• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional Variabel

Sugiyono (2006:2) mendefinisikan variabel sebagai atribut dari sekelompok orang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu. Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Variabel dalam penelitian ini, yaitu :

1. Variabel terikat atau variabel dependen

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas atau variabel independen (Sugiyono, 2006:3). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kinerja Perusahaan.

Kinerja Perusahaan (Y2)

Merupakan penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba, yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimana pun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja perusahaan pada penelitian ini diukur dengan Return On

Equity (ROE) yaitu mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan

memperoleh laba bagi modal sendiri.

ROE = Ekuitas Total tax after income Net

Skala pengukurannya adalah skala rasio dengan satuan yang digunakan adalah prosentase (%).

2. Variabel mediasi atau variabel intervening

Variabel mediasi adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela / antara variabel independen dengan variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2006:3). Variabel mediasi dalam penelitian ini adalah Agency Cost.

Agency Cost (Y1)

yaitu berupa pemberian insentif yang layak kepada manajer serta biaya pengawasan untuk mencegah hazard. Agency cost juga berarti penggunaan aliran kas untuk bonus atau pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu yang dilakukan manajer atas free cash flow (aliran kas bebas). (Brigham 2006).

Agency cost pada penelitian ini diproksikan dengan rasio discretionary

expense terhadap penjualan bersih. Skala pengukurannya adalah skala rasio

dengan satuan yang digunakan adalah prosentase (%). 3. Variabel bebas atau variabel independen

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat atau variabel dependen (Sugiyono, 2006:3). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan.

a. Struktur Modal (X1)

Adalah komposisi penggunaan hutang dan ekuitas (Brigham dan Houston, 2006). Struktur modal pada penelitian ini diukur dengan debt to equity

ratio (DER). DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan.

DER =

Ekuitas Total

Debt Total

Skala pengukurannya adalah skala rasio dengan satuan yang digunakan adalah prosentase (%).

b. Ukuran Perusahaan (X2)

Adalah ukuran perusahaan yang didasarkan atas total penjualan bersih yang dimiliki perusahaan tersebut. (Brigham dan Houston, 2006).

Ukuran perusahaan = Log (Penjualan bersih)

Skala pengukurannya adalah skala rasio dengan satuan yang digunakan adalah desimal.

3.2. Teknik Penentuan Sampel

Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah: a. Populasi

Menurut Winarsunu (2002: 11) populasi adalah kelompok subjek atau objek yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subjek atau objek yang lain, dan kelompok tersebut akan

Indonesia yang telah menempatkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

go public yaitu sebanyak 22 bank. Periode penelitian dilakukan dari tahun

2008 sampai dengan 2010.

b. Sampel

Untuk keperluan pengambilan data pada penelitian ini, maka akan diambil sebagian dari populasi tersebut dan selanjutnya disebut sebagai sampel. Sampel yang baik adalah sampel yang anggota-anggotanya mencerminkan sifat-sifat dan ciri-ciri yang terdapat pada populasi (Winarsunu, 2002: 11). Oleh karena itu sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar

representatif.

Teknik sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Dalam

purposive sampling pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas ciri-ciri

atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Hadi, 2004:186), yaitu :

1. Perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelum tahun 2008-2010 sehingga tersedia data yang lengkap.

2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember selama periode 2008-2010.

3. Perusahaan mengalami laba berturut-turut sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.

Adapun kriteria Bank yang sesuai dengan pemilihan sampel dari 9 populasi yang ada dalam penelitian ini adalah:

1. Bank Central Asia 2. Bank Rakyat Indonesia 3. Bank Mandiri

4. Bank CIMB Niaga

5. Bank Tabungan Pensiunan Nasional

6. Bank Bukopin

7. Bank Danamon Indonesia

8. Bank Mega

9. Bank Permata

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. J enis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya dan bukan diusahakan sendiri oleh penulis atau peneliti. Data tersebut berupa laporan keuangan publikasi bank yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan publikasi perbankan yang didapatkan dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

3.3.3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara metode dokumentasi. Dokumen-dokumen yang ada dipelajari untuk memperoleh data dan informasi dalam penelitian ini. Dokumen tersebut meliputi laporan dan atau berbagai artikel dari majalah, koran atau jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian. Dokumen-dokumen tersebut digunakan untuk mendapatkan data sekunder. Selanjutnya peneliti mencatat dan mengkopi data sekunder berupa Laporan Tahunan Publikasi Bank periode 2008-2010. Data sekunder diperoleh dari internet yang kemudian diolah sesuai dengan kebutuhan penelitian.

