ANALISIS NILAI TAMBAH UBI KAYU SEBAGAI BAHAN
BAKU KERIPIK SINGKONG PADA
HOME INDUSTRY
PAK
ALI DI DESA UJONG TANJUNG KECAMATAN MEREUBO
KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
OLEH
RINA ELVIA NIM : 12101052
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
ANALISIS NILAI TAMBAH UBI KAYU SEBAGAI BAHAN
BAKU KERIPIK SINGKONG PADA
HOME INDUSTRY
PAK
ALI DI DESA UJONG TANJUNG KECAMATAN MEREUBO
KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
OLEH
RINA ELVIA NIM : 12101052
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar Meulaboh Aceh Barat
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR
KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS TEUKU UMAR
FAKULTAS PERTANIAN
MEULABOH ACEH BARAT 23615; PO BOX 59 Laman : www.utu.ac.id, Email : pertanian@utu.ac.id
Meulaboh, 21 Desember 2016
Program Studi : Agribisnis Jenjang : Strata 1 ( S1 )
LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI
Dengan ini telah menyatakan bahwa kami telah mengesahkan skripsi saudara :
Nama : Rina Elvia NIM : 12101052
Dengan judul : Analisis Nilai Tambah Ubi Kayu Sebagai Bahan Baku Keripik Singkong PadaHome IndustryPak Ali Di Desa Ujong Tanjung Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat
Yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar Meulaboh.
Mengesahkan,
Pembibing Utama Pembimbing Anggota
Yoga Nugroho SP., MM Liston Siringo-Ringo, SP.,M.Si NIP. 19880106 2015041 002 NIP: 19820626 201504 1 001
Mengetahui
Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Dekan, Ketua,
KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS TEUKU UMAR
FAKULTAS PERTANIAN
MEULABOH ACEH BARAT 23615; PO BOX 59 Laman : www.utu.ac.id, Email : pertanian@utu.ac.id
Meulaboh,21 Desember 2016
Program Studi : Agribisnis Jenjang : Strata 1 ( S1 )
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Judul Skripsi : Analisis Nilai Tambah Ubi Kayu Sebagai Bahan Baku Keripik Singkong Pada Home Industry Pak Ali Di Desa Ujong Tanjung
Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat
Nama Mahasiswa : Rina Elvia
Nim : 12101052
Telah mempertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 30 Agustus 2016
dan dinyatakan memenuhi syarat untuk di terima .
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1. Yoga Nugroho SP., MM ... (Dosen Pembimbing Ketua)
2. Liston Siringo- Ringo, SP., M.Si ... (Dosen Pembimbing Anggota)
LEMBAR PERYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : RINA ELVIA
NIM : 12101052
Tempat Tangal Lahir : Panton Makmu, 05 Mai 1994
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Analisis Nilai Tambah Ubi Kayu sebagai Bahan Baku Keripik Singkong Di Home Industri Pak Ali Di Desa Ujong Tanjung Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.” benar berdasarkan hasil penelitian, pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri, baik untuk naskah laporan maupun kegiatan penilitian yang tercantum sebagai bagian dari sikripsi ini. Seluruh ide, pendapat, atau materi dari sumber lain telah dikutip dengan cara penulisan referensi yang sesuai.
Demikian peryataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam peryataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa mencabut gelar yang telah diperoleh karena sikripsi ini dan sanksi lain sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas Teuku Umar.
Demikian peryataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari piahak manapun.
Meulaboh, Februari 2017
Yang membuat peryataan,
Materai
Rp 6000
LEMBAR PERSEMBAHAN
Ya Allah seperak ilmu yang telah engkau karuniakan kepadaku, hanya mengetahui sebagian
kecil dari yang engkau kehendaki sebagimana firman-Mu
“seandainya air laut mejadi tinta untuk menuliskan pekataan Tuhan-Ku keringlah
laut sebelum habis perkataan, walaupun kami datangkan tinta sebanyak itu sebagaimana
tambahannya ( Q.S. AL-Khafi 109)
‘’Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai (dari suatu urusan ), kejarkanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan
hanya kepada tuhan mulah hendaknya kamu berharap. (Q.S. AL-Insyirah 5-8).
Bukan pelangi namanya jika hanya ada warna merah
Bukan hari namanya jika hanya ada siang yang panas
Semua itu adalah warna hidup yang harus dijalani dan dinikmati
Meski terasa berat, namun manisnya hidup akan terasa, apabila
semuanya bisa dilalui dengan baik
Hari ini telah kutemukan apa yang dahulu kudambakan
Yang kutempuh dengan penuh keyakinan yang membara
Bagaimana harapan yang penuh ku ukir hingga berjalannya waktu
Terentang hari-hari panjang tuk menggapai jati diri semua tertatapi rapi diingatku…
Dengan Ridha Allah SWT, Kupersembahkan karya kecil ini, untuuk cahaya hidup,
yang senantiasa ada saat suka maupun duk, selalu serta mendampingi, saat kulemah tak
berdaya ( Ayahanda dan Ibunda tercinta). Yang selalu memanjatkan doa untuk putri tercinta
Terimakasih yang tak terhingga buatnya (Ayunda Evi Sahara S.Pdi dan Kakanda
Hardi SE) yang selalu membantu dan mendukung semua kegiatan adinda, mermberi
semangat dalam hidup adinda saat suka maupun duka,
Teristimewa kali buatnya ( Fakhrul Ridha) yang selalu mendengar kegelisihan hati
ini dan memeberi nasehat, motivasi selama menyususun skrpsi ini dan untuk sahabat
terbaikku ( Melia) yang selalu senantiasa mendengar curahan hati ini.
Terimakasih Buatnya sahabat- Sahabatku, yang selalu membantu saya member
dukungan dan motivasi selama menyusun skrip ini Suharni, Suharna, Novi Haswirda,
Jasman, Hawari, Ahis Zulfahmi, Junaidi, Syamsena, Riska Afrilia SP, Ekar Juwita SP, Saed
Arismansyah SP, Zul baidah, Nur Hasanah, Fira Nurisbah, T. Kasman, Wildan, Surya,
Reza Wardi dan semua angkatan- angkatan 2012 yang tak bisa saya sebutkan satu persatu.
Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaaan impian yang akan dikejar,
untuk sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna, karena hidup tanpa mimpi
ibarat arus sungai mengalir tanpa tujuan, teruslah belajar, berusaha, dan berdoa untuk
menggapainya. Jatuh berdiri lagi, kalah mecoba lagi, gagal bangkit lagi, Never give up sampai
Allah SWT berkata "waktunya pulang”.
Akhinya sebuah perjuangan berhasil kutempuhi walau berawal suka dan duka, tidak
menunduk meski terbentur, tidak mengeluh meski terjatuh, tapi semangat jiwaku tidak
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas Karunia
dan AnugerahNya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Salawat
dan salam penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
memberikan tauladan baik dan membawa umat di dunia ini ke alam yang berilmu
pengetahuan.
Terimakasih dan rasa hormat penulis kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta atas
kasih sayang, dukungan, doa, dan pengorbanan kepada penulis sehingga skripsi
ini berhasil diselesaikan dengan Judul yang dipilih adalah “ANALISIS NILAI
NTAMBAH UBI KAYU SEBAGAI BAHAN BAKU KERIPIK SINGKONG
PADA HOME INDUSTRY PAK ALI DIDESA UJONG TANJONG
KECAMATAN MEREUBO KABUPATEN ACEH BARAT”
Penelitian ini dilaksanakan awal bulan juni sampai dengan agustus 2016,
yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Strata (SI) Pada Program Studi Agribisnis (Pertanian) Universitas Teuku Umar.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan serta bimbingan yang tidak
ternilai harganya dari semua pihak, skripsi ini tidak mungkin dapat penulis
selesaikan, karena itu izinkan penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Yoga Nugroho SP,MM selaku Dosen Pembimbing utama penulis dan
juga selaku Wakil Dekan I Fakultas Pertanian, dan Bapak Liston
Siringo-Ringo SP,M.Si selaku dosen pembimbing anggota yang telah meluangkan
2. Ibu Khori Suci Maifianti SP.,M.Si selaku Dosen Penelaah pertama dan juga
selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian dan bapak Sufriadi SP,MP
selaku Dosen Penelaah kedua yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan, saran dan motivasi kepada penulis.
3. Bapak Ir. Rusdi Faizin, M.Si sebagai Dekan Fakultas Pertanian dan beserta
civitas akademik Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar
4. Keluarga besar, Evi Sahara Spdi dan Hardi SE beserta semua saudara yang
penulis cintai, terimakasih atas dukungan doa dan motivasinya yang tak
hentinya kepada penulis.
