METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian eksplanatif (expla na tive resea rch) yang bertujuan menggambarkan suatu generalisasi atau menjelaskan hubungan antara satu variabel dengan variabel variabel yanng lain. Oleh karena itu, penelitian eklplanatif menggunakan hipotesis (Wirartha, 2006: 160). Hubungan tersebut bisa berupa hubungan korelasional atau saling berhubungan, sumbangan atau kontribusi suatu variabel terhadap variabel lainnya. Desain penelitian yang digunakan yaitu desain kausal yang berguna untuk menganalisis hubungan sebab akibat antara satu variabel dengan variabel lainnya, dalam hal ini yaitu variabel independen dengan variabel dependen. Adapun yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini yaitu perbedaan permanen dan perbedaan temporer. Sedangkan variabel dependennya yaitu perubahan laba.
3.2 Batasan Operasional
Batasan operasional yaitu penarikan batasan yang menjelaskan ciri-ciri spesifik dengan lebih substantif dari suatu konsep. Hal ini bertujuan untuk mencapai suatu alat ukur yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah didefinisikan konsepnya. Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah bahwa data yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-2014.
3.3 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Menurut Erlina (2011: 48) definisi operasional adalah defenisi yang menjelaskan karakteristik dari obyek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan dalam penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.3.1 Variabel Dependen
Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Erlina, 2011: 36). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan laba. Perubahan laba merupakan kenaikan atau penurunan laba per tahun. Perubahan laba dalam penelitian ini merupakan perubahan laba satu periode kedepan. Perubahan laba satu periode kedepan dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya. Perubahan laba dalam penelitian ini menggunakan laba bersih yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan.
ΔNIi = NIit−NIi t−1 NIi t−1
ΔNIi = perubahan laba pada perusahaan i NIit = laba bersih perusahaan i pada periode t
3.3.2 Variabel Independen
Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain (Erlina, 2011: 37). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.3.2.1 Perbedaan Permanen
Adanya perbedaan antara prinsip akuntasi dengan peraturan perpajakan akan menimbulkan suatu selisih yang mencakup komponen perbedaan permanen dan perbedaan temporer. Perbedaan permanen timbul akibat adanya suatu transaksi yang diakui oleh standar akuntansi namun tidak diakui oleh peraturan perpajakan. Konsekuensinya transaksi tersebut harus dikeluarkan dari laporan laba rugi ketika menghitung pendapatan kena pajak. Misalnya, bunga deposito diakui sebagai pendapatan dalam laba akuntansi, tetapi tidak diakui sebagai pendapatan dalam laba fiskal.
Book ta x differences dan komponennya memiliki nilai yang relevan terhadap laba tahun pada tahun berjalan dan dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja masa depan dan menjelaskan ekuitas perusahaan (Tang, 2006: 12). Oleh karena itu perbedaan temporer digunakan untuk memprediksi perubahan laba. Perbedaan permanen diperoleh dari jumlah perbedaan permanen yang tersaji pada catatan atas laporan keuangan dibagi dengan total aset.
3.3.2.2 Perbedaan Temporer
Perbedaan waktu/ temporer terjadi karena perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan biaya antara pajak dengan akuntansi. Suatu biaya atau penghasilan telah diakui menurut akuntansi komersial dan belum diakui menurut fiskal, atau sebaliknya. Hal ini menyebabkan besarnya laba akuntansi lebih tinggi daripada laba fiskal atau sebaliknya. Perbedaan ini bersifat sementara karena akan tertutup pada periode sesudahnya. Perbedaan temporer dalam penelitian ini diperoleh dari jumlah perbedaan temporer yang terdapat pada catatan atas laporan keuangan dibagi dengan total aset.