3.4. Uji Kualitas Data 3.4.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilihat dengan berbagai metode adalah metode Kolmogorov

Smirnov (Ghozali, 2002:). Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov

adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Seperti pada uji beda biasa, jika signifikansi di bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan atau

distribusi tidak normal, dan jika signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan atau distribusi adalah normal.

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.5.1. Uji Outlier

Data outlier adalah data yang secara nyata berbeda dengan data-data yang lain. Data outlier bisa terjadi karena beberapa sebab, yaitu :

1. Kesalahan dalam pemasukan data 2. Kesalahan dalam pengambilan sampel

3. Memang ada data-data ekstrim yang tidak bisa dihindarkan keberadaannya.

Deteksi adanya outlier dapat dilakukan dengan menentukan nilai ambang batas yang dikategorikan sebagai outlier dengan cara mengkonversikan nilai data penelitian kedalam standart score atau disebut juga dengan Z-score yang mempunyai nilai rata-rata nol dan standart deviasi satu. Rumus z-score :

σ X x z= − dimana : x = Nilai data X = Nilai rata-rata σ = Standar deviasi

Sebuah data dikategorikan sebagai data outlier, jika nilai Z yang didapat lebih besar dari angka +2,50 atau lebih kecil dari angka -2,5. Jika dilihat pada tabel z, nilai z = 2,5 sama dengan luas daerah di bawah kurva normal sebesar 99,38%. Hal ini berarti 99,38% dari seluruh nilai data adalah data yang normal atau jika data tersebut bervariasi dari rata-ratanya, variasi tersebut masih dalam batas normal. (Santoso, 2002 : 26).

3.5.2. Uji Asumsi Klasik

Proses pengujian asumsi klasik dilakukan bersama dengan proses uji regresi sehingga langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian asumsi klasik menggunakan langkah kerja yang sama dengan uji regresi. Dalam uji asumsi klasik pada penelitian ini terdapat tiga asumsi dasar yaitu uji autokorelasi, multikolinieritas, dan heteroskedastisitas.

a. Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi, sedangkan model regresi yang baik adalah bebas dari autokorelasi (Santoso, 2000:216).

Untuk mendiagnosa adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut :

Nilai d Kesimpulan

0 < d < dL Ada autokorelasi positif

dL≤ d ≤ dU Tidak ada kesimpulan

dU < d < 4-dU Tidak ada autolorelasi

4-dU≤ d ≤ 4-dL Tidak ada kesimpulan

4-dL < d < 4 Ada autokorelasi negatif Gambar 3.1 : Kurva Uji Autolorelasi

b. Multikolinieritas

Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana satu atau lebih variabel dependent dinyatakan sebagai kombinasi linier dengan variabel dependent lainnya. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent variable) (Santoso, 2000:203). Model regresi berganda yang baik adalah model regresi yang variabel-variabel bebasnya tidak memiliki korelasi yang tinggi atau bebas dari multikolinieritas.

Menurut Ghozali (2002: 91), deteksi adanya multikolinieritas adalah multikolinieritas dapat dilihat (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance

Ada autokorelasi positif Daerah keragu-raguan Daerah keragu-raguan Ada autokorelasi negatif

Tidak ada autokorelasi positif dan tidak ada autokorelasi negatif

independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel

dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen

lainnya.tolerance mengukur nilai variabilitas variabel inpenden yang dipilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama nilainya dengan VIF tinggi (karena VIF = 1 / tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adannya multikolinieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.

c. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas menurut Santoso (2000: 208) bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka terjadi problem heteroskedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji rank spearman yaitu membandingkan antara residual dengan seluruh variabel bebas.

Deteksi adanya heteroskedastisitas adalah:

- Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas. - Nilai probabilitas < 0,05 berarti terkena dari heteroskedastisitas

3.5.3. Analisis J alur

Analisis jalur merupakan pengembangan dari model regresi yang digunakan untuk menguji kesesuaian dari matriks korelasi dari dua atau lebih model yang dibandingkan. Model biasanya digambarkan dengan lingkaran dan anak panah yang menunjukkan hubungan kausalitas. Regresi dilakukan untuk setiap variabel dalam model. Nilai regresi yang diprediksi oleh model dibandingkan dengan matrik korelasi hasil observasi variabel dan nilai goodness

of fit. Model terbaik dipilih berdasarkan goodness of fit (Ghozali, 2002).