5. Teman-teman seperjuangan (suharna, suharny, novi, ira, yuli, lisa, wari,
jasman, ahis, teman-teman angkatan 2012 khususnya SEP yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, dan teman-teman semua yang senantiasa setia
mendampingi serta memberikan masukan-masukan yang berharga bagi
penulis selama masa penulisan Skripsi ini.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam skripsi
ini.Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan penulis demi
kesempurnaan skripsi ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Meulaboh, Februari 2017
ABSTRAK
Rina Elvia, “Analisis Nilai Tambah Ubi Kayu Sebagai Bahan Baku Keripik Singkong Pada Home Industry Pak Ali di Desa Ujong Tanjung Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat.” Di bawah bimbingan Yoga Nugroho sebagai ketua dan Liston Siringo- ringo sebagai anggota.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar nilai tambah pada home industryPak Ali di Desa Ujong Tanjung Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni sampai Agustus 2016. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan dan wawancara sedangkan meotode analisis data dilakukan dengan menggunakan metode hayami, biaya, keuntungan, penerimaan, R/C ratio, dan BEP. Berdasarkan hasil penelitian pada home industrybapak ali di Desa Ujong Tanjong Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat. Menunjukkan bahwa kegiatan pengolahan ubi kayu menjadi keripik singkong mempunyai nilai tambah. Besarnya nilai tambah pengolahan keripik singkong pada home industryBapak Ali yaitu. Rp. 4.313 /kg bahan baku dengan Penerimaan Rp. 320.000, Keuntungan Rp. 39.455, R/C Ratio Rp. 1,14 dan Break event point Rp. 20.000,356
ABSTRAK
Rina Elvia, “ Analysis of the Added Value of Cassava as the Raw Material of Cassava Chips At Home Industry Mr. Ali in the village of ujong tanjong of Mereubo Subdistrict of West Aceh District”. Under the guindance Yoga Nugroho as chairman, and the Liston Siringo- Ringo as member.
The purpose of this research is to know how big added value on the home industry of Mr. Ali in the Village of Ujong of Mereubo Subdistrict of westAceh district. This research is conducted from Juni until Agustus 2016. Technics of collecting encode by interview and perception. While method analysis encode of conducted by using method of hayami , of Reception , of Benefit, R/C ratio and Break Event Point. Based on the results of research on home industry ali father in the village of Ujong tanjong mereubo districts west Aceh district. showed that the activities of cassava processing into cassava chips have added value. the value-added processing of cassava chips at home industry that Mr. Ali. Rp. 4,313 / kg of raw material with Reception Rp. 320,000, Benefit Rp. 39 455, R / C Ratio Rp. 1.14 and Break event point Rp. 20000.356.
DAFTAR ISI
2.3 Industri Rumah Tangga ... 8
2.4 Pendapatan... 10
3.2 Jenis dan Sumber Data ... 20
3.3 Tehnik Pengumpulan Data ... 21
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 22
3.5 Kerangka Pemikiran Operasional ... 27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 28
4.1. KarakkteristikHome IndustryTempat Penelitian ... 28
4.2. Analisis Nilai Tambah Pada Pengolahan Keripik Singkong ... 28
4.3. Analisis Biaya... 33
4.3.1. Biaya Produksi... 33
4.3.2. Biaya Tetap... 34
4.3.3. Biaya Penyusutan Alat... 35
4.3.4. Biaya Tenaga Kerja ... 36
4.3.5. Biaya Tidak Tetap ... 37
4.3.7. Penerimaan Dan Keuntungan ... 39
4.3.8.Reveneu Cost Ratio danBreak Event Point... 40
4.3.9. Distribusi Keripik Singkong... 44
V. PENUTUP... 47
5.1. Kesimpulan... 47
5.2. Saran ... 47
DAFTAR PUSTAKA ... 48
LAMPIRAN... 49
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
1. Luas Panen dan Produksi Ubi Kayu di Kabupaten Aceh Bara ... 2
2. Contoh Perhitungan Prodk Tempe dan Tahu mengunakan Metode Hayami ... 3. Prosedur Perhitungan Nialai Tambah Metode Hayami. ... 23
4. Analisis Nilai Tambah Keripik Singkong Pada Home Industry Pak Ali Perbulan di Desa Ujong Tanjung Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat ...
5. Pendapatan Tenaga Kerja Langsung Menit Orang Kerja Pada Home Industry Pak Ali di Desa Ujong Tanjung Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat ...
6. Perhitungan Sumbangan Input Lain Perbulan Proses Produksi Keripik Singkong di Home IndustryPak Ali di Desa Ujong Tanjung Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat ...
7. Biaya Tetap Pengolahan Keripik Singkong Perbulan Proses Produksi PdaHome IndustryPak Ali di Desa Ujong Tanjung Kecamatan Mereubo Kabbupaten Aceh Barat ...
8. Penyusustan Peralatan Perkali Proses Pengolahan Keripik Singkong Pada Bulan Juni 2016 diHome IndustryPak Ali...
9. Biaya Tidak Tetap Penolahan Keripik Singkong Perbulan Kali Proses Produksi Pada Home Industry Pak Ali di Desa Ujong Tanjung Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat ...
10. Total Biaya Pengolahan Keripik Singkong Perbulan Proses Produksi Pada Home Industry Pak Ali di Desa Ujong Tanjung Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat ...
11. Penerimaan dan Keuntungan Perproses Produksi Keripik Singkong PadaHome IndustryPak Ali ...
12. Nilai R/C ratio Pengolahan Keripik Singkong Pada Home Industry Pak Ali...
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1. Lampiran 1. Kuisioner Penelitian ... 49
2. Lampiran 2. Analisis Pendapatan Tenaga Kerja Berdasarkan Jam Orang Kerja ( Menit) Pada Home Industry Pak Ali Didesa Ujong Tanjong Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barta ... 57
3. Lampiran 3. Analisis Perhitungan Total Sumbangan Input Lain Dalam Bulan Proses Produksi Kripik Singkong Pda Home Industry Pak Ali Didesa Ujong Tanjong Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat ... 57
4. Biaya Bahan Baku Dalam Satu Bulan Proses Produksi Di Home IndustryPak Ali. ... 57
5. Lampiran 5. Analisis Biaya Tidak Tetap Pengolahan Keipik Singkong Dalam Satu Bualan Proses Produksi ... 58
6. Lampiran 6. Penyusutan Peralatan Perkali Proses Pengolahan Ubi Kayu Pada Bulan Juni 2016... 58
7. Lampiran 7. Perhitungan Biaya Tetap Pengolahan Keripik Singkong Dalam Satu Bulan Proses Produksi... 58
8. Lampiran 8. Perhitungan Total Biaya Pengolahan Keripik Singkong Perbulan Proses Produksi DiHome IndustryPak Ali... 59
9. Lampiran 9. Penjualan Produk Kerpik Singkong Perbulan Pada Home IndustryPak Ali Didesa Ujong Tanjung Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat... 59
10. Lampiran 10. Penerimaan dan Keuntungan Perproses Produksi Keripik Singkong PadaHome IndustryPak Ali... 59
11. Lampiran 9. Nilai R/C Rato Pada Home Industry Pengolahan Keripik Singkong ... 59
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sektor Pertanian mempunyai peranan yang sangat besar dalam pertumbuhan
ekonomi negara terutama negara yang bercorak agraris seperti
Indonesia.Pembangunan ekonomi menitik beratkan pada bidang pertanian dan
industry yang berbasis pertanian atau biasa disebut agroindustry.Dalam sistem
agribisnis ,agroindustrya dalah salah satusubsistem yang bersama-sama
subsistemlain membentuk agribisnis. Sistem agribisnis terdiri darisubsistem
Input, usahatani, sistem Output, pemasarandan penunjang. Dengan demikian
pembangunanagroindustry tidak dapat dilepaskandari pembangunan agribisnis
secara keseluruhan. Pembangunan agroindustry akan dapat meningkat
kanproduksi, hargahasil pertanian, Pendapatan Petani, serta dapat menghasilkan
nilai tambah hasil Pertanian ( Mashyuri, 1994)
Sektor pertanian dalam wawasan agribisnis dengan perannya dalam
perekonomian nasional memberikan beberapa halyang menunjukkan
keunggulan yang dapat dipertimbangkan. Keunggulan tersebut antaralain nilai
tambah pada agroindustriy misalnya dengan cara pengawetan produk pertanian
menjadi produk olahan yangl ebihtahan lama dan siap dikonsumsi. Mengingat
sifat produk pertanian yang tidak tahan lama maka peran agroindustr ysangat
diperlukan.
Ubi kayu merupakan salah satu tanama npangan yang memiliki banyak
kelebihan. Misalnya saja pada saat cadangan makanan (padi-padian) mengalami
kekurangan, ubi kayu masih dapat diandalkan sebagai sumber bahan pengganti
sehingga masih dapat di produksi dilahan kritis sekalipun dan cara penanaman
ubikayu yang mudah.