3.3.3 Variabel Moderating
Selain menggunakan variabel independen, penelitian ini juga menggunakan variabel moderating. Variabel moderating adalah variabel yang mempunyai dampak kontijensi yang kuat pada hubungan variabel independen dan variabel dependen (Erlina, 2011: 37). Jika hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya saling bertentangan atau berbeda-beda, kemungkinan ada variabel lain yang memoderasi hubungan tersebut.Variabel moderating yang digunakan dalam penelitian ini adalah arus kas operasi.
3.3.3.1 Arus Kas Operasi
Penelitian yang dilakukan oleh Martani dan Persada (2009: 10) memasukkan Operating cash flow (OCF) dalam mencari hubungan
antara book-tax differences dengan persistensi laba. Operation cash flow (OCF) dalam penelitian ini menggunakan arus kas operasi yang bernilai positif.
Sitorus (2010: 19) menjelaskan bahwa arus kas operasi yang bernilai positif merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman dan memelihara kemampuan operasi perusahaan tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar seperti penjualan aktiva perusahaan dalam jumlah besar. Besarnya jumlah arus kas operasi dapat dilihat pada laporan arus kas yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan diskala dengan total aktiva.
Tabel 3.1
Defenisi Operasional Dan Skala Pengukuran Variabel Penelitian No. Variabel Jenis
Variabel Indikator Skala Pengukuran 1. X1 Perbedaan Permanen Independen
perbedaan permanen yang tersaji pada catatan atas laporan keuangan dibagi dengan total aset.
Rasio
2. X2
Perbedaan Temporer
Independen
jumlah perbedaan temporer yang terdapat pada catatan atas laporan keuangan dibagi dengan total aset.
Rasio
3. Z
Arus Kas Operasi
Moderating Arus kas Operasi positif dibagi dengan total aset
Rasio
4. Y
Perubahan Laba
Dependen
Pengurangan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya dibagi dengan laba pada periode sebelumnya
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut (Erlina, 2011: 81) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012 hingga 2014.
Sampel adalah sebagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2011: 82). Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, yaitu tipe pemilihan sampel yang secara tidak acak dan metode pengambilan sampel berdasarkan syarat dan suatu kriteria tertentu. Jadi sampel dipilih berdasarkan kriteria dan pertimbangan yang menurut peneliti mewakili dan sesuai dengan populasi yang diinginkan dalam penelitian yaitu :
1. Perusahaan yang bergerak dalam sektor manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia dan listed berturut-turut di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian 2012-2014.
2. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang telah diaudit selama periode penelitian 2012-2014 dan memiliki data laporan keuangan yang lengkap di Bursa Efek Indonesia.
3. Perusahaan tersebut tidak mengalami rugi pada tahun 2012-2014. 4. Perusahaan tersebut memiliki saldo arus kas operasi bernilai positif. 5. Perusahaan tidak melakukan kompensasi pajak akibat rugi di tahun-tahun
6. Laporan keuangan mengunakan mata uang rupiah.
Tabel 3.2