Penelitian bersifat kausalitas, yaitu penelitian yang ingin mencari penjelasan dalam bentuk hubungan sebab akibat (cause-effect) antar beberapa variabel yang dikembangkan dalam manajemen (Ghozali, 2002). Hipotesis yang disajikan adalah hipotesis kausalitas. Analisis data akan menghasilkan kesimpulan umum.

Analisis data dilakukan dengan analisis jalur. Analisis ini digunakan karena terdapat kemung-kinan hubungan antarvariabel dalam model yang bersifat linier. Agency cost digunakan sebagai intervening variable karena pengaruh struktur modal dan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan dapat berhubungan secara konseptual dengan rasio discreationary expense terhadap penjualan sebagai proksi agency cost. Secara teori pengaruh struktur modal dan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan dapat terlihat secara langsung. Namun dapat pula dilihat melalui agency cost. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, yang berarti bahwa alpha adalah 5%. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program aplikasi SPSS.

Persamaan struktural untuk pengujian hipotesis pertama: Y1 = ρY1 X1X1 + ρY1X2X2 + Є1

Y1 = variabel endogen agency cost X1 = variabel eksogen struktur modal X2 = variabel eksogen ukuran perusahaan ρY1X1 = koefisien jalur X1 ke Y1

ρY1X2 = koefisien jalur X2 ke Y1 Є1 = koefisien jalur variabel error 1

Persamaan struktural untuk pengujian hipotesis kedua: Y2 = ρY2X1X1 + ρY2X2X2 + ρY2Y1 Y1 + Є2

Y2 = variabel endogen kinerja perusahaan Y1 = variabel endogen agency cost X1 = variabel eksogen struktur modal X2 = variabel eksogen ukuran perusahaan ρY2X1 = koefisien jalur X1 ke Y2

ρY2X2 = koefisien jalur X2 ke Y2 ρY2Y1 = koefisien jalur Y1 ke Y2 Є2 = koefisien jalur variabel error 2

Perhitungan Pengaruh tidak langsung untuk pengujian hipotesis ketiga:

- Pengaruh tidak langsung (indirect effect) X1 ke Y2 melalui Y1 = ρY1X1 x ρY2Y1

- Pengaruh tidak langsung (indirect effect) X2 ke Y2 melalui Y1 = ρY1X2 x ρY2Y1

3.5.4. Uji Hipotesis

Prosedur pengujian yang dilakukan untuk masing-masing hipotesis adalah sebagai berikut:

a. Uji F

Untuk Pengujian hipotesis penelitian pengaruh simultan variabel bebas bersama terhadap variabel terikat, digunakan uji F dengan prosedur sebagai berikut (Ghozali, 2002):

1. Penentuan Hipotesis Statistik.

H0 : β 1 = β 2 = β 3 = β 4 = 0 Ł X1, X2 , X3 , X4 secara bersama-sama tidak

berpengaruh terhadap Y

H0 : β 1 ≠ β 2 ≠ β 3 ≠ β 4 ≠ 0 Ł X1, X2 , X3 , X4 secara bersama-sama

berpengaruh terhadap Y

2. Tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas (n-k), di mana n adalah jumlah pengamatan dan k adalah jumlah variabel.

3. F hitung sebesar = R

2

/ (k-1) (1-R2) / (n-k) Keterangan:

F = nilai F hasil perhitungan

R2 = koefisien determinasi

k = jumlah variabel independen

n = jumlah sampel

4. Daerah kritis Ho melalui kurvadistribusi F

a. Apabila nilai probabilitas ≥ 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak b. Apabila nilai probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima

b. Uji t

Untuk pengujian hipotesis penelitian pengaruh parsial variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan uji t student dengan prosedur sebagai berikut (Ghozali, 2002):

1. kriteria hipotesis

H0 : β j = 0 Ł X1, X2 , X3 , X4 secara parsial tidak terdapat pengaruh

terhadap Y

H0 : β j ≠ 0 Ł X1, X2 , X3 , X4 secara parsial terdapat pengaruh terhadap Y

Di mana : j = 1, 2, 3, 4

2. Tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas (n-k), di mana n adalah jumlah pengamatan dan k adalah jumlah variabel.

