• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu di Kabupaten Deli Serdang. Daerah ini dipilih karena merupakan salah satu daerah dengan produktivitas tertinggi di Sumatera Utara, dapat diilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi sawah Menurut Kabupaten/ Kota Tahun 2010

Kabupaten/Kota Regency/City Luas Panen Harvested Area (Ha) Produksi Production (Ton) Rata-rata Produksi Yield Rate (Kw/Ha) 1. Nias 8.890 35.838 4,031 2. Mandailing Natal 36.186 175.794 4,858 3. Tapanuli Selatan 27.700 138.214 4,990 4. Tapanuli Tengah 27.428 122.403 4,463 5. Tapanuli Utara 23.820 110.054 4,620 6. Toba Samosir 22.107 105.348 4,765 7. Labuhan Batu 23.065 111.260 4,824 8. Asahan 16.431 79.390 4,832 9. Simalungun 78.995 416.247 5,269 10. Dairi 14.678 68.533 4,669 11. Karo 12.214 56.848 4,654 12. Deli Serdang 84.582 426.227 5,039 13. Langkat 67.155 328.424 4,891 14. Nias Selatan 16.292 65.056 3,993 15. Humbang Hasundutan 17.850 83.042 4,652 16. Pakpak Bharat 2.438 11.229 4,606 17. Samosir 7.684 36.301 4,724 18. Serdang Bedagai 73.585 377.307 5,127 19. Batu Bara 34.224 166.397 4,862

20. Padang Lawas Utara 16.618 80.730 4,858

21. Padang Lawas 14.737 71.858 4,876

22. Labuhan Batu Selatan 1.798 8.630 4,800

23. Labuhan Batu Utara 40.815 197.202 4,832

24. Nias Utara 6.295 25.432 4,040

25. Nias Barat 2.910 11.793 4,053

26. Sibolga - - -

Kabupaten/Kota Regency/City Luas Panen Harvested Area (Ha) Produksi Production (Ton) Rata-rata Produksi Yield Rate (Ton/Ha) 28. Pematangsiantar 3.786 18.705 4,941 29. Tebingtinggi 1.136 5.474 4,819 30. M e d a n 4.056 19.717 4,812 31. B i n j a i 4.032 19.247 4,774 32. Padangsidimpuan 8.559 40.434 4,724 33. Gunung Sitoli 1.815 7.387 4,070 Jumlah/Total 702.308 3.422.264 4,873

Sumber/Source : Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara/Agriculture offices of Sumatera Utara Province

Lokasi penelitian ditetapkan di kecamatan Tanjung Morawa. Daerah ini dipilih karena merupakan salah satu daerah dengan produktivitas tertinggi dan juga di daerah ini terdapat Balai Penelitian dan Pengembangan Padi, sehingga diharapkan di daerah penelitian penerapan teknologi baru dan juga penyuluhan baik mengenai penggunaan pupuk yang direkomendasikan lebih efisien dibandingkan dengan daerah lainnya.

Tabel 4. Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi sawah Menurut Kecamatan Tahun 2011

No. Kecamatan Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) 1 Bangun Purba 90 457 5,073 2 Batang Kuis 2.169 11.258 5,19 3 Beringin 5.266 28.973 5,502 4 Biru-biru 1.85 9.413 5,088 5 Deli Tua 31 158 5,106 6 Galang 2.007 10.579 5,271 7 Gunung Meriah 969 4.967 4,391 8 Hamparan Perak 14.218 75.708 5,235 9 Kutalimbaru 2.572 13.554 5,057 10 Labuhan Deli 8.291 43.595 5,258 11 Lubuk Pakam 2.494 13.422 5,382 12 Namorambe 1.953 10.082 5,162 13 Pagar Merbau 4.147 22.715 5,477 14 Pancur Batu 1.071 6.411 5,076 15 Pantai Labu 8.197 43.274 5,279

No. Kecamatan Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)

17 Percut Sei Tuan 10.669 56.225 5,251

18 Sibolangit 1.344 6.219 4,627 19 STM Hilir 2.119 10.865 5,127 20 STM Hulu 1.170 5.007 4,276 21 Sunggal 5.173 31.482 5,259 22 Tanjung Morawa 5.271 30.206 5,356 Jumlah 82358 441052 51,12681818

Sumber/Source : Dinas Pertanian Deli Serdang 2012

Sementara di Kecamatan Tanjung Morawa, Desa Wonosari dipilih sebagai lokasi penelitian secara purposive dengan pertimbangan Desa Wonosari memiliki kelompok tani terbanyak seperti ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 5. Banyaknya Kelompok Tani, Luas Areal Beririgasi dan Tadah Hujan di Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2010

No. Desa/Kelurahan Kelompok Tani Luas Areal (Ha) Irigasi Tadah Hujan

01. Medan Senembah 4 - 51 02. Bandar Labuhan 2 - 33 03. Bangun Rejo 1 - 20 04. Aek Pancur - - - 05. Naga Timbul 5 176 - 06. Lengau Seprang 6 155 99 07. Sei Merah - - 22 08. Dagang Kerawan 1 - 12 09. Tjg Morawa Pkn - - - 10. Tjg Morawa A 2 71 10 11. Limau Manis 1 - 33 12. Ujung Serdang 1 60 67 13. Bangun Sari 5 24 53

