• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang diterapkan adalah metode survei yang menggali data dan informasi yang diperlukan dari responden sebagai contoh (sampel) mewakili populasi yang ada. Survei dilakukan untuk mendapatkan data primer dan data sekunder. Data primer diarahkan pada pengumpulan data mengenai potensi sumberdaya di kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa DKI Jakarta.

Data yang diambil pada survei potensi sumberdaya yang terdapat di Pelabuhan Sunda Kelapa, kecenderungan perubahan dari usaha yang dilakukan serta beberapa parameter lingkungan yang penting seperti kecerahan, kedalaman dan kondisi oseanografis lainnya.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ditetapkan secara sengaja (purposive), yaitu di Pelabuhan Sunda Kelapa DKI Jakarta, dimana secara geografis terletak pada 106047’30” BT hingga 106055’10” BT dan 603’30” LS hingga 605’10”. Secara visual, peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 5 dan peta detail Pelabuhan Sunda Kelapa DKI Jakarta dapat di lihat pada Lampiran 1.

Gambar 5. Peta lokasi penelitian kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa DKI Jakarta

ÎTEL UK JA KARTA 688 000 688 000 696 000 696 000 704 000 704 000 712 000 712 000 720 000 720 000 92 96 00 0 92 96 0 00 93 04 00 0 93 04 0 00 93 12 00 0 93 12 0 00 93 20 00 0 9320 0 00 93 28 00 0 9328 0 00

PETA LO KASI PENELITIAN KAW AS AN PELA BUHAN SUNDA KE LAPA DK I JAKART A

D ISU SUN OLE H : SYARIFAH W IR DAH

P 0 520 303 61

PR OGRAM STUD I PENGELOLAA N S UMBERDA YA

AL AM DAN LINGKU NGAN SE KOLAH P ASCAS ARJANA INS TITUT PER TANIAN BOG OR

B OGOR 20 06 5000 0 5000 Km N E W S KETER AGAN KECAMAT AN PADEMAN GAN PENJARINGAN SUMBER:

1. PET A LINGKUNG AN PANTAI INDONESIA SKALA 1:25 0.00 BAKO SURTANAL 2002 2. PET A RUPA BUMI SKALA 1: 2 5.0 00 BAK OSURTANAL 199 8

IND EKS PET A

Lokasi Pelabuhan Sunda Kelapa DKI Jakarta

Secara administratif Pelabuhan Sunda Kelapa berada di 2 wilayah Kelurahan dan 2 wilayah Kecamatan. Di sebelah timur kolam dermaga masuk wilayah Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan dan di sebelah Barat kolam dermaga masuk wilayah Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan. Lokasi Pelabuhan Sunda Kelapa berada di wilayah RW 01 dan RW 02 Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan tepatnya di Teluk Jakarta di Muara Sungai Ciliwung Jakarta Utara. Penelitian dilaksanakan mulai bulan September sampai bulan April 2006.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif korelasional yaitu berusaha untuk menggambarkan atau mendeskripsikan secara tepat mengenai fakta-fakta serta hubungan antara fenomena yang diteliti (Nazir, 1999). Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode survei, yaitu metode yang bertujuan untuk meminta tanggapan responden. Beberapa pendekatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah diskusi dan wawancara dengan panduan kuesioner serta pengamatan langsung terhadap kegiatan di Pelabuhan Sunda Kelapa. Data sekunder akan dikumpulkan berdasarkan sumber-sumber yang terkait seperti hasil penelitian sebelumnya, hasil studi pustaka, berbagai kebijakan dan peraturan perundang-undangan, laporan serta dokumen berbagai instansi yang berhubungan dengan penelitian.

