• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain eksploratif dengan pendekatan semi-kualitatif, dengan menggunakan metode analisis isi (content analysis) dalam menganalisis label kemasan pada produk makanan kentang yang ada di pasaran dan mengamati iklan produk di televisi kemudian menganalisis klaim yang ada di dalam iklan dan menyajikan data dalam bentuk frekuensi, diagram, dan persentase. Pengumpulan dan analisis data dilakukan pada bulan April – Juni 2014, untuk pengumpulan iklan televisi dengan cara mengunggah lewat internet maupun

web tentang iklan produk kemasan kentang dan pengambilan sampel label kemasan berlokasi di berbagai pasar swalayan Kota Bogor yang menjual produk makanan kentang kemasan. Pemilihan tempat dilakukan secara purposive dengan memilih kota bogor dan pemilihan Giant Hypermarket Botani Square (Hypermarket), Yogya Bogor

Junction (supermarket), dan Alfamidi Babakan Raya (minimarket) pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan karena pada prinsipnya, seluruh merek produk makanan kemasan kentang pada hypermarket, supermarket, dan minimarket yang dipilih akan diamati. Berbagai jenis pasar yang dipilih (hypermarket, supermarket, dan minimarket) bersifat saling melengkapi.

Populasi dan Contoh Penelitian

Populasi penelitian merupakan produk dari berbagai merek yang ada di pasaran yang berbahan dasar kentang. Teknik pemilihan sampel dilakukan secara purposive

dengan cara memilih produk pangan yang terbuat dari kentang. Produk-produk makanan kentang kemasan yang diteliti merupakan produk yang dijual di ketiga tempat yang telah ditentukan. Dari ketiga tempat itu didapat 60 sampel yang akan diamati. Populasi untuk iklan televisi adalah iklan yang telah dimuat ditelevisi pada tahun 2011-2014. Jumlah iklan yang didapat yang akan menjadi contoh di dalam penelitian ini adalah 20 iklan makanan kentang.

Variabel Penelitian

Penelitian ini mengamati beberapa variabel yaitu variabel label kemasan dan iklan, pada iklan yaitu karakteristik klaim pada iklan yang mencakup sifat klaim pada iklan. Lalu variabel-variabel dari iklan tersebut akan dianalisis dengan menggunakan Undang-Undang Perlindungan Konsumen No 8 Tahun 1999 pada pasal 9 ayat 1, pasal 10, dan pasal 17 dan Etika Pariwara Indonesia (EPI). Aspek iklan yang diatur dalam EPI adalah isi iklan, pemeran iklan, dan ragam iklan. Untuk variabel yang akan diteliti dalam label kemasan pangan adalah informasi yang dicantumkan pada label. Pada penelitian ini, contoh label produk makanan kentang kemasan siap makan akan

dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. Unsur-unsur label dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Unsur Label yang diamati pada kemasan produk makanan kentang kemasan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999

No Unsur Label Pasal dan Ayat

A Teknis pencantuman label 2, 27 (1), 29 (a,b)

B Tulisan pada label 13 , 15, 16

C Keterangan Minimum Label 3 (2)

1. Nama produk pangan 17, 18

2. Daftar bahan 19, 20

3. Berat bersih atau Isi bersih 23, 24, 25

4. Nama dan alamat produsen 26

5. Tanggal kadaluwarsa 27, 28, 29

D Keterangan lain

1. Manfaat pangan bagi kesehatan 6, 21, 33 (1)

2. Penyataan tentang halal 10, 11

3. Nomor pendaftaran pangan 30

4. Kode produksi 31

5. Keterangan tentang kandungan gizi 32, 33 (1)

6. Keterangan tentang iradiasi pangan 34

7. Keterangan tentang pangan rekayasa genetika 35

8. Keterangan tentang pangan sintesis yang dibuat dari bahan baku alamiah

36, 37

9. Keterangan tentang pangan olahan tertentu 38, 39, 40, 41

10. Keterangan tentang bahan tambahan pangan 6, 21, 33 (1)

E Keterangan yang dilarang (tidak boleh dicantumkan)