Proses Seleksi Penentuan Sampel Berdasarkan Kriteria
No. Nama Perusahaan Kode
Kriteria Penentuan
Sampel Sampel
1 2 3 4 5 6 Industri Semen
1 Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP √ √ √ √ √ √ Sampel 1 2 Semen Baturaja Persero Tbk SMBR X - 3 Holcim Indonesia Tbk SMCB √ √ √ √ √ √ Sampel 2 4 Semen Gresik Tbk SMGR √ √ √ √ √ √ Sampel 3 5 Wijaya Karya Beton Tbk WTON X - Keramik,Porselen dan Kaca
6 Asahimas Flat Glass Tbk AMFG √ √ √ √ √ √ Sampel 4 7 Arwana Citra Mulia Tbk ARNA √ √ √ √ √ √ Sampel 5 8 Inti Keramik Alam Asri Industri
Tbk IKAI √ √ X -
9 Keramika Indonesia Assosiasi Tbk KIAS √ √ √ √ √ X - 10 Mulia Industrindo Tbk MLIA √ √ X - 11 Surya Toto Indonesia Tbk TOTO √ √ √ √ √ √ Sampel 6 Logam dan Sejenisnya
12 Alaska Industrindo Tbk ALKA √ √ √ X - 13 Alumindo Light Metal Industry
Tbk ALMI √ √ √ X -
14 Beton Jaya Manunggal Tbk BTON √ √ √ √ √ √ Sampel 7
15 Citra Turbindo Tbk CTBN √ √ √ √ √ X -
16 Gunawan Dianjaya Steel Tbk GDST √ √ X - 17 Indal Aluminium Industry Tbk INAI √ √ √ X - 18 Steel Pipe Industry of Indonesia
Tbk ISSP X -
19 Itamaraya Tbk ITMA √ √ X -
20 Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk JKSW √ √ X -
21 Jaya Pari Steel Tbk JPRS √ √ √ X -
22 Krakatau Steel Tbk KRAS √ √ X -
23 Lion Metal Works Tbk LION √ √ √ √ √ Sampel 8 24 Lion Mesh prima Works Tbk LMSH √ √ √ √ √ Sampel 9
25 Hanson International Tbk MYRX √ √ X - 26 Pelat Timah Nusantara Tbk NIKL √ √ √ √ √ X - 27 Pelangi Indah Canindo Tbk PICO √ √ √ X - 28 Tembaga Mulia Semanan Tbk TBMS √ √ √ √ √ X - Kimia
29 Barito Pasific Tbk BRPT √ √ √ √ √ X -
30 Budi Acid Jaya Tbk BUDI √ √ √ √ √ √ Sampel 10 31 Duta Pertiwi Nusantara DPNS √ √ √ X - 32 Ekadharma International Tbk EKAD √ √ √ √ √ √ Sampel 11 33 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA √ √ √ X - 34 Intan Wijaya International Tbk INCI √ √ √ X - 35 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk SOBI √ X -
36 Indo Acitama Tbk SRSN √ √ √ X -
37 Chandra Asri Petrochemical TPIA √ √ X - 38 Unggul Indah Cahaya Tbk UNIC √ √ √ √ √ X - Plastik dan Kemasan
39 Alam Karya Unggul Tbk AKKU √ √ X - 40 Argha Karya Prima Industry Tbk AKPI √ √ √ X - 41 Asiaplast Industries Tbk APLI √ √ √ X -
42 Berlina Tbk BRNA √ √ √ √ √ X -
43 Titan Kimia Nusantara Tbk FPNI √ √ √ √ √ X - 44 Champion Pasific Indonesia Tbk IGAR √ √ √ √ X - 45 Impack Pratama Industri Tbk IMPC X 46 Indopoly Swakarsa Industry Tbk IPOL √ √ √ √ √ X - 47 Sekawan Intipratama Tbk SIAP √ √ X -
48 Siwani Makmur Tbk SIMA √ √ X -
49 Trias Sentosa Tbk TRST √ √ √ √ √ √ Sampel 12 50 Yana Prima Hasta Persada Tbk YPAS √ √ √ X - Pakan dan Ternak
51 Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN √ √ √ √ √ √ Sampel 13 52 Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA √ √ √ √ √ √ Sampel 14 53 Malindo Feedmill Tbk MAIN √ √ X - 54 Siearad Produce Tbk SIPD √ √ √ X - Kayu dan Pengolahanya
55 Sumalindo Lestari Jaya Tbk SULI √ √ X - 56 Tirta Mahakam Resources Tbk TIRT √ √ X - Pulp dan Kertas
57 Alkindo Naratama Tbk ALDO √ √ √ X - 58 Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk DAJK X
59 Fajar Surya Wisesa Tbk FASW √ √ X - 60 Indah Kiat Pulp & paper Tbk INKP √ √ √ √ √ X - 61 Toba Pulp Lestari Tbk INRU √ √ √ √ √ X - 62 Kertas Basuki Rachmat Indonesia
