• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis dan Sumber Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ilmiah ini merupakan data sekunder berupa data deret waktu (time series) di wilayah Kalimantan Timur dari tahun 1991 sampai dengan 2011 yang diperoleh dari berbagai sumber antara lain Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur, serta memperoleh literatur dari buku, media massa, media elektronik, dan jurnal yang mendukung penulisan ini. Data tersebut merupakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), investasi, Upah Minimum Regional (UMR), jumlah tenaga kerja di Kalimantan Timur, serta Tabel Input-Output Kalimantan Timur tahun 2009.

Metode Analisis

Analisis yang digunakan dalam menjawab permasalahan pada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu, dengan menggunakan Analisis Input-Output dengan menggunakan Tabel Input-Output Kalimantan Timur 2009 untuk menganalisis struktur perekonomian Kalimantan Timur dan mencari leading sector dalam penyerapan tenaga kerja. Analisis kedua yaitu dengan regresi berganda (Ordinary Least Square) untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi penyerapan tenaga kerja di Kalimantan Timur.

Analisis Input-Output

Analisis input-output digunakan untuk melihat struktur perekonomian Kalimantan Timur dan mencari suatu sektor yang menjadi leading sector dalam penyerapan tenaga kerja. Struktur perekonomian Kalimantan Timur dianalisis dengan melihat dari sisi permintaan baik permintaan antara maupun akhir, konsumsi baik rumah tangga maupun pemerintah, investasi, ekspor bersih, nilai tambah bruto, serta output sektoral. Sedangkan penentuan leading sector dalam perekonomian di Kalimantan Timur dilihat dari analisis keterkaitan, analisis dampak penyebaran dan efek pengganda, untuk leading sector dalam penyerapan tenaga kerja sendiri dianalisis berdasarkan efek pengganda tenaga kerja suatu sektor yang mana mampu menggerakkan penyerapan tenaga kerja di sektor-sektor Analisis Keterkaitan

Analisis keterkaitan digunakan untuk melihat keterkaitan antar sektor. Keterkaitan ini terdiri dari, keterkaitan langsung ke depan, keterkaitan langsung ke belakang, keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan, serta keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang. Keterkaitan ke depan digunakan untuk melihat derajat keterkaitan antara suatu ekspor yang menghasilkan output yang digunakan sebagai input di sektor lain. Keterkaitan ke belakang digunakan untuk melihat derajat keterkaitan suatu sektor terhadap sektor lain yang memasok input pada sektor tersebut.

1. Keterkaitan Langsung ke Depan

Keterkaitan langsung ke depan menunjukkan akibat suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menggunakan sebagian output sektor tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan total.

Keterkaitan tipe ini dirumuskan sebagai berikut:

F (d)i= keterkaitan langsung ke depan sektor i aij = unsur matriks koefisien teknis

n = jumlah sektor

2. Keterkaitan Langsung ke Belakang

Keterkaitan langsung ke belakang menunjukkan akibat suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut secara langsung per unit kenaikan permintaan total.

Keterkaitan tipe ini dirumuskan sebagai berikut:

B (d)j = keterkaitan langsung ke belakang sektor i aij = unsur matriks koefisien teknis

n = jumlah sektor

3. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Depan

Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan menunjukkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menggunakan output bagi sektor tersebut secara langsung maupun tidak langsung per unit kenaikan permintaan total.

Keterkaitan tipe ini dirumuskan sebagai berikut:

F (d + i)i = Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan sektor i αij = unsur matriks kebalikan Leontif terbuka

n = jumlah sektor

4. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Belakang

Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang menunjukkan akibat dari suatu sektor yang diteliti terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung per unit kenaikan permintaan total.

B (d + i)j = Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang sektor i αij = unsur matriks kebalikan Leontif terbuka

n = jumlah sektor Analisis Dampak Penyebaran 1. Koefisien Penyebaran

Konsep ini berguna untuk mengetahui distribusi manfaat dari pengembangan suatu sektor terhadap perkembangan sektor-sektor lainnya melalui mekanisme transaksi pasar input. Konsep ini sering diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk meningkatkan pertumbuhan industri hulunya.