1. Keterangan yang tidak benar dan menyesatkan 5

2. Pangan dapat berfungsi sebagai obat 7

3.Mencantumkan nama dan lembaga yang menganalisis produk

pangan

8 4. Keterangan bahwa pangan mengandung zat gizi lebih unggul dari

produk pangan lain

33 (2) 5. Keterangan pangan terbuat dari bahan baku alamiah apabila pangan

dibuat tanpa menggunakan bahan baku alamiah atau hanya sebagian menggunakan bahan baku alamiah

37

6. Keterangan pangan terbuat dari bahan segar apabila pangan terbuat dari bahan setengah jadi atau bahan jadi

41

Pengumpulan dan Analisis Data

Pengumpulan data label kemasan dilakukan dengan cara menonton iklan produk kemasan kentang yang ada di web yaitu melalui youtube dan tvconair. Setiap iklan dianalisis yang mengandung klaim, satu persatu karakteristik iklan di uraikan beserta klaim kemudian dianalisis. Kemasan produk makanan kentang kemasan diamati di pasar swalayan dikumpulkan atau didapatkan melalui pencarian data di internet. Label pangan yang dicantumkan didalam kemasan diamati dan dianalisis berdasarkan petunjuk dari PP Nomor 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan. Analisis data dari hasil pengamatan terhadap label dan iklan produk kemasan makanan kentang dilakukan dengan metode analisis isi (content analysis). Analisis isi yang membandingkan kesesuaian hasil informasi yang didapatkan dari data pengamatan dengan ketentuan (pasal-pasal) dari produk hukum yang berlaku, yang dikenal dengan nama Legal Analysis Research (Whitney 1951 dalam Mahardika 2011). Data disajikan menggunakan statistika deskriptif menggunakan tabulasi silang dan persentase serta analisis kualitatif menggunakan PP Nomor 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan untuk menganalisis label kemasan produk pangan. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 dan Etika Pariwara Indonesia untuk menganalisis iklan.

Definisi Operasional

Makanan kemasan adalah makanan yang dibungkus atau dikemas dengan rapi, yang didalamnya terdapat label yang sekurang-kurangnya berisi nama produk, komposisi, isi netto, nama dan alamat produsen, nomor pendaftaran, kode produksi, tanggal kadaluarsa, label halal, dan cara penyajian.

Iklan adalah salah satu metode yang digunakan oleh pemasar untuk mengkomunikasikan produknya kepada konsumen.

Karakteristik produk adalah identitas dari produk yang diiklankan terkait merek dan jenisnya.

Klaim adalah pesan yang disampaikan oleh pemasar, untuk mempengaruhi konsumen yang berkaitan dengan produk kemasan makanan kentang.

Karakteristik klaim adalah sifat dari klaim (objektif, subejktif, dua arti, dan tidak rasional).

Label pangan adalah informasi yang dicantumkan pada produk kemasan makanan kentang

Nama produk adalah nama jenis produk yang menjelakan sifat atau keadaan sebenarnya dari prodk, misalnya keripik kentang, biskuit kentang.

Komposisi adalah bahan-bahan yang digunakan produsen untuk membuat makanan yang terbuat dari kentang.

Isi netto adalah berat bersih atau isi bersih di luar kemasan.

Nama dan alamat produsen adalah keterangan mengenai produsen yang tercantum didalam kemasan seperti alamat lengkap produsen yang berupa nama, tempat pembuatan, dan nomor telepon atau email agar dapat dihubungi.

Nomor pendaftaran adalah kode atau nomor yang diberikan oleh BPOM yang menjelaskan bahwa produk kemasan makanan kentang yang dijual oleh produsen telah terdaftar.

Kode produksi adalah berupa keterangan huruf atau angka atau perpaduannya yang menunjukkan riwayat makanan kentang yang telah diproduksi.