Tujuan pengolahan ubi kayu itu sendiri adalah untuk meningkatkan
keawetan ubi kayu sehingga layak untuk dikonsumsi dan memanfaatkan ubi
kayu agar memperoleh nilai jual yang tinggi dipasaran. Kecamatan Meureubo
merupakan salah satu Kecamatan yang terdapat di wilayah administrasi
Kabupaten Aceh Barat. Kecamatan ini memiliki kondisi geografis berupa daratan
sampai bergelombang ( landai), dan bahkan ada yang berbukit ( pergunungan).
Kecamatan Meureubo sangat berpotensi baik dalam pertanian, pertenakan,
perikanan, dan juga sekarang terkenal dengan pertambangan. Selain itu,
Kecamatan Meureubo juga telah lama dikenal sebagai penghasil atau pengrajin
makanan olahan.Kabupaten Aceh Barat Kecamatan Mereubo pada tahun 2014
termasuk urutan ke tiga yang paling bayak memproduksi ubi kayu. Dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Luas Panen dan Produksi Ubi Kayu di Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.
Kecamatan
Luas/ area ( hektar) Produksi / production
Arongan Lambalek 1 3 43, 59 14, 53
Woyla 24 27 392, 31 14, 53
Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil produksi ubi kayu di Kecamatan
Woyla sebesar 392,31 Ton adalah yang paling banyak dibandingkan dengan
Kecamatan yang lain. Selain di Kecamatan Woyla produksi ubi kayu di
Kecamatan Woyla Barat sebesar 392,31 Ton dan di Kecamatan Meureubo
sebesar 232,48 Ton. Melimpah produksi ubi kayu pada saat panen raya
menyebabkan harga ubi kayu dipasar menjadi rendah. Harga ubi kayu pada
saat panen raya sebesar Rp 2000/Kg. Pada hari biasa, ubi kayu dapat mencapai
Rp. 4000/Kg. Hal ini menyebabkan sebagian besar petani merasa dirugikan.
Salah satu industry yang saat ini sedang dikembangkan di Kecamatan
Meureubo khususnya didesa Ujong Tanjong industr ypengolahan ubi kayu
sebagai bahan baku keripik singkong,yaitu usaha yang dikelolaoleh Home
Industry Pak Ali di desa Ujong Tanjong Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh
Barat. Adapun didesa lain banyak juga yang memproduksi ubi kayu tapi tidak ada
pengolahannya karana didesa lain hanya menjualkan umbinya saja dalam bentuk
kilogram pada masyarakat. Sedangkan pada usaha Pak Ali didesa ujong tanjong
selain menjual ubi kayu dalam bentuk umbi, tapi Pak Ali juga mengolah ubi kayu
menjadi keripik singkong supaya Pak Ali bisa menambah ekonomi dan
pendapatannya.
Dapat dilihatdari perkembangan usahanya, Home Industry Pak Ali
berproduksi hampir setiap hari. Peningkatan nilai tambah yang dilakukan
meliputi pengembangan produk, sampai saatini Home IndustryPak Ali mampu
memproduksi dalam bentuk kemasan. Upaya Home Industry telah mengarah
pada pengembangan produk yang bertujuan untuk meningkat kan nilai
ditambahkan padas uatu produk karena masuknya unsur pengolahan produk
menja dilebih baik. Home Industry Pak Ali menggunakan tenaga kerja wanita
dimana yang mengusahakan nya adalah istri Pak Ali, dengan menggunakan
teknologi yang sederhana. Dengan adanya kegiatan industri yang mengubah
bentuk primer menja diproduk baru yang lebih tinggi nilai ekonomis nya setelah
melalui proses pengolahan, makaakan dapat memberikan nilai tambah karena
dikeluarkan biaya-biaya sehingga terbentuk harga baru yang lebih tinggi dan
keuntungan yang lebih besar bila dibandingkan tanpa melalui proses
pengolahan.Hal tersebut yangmendorong peneliti untuk mengetahui lebihlanjut
berapa besar nilai tambah dari ubikayu sebagai bahan baku keripik singkong di
Home Industry Pak Ali didesa Ujong Tanjong Kecamatan Meureubo Kabupaten
Aceh Barat.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan bahwaberapabesarnya
nilaitambah dariusaha pengolahan ubikayu menjadi keripiksingkong pada Home
IndustryPak AlidiDesa Ujung Tanjong Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuandari penelitianiniadalahuntuk mengetahui besarnya nilai tambah
dari usaha pengolahan ubi kayu menjadikeripiksingkong pada Home Industry
Pak AlidiDesa Ujong Tanjong Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat bagi penelitian ini adalah BagiHome IndustryPak Ali pengolahan
ubi kayu menjadi keripik singkong dapat memberikan informasi mengenai nilai
II. INJAUAN PUSTAKA
2.1. Ubi kayu (Manihot Esculenta)
Tanaman ubi kayu menurut Purwono (2013) merupakan salah satu hasil
komoditi pertanian di Indonesia yang biasanya dipakai sebagai bahan makanan.
Seiring dengan perkembangan tehnologi, maka ubi kayu ini bukan hanya dipakai
sebagai bahan makanan pengganti misalnya saja keripik singkong, pembuatan
keripik singkong ini merupakan salah satu cara pengolahan ubi kayu untuk
menghasilkan suatu produk yang relatif awet dengan tujuan untuk menambah
jenis produk yang dihasilkan. Ubi kayu atau ketela pohon atau cassva sudah
lama dikenal dan ditanam oleh penduduk dunia ubi kayu mempuyai banyak
nama daerah diantaranya adalah ketela pohon, singkong, ubi jenderal, ubi
inggris, telo puhung, kasape, bodin, telo jenderal (Jawa), dan ubi prancis (
Padang). Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman ubi
kayu diklasifikasi sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordu : Euphorbiales
Famili : Ephorbiaceae
Genus : Manihot
Species :Manihot Esculenta Grantz sin. Utilisima Phol
Perlu diketahui bahwa ubi kayu segar memiliki beberapa kelemahan,
segera dijual atau diolah setelah pemanenan. Peningkatan nilai ekonomi ubi
kayu dapat dilakukan dengan mengolah ubi kayu tersebut menjadi berbagai
macam produk olahan baik dalam bentuk basah maupun kering. Beberapa
macam produk olahan ubi kayu antara lain adalah tepung ubi kayu, patilo, kue
kaca, tape, kue bolu pelangi, dan kue cantik manis (Purnamawati, 2013).
2 . 2. K e r i p i k S i n g k on g
Keripik singkong adalah sejenis makanan ringan berupa irisan tipis dari
umbi-umbian yang mengandung pati. Biasanya keripik singkong melalui tahap
penggorengan, tetapi ada pula yang hanya melalui penjemuran, atau
pengeringan. Keripik singkong dapatberasa dominan asin, pedas, manis, asam,
gurih, atau paduan dari semuanya. Proses pembuatan keripik Singkong mulai
bahan baku mentah sampai siap dijual melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Pengupasankulit
Ubi kayu yang telah dipilih dikupas tetapi sebelumnya dipotong terlebih
dahulu masing-masing ujungnya. Pengupasan kulit ubikayu dilakukan
digarit dengan ujung pisau, kemudian kulit tersebut mulai dikelupass ampai
bersih.
2. Pencucian
Ubikayu yang telah dikuliti dicuci dengan air hingga seluruh kotoran
bersih. Kemudian, dibilas dengan air bersih sehingga kotoran yang melekat
pada ubi kayubenar-benar bersih.
3. Perajangan/pengirisan
Ubi kayu yang telah dicuci diiris (dirajang) tipis dengan memakai pisau
4. Penggorengan
Ubi kayu yang telah dirajang langsung bisa dilakukan penggorengan,
tetapi minyak gorengnya harus benar-benar sudah
panas(±160-200°).Penggorengan dilakukan sampai irisan ubikayu berwarna kuning atau
selama10menit. Jika keripik singkong yang diinginkan mempunyai
beberapa rasa, maka keripik singkong sebelum diangkat dari penggorengan
terlebih dahulu diberi bumbu seperti garam, gula dan lain-lain. Minyak
goreng yang digunakan sangat berpengaruh pada hasil keripik singkong
yang bermutu baik dan tahan lama disimpan. Minyak goreng yang sudah
hitam dan berbau tidak bisa digunakan lagi.
5. Pengemasan
Sebelum dikemas keripik singkong diangin-angin kan sampai dingin, lalu
dimasukan dalam plastik polytilene dengan ketebalan 0.05 mm.Keripik
singkong dengan berat 200gram dapat dikemas dalam plastik ukuran 20x25
cm. Selain menggunakan plastik dapat juga digunakankaleng.