Tbk KBRI √ √ √ X -
63 Surabaya Agung Industri Pulp &
Kertas Tbk SAIP X -
64 Suparma Tbk SPMA √ √ X -
65 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk TKIM √ √ √ √ √ X - Mesin dan Alat Berat
66 Grand Kartech Tbk KRAH X Otomotif dan Komponen
67 Astra International Tbk ASII √ X - 68 Astra Auto Part Tbk AUTO √ √ √ √ √ √ Sampel 15
69 Indo Kordsa Tbk BRAM √ √ √ √ √ X -
70 Goodyear Indonesia Tbk GDYR √ √ X -
71 Gajah Tunggal Tbk GJTL √ √ √ √ √ √ Sampel 16
72 Indomobil Sukses International
Tbk IMAS √ √ √ X -
73 Indospring Tbk INDS √ √ √ √ √ √ Sampel 17 74 Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN √ √ √ X - 75 Multistrada Arah Sarana Tbk MASA √ √ √ √ √ X -
76 Nippres Tbk NIPS √ √ √ X -
77 Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS √ X - 78 Selamat Sempurna Tbk SMSM √ √ √ √ √ √ Sampel 18 Tekstil dan Garmen
79 Polychem Indonesia Tbk ADMG √ √ √ √ √ X -
80 Argo Pantes Tbk ARGO √ √ X -
81 Centex Tbk CNTX √ √ √ √ √ X -
82 Eratex Djaya Tbk ERTX √ √ √ √ √ X - 83 Ever Shine Textile Industry Tbk ESTI √ √ √ √ √ X - 84 Pan Asia Indosyntec Tbk HDTX √ √ X - 85 Indo Rama Synthetic Tbk INDR √ √ √ √ √ X - 86 Karwell Indonesia Tbk KARW √ √ √ √ √ X - 87 Apac Citra Centertex Tbk MYTX √ √ X - 88 Pan Asia Filament Inti Tbk PAFI X - 89 Pan Brothers Tbk PBRX √ √ √ √ X - 90 Asia Pasific Fibers Tbk POLY √ √ X - 91 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY √ √ √ X -
92 Sri Rejeki Isman Tbk SRIL X - 93 Sunson Textile Manufacturer Tbk SSTM √ √ X - 94 Trisula International Tbk TRIS X - 95 Nusantara Inti Corpora Tbk UNIT √ √ √ √ √ √ Sampel 19
96 Unitex Tbk UNTX √ √ X -
Alas Kaki
97 Sepatu Bata Tbk BATA √ X 98 Primarindo Asia Infrastructure Tbk BIMA √ √ X - Kabel
99 Sumi Indo Kabel Tbk IKBI √ √ √ √ √ X - 100 Jembo Cable Company Tbk JECC √ √ √ X - 101 KMI Wire and Cable Tbk KBLI √ √ √ X - 102 Kabelindo Murni Tbk KBLM √ √ √ X - 103 Supreme Cable Manufacturing and
Commerce Tbk SCCO √ √ √ √ √ √ Sampel 20
104 Voksel Electric Tbk VOKS √ √ X - Elektronika
105 Sat Nusa Persada Tbk PTSN √ √ √ √ √ X - Barang Konsumsi dan Pangan
106 Akasha Wira International Tbk ADES √ √ √ √ √ √ Sampel 21 107 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. AISA √ √ √ √ X - 108 Tri Banyan Tirta Tbk ALTO √ √ √ X 109 Cahaya Kalbar Tbk. CEKA √ √ √ X - 110 Davomas Abadi Tbk. DAVO √ X - 111 Delta Djakarta Tbk. DLTA √ √ √ √ √ √ Sampel 22 112 Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk ICBP √ √ √ √ √ √ Sampel 23
113 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF √ √ √ √ √ √ Sampel 24 114 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI √ √ √ √ √ √ Sampel 25 115 Mayora Indah Tbk MYOR √ √ √ X - 116 Prashida Aneka Niaga Tbk PSDN √ √ X - 117 Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI √ √ √ √ √ √ Sampel 26
118 Sekar Bumi Tbk SKBM √ √ √ X -
119 Sekar Laut Tbk SKLT √ √ √ √ √ √ Sampel 27 120 Siantar Top Tbk STTP √ √ √ √ √ √ Sampel 28 121 Ultrajaya Milk Industry and
Trading Company Tbk ULTJ √ √ √ √ √ √ Sampel 29 Rokok
123 Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP √ √ √ √ √ √ Sampel 30 124 Bentoel International Investama
