ANALISIS PENGARUH USAHATANI TANAMAN HIAS TERHADAP
PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN TANJUNG
MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG
TESIS
Oleh :
SITI SATRIYA GUSRI
127003011/PWD
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISIS PENGARUH USAHATANI TANAMAN HIAS TERHADAP
PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN TANJUNG
MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
dalam Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh :
SITI SATRIYA GUSRI
127003011/PWD
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis
: ANALISIS PENGARUH USAHATANI TANAMAN
HIAS TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH
DI KECAMATAN TANJUNG MORAWA
KABUPATEN DELI SERDANG
Nama Mahasiswa
: Siti Satriya Gusri
Nomor Pokok
: 127003011
Program Studi : Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan
(PWD)
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Dr. Ir. Rahmanta, M.Si)
(Dr. Rujiman, MA
Ketua
Anggota
)
Ketua Program Studi,
Direktur,
PERNYATAAN
Judul Tesis
“ANALISIS PENGARUH USAHATANI TANAMAN HIAS
TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN
TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG”
Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Perencanaan
Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian
tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan Tesis ini, telah penulis
cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian Tesis
ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang
penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
Medan, Agustus 2014
Penulis,
Telah diuji pada
Tanggal : 15 Agustus 2014
__________________________________________________________________
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr. Ir. Rahmanta, M.Si
Anggota : 1. Dr. Rujiman, MA
2. Agus Suriadi, S.Sos, M.Si
3. Dr. H.B. Tarmizi, SU
ANALISIS PENGARUH USAHATANI TANAMAN HIAS TERHADAP
PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN TANJUNG
MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG
ABSTRAK
Usahatani tanaman hias merupakan jenis usahatani yang belakangan ini
banyak ditemui, khususnya di daerah Deli Serdang. Tanaman hias ini menjadi
salah satu komoditas sektor pertanian yang prospektif untuk dikembangkan
dengan keberadaan usahatani tanaman hias ini akan menambah pendapatan petani,
dimana usahatani ini sebagai mata pencaharian petani untuk menghidupi
keluarganya. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Menganalisis pengaruh usaha
tanaman hias (modal kerja, upah tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida) terhadap
pendapatan petani di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. (2)
Menganalisis dampak usahatani tanaman hias terhadap pengembangan wilayah di
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Penelitian dilaksanakan di
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang dengan mengambil lokasi
penelitian di Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung Morawa tentang Analisis
Pengaruh Usahatani Tanaman Hias Terhadap Pengembangan Wilayah Di
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Metode analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dan analisis
deskriptif dengan jumlah sampel responden 60 orang dari 150 orang jumlah
populasi.
THE ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF DECORATIVE PLANT
FARMING BUSINESS ON THE REGIONAL DEVELOPMENT
IN TANJUNG MORAWA SUBDISTRICT
DELI SERDANG DISTRICT
ABSTRACT
Decorative plant farming is a kind of the businesses which is lately mostly
found especially in the area of Deli Serdang. These decorative plants become one
of the commodities of agricutural sector which is prospective to be developed and
with the existence of this decorative plant farming, the income of the farmers will
increase in which this kind of farming is the livelihoods of the farmers to support
the lives of the families. The purpose of this study was (1) to analyze the influence
of decorative plant farming business (working capital, labor wage, seeds,
fertilizers and pesticides) on tghe income of the farmers in Tanjung Morawa
Subdistrict, Deli Serdang District, and (2) to analyze the impact of decorative
plant farming business on the regional development in Tanjung Morawa
Subdistrict, Deli Serdang District. This study on the analysis of the influence of
decorative plant farming business on the regional development in Tanjung
Morawa Subdistrict, Deli Serdang District was conducted in Desa Bangun Sari.
Tanjung Morawa Subdistrict, Deli Serdang District. The samples (respondents) of
this study were 60 selected from the 150 persons that became the population of
this study. The data obtained were analyzed through multiple linear regression
tests and descriptive analysis.
