• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis biaya transaksi dan kelembagaan peternak sapi perah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Fokus penelitian ini adalah: biaya transaksi yang berkaitan dengan penjualan susu yang dikeluarkan oleh petenak sapi perah di Kabupaten Boyolali.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cepogo dan KUD Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)

berdasarkan pertimbangan Kecamatan Cepogo merupakan kecamatan penghasil susu terbesar kedua di Kabupaten Boyolali. Disamping itu, KUD Cepogo merupakan koperasi pengumpul susu segar terbesar yang berperan penting di Kabupaten Boyolali. Pengumpulan data primer dilakukan selama dua bulan, terhitung pada bulan Maret 2016.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik wawancara menggunakan daftar pertanyaan kepada responden dan turun lapang melakukan observasi langsung ke unit KUD. Data primer meliputi biaya produksi per peternak, biaya transaksi per per peternak, penerimaan peternak, jumlah kepemilikan sapi perah, jumlah kredit yang diterima peternak, dan harga susu yang diberikan kepada peternak. Data sekunder didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Pertanian, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, laporan tahunan KUD Cepogo, dan berbagai literatur, baik buku, jurnal, situs internet dan referensi yang terkait dalam penelitian. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi data time-series produktivitas susu (2004-2015) dari KUD Cepogo, data anggota peternak sapi perah KUD Cepogo (2014), data time-series produktivitas susu Kecamatan Cepogo (2014), data time- series produktivitas susu Kabupaten Boyolali (2009-2015), data time-series

produktivitas susu Provinsi Jawa Tengah (2009-2015), data time-series

produktivitas susu Indonesia (2009-2015) dari Kementerian Pertanian, data pembelian susu petrenak oleh KUD Cepogo (Maret-April 2016), data penyaluran kredit dari KUD Cepogo, dan data anggota yang mengikuti kredit.

26

Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel sebagai responden dalam penelitian ini menggunakan metode simple random sampling, yaitu populasi sampel dibagi dalam kelompok yang homogen terlebih dahulu (strata) dan anggota sampel ditarik dari setiap strata. Strata penarikan sampel dalam penelitian ini didasarkan pada keanggotaan peternak di KUD dan skala usaha ternak sapi perah. Teknik pengambilan sampel berupa wawancara serta observasi langsung. Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah peternak sapi perah di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali.

Teknik Analisis

Analisis Kemitraan Peternak Sapi Perah dan KUD

Kemitraan antara peternak sapi perah dan KUD dapat dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif dipilih karena dirasa paling cocok untuk menjawab pertanyaan hubungan antara peternak sapi perah dan KUD. Analisis deskriptif akan meihat bagaimana sistem kerjasama antara peternak dan KUD, sistem simpan pinjam, sistem penjualan susu, hak dan kewajiban dari masing- masing pihak, dan menggambarkan pelayanan yang diberikan oleh KUD kepada peternak anggota KUD. Selain melalui analisis deskriptif, dilakukan pula analisis korelasi untuk melihat hubungan antara kewajiban peternak dan kewajiban KUD.

Analisis korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi Spearman. Korelasi Spearman merupakan pengukuran non-parametrik. Koefisien korelasi ini mempunyai symbol  (rho). Pengukuran dengan menggunakan koefisien korelasi Spearman digunakan untuk menilai adanya seberapa baik fungsi monotonik arbitrer digunakan untuk menggambarkan hubungan dua variabel dengan tanpa membuat asumsi distribusi frekuensi dari variabel-variabel yang diteliti. Korelasi Spearman mempunyai jarak antara -1 sampai dengan + 1. Jika koefesien korelasi adalah -1, maka kedua variabel yang diteliti mempunyai hubungan negatif. Jika koefesien korelasi adalah +1, maka kedua variabel yang diteliti mempunyai hubungan sempurna positif. Jika koefesien korelasi menunjukkan angka 0, maka tidak terdapat hubungan antara dua variabel yang dikaji. Data yang digunakan menggunakan data ordinal. Pada penelitian ini, analisis korelasi Spearman digunakan untuk melihat hubungan antara kewajiban KUD yang menjadi variabel Y dan kewajiban peternak yang merupakan variabel X. Rumus korelasi Spearrman adalah:

� = −� � −∑ � (4.1) Keterangan:

 = koefisien korelasi Spearman Rank

27 n = jumlah variabel yang diuji

KUD memiliki kewajiban untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan peternak. Kewajiban KUD juga merupakan hak dari peternak, antara lain: (1) hasil penjualan susu ke KUD mencukupi kebutuhan sehari-hari, (2) harga susu yang dibayarkan KUD, (3) kemampuan KUD untuk menyediakan input produksi dan modal, (4) menyediakan program-program yang dapat meningkatkan kinerja peternak, dan (5) bagi hasil keuntungan dari KUD ke peternak. Untuk mengukur kewajiban KUD, digunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (1999), skala likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial. Jawaban dari pertanyaan yang diajukan memiliki gradasi dari sangat positif hingga sangat negatif, yang berupa kata-kata antara lain:

1. sangat setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5 2. setuju/sering/positif diberi skor 4

3. ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3

4. tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor 2 5. sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat negatif diberi skor 1

Skala Likert juga digunakan untuk melihat pelaksanaan kewajiban dari peternak anggota KUD. Beberapa variabel yang digunakan yaitu: (1) memenuhi kewajiban membayar simpanan pokok dan simpanan wajib, (2) menjual susu yang dihasilkan kepada KUD, (3) mematuhi segala peraturan KUD agar kualitas susu tetap terjaga, (4) mengambil kredit simpan pinjam melalui KUD, (5) membeli input produksi melalui KUD, dan (6) menghadiri program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh KUD.

Analisis Biaya Transaksi

Masing-masing komponen biaya transaksi yang dihadapi peternak tidak selalu sama. Perbedaan kondisi sosial, property right, dan kondisi pasar yang dihadapi peternak menciptakan biaya transaksi yang berbeda pula. Secara umum menurut North dan Thomas (1973) biaya transaksi (transaction cost/TrC) mencangkup biaya pencarian (search cost) yaitu biaya untuk mendapatkan informasi pasar (Z1j); biaya negosiasi (negotiation cost) yaitu biaya merundingkan

syarat-syarat suatu transaksi/pertukaran (cost of negotiating the terms of the exchange) (Z2j); dan biaya pelaksanaan (enforcement cost) yaitu biaya untuk

melaksanakan suatu kontrak/transaksi (cost of enforcing the contract) (Z3j).

Persamaan yang digunakan untuk biaya transaksi peternak (TrCj) adalah:

�� = ∑ (4.2) Rasio masing-masing komponen biaya transaksi terhadap total biaya transaksi (z) dihitung dengan menggunakan:

28

tingkat efisiensi ekonomi usaha peternak dilihat dari angka rasio biaya transaksi terhadap penerimaan peternak. Rasio biaya transaksi dan penerimaan dihitung dengan menggunakan rumus :

=��

(4.4) Keterangan:

TrCj = total biaya produksi (Rp/hari/st) Zij = komponen biaya transaksi (Rp/hari/st)

Bj = penerimaan (Rp/hari/st)

Guna menentukan besarnya proporsi biaya transaksi terhadap seluruh biaya yang dikeluarkan oleh peternak dalam kegiatan produksi, maka dihitung proporsi biaya transaksi terhadap total biaya (penjumlahan biaya produksi dan biaya transaksi) dengan menggunakan rumus:

��� =� +���� (4.5) Keterangan:

rtcj = rasio biaya transaksi terhadap total biaya TCj = total biaya produksi (Rp/hari/st)

TrCj = total biaya transaksi (Rp/hari/st)