Pdj =

∑ ∑

= = = n i n j ij n i ij a a n 1 1 1 Keterangan:

Pdj = koefisien penyebaran sektor j αij = unsur matriks kebalikan Leontief n = jumlah sektor

2. Kepekaan Penyebaran

Konsep ini dimanfaatkan untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu sektor terhadap sektor-sektor lainnya melalui mekanisme pasar output. Konsep ini sering diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk mendorong sektor-sektor lain yang memakai input dari sektor ini.

Sdi =

∑∑

= = = n i n j ij n j ij a a n 1 1 1 Keterangan:

Sdi = kepekaan penyebaran sektor i αij = unsur matriks kebalikan Leontief n = jumlah sektor

Analisis Efek Pengganda

Berdasarkan matriks kebalikan Leontif, baik untuk model terbuka (αij) maupun model tertutup (α*ij) dapat ditentukan nilai-nilai dari pengganda output, pendapatan dan tenaga kerja berdasarkan rumus yang tercantum dalam Tabel 6 dimana:

aij = koefisien teknis

hi = koefisien pendapatan rumah tangga ei = koefisien tenaga kerja

αij = matriks kebalikan Leontif terbuka α*ij = matriks kebalikan Leontif tertutup

Tabel 4 Rumus pengganda output, pendapatan, dan tenaga kerja

Nilai Penggandaan

Output Pendapatan Tenaga Kerja

Efek Awal 1 hi ei

Efek Putaran Pertama Σiaij Σihij Σieij

Efek Dukungan Industri

Σiαij – 1 - Σiaij Σiαij hi – hi - Σiaij hi Σiαij ei – ei - Σiaij ei

Efek Induksi Konsumsi Σiα*ij – Σiaij Σiα*ij hi – Σiaij hi Σiα*ij ei – Σiaij ei

Efek Total Σiα*ij Σiα*ij hi Σiα*ij ei

Efek Lanjutan Σiα*ij – 1 Σiα*ij hi - hi Σiα*ij ei - ej

Sumber: Daryanto dan Hafizrianda, 2010

Hubungan antara efek awal dan efek lanjutan per unit pengukuran sisi output, pendapatan, dan tenaga kerja, maka dihitung dengan menggunakan rumus pengganda tipe I dan tipe II:

Tipe I = efek awal + efek putaran pertama + efek dukungan industri efek awal

Tipe II = efek awal + efek putaran pertama + efek dukungan industri + efek konsumsi

efek awal

Koefisien Pendapatan (hi)

Koefisien pendapatan rumah tangga merupakan suatu bilangan yang menunjukkan besarnya jumlah pendapatan yang diterima oleh pekerja yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit output. Koefisien pendapatan dirumuskan sebagai berikut:

hi = koefisien pendapatan sektor i Si = jumlah upah dan gaji sektor i Xi = jumlah output total sektor i Koefisien Tenaga Kerja (ei)

Koefisien tenaga kerja merupakan suatu bilangan yang menunjukkan besarnya jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit output. Koefisien tenaga kerja dapat dirumuskan sebagai berikut:

ei = koefisien tenaga kerja sektor i Ti = jumlah tenaga kerja sektor i Xi = jumlah output total sektor i Analisis Regresi Berganda

Ekonometrika adalah ilmu sosial dengan perangkat ekonomi, matematika dan statistika inferensial yang digunakan dalam menganalisis fenomena ekonomi. Dalam analisis regresi metode yang paling sering digunakan adalah metode kuadrat terkecil atau sering disebut metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Squares). Untuk menjawab permasalah mengenai penyerapan tenaga kerja, adapun model persamaan ekonometrika yang digunakan merupakan turunan fungsi permintaan tenaga kerja sebagai berikut:

Lt = Pt Qt . -r1Kt/wt

Dimana:

Lt = Permintaan Tenaga Kerja wt = Upah Tenaga Kerja

Pt = Harga Jual Barang per unit Kt = Kapital (Investasi)

rt = Tingkat Suku Bunga Qt = Output (PDB)