Tbk RMBA √ √ X -
125 Wismilak Inti Makmur WIIM X - Farmasi
126 Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA √ √ √ √ √ √ Sampel 31
127 Indofarma Tbk INAF √ √ √ X -
128 Kimia Farma Tbk KAEF √ √ √ √ √ √ Sampel 32
129 Kalbe Farma Tbk KLBF √ √ √ √ √ √ Sampel 33
130 Merck Tbk MERK √ √ √ √ √ √ Sampel 34
131 Pyridam Farma Tbk PYFA √ √ √ X - 132 Schering Plough Indonesia Tbk SCPI √ √ X - 133 Industri Jamu dan Farmasi Sido
Muncul Tbk SIDO X -
134 Taisho Pharmaceutical Indonesia
Tbk SQBI √ X -
135 Tempo Scan Pasific Tbk TSPC √ √ √ √ √ √ Sampel 35 Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga
136 Martina Berto Tbk MBTO √ √ √ X - 137 Mustika Ratu Tbk MRAT √ √ X - 138 Mandom Indonesia Tbk TCID √ √ √ √ √ √ Sampel 36 139 Unilever Indonesia Tbk UNVR √ √ √ √ √ √ Sampel 37 Peralatan Rumah Tangga
140 Chitose International Tbk CINT X - 141 Kedawung Setia Industrial Tbk KDSI √ √ √ X - 142 Kedaung Indag Can Tbk KICI √ √ √ √ √ √ Sampel 38 143 Langgeng Makmur Industry Tbk LMPI √ √ X - Sumber : www.idx.com (diolah oleh peneliti)
Berdasarkan kriteria penelitian sampel tersebut maka didapat sampel perusahaan berjumlah 38 perusahaan dengan 3 tahun pengamatan, sehingga total objek pengamatan keseluruhan menjadi 114. Daftar nama perusahaan yang menjadi sampel dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.3 Daftar Sampel Penelitian
No Nama Perusahaan Kode
1 Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP
2 Holcim Indonesia Tbk SMCB
3 Semen Gresik Tbk SMGR
4 Asahimas Flat Glass Tbk AMFG
5 Arwana Citra Mulia Tbk ARNA
6 Surya Toto Indonesia Tbk TOTO
7 Beton Jaya Manunggal Tbk BTON
8 Lion Metal Works Tbk LION
9 Lion Mesh prima Works Tbk LMSH
10 Budi Acid Jaya Tbk BUDI
11 Ekadharma International Tbk EKAD
12 Trias Sentosa Tbk TRST
13 Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN
14 Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA
15 Astra Auto Part Tbk AUTO
16 Gajah Tunggal Tbk GJTL
17 Indospring Tbk INDS
18 Selamat Sempurna Tbk SMSM
19 Nusantara Inti Corpora Tbk UNIT
20 Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk SCCO 21 Akasha Wira International Tbk ADES
22 Delta Djakarta Tbk. DLTA
23 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP
24 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
25 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI
26 Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI
27 Sekar Laut Tbk SKLT
28 Siantar Top Tbk STTP
29 Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk ULTJ
30 Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP
31 Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA
32 Kimia Farma Tbk KAEF
33 Kalbe Farma Tbk KLBF
34 Merck Tbk MERK
35 Tempo Scan Pasific Tbk TSPC
37 Unilever Indonesia Tbk UNVR
38 Kedaung Indag Can Tbk KICI
Sumber: www.idx.com (diolah oleh peneliti) 3.5 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Erlina, 2011). Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari data seperti berikut ini:
a. Daftar perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2012-2014 yang diperoleh dari www.idx.co.id.
b. Laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan tahunan (financial report) perusahaan yang terpilih menjadi sampel yang diperoleh dari www.idx.co.id.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode dokumentasi dengan mengumpulkan dan menganalisis data sekunder atau data untuk perusahaan manufaktur pada tahun 2012 hingga 2014 yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara yaitu internet dari Bursa Efek Indonesia melalui laporan tahunan dan laporan keuangan yang telah diaudit dan diterbitkan setiap tahunnya yang diunduh melalui situs www.idx.co.id dan www.sahamok.com
3.7 Teknik Analisis Data
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi linier berganda. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16. Berikut ini dijelaskan tahapan-tahapan pengujian dalam penelitian ini:
3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif (descriptive statistic) memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali, 2006: 29). Statistik deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai distribusi dan perilaku data sampel tersebut.
3.7.2 Uji Asumsi Klasik
Untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh dapat menghasilkan estimator linier yang BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) perlu dilakukan uji asumsi klasik. Dalam uji asumsi klasik ini model analisis yang digunakan akan menghasilkan estimator yang tidak bias apabila memenuhi beberapa asumsi klasik sebagai berikut:
1.7.2.1 Uji Normalitas
Menurut Ghozali, (2006: 110) Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa
uji T dan F mengasumsikan baha nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
Untuk menguji normalitas peneliti menggunakan pendekatan grafik berupa histogram dan P-Plot serta uji Kolmogorov Smirnov. Kriteria pengujian yang digunakan adalah nilai p-value, apabila nilai p-value>0,05, maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal, dan apabila jika p-value<0,05 maka dapat dinyatakan bahwa data tidak berdistribusi normal. 1.7.2.2 Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali, (2006: 91) uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesame variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:
a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel- variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
b. Menganalisis matrik korelasi varariabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolinearitas. Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.
c. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen mankah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen dan diregress terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipaki untuk menunjukkjan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolera nce<0,10 atau sama dengan nilai VIF>10.
3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2006: 105) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidkasamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamtan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data cross section mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar).
Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada
pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan si bawah angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi heteroskedastisitas.
3.7.2.4 Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2006: 95) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series karena “gangguan” pada seorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya.
Pada data crosssection, masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi dapat diuji menggunakan uji run test. Uji run test menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Run test menunjukkan tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual, jika nilai test di atas 0,05.
3.7.3 Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Adapun persamaaan regresi berganda untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai beikut:
ΔNIi= a+ b1 PERM + b2TEMP +e (1)
Keterangan:
a = Konstanta ΔNIi = Perubahan Laba
b 1- b2 = Koefisien Regresi PERM = Perbedaan Permanen TEMP = Perbedaan Temporer
e = Standard error
Sedangkan persamaan regresi moderasi untuk penelitian ini menggunakan uji interaksi sebagai berikut:
ΔNIi= a+ b1 PERM + b2TEMP + b3AKO+ b4[{PERM*AKO}]
+ b5[{TEMP*AKO}]+e
Keterangan:
a = Konstanta
b 1- b5 = Koefisien Regresi PERM = Perbedaan Permanen TEMP = Perbedaan Temporer
AKO = Arus Kas Operasi
PERM*AKO = Interaksi PERM dengan AKO (Moderat1) TEMP*AKO =Interaksi TEMP dengan AKO (Moderat2) e = Standard error
3.7.3.1 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai 1. Pada umumnya sampel dengan data deret waktu (time series) memiliki R Square maupun Adjusted R Square cukup tinggi (diatas 0,5), sedangkan sampel dengan data item tertentu yang disebut data silang (cross section) pada umumnya memiliki R Square maupun Adjusted R Squa re agak rendah (di bawah 0,5), namun tidak menutup kemungkinan data jenis cross section memiliki nilai R Square maupun Adjusted R square yang cukup tinggi.