Faktor-faktor yang Memengaruhi Biaya Transaksi

Analisis faktor-faktor yang memengaruhi biaya transaksi digunakan untuk mengidentifikasi tingkat biaya trasnaksi yang ditanggung oleh peternak ketika ingin melakukan transaksi jual beli susu. Model regresi berganda digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Juanda (2009) manyebutkan bahwa mode regresi berganda merupakan pengembangan dari model regresi sederhana, dimana peubah tak bebas (independen) Y merupakan fungsi dari beberapa peubah bebas (dependen) X1, X2, X3,…, Xn dan komponen sisaan u (error term). Variabel tak

bebas yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari beberapa penelitian dan pemikiran terkait biaya transaksi seperti Coase (1937), Staal et al. (1997), Zhang (2000), Beckman (2000), Stifel et al. (2003), Anggraini (2005), dan Cahyono (2013). Model biaya transaksi yang dianalisis dalam peneitian ini adalah:

BTR =  +X +X + X + X + X + X + X +X + U (4.6) Tanda parameter yang diharapkan:

0, 3, 4, 5, 8 > 0, 1, 2, 6, 7 < 0

Dimana:

BTR = Besar biaya transaksi yang ditanggung peternak sapi perah (Rp), X1 = Umur peternak (tahun),

29 X3 = Penerimaan peternak per bulan (Rp/bulan),

X4 = Biaya produksi peternak per bulan (Rp/bulan),

X5 = Jumlah produksi susu peternak (liter/bulan),

X6 = Dummy jenis kelamin peternak (0= laki-laki, 1= perempuan),

X7 = Dummy pencarian informasi (0= tidak mencari informasi, 1= mencari

informasi),

X8 = Jumlah ternak peternak (ekor)

Besar biaya transaksi diduga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal peternak sapi perah. Faktor internal yang yang berpengaruh terhadap besar biaya transaksi adalah umur peternak, tingkat pendidikan peternak dummy jenis kelamin, dan dummy pencarian informasi. Tingkat pendidikan peternak diharapkan berpengaruh secara negatif dimana semakin tinggi tingkat pendidikan peternak, maka biaya transaksi yang akan ditanggung peternak akan semakin kecil. Umur peternak dapat bernilai positif atau negatif, hal ini berkaitan dengan usaha peternak untuk membuat kontrak dengan lembaga pemasaran. Dummy jenis kelamin diduga berpengaruh secara negatif, dimana peternak wanita diduga akan mengeluarkan biaya transaksi yang lebih besar dibanding peternak laki-laki, karena peternak wanita diduga tidak memiliki akses terhadap dunia luar. Dummy pencarian informasi diduga akan berpengaruh terhadap besar biaya transaksi, dimana peternak yang melakukan usaha pencarian informasi akan mengeuarkan biaya yang lebih tinggi dibanding peternak yang tidak meakukan usaha pencarian infromasi. Faktor eksternal yang diduga berpengaruh adalah penerimaan peternak, biaya produksi, produksi susu, dan jumlah ternak yang dimiliki peternak.

Beberapa hal mendasar yang menjadi pertimbangan dalam menentukan model regresi adalah:

1. Tingkat signifikansi model

Penelitian ini menetapkan tingkat signifikansi model sebesar 15 persen yang berarti bahwa selang kepercayaan terhadap model yang akan dihasilkan adalah 85 persen atau tingkat kesalahan (error) sebesar 15 persen. Dasar keputusan ini adalah melihat populasi yang relatif homogen, luas wilayah studi yang relatif sempit yaitu di satu kabupaten dan lebih terfokus pada satu kecamatan yaitu Kecamatan Cepogo.