Padakemasantidak ada dicantum kan lebel karana usaha pak ali belum
terlalu berkembang dan surat izin dari depkes belum ada atau lainnya,
KeripikSingkongyang dikemas dalam plastikdapatbertahan selama 3 minggu,
sedangkan yang dalam kaleng tahan disimpan 1bulan
2.3. Industri Rumah Tangga
Indonesiayang merupakan wilayah kepulauan menimbulkan adanya ketidak
serasian antara lokasi penduduk dan lokasi sumber alam.Sebagian besar
penduduk terpusat diPulau Jawa, sedangkan kebanyakan sumber alam terletak di
PulauJawa berkembang industri yang berdasarkan atas peranan tenaga kerjas
edangkan di luar Pulau Jawa berkembang industri yang berdasarkan
pengembangan sumberdaya alam yang bersifat padat modal dengan penggunaan
teknologi maju. Membicarakan perkembangan industri tentunya tidak saja
ditujukan hanya kepada industri-industri besar dan sedang tetapi perhatian yang
sepadan harus pula diarahkan kepada industri-industri kecil atau rumah tangga.
Sebab pada kenyataannya, industri jenis ini masih sangat diperlukan sampai
waktu tidak tertentu untuk memberikan kesempatan kerja sekaligus pemerataan
pendapatan(Soekartawi, 1996). Sektor industri di Indonesia dibagi empat kelompok
yaitu:
1. Industribesar yaitu industri yang proses produksinya secara keseluruhan
sudah menggunakan mesin dengan tenaga kerja lebih dari 100 orang
2. Industrisedang yaitu industri yang proses produksinya menggunakan mesin
sebagian tenaga kerja yang digunakan berkisar 20-99 orang.
3. Industrikecil yaitu umumnya memakai system pekerja upahan, dengan
jumlah tenaga kerja 5-19 orang.
4. Industrirumah tangga yaitu industri yang mempunyai tenaga kerja kurang
dari 5 orang dan terdapat dipedesaan.
Kegiatan industrikecil lebih- lebih rumah tangga yang jumlahnya sangat
banyak di Indonesia memiliki kaitan yang dekat dengan mata pencaharian
pertanian di daerah perdesaan, serta tersebar diseluruh tanah air, kegiatan ini
umumnya merupakan pekerjaan sekunder para petani dan penduduk desa yang
memiliki arti sebagai sumber hasil tambahan dan musiman. Menurut (Soekartawi
mempunyai peranan penting yaitu:
1. Meningkatkan nilai tambah
2. Meningkatkan kualitas hasil
3. Meningkatkan penyerapan tenaga kerja
4. Meningkatakan ketrampilan produsen.
5. Meningkatkan pendapatan produsen.
2.4. Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari
aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan jasa kepada pelanggan. Bagi
investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan
jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran. Pertumbuhan
pendapatan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan
jasa perusahaan tersebut. Pertumbuhan pendapatan yang konsisten, dan juga
pertumbuhan keuntungan dianggap penting bagi perusahaan yang dijual ke
publik melalui saham untuk menarik investor, pendapatan usaha tani adalah
selisih antara penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan,( Soekartawi 1995)
1. Pendapatan kotor, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh petani dalam
usaha tani yang dapat diperhitungkan dari hasil penjualan atau pertukaran
hasil produksi yang dinilai dalam rupiah berdasarkan harga persatuan berat
pada saat pemungutan hasil.
2. Pendapatan bersih, yaitu seluruh antara pendapatan yang diperoleh petani
dikurangi dengan biaya produksi selama proses produksi.
Untuk menghitung pendapatan melalui pengurangan antara penerimaan
Π = TR –TC………..(Soekartawi, 1995)
Keterangan : = Total keuntungan (dalam Rupiah)
TR = Total penerimaan (dalam Rupiah)
TC = Total biaya (dalam Rupiah)
2.5. Biaya
Biaya menurut Witjaksono (2006) merupakan konsep terpenting dalam
akuntansi manajemen dan akuntasi biaya, sesuatu yang berkonotasi sebagai
pengurang yang informasi biaya digunakan untuk proses perencanaan,
pengedalian dan pembuatan keputusan.Untuk memproleh tujuan akhir yaitu
mendatangkan laba, jadi dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan kas atau nilai
ekuivalenqas yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang atau keuntungan yang
diharapkan guna untuk memberikan suatu manfaat yaitu peningkatan laba masa
mendatang. Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang
diukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk
mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit diartikan sebagai pengorbanan
sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang disebut dengan istilah harga
pokok, atau dalam pengertian lain biaya merupakan bagian dari harga pokok yang
dikorbankan didalam suatu usaha untuk memperoleh penghasilan.Menurut
Soekartawi (1995) biaya usahatani biasanya diklafikasikan menjadi duam yaitu:
1. Biaya tetap ( fixed cost) didefenisikan sebagai biaya yang relative tetap
jumlahnyam dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh
banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada
besar kecilnya produksi yang diperoleh. Contohnya pajak. Biaya untuk
sekalipun. Biaya tetap ini beragam, dan terkadang- kadang tergantung dari
peneliti apakah mau memberlakukan variabel itu sebagai biaya tetap atau
biaya variabel( tidak tetap). Contoh biaya tetap antara lain: sewa tanah,
pajak, alat pertanian, dan yuran irigasi.
2. Biaya tidak tetap( Variable cost)biasanya didefenisikan sebagai biaya yang
besar- kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Contohnya biaya
untuk sarana produksi. Produksi yang diperoleh. Contohnya biaya untuk
sarana produksi kalau menginginkan produksi yang tinggi. Maka tenaga
kerja perlu ditambah, pupuk juga perlu ditambah dan sebagainya, sehingga
biaya itu sifatnya berubah- berubah tergantung dari besar- kecilnya produki
yang diingikan.
Biaya yang digunakan untuk produksi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Biaya (eksplisit) adalah biaya yang secara nyata dibayarkan selama proses
produksi oleh produsen untuk masukan ( input) yang berasal dari luar
seperti penggunaan tenaga kerja dan sarana produksi dari luar.
b. Biaya (implicit) adalah biaya dari factor produksi sendiri yang
diikutsertakan dalam proses produksi untuk menghasilkan produk ( output).
Termasuk dalam biaya ini antara lain adalah biaya penyusutan. Sewa tanah
milik sendiri. Upah tenaga kerja keluarga dan bunga modal sendiri.
Untuk menghitung total biaya produksi dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
TC = TVC + TFC………….(Soekartawi, 1995)
Keterangan : TC = Total Biaya (dalam Rupiah)
TFC = Total biaya Tetap (dalam Rupiah)
2.6. Nilai Tambah
Nilaitambah suatu produk adalah hasil dari nilai produk akhir dikurangi
dengan biaya antara yang terdiri dari biaya bahan baku dan bahan
penolong(Tarigan,2011).Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan kepada
barang dan jasa yang dipakai oleh unit produksi dalam proses produksi sebagai
biaya antara. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa atas ikut
sertanya faktor produksi dalam proses produksi. Bila komponen biaya antara
yang digunakan nilainya semakin besar, maka nilai tambah produk tersebut akan
semakin kecil. Begitu pula sebaliknya, jika biaya antaranya semakin kecil,
makanilai tambah produk akan semakin besar.
MenurutHayami Y ( 1987) ada dua cara menghitung nilai tambah, (1) nilai
untuk pengolahan dan; (2) nilai tambah untuk pemasaran. Faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai tambah untuk pengolahan dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu faktor teknis dan faktor pasar. Faktor teknis yang mempengaruhi adalah
kapasitas produk, jumlah bahan baku yang digunakan dan tenaga kerja, sedangkan
faktor pasar yang mempengaruhi adalah harga output, upah tenaga kerja, harga
bahan baku dan nilai input lain selain bahan baku dan tenaga kerja.
Faktor konversi metode hayami menunjukkan banyaknya produk olahan
yang dihasilkan dari satu kilogram bahan baku. Koefisien tenaga kerja
menunjukkan banyaknya tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk mengolah
satu satuan input. Nilai produk menunjukkan nilai output yang dihasilkan dari satu
satuan input. Nilai input lain mencakup nilai dari semua korbanan selain bahan
berlangsung.Untuk mengetahui besarnya nilai tambah dan keuntungan pada
agroindustritempe an tahu, dilakukan dengan menggunakan metode Hayami
Tabel 2. Contoh perhitungan produk tempe dan tahu menggunakan metode hayami
No
Tempe Tofu
Output, Input, dan Price
1 Output (kg/ day) 17 150
2 Raw material Input ( kg/ day) 10 100
3 Labour Input ( hr/day) 8 40
8 Raw Matrial Input 590 585
9 Other current input 60 60
10 Product (4) x ( 6) 748 750
Output adalah pengeluaran produk yang dihasilkan dalam satu kali proses
produksi dihitung dalam satuan kilogram. Input adalah pemasukan bahan baku
utama yang dibutuhkan dalam satu kali proses produksi yang dihitung dalam
satuan kilogram. Tenaga kerja adalah jumlah orang yang melakukan proses
produksi dalam satu kali proses produksi. Faktor konversi merupakan pembagian
dari output dengan Input dalam satu kali proses produksi. Koefesien tenaga kerja
diperoleh dari hasil bagi antara tenaga kerja dengan input. Harga output adalah
harga Tempe dan Tahu per kg dalam satuan Rupiah. Upah tenaga kerja langsung,
digunakan dalam satu kali proses produksi dalam satuan Rupiah. Dasar
perhitungan dari analisis nilai tambah adalah per kg hasil, standar harga yang
digunakan untuk input/bahan baku dan produksi ditingkat pengolah/ produsen.