3. T hitung sebesar = bj se (bj) Keterangan:

t = nilai t hasil perhitungan

bj = koefisien regresi variabel bebas se (bj) = standar error koefisien regresi

n = jumlah sampel

4. Menentukan daerah kritis H0 melalui kurva distribusi t student dua sisi a. Apabila nilai probabilitas ≥ 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak b. Apabila nilai probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima

4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah Bank di Indonesia yang telah menempatkan diri di Bursa Efek Indonesia (go public) yaitu sebanyak 9 bank pada periode pengamatan tahun 2008 sampai dengan 2010. Adapun kriteria yang digunakan adalah :

1. Perbankan yang telah terdaftar di Burs Efek Indonesia (BEI) sebelum tahun 2008-2010 sehingga tersedia data yang lengkap.

2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember selama periode 2008-2010.

3. Perusahaan mengalami laba berturut-turut sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.

Daftar 9 (sembilan) Bank yang digunakan adalah :

1 Bank Mega

2 Bank Mandiri

3 Bank Tabungan Pensiunan Nasional

4 Bank Danamon 5 Bank BCA 6 Bank Bukopin 7 Bank Niaga 8 Bank BRI 9 Bank Permata

4.2. Deskr ipsi Obyek Penelitian 4.2.1. Variabel Kinerja Perusahaan

Kinerja perusahaan merupakan penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba, yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimana pun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja perusahaan pada penelitian ini diukur dengan Return On Equity (ROE) yaitu mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba bagi modal sendiri.

Tabel 4.1 : Data Return On Equity (ROE)

Perusahaan Tahun Mean 2008 2009 2010 BANK MEGA 17.48 1066.08 1081.73 721.76 BANK MANDIRI 17.42 20.50 22.55 20.16 BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL 23.43 20.63 19.84 21.30 BANK DANAMON 14.46 9.70 16.17 13.44 BANK BCA 24.81 24.44 24.86 24.70 BANK BUKOPIN 17.05 14.28 14.88 15.40 BANK NIAGA 7.34 14.05 18.61 13.33 BANK BRI 26.65 26.81 31.28 28.25 PT BANK PERMATA 10.55 9.93 12.59 11.02 Mean 17.69 134.05 138.06 96.60 Sumber : Lampiran 1A

Penjelasan tabel 4.1 di atas adalah sebagai berikut :

1. Nilai kinerja perusahaan yang diukur dengan ROE tertinggi di tahun 2008 dimiliki oleh Bank BRI yaitu sebesar 26,65%.

2. Nilai kinerja perusahaan yang diukur dengan ROE tertinggi di tahun 2009 dimiliki oleh Bank Mega yaitu sebesar 1066,08%.

3. Nilai kinerja perusahaan yang diukur dengan ROE tertinggi di tahun 2010 dimiliki oleh Bank Mega yaitu sebesar 1066,08%.

4. Nilai rata-rata kinerja perusahaan (yang diukur dengan ROE) masing-masing perusahaan selama periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, tertinggi dimiliki oleh Bank Mega yaitu sebesar 721,76% dan terendah dimiliki oleh Bank Niaga yaitu sebesar 13,33%

5. Nilai rata-rata kinerja perusahaan (yang diukur dengan ROE) selama periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 cenderung mengalami kenaikan, dimana nilai rata-rata tahun 2008 sebesar 17,69% dan tahun 2010 sebesar 138,06%.

4.2.2. Variabel Str uktur Modal

Struktur modal adalah komposisi penggunaan hutang dan ekuitas (Brigham dan Houston, 2006). Struktur modal pada penelitian ini diukur dengan debt to equity ratio (DER). DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total

Tabel 4.2 : Data Debt To Equity Ratio (DER) Perusahaan Tahun Mean 2008 2009 2010 BANK MEGA 1114.51 1066.08 1081.73 1087.44 BANK MANDIRI 1074.58 1023.44 981.41 1026.48 BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL 746.97 992.68 718.60 819.42 BANK DANAMON 908.96 523.20 539.83 657.33 BANK BCA 954.88 913.73 849.81 906.14 BANK BUKOPIN 1408.36 1365.34 1544.79 1439.50 BANK NIAGA 1008.73 854.81 942.90 935.48 BANK BRI 1000.69 1062.79 1002.40 1021.96 PT BANK PERMATA 1159.01 1056.92 831.47 1015.80 Mean 1041.85 984.33 943.66 989.95 Sumber : Lampiran 1B

Penjelasan tabel 4.2 di atas adalah sebagai berikut :

1. Nilai struktur modal yang diukur dengan DER tertinggi di tahun 2008 dimiliki oleh Bank Bukopin yaitu sebesar 1408,36%.

