• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada BulanJuni sampai Agustus 2016, yang bertempat di desa Ujong Tanjong Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat. Penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan

pertimbangan bahwa di desa Ujong Tanjong Kecamatan Mereubo merupakan salah satu desa yang banyak terdapat petani ubi kayu dibandingkan dengan desa lain yang ada di Kecamatan Meureubo, di daerah tersebut juga terdapat Home

industry yang mengolah ubi kayu menjadi keripik singkong, Home industry

tersebut adalah Home industry Pak Ali. Diantara banyaknya petani ubi kayu di

Desa Ujong Tanjong hanya Pak Ali yang melakukan pengolahan Ubi Kayu menjadi keripik singkong.

3.2 Jenis dan Sumber Data

1. Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara dengan pihat terkait berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan, serta pengamatan lansung di lapangan. Data primer terdiri dari data bahan baku ( keripik singkong), biaya- biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan keripik singkong, jumlah tenaga kerja, tempat Pemasaran serta keuntungan dalam pembuatan kerpik singkong pada Home Industri Pak Ali di desa UJong

Tanjung Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat.

2. Dalam penelitian ini juga adanya evaluasi terhadap data sekunder yang berasal dari data yang diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Barat. data sekunder terdiri dari data luas lahan, luas tanam, luas panen produksi

ubi kayu, guna untuk mendukung penelitian ini padaHome IndustryPak Ali

di desa Ujong Tanjung Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh barat

3.3. Tehnik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dan dianalisis dengan cara data kuantitatif, data kuantitatif adalah suatu analisis data dimana metode ini dinyatakan dengan angka-angka seperti laporan produksi keuangan, analisis kuantitatif terutama di lakukan pada perhitungan harga produksi ubi kayu menjadi keripik singkong dengan cara yang di gunakan dalam badan usaha dengan menggunakanmetode Hayami.

1. Observasi (pengamatan)

Observasi atau pengamatan adalah cara pengumpulan data dengan terjun dan melihat langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti

2. Penelusuran Literatur

Penelusuran literatur adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan sebagian atau seluruh data yang telah ada atau laporan data dari peneliti sebelumnya. Contoh: data-data seperti teori-teori, data dari BPS, dan sumber lain yang terkait untuk mendapatkan data kepustakaan sebagai landasan teoritis.

3. Wawacara (interview)

Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan langsung mengadakan tanya jawab kepada objek yang diteliti atau kepada perantara yang mengetahui persoalan dari objek yang sedang diteliti.

3.4. Metode Analisis Data

Hasil data yang diperoleh, selanjutnya akan diolah dan dianalisis lebih mendalam dalam bentuk tabel dan uraiandan dijelaskan secara deskriptif, hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui analisis nilai tambah ubi kayu sebagai bahan baku keripik singkong pada HomeIndustry Pak Ali didesa ujong

Tanjung di Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat 1. Analisis Nilai Tambah

Dasar perhitungan dari analisis nilai tambah untuk mengetahui berapa besar biaya yang dikluar kan dalam pengolahan ubi kayu menjadi keripik singkong dapat dinyatakan dalam rumus dibawah ini

Nilai tambah = f( K, B, T, U, H, h, L) Keterangan : K= Kapasitas produksi (kilogram)

B= Bahan baku yang digunakan (kilogram) T = Tenaga kerja yang digunakan

U= Harga output ( Rupiah / Kilogram) H= Harga input (Rupiah/ kilogram) h = Harga bahan baku (Rupiah/ Kilogram) L = Nilai Input Lain

Dari hasil perhitungan tersebut akan dihasilkan keterangan sebagai berikut: a. Perkiraan nilai tambah ( Rupiah)

b. Rasio nilai tambah ( Persen) c. tenaga kerja ( Rupiah)

d. Imbalan bagi modal dan manajemen ( Rupiah) Hayami (1987) dalam Arismansyah (2015)

Untuk mengetahui besarnya Nilai tambah dan Keuntungan pada agroindustri Ubi Kayu pada penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan Metode Hayami pada Tabel 3.