2. Tingkat signifikan variabel

Setiap variabel yang masuk dalam model regresi harus memiliki tingkat signifikan yang lebih kecil dari tingkat signifikan yang ditentukan. Kendala- kendala yang dihadapi dalam penelitian sosial ekonomi memungkinkan tingkat sigifikan variabel bersifat fleksibel. Analisis regresi pada penelitian ini menetapkan tingkat signifikan variabel 15 persen karena fenomena pengamatan dalam penelitian mendukung model yang dibentuk. Semakin kecil tingkat signifikan variabel, maka semakin signifikan variabel tersebut dalam mempengaruhi model, sebaliknya bila tingkat signifikan variabel lebih

30

dari 15 persen, maka variabel tersebut tidak signifikan dalam mempengaruhi model sehingga tidak layak dimasukan.

3. Multikolinieritas (multicolinierity)

Multikolinieritas adalah tingkat korelasi yang cukup tinggi yang terjadi pada dua variabel, yang berarti bahwa salah satu dari variabel tersebut sudah cukup untuk menjelaskan model regresi. Model regresi diharapkan tidak terjadi korelasi antara dua variable bebas. Untuk mendeteksi adanya mutikolineritas dapat menggunakan nilai R2, analisis korelasi matriks vatiabe bebas, dan juga melaui nilau tolerance dan VIF (Ghozali 2009). Jika koefisien korelasi antara masing-masing peubah ebih besar dari 0,9, berarti terjadi multikolineraitas dalam model regresi.

4. Uji heteroskedastisitas model

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk meenguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali 2009). Jika variance dari residuak satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara menguji adnaya heteroskedastisitas dapat menggunakan Uji Park atau Uji Glejser. 5. Uji normalitas

Uji normalitas residual bertujuan untuk menguji apakah variabel residual memiliki distribusi normal apda model regresi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah residual terdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan analsisis grafik dan uji statistik.

Analisis Pengaruh Biaya Transaksi terhadap Keputusan Penjualan Susu

Adanya aktivitas pertukaran yang dilakukan peternak dengan lembaga pemasaran akan memuncukan biaya transaksi. Biaya transaksi merupakan konsep yang menjelaskan mengenai biaya yang keluar saat melakukan transaksi diluar biaya produksi dan ditandai dengan adanya perpindahan hak kepemilikan. Pasar menunjukkan bahwa dalam pertukaran ternyata tidak hanya memperhitungkan berapa biaya yang dihabiskan untuk memproduksi suatu barang tetapi juga harus menghitung berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan transaksi atau pertukaran. Apabila kita mencoba menghitung harga jual susu segar menggunakan teori klasik kita akan menghitung biaya produksi yang meliputi biaya tenaga kerja, capital, input produksi, dan teknologi. Sedangkan teori biaya transaksi menjelaskan bahwa sebenarnya ada biaya lain yang harus dikeluarkan dalam sistem penjualan yaitu biaya untuk bertransaksi. Konsep biaya transaksi dalam hal ini adalah biaya transaksi dengan pendekatan neoklasik, yaitu biaya-biaya yang timbul antara perusahaan (koperasi, bank) dan individu (peternak) dari proses pertukaran pasar (Allen 1991).

Penelitian ini menggunakan metode regresi binary logistik untuk menentukan fungsi keputusan peternak menjual susu ke lembaga pemasaran dari beberapa

31 variabel yang dianggap berpengaruh dalam menentukan keputusan peternak. Metode regresi binary logistic memungkinkan kita untuk mengetahui hubungan antara variabel tak bebas (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable). Dimana variabel tak bebasnya merupakan dummy, yang bernilai nol atau satu tergantung pada keputusan peternak menjual susu ke KUD atau ke pedagang pengumpul. Sedangkan variabel independennya berupa kontinu dan diskrit.