The result of this study showed that (1) the result of multiple linear
regression testsshowed that simultaneously the variables of working capital, labor
wage, seeds, fertilizers and pesticides had significant influence on the income of
the farmers. Partially, the variables of working capital and seeds had positive and
significant influence on the income of the farmers, but the variables of labor wage
and fertilizer had positive and insignificant influence on the income of the
farmers. The variable with the most significant influence on the income of the
farmers was working capital because its count value was bigger than that of the
variables of labor wage, seeds, fertilizers and pesticides. (2) the decorative plant
farming had positive impact on the regional development that can be seen from,
first, it could hire or provide employment to 92 workers that it minimized the
unemployment rate and poverty and will improve the welfare of decorative plant
farmers, second, it could increase the income of decorative plant farmers through
the marketing of their product. These decorative plants are not only marketed
inside and outside local or regional areas but also exported overseas. This can be
seen from the average income of Rp. 21.297.993.- gained by the farmers
pergrowing season (6 months). The value of this revenue is quite big, and this big
value will be able to push or generate the regional economy.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul
“Analisis
Pengaruh Usaha Tanaman Hias Terhadap Pengembangan Wilayah Di
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang”.
Tesis
ini diajukan
untuk melengkapi kewajiban dalam memperoleh gelar Magister Sains pada
Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD) pada
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Penyusunan tesis ini penulis banyak mendapat bantuan, masukan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih yang setulusnya kepada yang terhormat Bapak Dr. Ir.
Rahmanta, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Dr. Rujiman, MA
selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberi saran, dukungan,
pengetahuan dan bimbingan kepada penulis hingga tesis ini selesai.
Pada kesempatan ini penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada :
1.
Bapak
Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc
selaku Direktur Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.
2.
Bapak
Prof. Dr. Lic.rer.reg. Sirojuzilam, SE
selaku Ketua Program
Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3.
Bapak
Dr. Ir. Rahmanta, M.Si
selaku Dosen Pembimbing yang telah
4.
Bapak
Dr. Rujiman, MA
selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan kepada
saya, sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
5.
Bapak
Agus Suriadi, Ssos, M.Si, Dr. H.B. Tarmizi, SU dan Ir.
Supriadi, MS
selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan
masukkan dan arahan demi kesempuranaan tesis ini.
6.
Seluruh mahasiswa PWD angkatan 2012 dan staf administrasi atas
keakrabannya, bantuan dan kerjasama yang telah diberikan selama ini.
7.
Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih setulusnya kepada
Ayahanda dan Ibunda yang telah turut setia mendoakan, menasehati,
mendidik dan membantu penulis selama menyelesaikan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna.
Penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan untuk penyempurnaan tesis ini.
Akhirnya atas segala kekurangan dalam penyusunan tesis ini, penulis
menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dan berharap semoga
tesis ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan.
Medan, Agustus 2014
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Siti Satriya Gusri lahir di Medan, pada tanggal 15 Maret 1989, merupakan
anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan Ayahanda tercinta Drs. H. Adios
Gusri, MM dan Ibunda tercinta Dra. Hj. Sri Anum.
Pendidikan formal yang ditempuh, yaitu : Sekolah Dasar pada tahun 1995
di SD Swasta Eria Medan, pada tahun 2001 melanjutkan ke SLTP Negeri 3
Medan, pada tahun 2004 melanjutkan ke SMA Negeri 5 Medan, pada tahun 2007
melanjutkan pendidikan di Universitas Sumatera Utara jurusan Agribisnis dan
selesai tahun 2011 dengan gelar Sarjana Pertanian (SP) dan pada tahun 2012,
penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara Medan Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan
(PWD).