2. Nilai struktur modal yang diukur dengan DER tertinggi di tahun 2009 dimiliki oleh Bank Bukopin yaitu sebesar 1365,34%.

3. Nilai struktur modal yang diukur dengan DER tertinggi di tahun 2010 dimiliki oleh Bank Bukopin yaitu sebesar 1544,79%.

4. Nilai rata-rata struktur modal yang diukur dengan DER masing-masing perusahaan selama periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, tertinggi dimiliki oleh Bank Bukopin yaitu sebesar 1439,50% dan terendah dimiliki oleh Bank Danamon yaitu sebesar 657,33%

5. Nilai rata-rata struktur modal yang diukur dengan DER selama periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 cenderung mengalami penurunan, dimana nilai rata-rata tahun 2008 sebesar 1041,85% dan tahun 2010 sebesar 943,66%.

4.2.3. Variabel Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan yang didasarkan atas total penjualan bersih yang dimiliki perusahaan tersebut. (Brigham dan Houston, 2006).

Tabel 4.3 : Data Penjualan Bersih

Perusahaan Tahun Mean 2008 2009 2010 BANK MEGA 12.20 12.19 12.34 12.24 BANK MANDIRI 13.18 13.22 13.29 13.23 BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL 12.12 12.29 12.55 12.32 BANK DANAMON 12.98 13.02 13.01 13.00 BANK BCA 13.09 12.17 13.11 12.79 BANK BUKOPIN 12.17 12.14 12.25 12.19 BANK NIAGA 12.68 12.79 12.86 12.78 BANK BRI 13.29 13.36 13.52 13.39 PT BANK PERMATA 12.40 12.46 12.49 12.45 Mean 12.68 12.63 12.82 12.71 Sumber : Lampiran 1C

Penjelasan tabel 4.3 di atas adalah sebagai berikut :

1. Nilai ukuran perusahaan tertinggi di tahun 2008 dimiliki oleh Bank BRI yaitu sebesar 13,29.

2. Nilai ukuran perusahaan tertinggi di tahun 2009 dimiliki oleh Bank BRI yaitu sebesar 13,36

3. Nilai ukuran perusahaan tertinggi tertinggi di tahun 2010 dimiliki oleh Bank BRI yaitu sebesar 13,52.

4. Nilai rata-rata ukuran perusahaan masing-masing perusahaan selama periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, tertinggi dimiliki oleh Bank BRI yaitu sebesar 13,39 dan terendah dimiliki oleh Bank Bukopin yaitu sebesar 12,19.

2008 sebesar 12,68 dan tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 12,63 kemudian tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 12,82.

4.2.4. Variabel Agency Cost

Agency Cost yaitu berupa pemberian insentif yang layak kepada

manajer serta biaya pengawasan untuk mencegah hazard. Agency cost juga berarti penggunaan aliran kas untuk bonus atau pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu yang dilakukan manajer atas free cash flow (aliran kas bebas). Agency cost pada penelitian ini diproksikan dengan rasio

discretionary expense terhadap penjualan bersih.

Tabel 4.4 : Data Agency Cost

Perusahaan Tahun Mean 2008 2009 2010 BANK MEGA 199.40 244.60 172.81 205.60 BANK MANDIRI 140.22 153.97 135.61 143.27 BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL 154.61 171.49 130.71 152.27 BANK DANAMON 155.14 159.35 140.33 151.61 BANK BCA 111.45 1107.70 133.69 450.95 BANK BUKOPIN 205.85 259.77 198.98 221.53 BANK NIAGA 183.83 147.59 129.30 153.57 BANK BRI 98.94 107.79 84.66 97.13 PT BANK PERMATA 177.90 194.73 168.80 180.48 Mean 158.59 283.00 143.88 195.16 Sumber : Lampiran 1D

Penjelasan tabel 4.4 di atas adalah sebagai berikut :

1. Nilai Agency Cost tertinggi di tahun 2008 dimiliki oleh Bank Bukopin yaitu sebesar 111,45%

2. Nilai Agency Cost tertinggi di tahun 2009 dimiliki oleh Bank BCA yaitu sebesar 1107,77%

3. Nilai Agency Cost tertinggi tertinggi di tahun 2010 dimiliki oleh Bank Bukopin yaitu sebesar 198,98%.

4. Nilai rata-rata Agency Cost masing-masing perusahaan selama periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, tertinggi dimiliki oleh Bank BCA yaitu sebesar 450,95% dan terendah dimiliki oleh Bank BRI yaitu sebesar 97,13%.