Nilai tambah menggambarkan imbalan bagi tenaga kerja, modal dan
manajemen.Dari hasil perhitungan tersebut akan dihasilkan keterangan sebagai
berikut:
a. Nilai tambah (Rupiah) adalah selisih antara nilai output ubi kayu dengan
bahan baku utama keripik singkong dan sumbangan input lain.
b. Rasio nilai tambah (Persen ) menunjukkan nilai tambah dari nilai produk.
c. Pendapatan tenaga kerja langsung (Rupiah) menunjukkan upah yang diterima
tenaga kerja langsung untuk mengolah satu satuan bahan baku.
d. Pangsa tenaga kerja langsung (persen) menunjukkan persentase pendapatan
tenaga kerja langsung dari nilai tambah yang diperoleh.
e. Keuntungan (Rupiah) menunjukkan bagian yang diterima perusahaan.
f. Tingkat keuntungan (persen) menunjukkan persentase keuntungan dari nilai
produk.
g. Marjin (Rupiah) menunjukkan besarnya kontribusi pemilik faktor-faktor
produksi selain bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.
h. Persentase pendapatan tenaga kerja langsung terhadap marjin (persen).
i. Persentase sumbangan input lain terhadap marjin (persen).
j. Persentase keuntunganhome industryPak Ali terhadap marjin (persen).
Adapun kelebihan dari menggunakan analisiis nilai tambah menggunakan
metode hayami adalah:
b. Dapat diketahui besarnya balas jasa terhadap pemilik-pemilik faktor produksi
c. Prinsip nilai tambah menurut Hayami dapat diterapkan pula untuk sub system
lain diluar pengolahan, misalnya untuk kegiatan pemasaran.
Analisi nilai tambah pada metode Hayami juga memiliki kelemahan yaitu:
a. Pendekatan rata-rata tidak tepat jika diterapkan pada unit usaha yang
menghasilkan banyak produk dari satu jenis bahan baku.
b. Tidak dapat menjelaskan produk sampingan.
c. Sulit membandingkan yang dapat digunakan untuk menyimpulkan apakah
balas jasa terhadap pemilik faktor tersebut sudah layak.
2.7. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Sulaiman (2015) dengan judul
Analisis nilai tambah produk makanan olahan tradisional berbasis tepung beras
ketan pada usaha keluarga di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
Dengan tujuan dari kajian pemasaran pangan olahan ini adalah: untuk mengetahui
besarnya nilai tambah produk makanan olahan tradisional berbasis tepung beras
ketan pada usaha keluarga di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap Analisis Nilai Tambah Produk
Makanan Olahan Tradisional Berbasis Tepung Beras Ketan Pada Usaha Keluarga
di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat, dapat disimpulkan: Besar Rupiah
Nilai Tambah Produk Makanan Olahan Tradisional Berbasis Tepung Beras Ketan
pada usaha keluarga di Kecamatan Kabupaten Aceh Barat adalah sebesar Rp.
2000 ( Dua ribu rupiah). Peningkatan nilai tambah produk makanan olahan
tradisional berbasis tepung beras ketan sebelum dan sesudah pengemasan dan
sangat bergantung pada kreatifitas terhadap produk yang dihasilkan kualitas
kemasan.
Valentina(2009) dengan judul Analisi Nilai Tambah Ubi Kayu sebagai
Bahan Baku Keripik Singkong Di Kabu Paten Karanganyar( kasus pada Kub
wanita Tani Makmur) dengan tujuan : 1. Mengetahui besarnya keuntungan dari
usaha pengolahan Ubi kayu menjadi Keripik Singkong di Kabu Paten
Karngangnyar. 2. Mengetahui besarnya Efisiensi dari usaha pengolahan Ubi
Kayu di Kabupaten Karangangnyar. 3. Mengetahui besarnya Nilai Tambah dari
Usaha pengolahan Ubi Kayu menjdi Keripik Singkong di Kabu Paten
Karangangnyar. Metode yang pernah di gunakan adalah Nilai Tambah Bruto,
dimana komponen biaya antara yang pernah dimana komponen Biaya antara
yang pernah dihitungkan meliputi biaya bahan baku, biaya bahan baku penolong
serta biaya transfortasi. Efisiensi usaha pengolahan ubi kayu menjadi keripik
singkong diketahui dengan menggunakan rumus R/C Rasio. Kesimpulan dari
penellitian ini adalah(1). Keuntungan yang diterima pada anggota KUB Wanita
Tani Makmur dari Ubi kayu mentah sampai keripik singkong1/2 jadi sampai
matang( Keripik singkong) sebesar Rp 10.375,61. Sedangkan pada KUB wanita
Tani Makmur keuntungan yang diterima dari keripik singkong1/2 jadi sampai
matang( Keripik singkong ) sebesar Rp 1.610.418,99, (2). Efisiensi usaha
pengolahn ubi kayu mentah menjadi Keripik Singkong ½ jdi KabuPaten
karangangnyar pada Anggota KUB wanita Tani Makmur di Kabupaten
menunjukkan sudah efisien.
Julkifli (2012) dengan Judul Analisi Nilai Pendapatan dan Nilai Tambah
Utara. Tujuan penelitian ini adalah: (1). Mengetahui besarnya pendapatan dari
usaha pengolahan Ubi Kayu menjadi Keripik Ubi Kayu di Kecamatan Tanah
Luas Kabupaten Aceh Utara. (2). Mengetahui besarnya Nilai Tambah dari Usaha
pengolahan Ubi Kayu menjadi keripik Ubi Kayu di Kecamatan Tanah Luas
Kabupaten Aceh Utara. Adapun metode yang digunakan adalah metode Analisis
data yang digunakan dalampenelitian iniyaitu: (1). Menghitung keuntungan
usaha pengolahan Ubi Kayu menjadi Keripik Singkong. Berdasarkan hasil
penelitian ini yang dilakukan pada agroindustri Keripik Ubi Kayu di Gampong
Jeumpa Berghang, Kecamatan Tanah Luas, Kabupaten Aceh Utara dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1). Agroindustri pengolahan Keripik Ubi
Kayu memberikan keuntungan yang diterima adalah sebesar Rp 4.340.625 per
lima kali proses produksi selama satu bulan.(2). Nilai Tambah yang dinikmati
pengusaha dari agroindustri sebesar Rp 5.495,00 perkilogram bahan baku yang
di manfaatkan. Nilai tambah ini merupakan keuntungan yang didapatkan oleh
agroindustri pengolahan Ubi Kayu menjadi keripik ubi kayu memberikan
keuntungan tersendiri bagi petani ubi kayu, dimana petani dapat menjual ubi
kayu secara borongan kepada industry keripik ubi kayu dengan harga yang lebih
tinggi
Arismansyah (2015) dengan judul Nilai tambah pada industry pengolahan
kopi “ Nongkal kopi” di Kecamatan Kute Panang Kabupaten Aceh Tengah.
Bahwa aceh merupakan daerah yang memiliki potensi komoditi kopi khususnya
di daerah dataran tinggi Gayo yang meliputi Kabupaten Aceh Tengah dan Bener
Meriah. Petani membudidayakan jenis kopi yang dikenal di pasar internasional
memproses biji gelondongan atau biji gabah. Sehingga diperlukan penelitian
berkaitan proses peningkatan nilai tambah kopi. Berdasarkan rumus masalah,
tujuan penelitian adalah (1) mengetahui besar nilai tambah yang dihasilkan dari
ketiga produk olahan buah kopi yaitu biji kopi jenis spesialti, premium, honey
dan (2) mengetahui besaran nilai tambah penyerapan tenaga kerja dari proses
pembuatan ketiga produk olahan buah kopi yaitu biji kopi jenis spesialti,
premium, honey. Penelitian dilakukan di Kecamatan kute panang, Aceh Tengah.
