• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1.Metode Penentuan Daerah Sampel

Penelitian ini dilakukan di kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Daerah

penelitian ini dipilih secara sengaja dengan mempertimbangkan bahwa instansi

atau lembaga ini merupakan pengelola kebun teh terbesar di sumatera utara.

Dengan memanfaatkan sumber data sekunder dari PTPN IV ini, diharapkan dapat

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi biaya produksi teh hitam PTPN

IV, baik lokal maupun internasional. Selain itu data sekunder tersebut digunakan

untuk melengkapi hasil penelitian yang akan membantu dalam penyelesaian

skripsi ini.

3.2. Metode Pengambilan Data Sampel

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah sampel data mengenai

segala hal yang mempengaruhi biaya produksi teh hitam tahun 2008 sampai

dengan tahun 2012 di PTPN IV untuk melihat pengaruh harga dari waktu yang

lalu dengan yang akan datang dengan penelitian sebelumnya, berbagai terbitan

dan publikasi lain yang terkait dengan teh hitam baik cetak maupun elektronik

(internet).

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Pengumpulan data sekunder diperoleh dari lembaga serta instansi terkait seperti

3.4. Metode Analisis Data

Nugroho (1995), mengemukakan bahwa selama ini dikenal dua bentuk

analisis yang lazim digunakan yaitu analisis regresi dan analisis rasio.

Untuk identifikasi masalah (1), menggunakan analisis regresi dengan

menyusun suatu model dari tingkat output tertentu sebagai fungsi dari berbagai

tingkat input tertentu. Seperti digambarkan dalam persamaan berikut :

Y = f (X1, X2, X3)

dimana :

Y = Harga Jual Teh Hitam PTPN IV

X1 = Biaya Produks i Teh Hitam PTPN IV

X2 = Harga Pasar Teh Hitam

X3 = Keuntungan

Kemudian fungsi tersebut ditranformasikan ke dalam model persamaan

regresi linier berganda (multiple regression) dengan spesifikasi model sebagai

berikut : Y = α + β1X1+ β2X2+ β3X3 + µ dimana : Y = Harga PTPN IV X1 = Harga Pasar X2 = Biaya Produksi X3 = Keuntungan α = Konstanta β1- β3 = Koefisien regresi µ = Term of error

Persamaan regresi akan menghasilkan estimasi hubungan yang dapat

digunakan untuk memprediksi tingkat output yang dihasilkan oleh suatu unit pada

tingkat input tertentu. Unit tersebut akan dinilai efisien bila mampu menghasilkan

jumlah output yang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah output hasil

estimasi. Sebagaimana dalam analisis rasio, analisis regresi juga tidak mampu

mengatasi kondisi di mana terdapat banyak jenis output dan jenis inputnya.

Karena hanya satu indikator yang bisa ditampung dalam sebuah persamaan

regresi. Bila dilakukan penggabungan banyak output / input dalam satu indikator,

maka informasi yang dihasilkan menjadi tidak rinci lagi (Nugroho, 1995).

Secara serempak hipotesis yang digunakan adalah :

H0 : Harga pasar tidak akan berpengaruh terhadap harga teh hitam.

H1 : Harga pasar akan berpengaruh terhadap harga teh hitam.

H0 : Biaya produksi tidak akan berpengaruh terhadap harga teh hitam.

H1 : Biaya produksi akan berpengaruh terhadap harga teh hitam.

H0 : Keuntungan tidak akan berpengaruh terhadap harga teh hitam.

Untuk identifikasi masalah (2), menggunakan Analisis rasio mengukur

efisiensi harga dengan cara membandingkan antara nilai produksi marginal yang

digunakan dengan harga barang seperti persamaan berikut :

���� �� = 1

Dimana :

NPMx = Nilai Produksi Marginal input x

Px = Harga faktor produksi x

Jika ����

�� > 1 maka penggunaan input x belum efisien. Untuk mencapai efisien, input x harus ditambah. Jika ����

�� < 1 Maka penggunaan input x tidak efisien. Untuk mencapai efisien, maka input x harus dikurangi. Efisiensi harga

dapat tercapai apabila perbandingan antara nilai produktivitas marjinal

masing-masing input (NPMxi) dengan harga inputnya (Pxi) sama dengan satu. Kondisi ini

menghendaki NPM sama dengan harga faktor produksi (Soekartawi, 1995).