5. Nilai rata-rata Agency Cost selama periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 cenderung fluktuatif, dimana nilai rata-rata tahun 2008 sebesar 158,59% dan tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi 283% kemudian tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 143,88%.

4.3. Uji Normalitas Dan Uji Outlier

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak (Sumarsono, 2004: 40). Uji normalitas dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov Smirnov. Adapun hasil dari pengujian normalitas adalah :

Tabel 4.5 : Hasil Uji Normalitas (1)

No. Variabel Penelitian Kolmogorov

Smirnov Tingkat Signifikan 1. 2. 3. 4. Struktur modal (X1) Ukuran perusahaan (X2) Agency cost (Y1) kinerja perusahaan (Y2) 0,818 0,682 1,902 2,689 0,515 0,741 0,001 0,000 Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat ditunjukkan bahwa variabel struktur modal (X1) dan ukuran perusahaan (X2) berdistribusi normal, karena tingkat signifikan yang dihasilkan lebih dari 5% (sig > 0,05).

Sedangkan variabel agency cost (Y1) dan kinerja perusahaan (Y2) tidak berdistribusi normal, karena tingkat signifikan yang dihasilkan kurang dari 5% (sig < 0,05).

Salah satu uji statistik yang dapat digunakan untuk menormalkan suatu data adalah uji outlier. Suatu observasi dikatakan outlier jika nilai zscore-nya ± 2,50. Berikut ini hasil uji outlier pada semua variabel penelitian :

Tabel 4.6 : Hasil Uji Outlier

Descriptive Statistics 27 -2.06145 2.45052 .0000000 1.00000000 27 -1.29825 1.78235 .0000000 1.00000000 27 -.59124 4.88281 .0000000 1.00000000 27 -.31677 3.49634 .0000000 1.00000000 27 Zscore(x1) Zscore(x2) Zscore(y1) Zscore(y2) Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa pada variabel agency

cost (Y1) dan kinerja perusahaan (Y2) terdapat outlier, karena nilai z-score

yang dihasilkan melebihi selang ± 2,50. Observasi yang dikategorikan sebagai outlier pada variabel agency cost (Y1) dan kinerja perusahaan (Y2) adalah sebagai berikut :

1. Variabel agency cost (Y1) pada observasi ke-14 yaitu bank BCA 2009 dengan nilai zscore sebesar 4,88281. (Lampiran 3)

2. Variabel kinerja perusahaan (Y2) pada observasi ke-10 yaitu Bank Mega 2009 dengan nilai zscore sebesar 3,44080. (Lampiran 3)

3. Variabel kinerja perusahaan (Y2) pada observasi ke-19 yaitu Bank Mega 2010 dengan nilai zscore sebesar 3,49634. (Lampiran 3)

Berdasarkan penjelasan tersebut, ditunjukkan bahwa banyaknya data outlier yaitu 3 data atau observasi, sehingga jumlah observasi atau data yang digunakan untuk uji selanjutnya adalah sebanyak 27 – 3 = 24 data atau observasi. Setelah uji outlier, maka dilakukan uji normalitas lagi dan hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7 : Hasil Uji Normalitas (2)

No. Variabel Penelitian Kolmogorov

Smirnov Tingkat Significant 1. 2. 3. 4. Struktur modal (X1) Ukuran perusahaan (X2) Agency cost (Y1) kinerja perusahaan (Y2) 0,721 0,684 0,451 0,420 0,675 0,738 0,987 0,995 Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat ditunjukkan bahwa variabel struktur modal (X1), ukuran perusahaan (X2), agency cost (Y1), dan kinerja perusahaan (Y2) berdistribusi normal, karena tingkat signifikan yang dihasilkan lebih dari 5% (sig > 0,05).

4.4. Analisis J alur

Analisis jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel terikat tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung (Sarwono, 2007 : 1).

4.4.1. Pengaruh Struktur Modal (X1) Dan Ukuran Perusahaan (X2) Ter hadap

Dokumen terkait