Adapun fungsi penyerapan tenaga kerja sebagai berikut:

PTK = β0 + β1 PDRB+ β2UMR +Β3 PMDN + Β4PMA + t

PTK = Penyerapan Tenaga Kerja di Kalimantan Timur

PDRB = Produk Domestik Regional Bruto diKalimantan Timur UMR = Upah Minimum Regional Kalimantan Timur

PMDA = Penanaman Modal Dalam Negeri di KalimantanTimur PMA = Penanaman Modal Asing di Kalimantan Timur

t = error term Uji Statistik

Uji Koefisien Determinan R2

Nilai koefisien determinan (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar keragaman yang dapat diterangkan oleh variabel bebas yang terpilih terhadap variabel tidak bebas. Sifat dari R2 adalah besarannya yang selalu bernilai positif namun lebih kecil dari satu (0 < R2< 1). Jika R2 bernilai satu maka terjadi kecocokan sempurna dimana variabel tidak bebas dapat dijelaskan oleh garis regresi, sedangkan jika nilainya nol itu berarti tidak ada varians variabel tak bebas dapat diterangkan oleh variabel bebas. Oleh karena itu, semakin dekat nilai R2 dengan satu model tersebut semakin dekat hubungan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas, demikian juga sebaliknya. Untuk menghitung R2, maka dapat menggunakan rumus dibawah ini:

R2 = JKR JKT

R2 : Koefisien determinasi JKR : Jumlah Kuadrat Regresi JKT : Jumlah Kuadrat Total Uji t-Statistik

Uji-t digunakan untuk melihat pengaruh dari setiap variabel bebas terhadap variabel tak bebas. Selain itu, pengujian ini juga dilakukan untuk melihat secara statistik apakah koefisien regresi dari masing-masing variabel dalam suatu model bersifat signifikan atau tidak.

Hipotesis : H0 : a1=0 i=1,2,3,…….k H1 : a1≠0 t-hitung = ai S(a) t-tabel = t α/2(n-k) dimana :

S(a) = Simpangan baku koefisien dugaan Kriteria Uji :

t-hitung > t α/2(n-k) , maka tolak H0

t-hitung < t α/2(n-k) , maka terima H0

Jika H0 ditolak dalam kriteria uji-t berarti variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas dan sebaliknya jika H0 diterima berarti variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas. Semakin besar nilai t-hitung maka akan semakin kuat bukti bahwa variabel tersebut signifikan secara statistik. Uji F- Statistik

Uji signifikan serentak yaitu uji F-stat, Uji ini digunakan untuk mengetahui tingkat signifikan dari pergerakan seluruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap pergerakan dari variabel tak bebasnya dalam suatu persamaan. Hipotesis yang diuji dari pendugaan persamaan adalah variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas. Hal ini disebut hipotesis nol. Hipotesis:

H0 : a1 = 0

H1 : minimal ada salah satu a1≠ 0 Uji statistik yang digunakan adalah uji F:

F Hitung = R2 /k-1 (1-R2) /n-k

F Tabel = F α(k-1, n-k)

Kriteria uji :

F-hitung > F α(k-1, n-k) , maka tolak H0 F-hitung < F α(k-1, n-k) , maka terima H0

n : Banyaknya data

k : Jumlah koefisien regresi dugaan

Jika H0 ditolak berarti minimal ada satu variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas, dan sebaliknya jika H0 diterima berarti tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas. Semakin besar nilai F-hit maka akan semakin kuat bukti bahwa terdapat minimal salah satu variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap keragaman dari variabel tak bebas.