Penentuan responden dilakukan dengan sengaja (purposive sampling). Menurut Malo dan Trisnoningtias (2001), pengertian sengaja atau purposive disini adalah bahwa peneliti menentukan responden dengan anggapan atau pendapatnya (judgment) sendiri sebagai sampel penelitiannya. Responden terdiri dari stakeholders yang mengetahui permasalahan dan kondisi pelabuhan dari berbagai lembaga/instansi terkait, swasta, LSM dan masyarakat di sekitar pelabuhan. Untuk sampel masyarakat menggunakan kriteria sebagaimana yang dimaksudkan oleh Singarimbun dan Effendi (1989) yaitu bahwa responden adalah mereka yang mempunyai mata pencaharian dan beraktifitas di sekitar pelabuhan selama minimal lima tahun. Rincian jumlah sampel dapat di lihat pada Tabel 2.

31 Tabel 2 Perincian jumlah sampel yang diperlukan dalam penelitian

No Sampel Jumlah 1. Pemerintah Daerah Jakarta Utara 2 orang

2. Dinas Perhubungan Jakarta Utara 2 orang

3. Bappeko Jakarta Utara 2 orang

4. PT (Persero) PELINDO Pusat 2 orang

5. PT (Persero) PELINDO II Cabang Sunda Kelapa 3 orang

6. BPLHD Jakarta Utara 3 orang

7. Pengusaha/Swasta (pemanfaat jasa pelabuhan) 2 orang 8. Organisasi non pemerintah (LSM) 2 orang 9. Masyarakat di sekitar pelabuhan (pekerja, pedagang) 22 orang

JUMLAH 40 orang

3.3.1. Tahapan pengumpulan data

¾ Pengambilan sampel air dan analisis laboratorium untuk mengetahui kualitas perairan Pelabuhan Sunda Kelapa.

¾ Merangkum beberapa peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan Pelabuhan Sunda Kelapa.

¾ Melakukan observasi dan identifikasi permasalahan yang ada di lapangan, untuk memperoleh informasi mengenai proses pelaksanaan kebijakan di Pelabuhan Sunda Kelapa

¾ Wawancara, diskusi dengan menggunakan panduan kuesioner berstruktur yang telah disiapkan terhadap para pelaku (aktor) utama yang mewakili pihak yang berkepentingan (stakeholders).

3.3.2. Pengambilan sampel air

¾ Pengambilan sampel air dengan menggunakan alat van dorn sampler

¾ Sampel air dimasukkan dalam botol kemudian pemberian label nama.

¾ Sampel air dimasukkan ke dalam cool box untuk dibawa ke laboratorium guna keperluan analisis terhadap parameter fisika, kimia dan biologi air.

¾ Untuk fitoplankton dilakukan penyaringan menggunakan plankton net mesh ukuran 25 μm. Contoh fitoplankton selanjutnya disimpan dalam botol film, untuk diidentifikasi di laboratorium.

¾ Pengambilan makrozoobentos dilakukan melalui pengambilan sedimen contoh dengan menggunakan petersen grab.

¾ Pengambilan sampel dilakukan sebanyak tiga kali, dengan Interval waktu pengambilan sampel selama satu bulan.

3.4. Jenis dan Sumber Data

Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer dan sekunder. Sebagai sumber data primer untuk kualitas air diambil langsung dari lokasi penelitian dengan pengambilan sampel pada tiga stasiun, pada jarak 50 m, 500 m dan 1000 m dari pelabuhan, peta titik pengambilan sampel air dan sedimen dapat dilihat pada Lampiran 2. Sedangkan data primer untuk persepsi stakeholder, sosial-budaya masyarakat di sekitar pelabuhan, dan formulasi strategi kebijakan diperoleh dari responden. Data sekunder akan dikumpulkan berdasarkan sumber-sumber yang terkait seperti hasil penelitian sebelumnya, hasil studi pustaka, berbagai kebijakan dan peraturan perundang-undangan, laporan serta dokumen berbagai instansi yang berhubungan dengan penelitian. Jenis data sekunder yang dikumpulkan disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Jenis dan sumber data sekunder yang dikumpulkan

No. Jenis Data Sumber Data

1. Kebijakan pembangunan Bappeda Kota 2. Rencana pemanfaatan ruang Bappeda Kota

3. Renstra Pelabuhan Sunda Kelapa PT (Persero) Pelindo II 4. Oseanografi (bathimetri, pasut, gelombang,

arus laut dan angin) Dishidros TNI-AL 5. Sistem prasarana transportasi Dep. Hub dan PT

(Persero) Pelindo II 6. Rencana Pengembangan Infrastruktur lainnya PLN, PAM , PT.