Sampel dipilih secara sengaja dengan pertimbangan kemampuan sampel dalam
mengolah biji gelondongan. Pelaku usaha memiliki merek dagang “ Nongkal
kopi”.dikumpulkan berdasarkan wawancara. Analisis data menggunakan metode
Hayami. Hasil penelitian menunjukkan nilai tambah produk yang diperoleh dari
pengolahan biji kopi arabika menjadi green spesialty beansadalah Rp 33. 444,-/
kg, premium adalah sebesar Rp 27. 444,-/kg, dan pada produk honeyadalah Rp
57. 444,-/ kg. selain itu, nilai tambah penyerapan tenaga kerja dalam proses
pengolahan biji kopi arabika untuk produk kopi spesialty rata- rata sebanyak 1,
075 HKP dengan upah tenaga kerja Rp 315. 429,-/ HKP, produk premium
sebesar 0, 825/ HKP dengan upah tenaga kerja Rp 110. 400,-/ HKP, dan pada
produk honey sebesar 4,2 HKP dengan upah tenaga kerja Rp 17.250,-/ HKP.
Dengan memperbndingkan besaran yang diperoleh, maka nilai tambah produk
III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada BulanJuni sampai Agustus 2016,
yang bertempat di desa Ujong Tanjong Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh
Barat. Penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan
pertimbangan bahwa di desa Ujong Tanjong Kecamatan Mereubo merupakan
salah satu desa yang banyak terdapat petani ubi kayu dibandingkan dengan desa
lain yang ada di Kecamatan Meureubo, di daerah tersebut juga terdapat Home
industry yang mengolah ubi kayu menjadi keripik singkong, Home industry
tersebut adalah Home industry Pak Ali. Diantara banyaknya petani ubi kayu di
Desa Ujong Tanjong hanya Pak Ali yang melakukan pengolahan Ubi Kayu
menjadi keripik singkong.
3.2 Jenis dan Sumber Data
1. Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara dengan pihat
terkait berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan, serta
pengamatan lansung di lapangan. Data primer terdiri dari data bahan baku (
keripik singkong), biaya- biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan keripik
singkong, jumlah tenaga kerja, tempat Pemasaran serta keuntungan dalam
pembuatan kerpik singkong pada Home Industri Pak Ali di desa UJong
Tanjung Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat.
2. Dalam penelitian ini juga adanya evaluasi terhadap data sekunder yang
berasal dari data yang diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Barat.
ubi kayu, guna untuk mendukung penelitian ini padaHome IndustryPak Ali
di desa Ujong Tanjung Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh barat
3.3. Tehnik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dan dianalisis dengan cara data kuantitatif, data
kuantitatif adalah suatu analisis data dimana metode ini dinyatakan dengan
angka-angka seperti laporan produksi keuangan, analisis kuantitatif terutama di
lakukan pada perhitungan harga produksi ubi kayu menjadi keripik singkong
dengan cara yang di gunakan dalam badan usaha dengan menggunakanmetode
Hayami.
1. Observasi (pengamatan)
Observasi atau pengamatan adalah cara pengumpulan data dengan terjun
dan melihat langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti
2. Penelusuran Literatur
Penelusuran literatur adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan
sebagian atau seluruh data yang telah ada atau laporan data dari peneliti
sebelumnya. Contoh: data-data seperti teori-teori, data dari BPS, dan
sumber lain yang terkait untuk mendapatkan data kepustakaan sebagai
landasan teoritis.
3. Wawacara (interview)
Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan langsung mengadakan
tanya jawab kepada objek yang diteliti atau kepada perantara yang
3.4. Metode Analisis Data
Hasil data yang diperoleh, selanjutnya akan diolah dan dianalisis lebih
mendalam dalam bentuk tabel dan uraiandan dijelaskan secara deskriptif, hal
tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui analisis nilai tambah ubi kayu
sebagai bahan baku keripik singkong pada HomeIndustry Pak Ali didesa ujong
Tanjung di Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat
1. Analisis Nilai Tambah
Dasar perhitungan dari analisis nilai tambah untuk mengetahui berapa besar
biaya yang dikluar kan dalam pengolahan ubi kayu menjadi keripik singkong
dapat dinyatakan dalam rumus dibawah ini
Nilai tambah = f( K, B, T, U, H, h, L)
Keterangan : K= Kapasitas produksi (kilogram)
B= Bahan baku yang digunakan (kilogram)
T = Tenaga kerja yang digunakan
U= Harga output ( Rupiah / Kilogram)
H= Harga input (Rupiah/ kilogram)
h = Harga bahan baku (Rupiah/ Kilogram)
L = Nilai Input Lain
Dari hasil perhitungan tersebut akan dihasilkan keterangan sebagai berikut:
a. Perkiraan nilai tambah ( Rupiah)
b. Rasio nilai tambah ( Persen)
c. tenaga kerja ( Rupiah)
d. Imbalan bagi modal dan manajemen ( Rupiah)
Untuk mengetahui besarnya Nilai tambah dan Keuntungan pada
agroindustri Ubi Kayu pada penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan
Metode Hayami pada Tabel 3.
Tabel 3. Prosedur Perhitungan Nilai Tambah Metode Hayami
Variabel Nilai
I. Output, Input dan Harga
1.Output (Kg / bulan) (1)
2. Raw terial input (Kg/ bulan) (2) 3. Input tenaga kerja ( hr/ day) (3)
4. Faktor Konversi (4) = (1)/(2)
5. Koefisien Tenaga Kerja/ bulan (5) = (3)/(2)
6. Harga Output (Rp/kg) (6)
7. Upah Tenaga Kerja Langsung (Rp/ bulan) (7) II. Peneriman dan Keuntungan
8. Harga Bahan Baku (Rp/Kg) (8) 9. Sumbangan Input Lain (Rp/Kg) (9)
10. Nilai Output (Rp/Kg) (10) = (4) x (6)
b. Pangsa Tenaga Kerja (%) (12b) = (12a)/(11a) x 100% 13. a. Keuntungan (Rp/Kg) (13a) = (11a)–(12a)
b. Tingkat Keuntungan (%) (13 b) = (13a)/(11a) x 100% Sumber: Hayami Y ( 1987)
2. Analisis Biaya dan pendapatan
Biaya
Untuk Menghitung total Biaya produksi dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
TC =TVC+TFC………..(Soekartawi, 1995)
Keterangan : TC = Total Biaya (dalam Rupiah)
TVC = Total Biaya Variabel (dalam Rupiah)
Penerimaan
Penerimaan usaha tani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh
dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut:
TR= Y xP……….(Soekartawi, 1995))
Keterangan :
TR = Total penerimaan( dalam Rupiah)
Y = Produksi yang diperoleh dalam usaha tani (dalam Rupiah)
Py = Harga Y (dalam Rupiah)
Pendapatan /Keuntungan
Keuntungan dihitung melalui Pengurangan antara Pendapatan Total dengan
Total Biaya. Untuk melihat besarnya Keuntungan usaha menggunakan rumus:
Π = TR –TC…………..(Soekartawi, 1995)
Keterangan : Π = Pendapatan(dalam Rupiah)
TR = Total penerimaan(dalam Rupiah)
TC = Total biaya (dalam Rupiah)
Revenue Cost Ratio(R/C) dan Analisis Titik Impas (BEP)
R/C ratio merupakan Perbandingan antara Penerimaan total dan Biaya Total,
yang menunjukkan nilai penerimaan yang diperoleh dari setiap rupiah yang
dikeluarkan. Adapun R/C ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:
/
=
.
………..(Noor, 2007)
Keterangan: TR = Total penerimaan (dalam Rupiah)
TC = Total biaya (dalam Rupiah)
Kriteria penilaian R/C ratio:
R/C > 1 = usaha pengolahan memperoleh keuntungan
R/C = 1 = usaha pengolahan mencapai titik impas
Break Event Point
Break event point adalah saat dimana penghasilan total cost sma dengan
pembiayaan total, jadi saat BEP suatu usaha tidak mendapat keuntungan dan tidak
mendapat kerugian, apabila pembiayaan total melebihi pendapatan total, suatu
usaha mengalami kerugian, sebaliknya apabila penghasilan total melebihi biaya
total, berat suatu usaha mendapatkan keuntungan adapun rumus dibawah ini:
( ) =
Keterangan: BEP(q) = Titik impas dalam unit produksi
TC = Penerimaan (dalam Rupiah)
P = Harga jual per Kg(dalam Rupiah)
(Sumber, Noor, 2007)
Perhitungan BEP atas dasar unit rupiah dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus:
( ) =
Keterangan : BEP(p) = Titik impas (dalam rupiah)
TC = Penerimaan (dalam Rupiah)
Q = Produksi (Kg)
P = Harga Jual Per Kg(dalam Rupiah)
3.5 Kerangka pemikiran
Gambar 1. Kerangka pemikiran KENYATAAN :
1. Tersedia bahan baku yaitu (singkong)
2. Tidak semua petani ubi kayu mengetahui tentang nilai
“Berapa besarnya nilai tambah dari usaha pengolahan ubi kayu menjadi keripik singkong padahome industrypak ali di desa ujong tanjung Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat”.