Tanggal kadaluarsa adalah keterangan mengenai batas produk kemasan makanan kentang aman untuk dikonsumsi yaitu berupa tanggal, bulan, dan tahun. Label halal adalah keterangan mengenai produk kemasan makanan kentang yang

dijual bisa dikonsumsi oleh umat muslim.

Cara penyajian adalah cara untuk mengkonsumsi, menggunakan atau menyajikan makanan kentang.

Analisis isi adalah metode analisis isi iklan dan label pangan dengan menggunakan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 dan Etika Pariwara Indonesia untuk menganalisis iklan, dan PP Nomor 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan untuk menganalisis label kemasan produk pangan

HASIL

Ragam Produk yang Berasal dari Kentang

Pada bagian ini akan membahas mengenai ragam produk olahan kentang untuk menjawab tujuan pertama. Kentang merupakan salah satu produk pertanian yang dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan turunannya. Secara umum, kentang biasanya diolah menjadi makanan seperti perkedel, sambal kentang, ataupun sup. Beberapa produk olahan kentang diantaranya adalah keripik, kerupuk, tepung, dan kentang goreng (Wibawa 2007). Di pasaran dunia produk olahan kentang yang umum diperdagangkan pati, tepung, kentang dalam kaleng, kentang kering, dan keripik kentang berupa chip dan stick. Bahkan di Negara maju pati kentang dipergunakan dalam berbagai industri seperti industri kertas, tekstil, perekat, sabun, pembuatan baterai, dan lain-lain (Romdhijati 2010). Kentang merupakan bahan makanan yang banyak disukai masyarakat. Kentang dapat diolah menjadi berbagai macam produk olah, beberapa diantaranya, chip kentang (keripik kentang), donat kentang, stick kentang dan kroket kentang (Litbang 2013). Di Indonesia umbi kentang umumnya diperdagangkan sebagai kentang segar atau sebagai olahan dan dikonsumsi sebagai pengganti nasi, disayur, dibuat perkedel, sambal goreng kering, keripik kuning dan keripik putih (Sinaga 1977). Berbagai macam hasil olahan umbi kentang secara berurutan dapat disebutkan bahwa keripik kentang, keripik kering, kentang beku, kentang olahan dalam kaleng merupakan produk olahan yang banyak diperdagangkan dipasaran (Siswoputranto 1985 dalam Sinaga 1998).

Kentang selain dikonsumsi dalam keadaan segar, dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan baik dalam skala rumah tangga maupun industri besar dan modern. Di Indonesia umumnya kentang diperdagangkan dalam bentuk segar dan beberapa jenis olahan, seperti keripik kentang, bubur kentang, French fries, dan

aneka macam makanan ringan. Dalam indusri rumah tangga kentang dapat dibuat menjadi berbagai masakan baik diolah dengan cara dikukus atau direbus, digoreng maupun dipanggang. Beberapa makanan olahan dari kentang dengan cara digoreng adalah kroket kentang, bakwan kentang, omelet kentang, donat kentang, lumpia kentang, dan kentang gulung roti. Makanan olahan kentang yang dimasak dengan cara dikukus atau direbus adalah lapis kentang, salad kentang, sup kentang, gulai ayam kentang, pudding kentang, kentang kelapa muda, brownies kentang kukus. Makanan olahan kentang yang dimasak dengan cara dipanggang adalah cake kentang, cake siram cokelat, kentang isi ayam, pastel tutup, roti kentang tabor gula, perkedel kentang panggang, sus kentang, dan pai isi kentang (Romdhijati 2010).

