• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah atau prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Data dan atau informasi yang tepat dan relevan dengan masalah yang dibahas diharapkan dapat menggambarkan kesimpulan yang lebih baik dan bermutu. Dalam BAB III ini akan dikemukakan mengenai proses pengumpulan data tersebut serta rencana pengolahannya.

3.1 Lokasi dan Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pasar Petisah Tahap II (di bawah pengelolaan PT GKKS), Medan, Sumatera Utara. Penelitian ini mencakup usaha kecil yang terdiri atas pedagang pakaian (dewasa dan anak-anak), pedagang sepatu, pedagang aksesoris, pedagang pakaian dalam dan pedagang tas.

3.2 Populasi dan sampel

Yang termasuk populasi dalam penelitian ini adalah seluruh usaha kecil yang ada di Pasar Petisah Tahap II (di bawah pengelolaan PT GKKS), Medan. Jumlah dari populasi ini sendiri adalah sebanyak 360 pedagang.

Sampel penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin, sebagai berikut :

Ne²

1

N

n

+

=

dimana:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, misalnya 5%, 10%.

Dari rumus diatas diperoleh :

(10%)² 360 1 360 + = n ) 01 , 0 ( 360 1 360 + = n 6 , 3 1 360 + = n 2 , 78 = n =78

Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 78 pedagang.

3.3 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer atau data lapangan. Pengumpulan data primer dilakukan penulis dengan melakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden.

c. Social Interview, melakukan wawancara atau tanya jawab langsung kepada para responden.

3.4 Pengolahan Data

Dalam melakukan pengolahan data penelitian, penulis menggunakan program Eviews 5.1 .

3.5 Analisis Data

Permasalahan yang akan dibahas adalah sampai sejauh mana pengaruh faktor modal usaha (X1), tenaga kerja (X2), lamanya berusaha (X3), dan jam kerja

(X4) terhadap besarnya pendapatan pedagang di Pasar Petisah dengan

menggunakan analisis regresi berganda karena variabel dependen dipengaruhi tiga variabel independen.

Fungsi matematikanya adalah

Y = f (X1, X2, X3)………. 1)

Kemudian fungsi diatas ditransformasikan ke dalam model ekonometrika dengan persamaan regresi linear berganda dalam bentuk Logaritma sebagai berikut :

LogY = α + β1LogX1+ β2LogX2 + β3LogX3 + μ ………. 2)

Dimana :

Y = Pendapatan Pedagang (Rupiah) α = Intercept/Konstanta

X1 = Modal Usaha (Rupiah)

X2 = Jumlah Tenaga Kerja (Orang)

β1, β2,β3 = Koefisien Regresi

µ = Error Terms

Bentuk hipotesanya adalah sebagai berikut:

Artinya jika terjadi kenaikan pada X1 (modal usaha), maka Y

(pendapatan pedagang) mengalami kenaikan, ceteris paribus. Artinya jika terjadi kenaikan pada X2 (jumlah tenaga kerja), maka

Y (pendapatan pedagang) mengalami kenaikan, ceteris paribus. Artinya jika terjadi kenaikan pada X3 (lama usaha), maka Y

(pendapatan pedagang) mengalami kenaikan, ceteris paribus.

3.6 Test of Goodness of Fit

Untuk menganalisa model tersebut dilakukan pengujian sebagai berikut:

3. 6. 1 Koefisien Determinasi (R²)

Uji ketepatan perkiraan (R²) dilakukan untuk mendeteksi ketepatan paling baik dari garis regresi. Uji ini dilakukan dengan melihat besarnya nilai koefisien determinasi R² merupakan besaran nilai non negatif. Besarnya nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai dengan 1 (0 ≤R²≤1). Koefisien determinasi bernilai nol berarti tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, sebaliknya nilai koefisien determinasi 1 berarti suatu kecocokan sempurna dari ketepatan pekiraan model.

∂Y ∂X1 > 0 ∂Y ∂X2 > 0 ∂Y ∂X3 > 0

3. 6. 2 Uji t (Partial Test)

Uji statistik t (uji parsial) pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dengan hipotesa sebagai berikut:

 Hipotesis nol atau Ho: bi = 0 artinya variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

 Hipotesis alternatif atau Ha: bi ≠ 0 artinya variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Dengan rumus : t-hitung =

(

)

Sbi b bi − Dimana :

bi = Koefisien variabel independen ke-i

b = Nilai hipotesis nol

Sbi = Simpangan baku dari variabel independen ke-i

Untuk mengetahui kebenaran hipotesis digunakan kriteria bila t hitung > t tabel maka menolak Ho dan menerima Ha artinya ada pengaruh antara variabel dependen terhadap variabel independen dengan derajat keyakinan yang digunakan adalah α = 1 %, α = 5%, α = 10 %, dan begitu pula sebaliknya.