Uji Ekonometrika

Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah terdapatnya hubungan linear yang sempurna diantara beberapa variabel yang menjelaskan dari model regresi. Konsekuensi dari adanya Multikolinearitas adalah sebagai berikut: Apabila ada kolinearitas sempurna diantara x, koefisien regresinya tak tentu dan kesalahan standarnya tak terhingga. Jika kolinearitas tingkatnya tinggi tetapi tidak sempurna, penaksiran koefisien regresi adalah mungkin, tetapi kesalahan standarnya cenderung besar. Sebagai hasilnya nilai populasi dari koefisien tidak dapat ditaksir dengan tepat. Multikolinearitas dalam Gujarati (1978) dapat dideteksi dengan beberapa indikator sebagai berikut:

1. Tanda paling jelas dari multikolinearitas adalah ketika R2 sangat tinggi.

2. Dalam model yang hanya meliputi dua variabel yaitu dengan memeriksa korelasi derajat nol atau sederhana antara dua variable tadi. Dan apabila terdapat korelasi yang tinggi maka dapat dipastikan bahwa adanya gejala multikolinearitas.

3. Dengan memeriksa koefisien korelasi parsial apabila dalam model yang meliputi lebih dari dua variabel x mempunyai korelasi derajat nol.

4. Jika terdapat R2 tinggi tetapi korelasi parsial rendah Autokolerasi

Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu dan ruang. Model klasik mengasumsikan bahwa unsur gangguan yang berhubungan dengan observasi tidak dipengaruhi oleh unsur disturbansi atau gangguan yang berhubungan dengan pengamatan lain. Akibat dari terjadinya autokorelasi adalah varian residual yang diperoleh akan lebih rendah dari pada semestinya sehingga mengakibatkan R2 menjadi lebih tinggi dan pengujian hipotesis dengan menggunakan t statistic dan F statistic. Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan E-Views 6. Uji yang digunakan adalah Breusch-Godfrey Serial Correlation LM. Hipotesis pada uji ini adalah:

H0 : ρ0 = 0, tidak terjadi autokorelasi. H1 : ρ0≠ 0, terjadi autokorelasi.

Jika nilai probabilitas pada Obs*R-Square lebih besar dari taraf nyata (α) yang digunakan maka hipotesis H0 diterima sehingga tidak ditemukan gejala autokorelasi pada model. Jika nilai probabilitas pada Obs*R-square lebih kecil

dari taraf nyata (α) yang digunakan maka hipotesis H0 ditolak, sehingga ditemukan gejala autokorelasi pada model.

Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan suatu kondisi dimana nilai varian dari variabel independen tidak memiliki nilai yang sama atau nilai ragam error term tidak memiliki nilai yang sama untuk setiap observasi. Hal ini melanggar asumsi dasar regresi linear klasik yaitu varian setiap variabel bebas mempunyai nilai yang konstan atau memiliki varian yang sama. Kondisi heteroskedastisitas sering terjadi dalam data cross-section karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran.

Hipotesis untuk melihat terjadinya gejala heteroskedastisistas adalah: H0 : ρ0 = 0, homoskedastisitas.

H1 : ρ0≠ 0, heteroskedastisitas.

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas yaitu dengan menggunakan White heteroskedasticity. Kriteria uji yang digunakan: 1. Jika nilai probabilitas pada Obs*R-Square lebih besar dari taraf nyata (α)

yang digunakan, maka model persamaan yang digunakan tidak mengalami heteroskedastisitas.

2. Jika nilai probabilitas pada Obs*R-Square lebih kecil dari taraf nyata (α) yang digunakan, maka model persamaan yang digunakan mengalami heteroskedastisitas.

Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan jika sample yang digunakan kurang dari 30. Uji ini disebut dengan Jarque-Bera Test. Kriteria uji yang digunakan adalah jika nilai probabilitas pada Jarque-Bera (J-B) > taraf nyata maka error term terdistribusinormal, sebaliknya jika nilai probabilitas pada Jarque-Bera (J-B) < taraf nyata maka error term tidak terdistribusi normal.

Definisi Operasional Produk Domestik Bruto Regional

PDRB merupakan jumlah nilai tambah atau jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan seluruh unit usaha di suatu daerah dalam suatu periode tertentu. PDRB dihitung berdasarkan dua harga yaitu harga berlaku dan harga konstan: 1. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan

jasa yang dihitung menggunakan harga tahun berjalanPDRB atas harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi.

