. Hierarki tersebut mempunyai tujuan utama, yaitu memperoleh nilai performansi dimana semakin levelnya ke bawah, pengamatan yang dilakukan semakin detail.
Dalam penulisan skripsi ini, akan dikembangkan suatu hierarki awal pengukuran performansi supply chain yang difokuskan pada pengembangan indikator performansi berdasarkan atas 5 ruang lingkup proses utama supply chain yang ada pada model Supply Chain Operation Reference (SCOR), yaitu Plan,
Source, Make, Deliver, dan Return, proses-proses tersebut merupakan proses yang
terintegrasi dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Masing-masing proses utama juga akan memiliki tiga aspek, antara lain : kehandalan (reliability), kecepatan respon (responsiveness) dan fleksibilitas (flexibility). Dari perspektif
Plan, Source, Make, Deliver, dan Return akan dikembangkan indikator-indikator
performansi Supply Chain dan masing-masing akan diklasifikasikan ke dalam objektivitas performansi reliability, responsiveness dan flexibility.
Berdasarkan rancangan hierarki awal Supply Chain yang telah ada maka dapat dibuat/dirancang suatu hierarki pengukuran kinerja supply chain di PT. Aneka Regalindo seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.1.
Pada gambar 4.1 dijelaskan bahwa performansi Supply Chain mempunyai beberapa dimensi yaitu Plan, Source, Make, Deliver dan Return. Dimensi Plan mempunyai 1 subdimensi yang ditunjukkan dengan garis biru yaitu reliability.
Source mempunyai 3 subdimensi yang ditunjukkan dengan garis merah yaitu reliability, responsiveness dan asset. Make mempunyai 2 subdimensi yang
ditunjukkan dengan garis merah yaitu reliability dan cost. Deliver mempunyai subdimensi 2 yaitu responsiveness dan flexibility, sedangkan Return mempunyai 2 subdimensi yang ditunjukkan dengan garis coklat yaitu reliability dan
responsiveness. Dari kelima dimensi utama tersebut dapat diidentifikasikan
beberapa Key Performance Indicator dari suatu perusahaan.
Gambar 4.1 Hierarki Performansi Supply Chain di PT. Suryasukses Mekar Makmur
Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 PERFORMANSI SUPPLY CHAIN
PLAN SOURCE MAKE DELIVER RETURN
RELIABILITY RESPONSIVENESS FLEXIBILITY ASSETS COST
INDIKATOR-INDIKATOR SUPPLY CHAIN
4.2 Identifikasi Key Performance Indicator (KPI)
Berdasarkan model kerangka Supply Chain Operation Reference (SCOR),
Supply Chain dibagi menjadi 5 proses manajemen dasar yaitu Plan, Source, Make, Deliver dan Return. Dari kelima proses manajemen dasar SCOR tersebut
maka dapat diidentifikasikan beberapa Key Performance Indicator dari suatu perusahaan sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Atribut Penelitian Sesuai Key Performance Indicator di PT. Suryasukses Mekar Makmur
Key Performance Indicator Keter angan
Percentage of Adjusted Production Quantity (PAPQ)
Prosentase perubahan jumlah unit produksi dengan rencana produksi awal
Planning Employee Reliability (PER)
Keandalan tenaga kerja bagian PPC
PLAN Reliability
Internal Relationship (IR)
Hubungan internal antara bagian dalam perusahaan
Reliability Source Employee Reliability (SER)
Keandalan tenaga kerja bagian pengadaan bahan baku
Responsiveness Supplier Delivery Lead Time (SDLT)
Rata – rata rentang pengiriman
Cost Material Order Cost (MOC)
Biaya yang dikeluarkan untuk order material
SOURCE
Assets Payment Term (PT) Rata-rata selisih waktu antara penerimaan material dari supplier sampai dengan waktu pembayaran ke supplier
Breakdown Time Percentage (BTP)
Waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki mesin yang rusak.
MAKE Reliability Manufacturing Employee Reliability (MER)
Keandalan tenaga kerja bagian produksi
Responsiveness Delivery Lead Time (DLT)
Waktu sejak distributor memesan barang sampai dengan barang