3. 6. 3 Uji F (Overall Test)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hipotesa yang dipakai sebagai berikut:

 Ho: b1 = b2 = b3 = 0, artinya secara bersama-sama tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

 Ha: b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya secara bersama-sama ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Dengan rumus : F-hitung =

( )

(

R

)

(

n k

)

k R − − 2 − 2 1 1 Dimana : R2 = Koefisien determinasi

k = Jumlah variabel independen + variabel dependen n = Jumlah sampel

0

Ha diterima Ha diterima

Ho diterima

Cara menentukan kriteria dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel sebagai berikut:

Jika F hitung > dengan F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya semua variabel independen secara bersama-sama merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen begitu pula sebaliknya.

3.7 Uji Asumsi Klasik

3. 7. 1 Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk memastikan µ (error term) tersebar normal. Jika µ

tersebut normal maka koefisien OLS (β OLS) juga tersebar normal, dengan demikian Y juga normal, hal ini disebabkan adanya hubungan linier antara μ, β

dan Y. Untuk menguji sebaran µ dapat digunakan uji JB (Jarque Berra). Error

term (μ) disebut normal jika nilai JB lebih rendah atau sama dengan nilai tabel

chi-square (derajat bebas, alpha).

Hipotesis yang dipakai adalah Ho diterima dan Ha ditolak jika nilai JB lebih besar dari tabel chi-square, berarti sebaran error (μ) dan Y tidak normal dan

Ho ditolak sedangkan Ha diterima jika nilai JB lebih dari nilai tabel chi-square

berarti sebaran error (μ) dan Y normal.

3. 7. 2 Uji Linieritas

Uji linieritas sangat penting, karena uji ini sekaligus dapat melihat apakah spesifikasi model yang kita gunakan sudah benar atau tidak. Dengan menggunakan uji ini kita dapat mengetahui bentuk model empiris dan menguji variabel yang relevan untuk dimasukkan kedalam model empiris. Dengan kata lain, dengan menggunakan uji linieritas, specification error atau mis-spesification error. Salah satu uji yang digunakan untuk menguji linieritas adalah uji Ramsey atau Ramsey RESET Test (Pratomo, 2007: 93)..

3. 7. 3 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas sering terjadi jika diantara variabel bebas (x) saling berkorelasi sehingga tingkat penelitian pemerkiraan semakin rendah. Di samping itu interval keyakinan kesimpulan yang diambil keliru. Multikolinearitas yang berat dapat mengubah tanda koefisien regresi yang seharusnya bertanda (+) berubah (−) atau sebaliknya. Uji multikolinearitas diperoleh dengan beberapa langkah yaitu

1). Melakukan regresi model lengkap Y = f (Xı…Xn) sehingga kita mendapatkan R square;

2). Melakukan regresi Xı terhadap seluruh X lainnya, maka diperoleh nilai Ri square (regresi ini disebut auxiliary regression); dan

3). Membandingkan nilai Ri square dengan R square. Hipotesa yang dapat dipakai adalah Ho diterima apabila Ri square < R square model pertama

berarti tidak terjadi multikolinearitas dan Ha diterima apabila Ri square > R square model pertama berarti terjadi masalah multikolinearitas.

3. 7. 4 Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas adalah suatu kondisi dimana sebaran atau variance (σ2) dari error term (µ) tidak konstan sepanjang observasi atas variabel bebas (X). Jika harga X makin besar maka sebaran Y makin lebar atau makin sempit.

Untuk menguji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan Uji White sebagai berikut:

1). Lakukan regresi model yang kita miliki dan kita dapatkan nilai residual untuk (estimasi error);

2). Lakukan regresi auxiliary kita dapatkan nilai R² dari regresi ini kemudian kita hitung X² dengan rumus n x R²;

3). Dibandingkan X² dari regresi diatas dengan nilai chi square dengan derajad bebas 2 dan alpha 1 %.

Jika R² x n lebih besar dari nilai tabel chi square (alpha, df) berarti terjadi heteroskedastisitas jika sebaliknya berarti tidak heteroskedastisitas.

3. 8 Definisi Operasional

1. Pendapatan adalah total penjualan pedagang dalam satu bulan dinyatakan dalam satuan Rupiah (Rp).

2. Modal usaha adalah jumlah total modal dalam bentuk uang tunai yang dibutuhkan pedagang dalam mengembangkan operasinya yang dinyatakan dalam satuan Rupiah (Rp).

3. Tenaga kerja adalah jumlah pekerja yang dipekerjakan dalam suatu usaha kecil termasuk pemilik yang terjun langsung dalam usahanya yang dinyatakan dalam satuan orang.

4. Lama Usaha adalah lamanya usaha yang telah dijalankan oleh pemilik usaha tersebut yang dinyatakan dalam satuan bulan.

Dokumen terkait