METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan secara purposive (sengaja), yaitu di Desa Bangun
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Daerah ini dipilih karena
merupakan daerah dengan luas panen dan produksi tanaman hias terbesar di
Kabupaten Deli Serdang, hampir seluruh masyarakatnya memiliki usahatani
tanaman hias. Berikut tabel luas panen dan produksi bunga per kecamatan di
Kabupaten Deli Serdang.
Tabel 3.1. Luas Panen dan Produksi Tanaman Hias Per Kecamatan di Kabupaten
Deli Serdang
No
Kecamatan
Luas Panen (m
2)
Produksi (Kg)
1
Lubuk Pakam
0
0
2
Pagar Merbau
83
3.142
3
Beringin
37
866
4
Gunung Meriah
0
0
5
Biru-Biru
1.335
18.079
6
Patumbak
36
2.458
7
STM Hulu
0
0
8
STM Hilir
0
0
9
Deli Tua
0
0
10
Pancur Batu
4.008
7.475
11
Namorambe
1.035
1.265
12
Sibolangit
0
0
13
Kutalimbaru
0
0
14
Sunggal
0
0
15
Hamparan Perak
0
0
16
Labuhan Deli
491
5.460
17
Batang Kuis
0
0
18
Percut Sei Tuan
0
0
19
Pantai Labu
0
0
20
Tanjung Morawa
8.079
127.940
21
Galang
0
0
3.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh dari lapangan yang ditujukan kepada
pengusaha tanaman hias di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang
dengan wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan daftar
kuisioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data primer yang dikumpulkan
mencakup jumlah produksi petani, identitas petani, tingkat pendidikan petani,
jumlah anggota keluarga, modal kerja, jumlah pekerja, sumber modal, sumber
bahan baku, daerah pemasaran dan pertanyaan lain yang mendukung penelitian.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi dan dinas yang terkait dengan
penelitian ini seperti Kantor BPS, Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang,
Kantor Kecamatan Tanjung Morawa, Kantor Desa Bangun Sari dan Penyuluh
Pertanian Kabupaten Deli Serdang serta literatur-literatur yang berhubungan
dengan penelitian ini.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi
dalam penelitian ini adalah petani tanaman hias di Kecamatan
Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, yang berjumlah 150 petani tanaman
hias.
3.3.2. Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penentuan sampel
yang dilakukan secara acak sederhana (Simple random sampling) di daerah
penelitian. Teknik random sampling ini digunakan karena populasi yang terdapat
di lokasi penelitian adalah homogen. Arti homogen adalah setiap petani tanaman
hias yang berlokasi di Desa Bangun Sari mempunyai kesempatan yang sama
sebagai sampel. Maka pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
rumus Slovin (Umar, 2008) sebagai berikut :
n =
�
1+�(�2)
dimana :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
e = Presisi yang ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%
Dengan demikian, maka dapat dihitung jumlah sampel sebagai berikut:
n =
150
1+150�0,01
= 150
2,5
= 60 orang
Berikut populasi dan sampel desa penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Populasi dan Sampel Desa Penelitian
No.
Desa
Populasi (Orang)
Sampel (Orang)
1.
Bangun Sari
150
60
Jumlah
150
60
Sumber : Kantor Kepala Desa, 2013
Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 60
petani tanaman hias.
3.4. Metode Analisis Data
Untuk menjawab perumusan masalah pertama (1) dilakukan dengan
menggunakan metode regresi linier berganda, dengan persamaan :
Y = b
0+ b
1X
1+ b
2X
2+ b
3X
3+ b
4X
4+ b
5X
5Dimana :
+ ε
Y
= Pendapatan Petani (Rp)
b
0b
= Koefisien Intersep/ Konstanta
1
,b
2,b
3,b
4,b
5X1
= Modal Kerja (Rp)
= Koefisien Regresi/ Parameter
X2
= Upah Tenaga Kerja (Rp)
X3
= Biaya Bibit (Rp)
X4
= Biaya Pupuk (Rp)
X5
= Biaya Pestisida (Rp)
Ε
= Standard Error
Dan untuk memperoleh pendapatan adalah dengan cara mengurangi
keseluruhan penerimaan dan biaya. Rumus yang digunakan untuk mencari
pendapatan, adalah:
Pd = TR – TC
Dimana :
Pd
= Pendapatan
TR = Total Penerimaan
TC = Total Biaya
3.4.1. Pengujian Asumsi klasik
Secara statistik model yang telah ditentukan, maka perlu dilakukan uji
penyimpangan asumsi klasik (Gujarati, 2004). Dalam penelitian ini asumsi klasik
yang diuji terdiri dari :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel
yang digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam
penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Data normal akan
membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data akan dibandingkan dengan
garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui apakah ada tidaknya
variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain
dalam satu model. Selain itu deteksi terhadap multikolinieritas juga bertujuan
untuk menghindari bias dalam proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh
pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Deteksi multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat jika nilai variance
inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1.