TELKOM dll. 7. Demografi, ekonomi dan sosial budaya BPS Jakarta Utara 8. Peta oseanografi peta lingkungan pantai

Indonesia skala 1:50.000, Peta Lingkungan Laut Nasional skala 1:500.000

Dishidros TNI-AL, BAKOSURTANAL 9. Peta alur laut Kepulauan Indonesia skala

1:200.000 Dishidros TNI-AL

10. Database Pelabuhan Sunda Kelapa revisi

2004 PT. (Persero) Pelindo II Cabang Sunda Kelapa 3.5. Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu: analisis kualitas perairan dan analisis multi criteria decision making (MCDM).

3.5.1. Analisis Kualitas Air

Analisis kualitas air bertujuan untuk menentukan present status kondisi perairan sekitar kawasan yang akan dikembangkan. Adapun data kualitas air yang dibutuhkan beserta metode yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.

33 Analisis kualitas air dilakukan di Laboratorium Limnologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Bogor. Hasil analisis kualitas air di laboratorium akan dibandingkan dengan baku mutu air yang berlaku yaitu standar baku mutu air laut berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 tahun 2004.

Tabel 4. Parameter-parameter kualitas air yang diukur

No Parameter Satuan Alat/Metode Sumber Data Fisika air

1. Suhu oC Termometer In situ

2. Kecerahan Perairan m Secchi Disc In situ

3. TSS ppm Gravimetrik Laboratorium

Kimia air

4. Salinitas 0/oo Skala metrik In situ 5. Oksigen terlarut ppm DO meter Laboratorium

6 pH - pH meter Laboratorium

7. BOD ppm Titrimetrik Laboratorium

8. COD ppm Titrimetrik Laboratorium

9. Amonia ppm Spektrofotometrik Laboratorium

10. Pb (Timbal) ppm AAS Laboratorium

11. Cd (Kadmium) ppm AAS Laboratorium

Biologi air

10. Fitoplankton Ind/l Mikroskopis Laboratorium

11. Makrozoobentos Ind/m2 Identifikasi Laboratorium

3.5.2. Analisis Multi Criteria Decision Making (MCDM)

Analisis MCDM dengan teknik simple multi attribute rating technique (SMART) dan visual interactive sensitivity analysis (VISA) ini bertujuan untuk menghasilkan alternatif pengambilan keputusan atau alternatif yang terbaik untuk pengelolaan lingkungan Pelabuhan Sunda Kelapa. Pada analisis MCDM digunakan software (Critplus) Versi 3.0 ini, pembobotan suatu alternatif dan kriteria yang diambil, disusun berdasarkan matrik seperti yang disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Matrik pembobotan kriteria dalam penentuan pengambilan keputusan

KRITERIA C 1 C 2 ….. C n Alternatif W 1 W 2 ….. W n A 1 A 11 A12 …… A 1 n A 2 A 21 A 22 ….. A 2 n ….. ….. ….. ….. ….. A m A m1 A m2 ….. A mn

Keterangan :

A (i = 1,2, m) = menunjukkan pilihan alternatif yang ada Cj (j = 1,2,n) = merujuk pada kriteria dengan bobot Wj Aij (i=1..m, j = 1 ..n) = pengukuran keragaan dan satu alternatif Ai berdasarkan kriteria Cj.