Jenis Dan Sumber Data 1. Data primer
- Data primer terdiri dari data bahan baku keripik singkong, Biaya- biaya, yang dikeluarkan untuk pembuatan keripik singkong, jumlah Tenga kerja, Tempat Pemasaran serta Keuntunga dalam pembuatan keripik singkong.
2. Data sekunder
- Data sekunder diambil dariBadan pusat statistic (BPS) Aceh Barat. Data sekunder terdiri dari data luas lahan, luas tanam, luas panen produksi ubi kayu di Kecamatan Mereubo Kabupaten Aceh Barat.
Analisis Data
1. Metode Hayami 2. Biaya dan Pendapatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Karakteristik Home Industri Tempat Penelitian
Home Industrypengolahan ubi menjadi keripik singkong didirikan pada
akhir tahun 2008 oleh Bapak Ali, usaha yang dilakukan adalah pengolahan ubi
mentah menjadi keripik singkong, pada awalnya Pak Ali merupakan seorang
petani ubi yang menjual produksi ubinya ke pedagang pengumpul dengan harga
cukup murah. Kemudian pak Ali dan istri berinisiatif mengolah ubi tersebut
menjadi keripik singkong dengan tujuan meningkatkan nilai tambah dari produksi
ubi milik Pak Ali tersebut.Untuk menghemat biaya operasonal proses pengolahan
ubi mulai dari pengupasan sampai ke penggorengan di kerjakan langsung secara
bersamaan oleh istri Pak Ali. Peralatan yang digunakan dalam mengolah ubipun
cukup sederhana. Walaupun demikian produksi keripik usaha pak Ali cukup di
minat di pasaran sekitar. Perolehan bahan baku pak Ali 80% mengambil dari
kebun sendiri, kecuali di kebun pak Ali belum panen baru membeli di pasaran
yang berada di sekitar Meulaboh.
4.2. Analisis Nilai Tambah pada Pengolahan Keripik Singkong
Analisis nilai tambah digunakan untuk mengetahui besarnya nilai tambah
yang terdapat pada umbi kayu yang diolah menjadi keripik singkong. Besarnya
analisis nilai tambah untuk satu bulan proses produksi padahome industryPak Ali
dapat dilihat pada tabel 4.Dari hasil perhitungan nilai tambah pada Tabel 4
diketahui bahwa hasil produksi/output untuk satu kali proses produksi adalah
sebesar 16 kg dengan penggunaan bahan baku/input rata-rata sebesar 32 kg Bahan
sedangkan setelah menjadi hasil disebut keripik singkong yang di ukur per
bungkus atau jika di konfersikan menjadi kilo gram menjadi 16 kg dalam proses
satu bulan produksi.
Tenaga kerja yang dihitung pada penelitian ini adalah semua waktu yang di
butuhkan mulai dari pengupasan kulit, pencucian, pengirisan, penggorengan dan
pengemasan di hitung dengan satuan menit. Tenaga kerja yang berperan dalam
proses produksi pengolahan keripik singkong berjumlah 1 orang yaitu istri dari
Bapak Ali itu sendiri. Faktor konversi merupakan hasil bagi antara hasil
produksi/output dengan jumlah bahan baku/input yang digunakan maka besarnya
faktor konversi pada perhitungan di atas adalah sebesar 0.5 yang berarti 1 kg
bahan baku dapat dihasilkan 0,5 kg keripik sinkong.
Tabel 4. Analisis Nilai Tambah Keripik Singkong Pada Home Industri Pak Ali Perbulan proses produksi Didesa Ujong Tanjong Kecamatan Meurebo Kabupaten Aceh Barat.
7. Upah Tenaga Kerja Langsung (Rp) 60.000
II. Peneriman dan Keuntungan
8. Harga Bahan Baku (Rp/Kg) 2.000
9. Sumbangan Input Lain (Rp/Kg) 3687
10. Nilai Output (Rp/Kg/Bulan) 10.000
11. a. Nilai Tambah (Rp/Kg) 4313
b. Rasio Nilai Tambah (%) 43,13
12. a. Pendapatan Tenaga Kerja Langsung (Rp/Kg) 2640
b. Pangsa Tenaga Kerja (%) 61,21
13. a. Keuntungan (Rp/Kg) 1673
b. Tingkat Keuntungan (%) 38,79
Koefisien tenaga kerja merupakan hasil bagi antara tenaga kerja dengan
jumlah bahan baku yang dipergunakan dalam proses produksi. Besarnya nilai
koefisien tenaga kerja padahome industryPak Ali sebesar0,044yang berarti untuk
mengolah 1 kg bahan baku/input dibutuhkan waktu 0,044 dengan demikian jika
mengolah 100 kg bahan baku/input dibutuhkan waktu sebanyak3,4 menit atau
setara dengan 0,004 menit.Nilai output rata-rata keripik singkong pada penelitian
ini adalah Rp 10.000 per satu bulan proses produksi. Pendapatan tenaga kerja
langsung untuk satu bulan proses produksi adalah sebesar Rp 2.640biaya ini
terakumulasi dari semua kegiatan produksi keripik singkong dikarenakan tenaga
kerja yang dipakai adalah istri dari Bapak Ali sebagai pemilik usaha home
industry. Untuk lebih jelasnya rincian biaya tenaga kerjadapat dilihat pada tabel 5
berikut ini.
Tabel 5. Biaya Tenaga Kerja Langsung Perbulan Pada Home Industri Pak Ali Desa Ujong Tanjong Kecamatan Meurebo Kabupaten Aceh Barat.
Pekerjaan Menit orang kerja Upah (Rp)
Total
Pendapatan tenaga kerja langsung untuk satu kali proses produksi adalah
sebesar Rp 88,23 per menit biaya ini hasil bagi antara biaya tenaga kerja Rp.
60.000 dengan waktu tenaga kerja 8 kali proses produksi 680 menit karna biaya
sebesar 10 menit, pencucian waktu yang dibutuhkan sebesar 5
menit,pengirisanwaktu yang dibutukan sebesar 30 menit, penggorengan waktu
yang dibutuhkan sebesar 15 menit dan pengemasan waktu yang dibutuhkan
sebesar 25 menit dengan bahan baku 4 kg per satu kali proses produksi. Dalam
home industry ini biaya tenaga kerja dilakukan dalam per bulan sekali dan sudah
termasuk keseluruhan kegiatan pemerosesan di karenakan yang bekerja dalam
memproses kripik singkong adalah istri dari Bapak Ali selaku pemilik home
indusriy
Harga bahan baku/input padahome industryBapak Alisebesar Rp 2.000 per
Kgbahan baku input yang digunakan adalah ubi kayu yang langsung di dapatkan
dari petani. Sumbangan input lain yang digunakan dalam satu kali siklus proses
produksi per satu bulan proses produksi adalah sebesar Rp 118.000,-Perhitungan
total sumbangan input lain padahome industryBapak Ali dapat dilihat pada Tabel
6 berikut ini.
Tabel 6. Biaya Sumbangan Input Lain Perbulan Proses Produksi Keripik singkong di Home Industry Pak Ali Desa Ujong Tanjong Kecamatan Meurebo Kabupaten Aceh Barat.
Uraian Kuantitas Harga Total (Rp)
(Unit) (Rp/Unit) (Rp)
Minyak Goreng 8 Liter 10.000 80.000
Garam 400 Gram 500 2.000
LPG 3 Kg 1 Tabung 18.000 18.000
Plastik ukuran ¼ ½ Kg 2.000 10.000
Lilin 4 Batang 1.000 4.000
Penyedap Rasa 88 Gram 500 4.000
Jumlah 118.000
Sumbangan input lain meliputiminyak goreng, garam, LPG, penyedap
rasa.Untuk lebih jelasnya format perhitungan sumbangan input lain adalah sebagai
berikut:
=
( ) Total sumbangan input lain adalah Rp 118.000 per proses produksi.
Nilai produk/output merupakan hasil kali dari faktor konversi dengan harga
produk rata-rata. Besarnya nilai produk/output pada perhitungan nilai tambah
adalah Rp 10.000 selama satu bulan proses produksi yaitu pada bulan juni
2016.Hasil dari nilai produk tersebut dikurangi biaya dari sumbangan input lain
dan biaya dari bahan baku maka diperoleh besarnya nilai tambah. Besarnya nilai
tambah padahome industrysebesar Rp 4.313 per proses bahan baku. Apabila nilai
tambah tersebut dibagi dengan nilai produk maka akan diperoleh rasio nilai
tambah sebesar 43,13 persen. Artinya home industry Bapak Ali dalam
penggunaan sumbangan input lain seimbang sehingga home industry ini sangat
menjaga kualitas produksinya dengan menggantinya minyak goreng setelah satu
kali proses penggorengan atau minyak goreng mulai berwarna kecoklatan.