Maka model tersebut dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang
memiliki kesamaan variance residual suatu periode pengamatan dengan
pengamatan yang lain, atau dengan kata lain tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara
memprediksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat
dari pada gambar scatter plot model tersebut. Bila titik-titik menyebar secara acak,
tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas ataupun
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.4.2. Pengujian Hipotesis
Analisis data diikuti dengan melakukan uji statistik. Hal ini digunakan
untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara individu dan secara
bersama berpengaruh terhadap variabel dependen. Menurut Algifari (2000)
Masing-masing uji tersebut terdiri dari :
1. Uji-t (Uji Parsial)
Uji-t dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel bebas
(independen variabel) secara individu/parsial terhadap variabel terikat (dependen
variabel), dengan asumsi variabel bebas/independen lainnya konstan. Pengujian
dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel. Jika nilai t-hitung > t-
tabel, pada tingkat kepercayaan 5% hipotesis nol (Ho) ditolak, berarti hipotesis
alternatif (Ha) diterima. Ini berarti variabel independen yang diuji berpengaruh
secara nyata terhadap variabel dependen.
2. Uji-F (Uji Simultan)
Uji-F dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh variabel-variabel
independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-sama).
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel.
Jika nilai F-hitung > F-tabel, pada tingkat kepercayaan 5% hipotesis nol (Ho)
ditolak, berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima. Ini berarti variabel independen
secara bersama-sama/simultan mempengaruhi variabel dependen.
3. Uji R
Nilai R
22
(koefisien determinasi) menunjukkan seberapa besar variasi-
variasi variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Nilai ini berkisar
antara nol dan satu (0≤R
2≤1). Semakin besar nilai R
2Untuk menjawab perumusan masalah kedua (2) dilakukan dengan
menggunakan metode analisis deskriptif yang akan menganalisis indikator suatu
kegiatan yang berdampak pada pengembangan wilayah, dilihat dari :
berarti semakin besar variasi
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi-variasi variabel independen.
a.
Penyerapan tenaga kerja
Usahatani tanaman hias ini memberikan dampak yang positip terhadap
pengembangan wilayah, dengan adanya usahatani ini maka akan membuka
kesempatan kerja baik di desa maupun di perkotaan, sehingga mengurangi tingkat
pengangguran.
b.
Pemasaran hasil produksi
Pemasaran hasil produksi tanaman hias juga memberikan dampak yang
positip terhadap pengembangan wilayah, dengan dipasarkan tanaman hias ini ke
berbagai daerah maupun di ekspor ke beberapa negara maka akan menambah
devisa negara dan pendapatan petani akan meningkat.
3.5. Defenisi dan Batasan Operasional
1.
Usahatani tanaman hias adalah sistem budidaya yang mengusahakan tanaman
hias mulai dari budidaya sampai penjualan.
2.
Pendapatan adalah total penerimaan dari hasil penjualan produksi dikurangi
dengan biaya produksi berlangsung, diukur dalam satuan rupiah.
3.
Modal kerja adalah total pengeluaran biaya per 6 bulan/per musim tanam yang
digunakan dalam proses produksi, diukur dalam satuan rupiah.
4.
Biaya bibit adalah biaya yang dikeluarkan per 6 bulan/per musim tanam untuk
perbanyakan/penangkaran yang siap untuk ditanam, bisa berasal dari
perbanyakan generatif (biji/benih) dan bisa berasal dari perbanyakan vegetatif
(cangkok, okulasi dan stek), diukur dalam satuan rupiah.
5.
Biaya pupuk adalah biaya yang dikeluarkan per 6 bulan/per musim tanam
material yang ditambahkan pada media tanam untuk mencukupi kebutuhan
hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik,
diukur dalam satuan rupiah.
6.
Biaya pestisida adalah biaya yang dikeluarkan per 6 bulan/per musim tanam
yang dapat digunakan untuk membunuh organisme pengganggu tanaman,
diukur dalam satuan rupiah.
7.
Upah Tenaga Kerja adalah Jumlah uang yang diterima para pekerja luar
maupun dalam sebagai pembayaran tenaga mental atau fisik, diukur dalam
satuan rupiah.
8.
Pengembangan wilayah adalah suatu tindakan pengembangan dalam rangka
untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat melalui sektor produksi
dan penjualan usahatani tanaman hias.
Dalam dokumen
Analisis Pengaruh Usaha Tanaman Hias Terhadap Pengembangan Wilayah Di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang
(Halaman 44-52)