Teknik SMART merupakan keseluruhan proses dari perantingan alternatif-alternatif dan pembobotan dari atribut yang ada. Tahap yang dilakukan adalah 1) mengurutkan kriteria yang menjadi faktor pembatas dari pemanfaatan dan 2) melakukan estimasi rasio kepentingan relatif dari rangking setiap atribut yang ada. Selanjutnya analisis yang ada, digabung menjadi satu dengan mengagregasi (dengan cara membuat rata-rata geometrik) faktor-faktor yang menjadi pembatas setiap pemanfaatan dengan formulasi :

γ = π Si 1/n

Keterangan :

γ = rata-rata geometrik, dimana n = 2...sehingga persamaan menjadi :

γ = √ S1 x S2

S = jumlah total variabel

Berdasarkan hasil analisis di atas, maka diperoleh hasil dalam menentukan prioritas pemanfaatan pelabuhan yang akhirnya akan menghasilkan skenario kebijakan pengelolaan lingkungan Pelabuhan Sunda Kelapa yang akan dikembangkan.

Untuk mencapai tujuan penelitian, dalam analisis ini disusun beberapa faktor/kriteria dan indikator sebagai berikut:

1. Kriteria ekologis dengan indikator : kondisi kualitas perairan dan tingkat kesesuaian dengan RTRW.

2. Kriteria ekonomi dengan indikator : kontribusi pajak pelabuhan, volume pendaratan, nilai ekonomi dampak pencemaran dan nilai produksi barang. 3. Kriteria sosial budaya dengan indikator : konflik pelabuhan dengan

masyarakat, persepsi masyarakat terhadap pelabuhan, local employment. 4. Kriteria kelembagaan dengan indikator : aspek legalitas, efisiensi

kelembagaan dan sarana prasarana.

Untuk lebih jelasnya secara visual dapat dilihat pada pohon nilai penentuan prioritas pemanfaatan Pelabuhan Sunda Kelapa disajikan pada Gambar 6.

35

Gambar 6. Pohon nilai pemanfaatan Pelabuhan Sunda Kelapa

3.6. Definisi operasional

Suatu definisi operasional, yang merupakan petunjuk tentang suatu variabel diukur, sangat membantu dalam komunikasi antar peneliti. Dengan mengetahui definisi operasional untuk mengukur suatu variabel, seorang peneliti akan mengetahui baik buruknya konsep tersebut (Malo dan Trisnoningtias, 2001)

Adapun definisi operasional dari beberapa indikator diatas adalah sebagai berikut:

1. Kondisi kualitas perairan

Perubahan yang terjadi pada lingkungan perairan Pelabuhan Sunda Kelapa 2. Kesesuaian dengan RTRW

Tingkat kesesuaian lokasi pelabuhan dengan rencana tata ruang wilayah. 3. Kontribusi pajak Pelabuhan Sunda Kelapa

Kontribusi pajak pemasukan dari Pelabuhan Sunda Kelapa terhadap pendapatan negara.

4. Volume pendaratan

5. Nilai ekonomi dampak pencemaran

Besar biaya yang dikeluarkan Pelabuhan Sunda Kelapa setiap tahun untuk mengatasi pencemaran lingkungan sekitar pelabuhan.

6. Nilai produksi barang

Tingkat produktifitas barang atau arus barang yang dibongkar atau dimuat di Pelabuhan Sunda Kelapa.

7. Persepsi stakeholders terhadap pelabuhan

Pendapat stakeholders terhadap keberadaan Pelabuhan Sunda Kelapa 8. Konflik pelabuhan dan masyarakat

Persentasi interaksi masyarakat dengan Pelabuhan Sunda Kelapa. 9. Local employment

Jumlah tenaga kerja lokal yang bekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa. 10. Aspek legalitas

Data legalitas tanah dan perairan Pelabuhan Sunda Kelapa. 11. Efisiensi kelembagaan

Tingkat efektifitas atau peranan kelembagaan dalam menerapkan kebijakan dan peraturan yang ada.

12. Sarana prasarana

Infrastruktur yang tersedia sebagai pendukung aktifitas Pelabuhan Sunda Kelapa.

Selanjutnya kriteria, indikator dan definisi operasional diatas, ditulis dalam bentuk Tabel matrik operasional indikator penelitian, dapat dilihat pada Lampiran 3. Panduan kuesioner penelitian pada Lampiran 4

Dokumen terkait