2. PDRB atas harga konstan menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga tahun tertentu sebagai tahun dasar (tahun 2000), digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Untuk menghitung PDRB ada tiga pendekatan yang dapat digunakan, yaitu: 1. Ditinjau dari sisi produksi disebut Produk Regional, merupakan jumlah nilai

tambah (produk) yang dihasilkan oleh unit-unit produksi yang dimiliki penduduk suatu daerah dalam jangka waktu tertentu.

2. Ditinjau dari sisi pendapatan disebut Pendapatan Regional, merupakan jumlah pendapatan (balas jasa) yang diterima oleh faktor-faktor produksi berupa upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tak langsung neto yang dimiliki penduduk suatu daerah dalam jangka waktu tertentu.

3. Ditinjau dari segi pengeluaran disebut Pengeluaran Regional, merupakan jumlah pengeluaran konsumsi atau komponen permintaan akhir yang dilakukan oleh rumah tangga, lembaga swasta nirlaba, pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan stok, dan ekspor neto suatu daerah dalam jangka waktu tertentu.

Dalam produk domestik bruto terdapat klasifikasi sektor ekonomi yang dibedakan menurut sembilan sektor ekonomi, rincian klasifikasi ini mengacu pada klasifikasi International Standard Industrial Classification of All Economic Activities (ISIC), yang terdiri dari sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik gas dan air minum, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa.

Investasi

Investasi diartikan sebagai penanaman uang atau modal dalam suatu kegiatan yang dilakukan individu, perusahaan, bahkan suatu negara dengan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.

1. Penanaman Modal Dalam Negeri

Kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Ketentuan mengenai penanaman modal diatur didalam Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Penanam modal dalam negeri dapat dilakukan oleh perseorangan WNI, badan usaha negeri, dan/atau pemerintah negeri yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia. Kegiatan usaha-usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan dan batasan kepemilikan modal Negeri atas bidang usaha perusahaan diatur didalam Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2010 Tentang Perubahan Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.

2. Penanaman Modal Asing (PMA)

Merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total atau mengakuisisi perusahaan. Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri (Pasal 1 Undang-undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal). PMA lebih banyak mempunyai kelebihan diantaranya sifatnya jangka panjang, banyak memberikan andil dalam alih teknologi, alih keterampilan manajemen, membuka lapangan kerja baru. Lapangan kerja ini, sangat penting bagi negara sedang berkembang

mengingat terbatasnya kemampuan pemerintah untuk penyediaan lapangan kerja.

Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah modal dalam pembangunan ekonomi, jumlah dan komposisi tenaga kerja akan mengalami pertumbuhan seiring dengan pertumbuhan penduduk. Tenaga kerja yang aktif secara ekonomi disebut angkatan kerja (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) yang merupakan ukuran untuk menggambarkan jumlah penduduk digolongkan sebagai angkatan kerja untuk setiap 100 pekerja. Untuk mempermudah konsep ketenagakerjaan maka digambarkan alur data ketenagakerjaan yang bersumber dari Badan Pusat statistik (BPS).

Gambar 3Diagram ketenagakerjaan Sumber: BPS, 2012

Penduduk usia kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun keatas yang merupakan angkatan kerja bisa sedang bekerja, sudah mempunyai pekerjaan namun sementara tidak bekerja, dan pengangguran. Tingkat kesempatan kerja menggambarkan banyaknya angkatan kerja yang tertampung dalam pasar kerja yang merupakan indikator untuk melihat kemampuan sektor perekonomian dalam menyediakan daya tampung bagi penduduk memasuki pasar kerja. Bekerja sendiri berarti melakukan pekerjaan dengan maksud untuk memperoleh pendapatan atau

Mencari Kerja Mempersiapkan

Usaha Merasa Tidak Dapat Pekerjaan Sudah Punya Pekerjaan Tetapi Belum Mulai Kerja

Pengangguran

Bekerja Mengurus Lainnya

Rumah Tangga Angkatan Kerja Usia Kerja Penduduk Bukan Usia Kerja

Bukan Angkatan Kerja

Sekolah

Sedang Bekerja

Sementara tidak bekerja

keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit satu jam secara terus menerus dalam seminggu yang lalu. Penduduk yang menganggur adalah mereka yang temasuk angkatan kerja tetapi tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan.