Hosmer dan Lemeshow (1989) menjelaskan bahwa distribusi logistic (logit) telah mendapat keuntungan lebih dari yang lain dalam analisis variabel hasil dikotomis dalam hal ini adalah sangat fleksibel dan mudah menggunakan model dari sudut pandang matematika dan hasil dalam interpretasi yang bermakna. Sehingga model logistik dipilih untuk menjawab pertanyaan mengenai keputusan peternak menjual susu ke lembaga pemasaran. Selanjutnya Hosmer dan Lemeshow menunjukkan bahwa model logit dapat ditulis dalam hal peluang atau log peluang, yang memungkinkan interpretasi koefisien. Nilai odds ratio menunjukkan perbandingan Y = 1 dan Y = 0. Nilai ini didapat dari perhitungan eksponensial dari koefisien estimasi. Rasio peluang menyiratkan rasio probabilitas bahwa seorang individu akan memilih suatu alternatif dengan probabilitas (1-Pi) bahwa dia tidak akan memilih alternatif itu.

Fungsi keputusan peternak akan memasukkan beberapa variabel bebas yang mempengaruhi keputusan peternak dan akan diuji dalam regresi. Variabel bebas yang dimasukkan dalam model keputusan peternak diambil dari hasil penelitian dan pemikiran dari Dahri (2015), Amjad (2007), dan Quoc (2012). Variabel-variavel tersebut adalah beberapa variabel bebas yang dianggap berpengaruh adalah umur, tingkat pendidikan, pengalaman beternak sapi perah, produksi susu, jumlah ternak sapi, jarak rumah terhadap KUD, biaya produksi, dan biaya transaksi. Sedangkan variabel tak bebas yang akan digunakan dalam model ini adalah pilihan peternak yang menjual susu ke KUD dengan peternak yang menjual susu ke pedagang pengumpul. Fungsi keputusan peternak dapat dituliskan sebagai berikut:

p/ -p = + � + � + � + � + � + � + � +

� + � + � + � (4.7)

Tanda parameter estimasi yang diharapkan:

, , , , , , > , , , , , <

di mana,

(p/1-p) = Keputusan penjualan susu (0= jual ke KUD, 1= jual ke pedagang pengumpul),

X1 = Dummy jenis kelamin peternak (0= laki-laki, 1= perempuan),

X2 = Pengalaman beternak sapi perah (tahun),

X3 = Tingkat pendidikan peternak (0= tamat SD, 1= tamat SMP, 2= lainnya)

X4 = Jarak rumah peternak ke tempat penampungan susu (km),

X5 = Jumlah ternak (ekor),

X6 = Produksi susu (liter/hari,

32

X8 = Biaya produksi (Rp/peternak)

X9 = Dummy akses terhadap kredit (0= tidak mengikuti kredit, 1= mengikuti

kredit),

X10 = Dummy pencarian informasi (0= tidak mencari informasi,1= mencari

informasi),

X11= Biaya transaksi (Rp/peternak).

Gahozali (2009) menjelaskan terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan pada model logit, yakni:

1. Log likelihood.

Likelihood merupakan probabilitas dari sebuah nilai variabel tak bebas yang dapat diprediksi oleh nilai dari variabel bebas. Likelihood akan bernilai antara nol hingga satu. Nilai log likelihood bervariasi antara nol hingga minus tak terhingga.

2. Maximum Likelihood Estimation.

Maximum Likelihood Estimation (MLE). MLE adalah metode yang digunakan untuk menghitung koefisien logit. Model logistik menggunakan teknik MLE dapat diartikan sebagai seberapa besar kemungkinan log odds (log peluang) peubah tak bebas yang diteliti dapat diprediksi dengan suatu peubah bebas dalam model logistik.

3. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test.

Uji Hosmer dan Lemeshow digunakan untuk menguji hipotesis nol bahwa data empiris sesuai dengan model. Apabila hasil uji kesesuaian model HL ini bernilai lebih dari 0,5 berarti hipotesis nol gagal ditolak yang berarti tidak ada perbedaan antara nilai yang diobservasi dengan nilai yang diprediksi oleh model. Ini menunjukkan bahwa model yang dimaksud adalah yang paling sesuai.

33

Dokumen terkait