Label Kemasan Produk Kentang

Sebaran contoh produk makanan kemasan kentang yang diamati

Total produk kemasan makanan kentang yang diperoleh dari hasil pengumpulan contoh pada penelitian ini adalah 60 merek yang berasal dari Giant hypermarket Botani Square, Yogya Bogor Junction Supermarket, dan Alfamidi minimarket yang semuanya berlokasi di Kota Bogor, Jawa Barat. Produk-produk yang diamati merupakan produk makanan dari 12 perusahaan, terdapat tiga perusahaan yang merupakan perusahaan asing yaitu Kilang Makanan Mamee SDN. BHD Malaysia, Super Food Technology SDN. BHD Malaysia, dan Mc Cain Foods Canada. Kemudian Sembilan produk lainnya merupakan perusahaan dari produk makanan kentang yang berasal dari Indonesia yaitu perusahaan PT Indofood Fritolay Makmur, PT Siantar Top Tbk, PT Garudafood Putra Putri Jaya, PT Kaldu Sari Nabati Indonesia, PT Pacific Food Indonesia, PT URC Indonesia, PT Diamond Cold Storage, PT Charoen Pokhpand Indonesia Tbk, dan PT Balimuda Food.

Gambar 2 Jumlah item/jenis produk makanan kemasan kentang dari perusahaan yang diamati 15 4 8 4 4 1 4 3 2 6 7 2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 perusahaan

PT. Indofood Fritolay Makmur PT. Garudafood Putra Putri Jaya Kilang Makanan Mamee SDN. BHD Malaysia

PT. URC Indonesia PT. Siantar Top Tbk. PT. Kaldu Sari Nabati Indonesia PT. Pacific Food Indonesia PT. Balimuda Food PT. Charoen Pokhpand

Super Food Technology SDN. BHD Malaysia

PT. Diamond Cold Storage McCain Foods Canada

Gambar 2 menunjukkan bahwa jumlah jenis produk kemasan makanan kentang terbanyak dimiliki oleh PT Indofood Fritolay Makmur dan yang paling sedikit adalah PT Kaldu Sari Nabati Indonesia. Kemasan makanan kentang yang diteliti paling banyak adalah makanan ringan yaitu keripik kentang dan biskuit kentang. Jumlah produk yang diproduksi oleh perusahaan asing adalah 16 produk, untuk perusahaan Kilang Makanan Namee SDN. BHD Malaysia memproduksi delapan produk, perusahaan Super Foods Technology SDN. BHD Malaysia memproduksi enam produk, dan perusahaan Mc Cain Foods Canada memproduksi dua produk. Pengambilan contoh bersifat saling melengkapi, yaitu jika pada tempat yang diamati sebelumnya sudah terdapat jenis produk yang sama, maka pada tempat selanjutnya tidak perlu diamati. Dari keseluruhan produk, 44 produk merupakan keripik kentang dan dua merupakan biskuit kentang. Semua merek yang ditemui mencantumkan produsen yang memproduksi nya.

Tabel 3 Sebaran produk makanan ringan berdasarkan kategori dan perusahaan (n=46) Perusahaan Kategori PT Indofood Fritolay Makmur PT Garudafood Putra Putri Jaya Kilang Makanan Mamee SDN. BHD Malaysia PT URC Indonesia Super Food Technology SDN. BHD Malaysia PT Siantar Top Tbk PT Kaldu Sari Nabati Indonesia PT Pacific Food Indonesia Total n % n % n % n % n % n % n % n % n % Keripik Kentang 15 32.6 4 8.7 8 17.4 4 8.7 6 13.0 3 6.5 0 0 4 8.7 44 95.6 Biskuit Kentang 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 1 2.2 1 2.2 0 0.0 2 4.4 Total 15 32.6 4 8.7 8 17.4 4 8.7 6 13.0 4 8.7 1 2.2 4 8.7 46 100.0

Produk makanan kemasan kentang pada kategori makanan ringan yaitu keripik kentang dan biskuit kentang. Berdasarkan Tabel 3 makanan ringan yang paling banyak di produksi adalah keripik kentang dengan total produk 44 dan biskuit kentang hanya 2 produk. Perusahaan yang memproduksi biskuit kentang hanya perusahaan PT Siantar Top Tbk dan PT Kaldu Sari Nabati Indonesia. Kemudian perusahaan yang paling banyak memproduksi keripik kentang adalah PT Indofood Fritolay Makmur yaitu sebanyak 15 produk.