14. Bangun Sari Baru 2 - 128

15. Buntu Bedimbar - - - 16. Telaga Sari 1 - 20 17. Dagang Kelambir - 30 - 18. Tjg Morawa B 5 105 23 19. Tanjung Baru 2 102 43 20. Punden Rejo 3 69 - 21. Tanjung Mulia 4 100 - 22. Perdamean 7 361 - 23. Wonosari 8 622 -

No. Desa/Kelurahan Kelompok Tani Luas Areal (Ha) Irigasi Tadah Hujan

24. Dalu Sepuluh A 1 82 -

25. Dalu Sepuluh B 7 93 145

26. Penara Kebun 1 - -

Jumlah 69 2.050 759

Sumber : Badan Pusat Statistik Deli Serdang 2012 Metode Penentuan Sampel

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode Stratified Random Sampling, unit samplingnya adalah usahatani padi sawah di lokasi penelitian sebanyak 60 sampel dengan batasan 30 sampel untuk berlahan luas dan 30 sampel untuk berlahan sempit. Batasan luas lahan untuk menyatakan berlahan luas dan juga berlahan sempit ditentukan dari perbandingan luas lahan areal irigasi terhadap total petani padi sawah di Desa Wonosari yaitu 622 Ha/1166 Ha yaitu 0,53 ≈ 0,5 Ha. Maka batasan untuk lahan luas adalah >0,5Ha dan lahan sempit ≤

0,5Ha.

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan juga data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dari petani padi melalui kuisioner yang dibuat oleh peneliti. Adapun data primer yang diambil berupa luas lahan petani, umur tanaman, total biaya yang dikeluarkan, penerimaan petani. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, dan Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang dan instansi terkait. Adapun data sekunder yang diambil berupa luas lahan, jumlah petani, rekomendasi penggunaan pupuk , produktivitas dan jumlah produksi.

Metode Analisis Data

Untuk identifikasi masalah 1 dan 3, yaitu tentang distribusi pupuk bersubsidi dan juga perkembangan produksi dan produktivitas padi sawah di Kecamatan Tanjung Morawa di Kabupaten Deli Serdang akan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif setelah mengetahui kondisi di daerah penelitian tentang penggunaan pupuk bersubsidi.

Untuk menguji identifikasi masalah 2, digunakan metode yang sesuai dengan hipotesis yang dibuat. Dipandang dari kosep efisiensi ekonomis, pemakaian factor produksi dikatakan efisien apabila ia dapat menghasilkan keuntungan maksimum.tingkat efisiensi harga merupakan suatu upaya dimana nilai produksi marginal suatu input harus sama dengan harga input tersebut atau dapat dianalisis dengan :

EH =���� ��� = ����� ��� = 1 (Soekartawi, 2003) Dimana:

EH = Tingkat efisiensi input/harga pupuk bersubsidi (Rp). PMx = Produk marginal input pupuk bersubsidi Xi (Kg/ha). Py = Harga rata-rata padi sawah (Kg/ha).

Pxi = Harga rata-rata input pupuk bersubsidi Xi (Kg/Ha). Hipotesis :

H0 : Efisiensi harga pupuk Urea, ZA, SP-36, NPK bersubsidi pada tanaman padi sawah di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang sudah efisien.

H1

Kriteria uji :

: Efisiensi harga penggunaan pupuk Urea, ZA, SP-36, NPK bersubsidi pada tanaman padi sawah di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang tidak efisien.

Jika EH = 1 maka H0 diterima, tolak H1

Jika EH ≠ 1 maka H0 diterima, tolak H1

Jika (NPMx / Px) > 1; artinya penggunaan input X belum efisien. Untuk mencapai efisien, input x harus ditambah dan;

Jika (NPMx / Px) < 1; artinya penggunaan input X tidak efisien. Untuk menjadi efisien, maka penggunaan input x perlu dikurangi.

Produksi marginal (PM) diperoleh dari penamaan fungsi produksi total. Produksi marginal dianalisis dengan menggunakan regresi yang diturunkan dengan metode kuadrat terkecil (Ordinary Least square/OLS). Ada beberapa tahapan kerja dalam mengaplikasikan metode OLS yang dapat dilihat dalam tahapan berikut :

1. menentukan variabel terikat dan bebas yang sudah ditentukan sebelumnya. yaitu luas lahan, benih, pupuk Urea bersubsidi, pupuk ZA bersubsidi, pupuk NPK bersubsidi, pupuk SP-36 bersubsidi, pestisida dan tenaga kerja dimana nilai-nilai parameter tersebut selanjutnya akan diduga, adapun fungsinya menjadi:

Y = f (D,X1, X2,X , X4, X5,X6,X7 β, μ)

Dimana :

Y = produksi padi sawah

D= dummy Luas Lahan (Ha) dimana, 1= lahan luas (>0,5 Ha)

0= lahan sempit (≤0,5 Ha)

X2= pupuk Urea bersubsidi(Kg) X3= pupuk ZA bersubsidi (Kg) X4= pupuk NPK bersubsidi (Kg) X5= pupuk SP-36 bersubsidi (Kg) X6= Pestisida (Kg) X7= Tenaga Kerja (HKP) a1...a9= koefisien regresi

μ = Random Eror

2. Data dibersihkan dari outlier dengan menggunakan scatter plot untuk memperkecil varians data sehingga tidak menggangu hasil estimasi akhir.