Tabel 3. Prosedur Perhitungan Nilai Tambah Metode Hayami

Variabel Nilai

I. Output, Input dan Harga

1.Output (Kg / bulan) (1)

2. Raw terial input (Kg/ bulan) (2) 3. Input tenaga kerja ( hr/ day) (3)

4. Faktor Konversi (4) = (1)/(2)

5. Koefisien Tenaga Kerja/ bulan (5) = (3)/(2)

6. Harga Output (Rp/kg) (6)

7. Upah Tenaga Kerja Langsung (Rp/ bulan) (7) II. Peneriman dan Keuntungan

8. Harga Bahan Baku (Rp/Kg) (8) 9. Sumbangan Input Lain (Rp/Kg) (9)

10. Nilai Output (Rp/Kg) (10) = (4) x (6)

11. a. Nilai Tambah (Rp/Kg) (11a) = (10)–(9)–(8) b. Rasio Nilai Tambah (%) (11b) = (11a)/(10) x 100% 12. a. Pendapatan Tenaga Kerja Langsung

(Rp/Kg)

(12a) = (5) x (7)

b. Pangsa Tenaga Kerja (%) (12b) = (12a)/(11a) x 100% 13. a. Keuntungan (Rp/Kg) (13a) = (11a)–(12a)

b. Tingkat Keuntungan (%) (13 b) = (13a)/(11a) x 100% Sumber: Hayami Y ( 1987)

2. Analisis Biaya dan pendapatan

Biaya

Untuk Menghitung total Biaya produksi dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

TC =TVC+TFC………..(Soekartawi, 1995) Keterangan : TC = Total Biaya (dalam Rupiah)

TVC = Total Biaya Variabel (dalam Rupiah) TFC = Total biaya Tetap (dalam Rupiah)

Penerimaan

Penerimaan usaha tani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut:

TR= Y xP……….(Soekartawi, 1995)) Keterangan :

TR = Total penerimaan( dalam Rupiah)

Y = Produksi yang diperoleh dalam usaha tani (dalam Rupiah) Py = Harga Y (dalam Rupiah)

Pendapatan /Keuntungan

Keuntungan dihitung melalui Pengurangan antara Pendapatan Total dengan Total Biaya. Untuk melihat besarnya Keuntungan usaha menggunakan rumus:

Π = TR TC…………..(Soekartawi, 1995) Keterangan : Π = Pendapatan(dalam Rupiah)

TR = Total penerimaan(dalam Rupiah) TC = Total biaya (dalam Rupiah) Revenue Cost Ratio(R/C) dan Analisis Titik Impas (BEP)

R/C ratio merupakan Perbandingan antara Penerimaan total dan Biaya Total, yang menunjukkan nilai penerimaan yang diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan. Adapun R/C ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:

/ = .………..(Noor, 2007)

Keterangan: TR = Total penerimaan (dalam Rupiah) TC = Total biaya (dalam Rupiah) Kriteria penilaian R/C ratio:

R/C > 1 = usaha pengolahan memperoleh keuntungan R/C = 1 = usaha pengolahan mencapai titik impas Break Event Point

Break event point adalah saat dimana penghasilan total cost sma dengan

pembiayaan total, jadi saat BEP suatu usaha tidak mendapat keuntungan dan tidak mendapat kerugian, apabila pembiayaan total melebihi pendapatan total, suatu usaha mengalami kerugian, sebaliknya apabila penghasilan total melebihi biaya total, berat suatu usaha mendapatkan keuntungan adapun rumus dibawah ini:

( ) =

Keterangan: BEP(q) = Titik impas dalam unit produksi TC = Penerimaan (dalam Rupiah) P = Harga jual per Kg(dalam Rupiah)

(Sumber, Noor, 2007)

Perhitungan BEP atas dasar unit rupiah dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:

( ) =

Keterangan : BEP(p) = Titik impas (dalam rupiah) TC = Penerimaan (dalam Rupiah) Q = Produksi (Kg)

P = Harga Jual Per Kg(dalam Rupiah) (Sumber: Noor,2007

3.5 Kerangka pemikiran

Gambar 1. Kerangka pemikiran KENYATAAN :

1. Tersedia bahan baku yaitu (singkong)

2. Tidak semua petani ubi kayu mengetahui tentang nilai tambah.

TEORI :

1. Analisis pendapatan 2. Nilai tambah

Masalah

“Berapa besarnya nilai tambah dari usaha pengolahan ubi kayu menjadi keripik singkong padahome industrypak ali di desa ujong tanjung Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat”.

Jenis Dan Sumber Data 1. Data primer

- Data primer terdiri dari data bahan baku keripik singkong, Biaya- biaya, yang dikeluarkan untuk pembuatan keripik singkong, jumlah Tenga kerja, Tempat Pemasaran serta Keuntunga dalam pembuatan keripik singkong.

2. Data sekunder

- Data sekunder diambil dariBadan pusat statistic (BPS) Aceh Barat. Data sekunder terdiri dari data luas lahan, luas tanam, luas panen produksi ubi kayu di Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat.

Analisis Data

1. Metode Hayami 2. Biaya dan Pendapatan

Dokumen terkait