Tabel 4 Sebaran produk makanan instan berdasarkan kategori perusahaan (n=14) Perusahaan Kategori PT Diamond Cold Storage Mc Cain Foods Canada PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk PT Balimuda Food Total n % n % n % n % n % Kentang Beku 7 50.0 2 14.3 2 14.3 0 0 11 78.6 Bubur Kentang 0 0.0 0 0.0 0 0.0 3 21.4 3 21.4 Total 7 50.0 2 14.3 2 14.3 3 21.4 14 100.0

Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan hampir separuh produk merupakan kentang beku yang di produksi oleh PT Diamond Cold Storage (50%), sedangkan untuk bubur kentang hanya (21.4%) yang di produksi oleh PT Balimuda Food.

Pemenuhan unsur label berdasarkan peraturan pemerintah nomor 69 tahun 1999 tentang label dan iklan pangan

Pada bagian ini akan membahas mengenai pemenuhan syarat unsur label berdasarkan PP No. 69/1999 yaitu untuk menjawab tujuan kedua.

Teknis Pencantuman Label

Teknis pencantuman label dijelaskan pada PP No. 69/1999 tentang iklan dan label pangan pasal 2, pasal 27 ayat 1, dan pasal 29 ayat a dan b. Label kemasan dapat mempermudah konsumen dalam mengetahui informasi produk yang akan dibeli.

Tabel 5 Kriteria pemenuhan syarat unsur teknis pencantuman label

No Kriteria pemenuhan syarat unsur teknis pencantuman label Produk yang

memenuhi

%

1 Label dicantumkan pada, di dalam atau di kemasan pangan 60 100.0

2 Label tidak mudah lepas dari kemasan 58 96.7

3 Label tidak mudah luntur ataupun rusak 50 83.3

4 Label terletak pada sisi kemasan yang mudah untuk dilihat dan

dibaca

60 100.0

5 Tanggal kadarluarsa dicantumkan secara jelas 50 83.3

6 Label pangan yang sudah diedarkan tidak diperbolehkan untuk

dihapus, dicabut, ditutup, diganti, dan dilabel kembali

60 100.0

7 Tanggal, bulan, dan tahun kadarluarsa pada pangan yang diedarkan

tidak diperbolehkan untuk ditukar

60 100.0

Rata-rata 96.1

Secara keseluruhan semua produk hampir memenuhi teknis pencantuman label (94.8%). Namun terdapat 12 produk yang belum memenuhi kriteria pemenuhan unsur teknis pencantuman label. Terdapat 10 produk yang belum memenuhi kriteria pencantuman yang benar, karena tanggal kadarluarsa tidak dicantumkan secara jelas dan tanggal kadarluarsa yang mudah luntur dan rusak, sehingga tidak dapat dibaca oleh konsumen produk tersebut yaitu Chitato Rasa Sapi Panggang, Chitato Rasa

Ayam Bumbu, Chitato Rasa Asli, lays Rasa BBQ Fiesta, Brio Go! Potato, Golden Farm French Fries Cringkle Cut, Just Fry French Fries Shoestring. Hal tersebut dapat disebabkan oleh penyimpanan yang tidak baik sehingga tulisan tanggal kadarluarsa yang terdapat pada kemasan mulai luntur dan hilang. Kemudian terdapat dua produk yang belum memenuhi kriteria pencantuman label karena label yang mudah lepas dari kemasan yaitu produk Mc Cain Superfries dan Mc Cain

Superspirals, kedua produk tersebut merupakan produk import dan penulisan labelnya masing menggunkan bahasa asing walaupun terdapat bahasa Indonesia yang ditempel dengan stiker diluar kemasan, sehingga label cepat rusak.

Tulisan Pada Label

Peraturan tentang tulisan pada label dijelaskan pada pasal 13 (ayat 1 dan 2) dan pasal 16. Secara keseluruhan hampir memenuhi kriteria pemenuhan syarat unsur tulisan pada label yaitu sebesar 91.7 persen.