3. Melakukan uji spesifikasi model dengan menggunakan uji linieritas dengan melihat nilai F sehingga didapat model yang digunakan bersifat linier atau tidak. Kriteria yang digunakan adalah bila Fhitung > Ftabel bentuk hubungan linier. 4. Untuk memperoleh model regresi yang terbaik ada beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi yaitu sebagai berikut.

Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dimasksudkan untuk menhindari adanya hubungan yang linier antara variabel bebas. Multikolinieritas dapat dideteksi dengan beberapa metode, diantaranya adalah dengan melihat:

• Jika nilai Toleransi atau VIF (variance Inflation Factor) kurang dari 0,1 atau nilai VIF melebihi 10

• Terdapat koefesien korelasi sederhana yang mencapai atau melebihi 0,9 jika nilai F-hitung melebihi nilai F-tabel dari regresi antara variabel bebas (Sujianto, 2009).

Uji Heterokesdasitas

Untuk mengetahui apakah penelitian ini terjadi heteroskesdasitas adalah dengan melihat gambar scater plot dimana apabila tidak terjadi heteroskesdasitas maka titik akan bersebar tanpa membentuk pola tertentu.

Uji Asumsi Normalitas

Uji asumsi normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi, varibel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal (Santoso, 2000). Apabila asumsi ini tidak terpenuhi, baik uji F ataupun uji-t, dan nilai estimasi nilai variabel dependen menjadi tidak valid (Utomo, 2007). Untuk mendekati normalitas pada model regresi yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal plot. Adapun dasar pengambilan keputusannya berdasarkan kriteria uji sebagai berikut: a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

5. Selanjutnya dilakukan estimasi pada model dengan metode enter sehingga didapat nilai R square dan nilai F.

Tingkat efisiensi teknik (ET) dianalisis dengan membandingkan besaran produksi dilapangan dengan besaran produksi yang dapat dicapai didaerah tersebut (Soekartawi, 2003) atau dapat dituliskan:

ET = �� Ŷ�

Dimana:

ET = Tingkat efisiensi teknik

Yi = Besarnya produksi (output) di daerah penelitian.

Ŷ�

= Besarnya produksi yang dapat dicapai di daerah penelitian Hipotesis :

H0

H

: Penggunaan Pupuk Urea, ZA, SP-36, NPK bersubsidi pada tanaman padi sawah di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang sudah efisien.secara teknik.

1

Kriteria uji :

: Penggunaan Pupuk Urea, ZA, SP-36, NPK bersubsidi pada tanaman padi sawah di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang tidak efisien.secara teknik.

Jika ET = 1 maka H0 diterima, tolak H1 Jika ET ≠ 1 maka H0 diterima, tolak H1

Jika efisiensi teknik (ET) tidak sama dengan 1 maka produksi tidak dikatakan efisien. Akan tetapi jika ET = 1 maka produksi dikatakan efisien. Tingkat efisiensi ekonomi dianalisis dengan melakukan perkalian antara tingkat efisiensi teknik dengan tingkat efisiensi harga.

Untuk identifikasi masalah 4 diketahui dengan melihat seberapa besar kontribusi total biaya yang dikeluarkan petani untuk membeli pupuk terhadap total biaya produksi dengan perhitungan sebagai berikut:

% Biaya Pupuk =����� ����� �����

Total biaya diperoleh dari penjumlahan seluruh biaya produksi dalam usahatani padi sawah.

Definisi Operasional Variabel

Sesuai dengan variabel yang diamati, maka definisi operasionalnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Jumlah produksi adalah jumlah padi yang dihasilkan oleh petani pemilik dalam satuan kilogram (Kg).

2. Luas lahan yaitu luas lahan yang digunakan untuk menanam padi dalam satuan meter persegi (Ha).

3. Input produksi adalah komponen yang mutlak harus diperlukan dalam melaksanakan proses produksi pada usaha tani padi sawah yang terdiri dari lahan, pupuk, benih, dan obat-obatan.

4. Pupuk merupakan jumlah keseluruhan pupuk bersubsidi yang digunakan oleh para petani padi di daerah penelitian untuk menghasilkan produksi tertentu yaitu pupuk Urea, ZA, NPK, SP-36, dan pupuk organik.

5. Produktivitas dalam usaha tani padi adalah perbandingan produk total usaha tani padi sawah dengan luas lahan usahatani padi sawah dengan satuan Kg/Ha.

Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kerancuan dalam menganalisis penelitian ini maka dirumuskan beberapa batasan operasional :

1. Sampel penelitian adalah petani yang mengusahakan tanaman padi sawah di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.

2. Daerah penelitian adalah Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.

Dokumen terkait