3.5.Interpretasi Hasil

3.5.1. Koefisien Determinasi (R2)

Dalam suatu penelitian yang bersifat observasi, perlu diperhatikan seberapa

jauh model yang terbentuk dapat menerangkan kondisi yang sebenarnya. Dalam

analisis regresi dikenal dengan suatu ukuran yang dapat dipergunakan untuk

keperluan tersebut, yang dikenal dengan koefisien determinasi. Dimana nilai

koefisien determinasi ini merupakan suatu ukuran yang menunjukkan besar

sumbangan dari variabel independen terhadap variabel dependen, atau dengan

ini mendekati angka 1, maka variabel independen semakin mendekati hubungan

dengan variabel dependen sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan model

tersebut dapat dibenarkan (Gujarati, 2003). Adapun kegunaan koefisien

determinasi adalah :

Sebagai ukuran ketepatan/kecocokan garis regresi yang dibuat dari hasil

estimasi terhadap sekelompok data hasil observasi. Semakin besar nilai R2, maka

semakin bagus garis regresi yang terbentuk, dan semakin kecil R2, maka semakin

tidak tepat garis regresi tersebut yang mewakili data hasil observasi.

Untuk mengukur proporsi (Presentase) dari jumlah variasi Y yang

diterangkan oleh model regresi atau untuk mengukur besar sumbangan dari

variabel X terhadap variabel Y.

3.5.2. Uji parsial (Uji t-statistik)

Dengan Kriteria Uji :

a. Jika th > tt maka ada pengaruh nyata terhadap variabel bebas terhadap variabel

terikat.

Rumus : th = � ��(�) Dimana :

th = t hitung

SE = Standar error koefisien

ah = Koefisien regresi hasil estimasi untuk variabel ke-h

3.5.3. Analisis Efisiensi Harga Penggunaan Faktor-Faktor Produksi

Uji efisiensi digunakan untuk melihat apakah input atau faktor produksi

yang digunakan pada perkebunan teh hitam di PTPN IV sudah efisien atau belum.

Efisiensi adalah upaya penggunaan input sekecil-kecilnya untuk mendapatkan

produksi yang sebesar-besarnya. Efisiensi harga tercapai apabila perbandingan

antara nilai produktivitas marjinal (NPMx) sama dengan biaya input tersebut (Px).

(Soekartawi, 1995). Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

����=������ ������ = 1 ��.�� =������ ��.�� �� Dimana : PM = Produk Marginal Py = Harga Barang Y

Px = Harga faktor produksi X

NPMx = Nilai Produktivitas Marginal Faktor X

Jika ����

�� > 1 maka penggunaan input x belum efisien. Untuk mencapai efisien, input x harus ditambah. ����

�� < 1 Maka penggunaan input x tidak efisien. Untuk mencapai efisien, maka input x harus dikurangi. Efisiensi harga dapat

tercapai apabila perbandingan antara nilai produktivitas marjinal masing-masing

input (NPMxi) dengan harga inputnya (Pxi) sama dengan satu. Kondisi ini

menghendaki NPM sama dengan harga faktor produksi (Soekartawi, 1995).

3.6. Definisi dan Batasan Operasional 3.6.1. Definisi

• Efisiensi harga teh hitam adalah perbandingan antara nilai produktivitas marginal dengan harga inputnya.

• Permintaan teh adalah jumlah kebutuhan teh konsumsi yang dibutuhkan oleh masyarakat.

• Penawaran teh adalah jumlah teh yang didistribusikan ke berbagai daerah dan di ekspor.

• NPMx adalah Nilai Produksi Marginal Faktor x.

3.6.2. Batasan Operasional

Teh hitam yang diteliti adalah teh hitam yang diproduks i oleh PTPN IV.

• Penelitian dilakukan dengan mencari informasi yang didapat dari pihak PTPN IV maupun data dari BPS untuk mengetahui jumlah produksi dan

harga yang diberikan oleh pihak PTPN IV sendiri maupun pihak

pemerintah, baik harga jual dalam negeri maupun ekspor.

BAB IV

Dokumen terkait