Tabel 6 Kriteria pemenuhan syarat unsur tulisan pada label

No Kriteria pemenuhan syarat unsur tulisan pada label Produk yang

memenuhi

%

1 Keterangan pada label ditulis atau dicetak dengan menggunakan

bahasa Indonesia, angka Arab, dan huruf Latin

60 100.0

2 Huruf dan angka harus jelas dan mudah dibaca 50 83.3

Rata-rata 91.7

Terdapat 10 produk yang belum memenuhi syarat tulisan pada label karena angka yang tidak jelas seperti tanggal kadaluarsa dan kode produksi yang sudah mulai luntur.

Keterangan Minimum Label

Peraturan mengenai keterangan minimum label yang terdapat pada PP No. 69/1999 yaitu nama produk pangan, daftar bahan, berat bersih/isi bersih, nama dan alamat produsen, serta tanggal kadaluarsa

Nama Produk Pangan. Berdasarkan penjelasan PP No. 69/1999 pasal 3, nama produk dicantumkan secara jelas di seluruh merek dan nama yang ditampilkan menunjukkan sifat atau keadaan yang sebenarnya. Fungsi dari pemberian nama produk pangan untuk memudahkan pengenalan produk dan pembeda produk dengan produk lainnya (Wimala 2011). Nama produk merupakan deskripsi produk itu sendiri, misal keripik ketang, snack kentang, biskuit kentang. Secara keseluruhan semua produk telah mencantumkan nama produk di dalam kemasan makanan.

Tabel 7 Kriteria pemenuhan syarat unsur nama produk pangan

No Kriteria Pemenuhan Syarat Unsur Nama Produk Pangan Produk yang

Memenuhi

%

1 Harus dicantumkan pada bagian utama label 60 100.0

2 Nama yang digunakan harus menunjukkan sifat atau keadaan

yang sebenarnya

60 100.0

Rata-rata 100.0

Daftar Bahan. Pada unsur label daftar bahan, kriteria pencantuman daftar bahan terdapat pada pasal 17 dan 18 P No. 69/1999. Daftar bahan merupakan komposisi yang digunakan untuk membuat produk atau daftar dari bahan yang digunakan dalam pembuatan produk. Semua produk sudah mencantumkan daftar bahan dalam kemasannya.

Tabel 8 Kriteria pemenuhan syarat unsur daftar bahan

No Kriteria Pemenuhan Syarat Unsur Daftar Bahan Produk yang

Memenuhi %

1 Daftar bahan dicantumkan secara berurutan dimulai dari bagian dengan

jumlah terbanyak (kecuali vitamin, mineral dan zat penambah gizi lainnya)

60 100.0

2 Nama bahan yang digunakan adalah nama yang lazim digunakan 60 100.0

3 Air yang ditambahkan harus dicantumkan sebagai komposisi pangan,

terkecuali air itu merupakan bagian dari bahan yang digunakan atau telah mengalami penguapan seluruhnya selama pengobatab

60 100.0

Rata-rata 100.0

Berat Bersih/Isi Bersih. Peraturan pencantuman berat bersih/isi bersih dijelaskan pada pasal 19 dan 20. Seluruh merek telah mencantumkan berat bersih pada bagian utama label dengan persentase (100 %) dimana di dalam label didahului “isi bersih” dan dicantumkan pada satuan metrik (g).

Tabel 9 Kriteria pemenuhan syarat unsur berat bersih/isi bersih

No Kriteria Pemenuhan Syarat Unsur Berat Bersih/Isi Bersih Produk yang

Memenuhi %

1 Harus dicantumkan pada bagian utama label 60 100.0

2 Dicantumkan dalam satuan metric 60 100.0

3 Ukuran ‘isi’ harus dicantumkan untuk makanan cair, ‘berat’ untuk makanan padat, dan ‘isi’ atau ‘berat’ untuk makanan semi padat atau

kental

60 100.0

4 Berat bersih atau isi bersih tiap takaran saji harus dimuat pada label

yang memuat keterangan jumlah takaran saji

60 100.0

Nama dan Alamat Produsen. Pencantuman peraturan mengenai nama dan alamat produsen terdapat pada PP No. 69 Tahun 1999 pasal 23, 24, dan 25. Nama dan alamat produsen ditampilkan pada bagian utama label.