Pendekatan Indikator Pengangguran

Mengamati perkembangan jumlah pengangguran dari suatu angkatan kerja, ada dua pendekatan yang secara umum dipergunakan, yaitu pendekatan angkatan kerja dan pendekataan pemanfaatan tenaga kerja.

1. Pendekatan Angkatan Kerja (Labor Force Approach)

Pendekatan ini mendefinisikian pengangguran adalah angkatan kerja yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan, ini dinamakan pengangguran terbuka (open unemployement).

Jumlah Pengangguran x 100 persen

Jumlah Angkatan Kerja

selain pengangguran terbuka, terdapat pengangguran terselubung yaitu angkatan kerja yang bekerja tetapi sebenarnya mereka pengangguran jika dilihat dari produktivitasnya.

2. Pendekatan Pemanfaatan Tenaga Kerja (Labor Utilization Approach) Pendekatan ini memberikan ukuran tentang tingkat produktivitas tenaga kerja, berdasarkan pendekatan ini, pengertian angkatan kerja dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:

•Menganggur (unemployed) adalah suatu keadaan ketika seseorang sama sekalitidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Kelompok ini termasuk dalam pengangguran terbuka.

•Setengah Menganggur (underemployed) adalah keadaan ketika orang bekerja, tetapi belum dimanfaatkan secara penuh (dalam waktu maupun keahlian).

•Bekerja Penuh (employed) adalah orang yang cukup dimanfaatkan (dalam waktu maupun keahliannya) atau jam kerjanya mencapai 40 jam perminggu sehingga produktivitas dan pendapatan yang memadai.

Upah Minimum Regional

Upah Minimum Provinsi (UMP) atau Upah Minimum Regional (UMR) pada dasarnya adalah upah terendah atau suatu standar minimum upah yang ditetapkan oleh pihak pemerintah (daerah) yang harus dibayarkan kepada pekerja yang menduduki jabatan terendah dalam struktur peringkat jabatan yang berlaku pada sebuah organisasi (perusahaan). Penetapan upah dilaksanakan setiap tahun dengan proses yang cukup panjang yang dikaji oleh Dewan Pengupahan Daerah (DPD) yang terdiri dari birokrat, akademisi, buruh dan pengusaha dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup bagi para pekerja. Walaupun tidak ditetapkan secara eksplisit tentunya dapat ditafsir bahwa UMP hanya berlaku untuk pekerjaan yang dikerjakan oleh pekerja yang termasuk dalam kategori tidak terampil (unskilled) dimana tujuan utama dalam penetapannya adalah sebagai jaringan pengamanan dalam mencegah upah yang merosot dan menurunkan daya beli pekerja.

Hipotesis

Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan untuk dipecahkan, maka dapat diberikan jawaban sementara atas permasalahan yang ada. Hipotesisnya antara lain:

1. Produk Domestik Regional Bruto berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja di Kalimantan Timur

2. Upah Minimum Regional berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja di Kalimantan Timur

3. Penanaman Modal Dalam Negeri berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja di Kalimantan Timur

4. Penanaman Modal Asing berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja di Kalimantan Timur

PEMBAHASAN

Struktur Perekonomian Kalimantan Timur

Analisis Tabel Input-Output Kalimantan Timur Tahun 2009 klasifikasi 50 sektor agregasi 9 sektor memperlihatkan gambaran secara menyeluruh mengenai struktur perekonomian Kalimantan Timur yang meliputi: struktur permintaan, struktur konsumsi rumah tangga dan pemerintah, struktur investasi, struktur ekspor dan impor, struktur nilai tambah bruto, dan struktur output sektoral, serta penyerapan tenaga kerja di Kalimantan Timur.

Struktur Permintaan

Tabel Input-Output Provinsi Kalimantan Timur tahun 2009 memberikan

Dokumen terkait