Imbalan tenaga kerja merupakan hasil perkalian antar koefesien tenaga kerja
dengan upah rata-rata. Pada perhitungan nilai tambah di atas, imbalan tenaga kerja
yang diberikan dari setiap proses bahan baku ubi kayu yang diolah menjadi
keripik sinkongadalah Rp 0,044 dengan demikian bagian tenaga kerja dalam
pengolahan keripik sinkong sebesar 61,21 persen, persentase ini didapat dari
bagian tenaga kerja dibagi dengan nilai tambah.Analisis lebih lanjut
menunjukkan keuntungan yang diperoleh adalah Rp 1673 dengan tingkat
adadan jika dapat menghasilkan produksi yang lebih banyak akan berdampak
pada penerimaan yang akhirnya pada keuntungan yang diperoleh pengusaha.
4.3. Analisis Biaya
Analisis biaya yang digunakan menurut Rudianto (2002) dalam suatu usaha
harus mengubah bahan baku menjadi barang jadi dalam proses produksi tersebut
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya tetap, maka
hubungan anatara setiap komponen biaya tersebut dengan setiap jenis
persediaannya, adalah sebagai berikut, gabungan dari biaya bahan baku, baiaya
tenaga kerja langsung dan biaya tetap membentuk biaya produksi, jika ketiga
komponen biaya tersebut masing- masing belum mencakup 100% dari kebetuhan
biaya produksi per unit output maka gabungan ketiga membentuk persediaan
barang dalam proses adalah pada kandungan biaya didalam setiap jenis persediaan
tersebut. Didalam barang jadi telah terkandung biaya nya kurang dari 100% dari
keseluruhan biaya yang dibutuhkan.untuk menghitung biaya total usaha
pengolahan keripik singkong dalam proses pembuatanya. Yang meliputi biaya
tetap dan biaya variabel. Tujuan analisis biaya usaha pengolahan keripik
singkong adalah untuk menggolongkan biaya menurut fungsi pokok dalam usaha
dan menurut perilakunya dalam perubahan volume kegiatan usaha. Seluruh biaya
yang ada kemudian dikelompokkan menurut perilakunya dalam perubahan
volume kegiatan usaha ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.
4.3.1. Biaya Produksi
produksi pada penelitian ini adalah biaya yang harus dikeluarkan selama
tetap, biaya tetap merupakan biaya penyusutan alat dan biaya tenaga kerja, biaya
tidak tetap meliputi biaya bahan baku dan biaya bahan penolong.
4.3.2. Biaya Tetap
Biaya tetap menurut Wijaksono (2006) didefenisikan sebagai biaya yang
relative tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh
banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar
kecilnya produksi yang diperoleh. Contohnya pajak. Biaya uuntuk pajak akan
tetap dibayar walaupun hasil usaha tani itu besar atau gagal sekalipun. Biaya tetap
ini beragam dan terkadang- kadang tergantung dari peneliti apakah mau
memberlakukan variabel itu sebagai biaya tetap atau biaya variabel ( tidak tetap)
contoh biaya tetap antara lain: sewa tanah, pajak, alat pertanian, dan yuran irigasi.
Biaya tetap dalam penelitian ini merupakan jenis biaya yang selama satu kali
proses produksi adalah tetap jumlahnya dan tidak mengalami perubahan. Dalam
proses produksi pengolahan keripik ubi yang merupakan biaya tetap adalah biaya
penyusutan alat dan biaya tenaga kerja, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Biaya Tetap Pengolahan Keripik SingkongDalam Satu Bulan Proses Produksi pada Home Industry Pak Ali Desa Ujong Tanjong Kecamatan Meurebo Kabuapaten Aceh Barat.
Jenias Biaya Nilai (Rp)
Penyusutan Alat 385.45
Total 385.45
Sumber data diolah 2016
Biaya tetap merupakan biaya yang harus dikeluarkan berapapun biaya
jumlah yang dihasilkan. Dari Tabel 7. Diperoleh hasil perhitungan rata-rata total
Rp. 385.45 nilai biaya tetap yang paling banyak oleh biaya penyusutan peralatan
yaitu sebesar Rp. 385.45 penyusutan peralatan diperoleh dari pengurangan
nilai-nilai modal yang terpakai dalam proses produksi, barang modal yang digunakan di
home industryPak Ali antara lain, kompor, kuali, pisau, ember, sendok pengaduk,
toples, talam dan
4.3.3. Biaya Penyusutan Alat
Peralatan yang digunakan untuk mengolah keripik singkong pada home
industry ini masih tergolong menggunakan alat-alat sederhana, mulai dari
pengupasan sampai penggorengan. Hal ini berkaitan dengan keterbatasan modal
dan tingkat pendidikan para pekerjanya. disamping itu juga dalam usaha Bapak
Ali masih ditingkat home industry atau usaha rumahan yang produksi dan
pendapatannya masih dibawah rata-rata. Dalam suatu usaha, biaya yang
dikeluarkan untuk peralatan dihitung melalui penyusutan yang terjadi pada
peralatan tersebut. Besarnya biaya penyusutan untuk peralatan dapat dilihat pada
Tabel 8. Penyusutan Peralatan dalam Pengolahan Keripik Singkong Bulan Juni 2016 padaHome IndustryPak Ali
Nama Alat Jumlah Unit Harga
Kompor Gas 1 400.000 60 666.666
Dari Tabel 8. Menunjukkan biaya penyusutan peralatan yang dinilai paling
besar adalah penyusutan kompor gas sebesar Rp 666,666 dan penyusutan
peralatan yang nilainya paling kecil adalah penyusutan, Serokan dan
masing-masing sebesar Rp 1.250,- Besar nya biaya penyusutan pada Home industry Pak
Ali sebesar Rp. 385.45 Biaya penyusutan peralatan sebenarnya tidak benar- benar
dikeluarkan pada usaha pengolahan ubi kayu menjadi keripik singkong, tetapi
karena dalam penelitian ini menggunakan konsep keuntungan, maka biaya ini
harus diperhitungkan. Peralatan untuk membuat keripik singkong ini dibeli oleh
sejak awal usaha sebagian alat tersebut telah mengalami penggatian dengan alat
yang baru. Hal ini menunjukkan bahwa perlatan yang digunakan mengalami
penyusutan.
4.3.4. Biaya Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah tenaga yang terlibat langsung dalam proses produksi
pengolahan keripik ubi, tenaga kerja dimasukkan pada biaya tetap dikarenakan
jumlah tenaga kerja setiap proses produksi tidak berkurangatau tetap, namun
dalam penelitian ini tenaga kerja yang mengerjakan semua tahapan proses
produksi keripik singkong adalah istri dari Bapak Ali selaku pemilik usaha maka
biaya yang dihitung setiap kali melakukan tahapan dengan satuan menit.
Pendapatan tenaga kerja langsung untuk satu kali proses produksi adalah sebesar
Rp 2.640. Upah tenaga kerja langsung untuk satu kali proses produksi adalah
sebesar Rp 60.000 Dengan habis waktu sebesar 680 menit perbulanbiaya ini
terakumulasidari biaya tenaga kerja pengupasan, pencucian, penggorengan dan
pengemasan. Dalamhome industry ini pembayarannya dilakukan dalam per bulan
4.3.5. Biaya Tidak Tetap
Biaya tidak tetap menurut Wijaksono (2006) didefenisikan sebagai biaya
yang besar- kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Contohnya biaya
untuk sarana produksi kalau menginginkan produksi yang tinggi. Maka tenaga
kerja perlu ditambah, pupuk juga perlu ditambah dan sebagainya, sehingga biaya
itu sifatnya berubah- berubah tergantung dari besar- kecilnya produksi yang
dirugikan. Biaya yang digunakan untuk produksi dapat dibedakanbiaya yang
jumlah totalnya akan mengalami perubahan sebanding dengan perubahan volume
kegiatan. Dalam proses pengolahan keripiksingkong yang termasuk biaya tidak
tetap adalah biaya bahan baku, biaya sumbangan input lain, biaya bahan bakar dan
biaya pengemas. Adapun biaya tidak tetap dalam satu kali proses produksi dapat
dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Biaya Tidak Tetap Pengolahan Keripik Singkong Perbulan kali Proses Produksi pada Home Industry Pak Ali Desa Ujong Tanjong Kecamatan Meurebo Kabupaten Aceh Barat
Tabel 9 menunjukkan rata- rata biaya tidak tetap pada usaha home industry
Pak Ali sebesar Rp. 242.000 dengan bahan baku Rp. 64.000, dan sumbangan
inputlain sebesar Rp.118.000yang terdiri dari garam, minyak dan penyedap, biaya
sumbangaan input lain yang terbesar terdapat pada minyak yaitu sebesar Rp.
80.000 biaya sumbangan input lain yang terkecil terdapat pada garam dan
penyedap sedangkan untuk bahan baku ubi kayu mentah yang digunakan rata-rata