Tabel 10 Kriteria pemenuhan syarat unsur nama dan alamat produsen

No Kriteria Pemenuhan Syarat Nama dan Alamat Produsen Produk yang

Memenuhi %

1 Harus dicantumkan pada bagian utama label. 60 100.0

2 Harus dicantukan nama dan alamat pihak yang memproduksi 60 100.0

3 Apabila pihak yang mengedarkan berbeda dengan pihak yang

memasukan pangan ke wilayah Indonesia, nama dan alamat pihak yang memasukan dan mengedarkan pangan di wilayah Indonesia harus dicantumkan

60 100.0

Rata-rata 100.0

Rata-rata pemenuhan syarat nama dan alamat produsen memiliki persentase (100 %) karena keseluruhan produk menampilkan nama dan alamat produsen secara jelas, tetapi tata cara pencantuman informasi alamat produsen sendiri tidak dijelaskan rinci pada PP Nomor 69 Tahun 1999 sehingga sehingga diperlukan penjelasan lebih lanjut mengenai hal tersebut. Pada produk yang diamati, jumlah perusahaan yang mengimpor produk dari perusahaan lain yaitu sebanyak 16 perusahaan. Fungsi dari pencantuman nama dan alamat produsen untuk memudahkan konsumen melakukan pengaduan jika terjadi sesuatu yang merugikan (Wimala 2011).

Tanggal Kadaluarsa. Pencantuman peraturan mengenai tanggal kadarluarsa pada PP No. 96/1999 pasal 27,28, dan 29. Tanggal kadarluarsa berfungsi sebagai antisipasi kemanan dan keselamatan konsumen dalam mengonsumsi suatu produk. Berikut merupakan kriteria pemenuhan syarat unsur tanggal kadarluarsa

Tabel 11 Kriteria pemenuhan syarat unsur tanggal kadarluarsa

No Kriteria Pemenuhan Syarat Unsur Tanggal Kadarluarsa Produk yang

Memenuhi %

1 Harus dicantumkan secara jelas pada tabel 50 83.3

2 Pencantuman tanggal, bulan, dan tahun kadarluarsa dilakukan setelah

pencantuman tulisan “baik digunakan sebelum”, sesuai dengan jenis dan

daya tahan pangan; produk dengan masa kadarluarsa lebih dari 3 bulan boleh hanya mencantumkan bulan dan tahun kadarluarsa

56 93.3

3 Dilarang memeperdagangkan produk yang sudah kadarluarsa 60 100.0

4 Dilarang menghapus, mencabut, menutup, mengganti label, melabel

kembali pangan yang diedarkan; menukar tanggal, bulan dan than kadarluarsa yang diedarkan

60 100.0

Rata-rata 94.2

Seluruh merek sebenarnya telah mencantumkan tanggal kadaluarsa pada label kemasan pangan, namun hanya 46 merek yang benar-benar telah memenuhi kriteria pemenuhan syarat keterangan minimum label pada tanggal kadarluarsa. Terdapat empat merek yang belum memenuhi syarat pemenuhan unsur yaitu tidak

mencantumkan tanggal kadaluarsa didahului keterangan “baik digunakan sebelum” tetapi masih mencantumkan tanggal kadarluarsa dengan menggunakan istilah asing seperti “expire date” atau “best before” sehingga hal tersebut dapat dianggap belum memenuhi pemenuhan unsur tanggal kadarluarsa, keempat produk tersebut merupakan produk impor yaitu mister potato crisps rasa original, mister potato crisps

rasa hot & spicy, mister potato crisps rasa sour cream & onion, dan mister potato

crisps rasa barbeque. Kemudian terdapat 10 merek yang belum mencantumkan tanggal kadarluarsa secara jelas hal tersebut diakibatkan karena tinta yang sudah

Dokumen terkait