Penulis bekerja sebagai pegawai Bank di PT. Bank Mandiri, Tbk (Persero)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
...
i
ABSTRACT
... ii
KATA PENGANTAR
...
iii
RIWAYAT HIDUP
...
v
DAFTAR ISI
...
vi
DAFTAR TABEL
... viii
DAFTAR GAMBAR
... ... ix
DAFTAR LAMPIRAN
... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... ... 6
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1. Penelitian Terdahulu... ... 8
2.2. Tanaman Hias ... 11
2.3. Pendapatan Usahatani ... 15
2.4. Pengembangan Wilayah ... 21
2.5. Kerangka Pemikiran ... 23
2.6. Hipotesis Penelitian ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
3.1. Lokasi Penelitian... ... 27
3.2. Jenis dan Sumber Data... ... 28
3.3. Populasi dan Sampel ... 28
3.3.1. Populasi ... 28
3.3.2. Penentuan Sampel ... 28
3.4. Metode Analisis Data ... 30
3.4.1. Pengujian Asumsi Klasik ... 31
3.4.2. Pengujian Hipotesis ... 32
3.5. Defenisi dan Batasan Operasional ... 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35
4.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian ... 35
4.1.2. Kependudukan ... 37
4.1.3. Sarana Ekonomi ... 40
4.1.4. Sarana Pendidikan ... 40
4.1.5. Sarana Keagamaan ... 41
4.1.6. Sarana Kesehatan ... 41
4.1.7. Sarana Pemerintahan ... 42
4.2. Karakteristik Responden ... 43
4.2.1. Umur ... 43
4.2.2. Tingkat Pendidikan ... 43
4.2.3. Jumlah Tanggungan ... 44
4.2.4. Luas Lahan ... 45
4.2.5. Pengalaman Bertani ... 46
4.3. Hasil Analisis ... 47
4.3.1. Biaya Produksi Usahatani Tanaman Hias ... 47
4.3.2. Produksi, Penerimaan dan Pendapatan Usahatani
Tanaman Hias ... 48
4.4. Pengaruh Usahatani Tanaman Hias Terhadap Pendapatan
Petani.. ... 56
4.4.1. Uji Asumsi Klasik ... 56
4.4.2. Pengujian Hipotesis ... 61
4.5. Dampak Usahatani Tanaman Hias Terhadap Pengembangan
Wilayah di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli
Serdang ... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73
5.1. Kesimpulan ... 73
5.2. Saran ... 74
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
1.1.
Luas Panen dan Produksi Tanaman Hias Di Kabupaten Deli Serdang
Menurut Jenis Tanaman ... 2
3.1.
Luas Panen dan Produksi Tanaman Hias Per Kecamatan di
Kabupaten Deli Serdang ... 27
3.2. Populasi dan Sampel Desa Penelitian ... 29
4.1. Luas Wilayah Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Tanjung
Morawa ... 36
4.2. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/
Kelurahan di Kecamatan Tanjung Morawa ... 37
4.3.
Jumlah Tenaga Kerja yang Bekerja Berdasarkan Lapangan
Pekerjaan Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Tanjung
Morawa ... 39
4.4.
Sarana Ekonomi yang terdapat di Kecamatan Tanjung Morawa ... 40
4.5.
Sarana Pendidikan yang terdapat di Kecamatan Tanjung Morawa .. 40
4.6.
Sarana Keagamaan yang terdapat di Kecamatan Tanjung Morawa .. 41
4.7.
Sarana Kesehatan yang terdapat di Kecamatan Tanjung Morawa .... 41
4.8.
Sarana Pemerintahan yang terdapat di Kecamatan Tanjung
Morawa ... 42
4.9.
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 43
4.10. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 43
4.11. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan ... 44
4.12. Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan ... 45
4.13. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Bertani ... 46
4.14
Rata-rata Biaya Produksi Per m
24.15. Rata-rata Produksi dan Pendapatan Per m
Per Musim Tanam (6 Bulan) ... 47
2
(6 Bulan) ... 48
Per Musim Tanam
4.16. Uji Multikolinieritas ... 58
4.17. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 61
4.18. Distribusi Penyerapan Tenaga Kerja Tanaman Hias ... 68
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
2.1. Faktor Internal dan Eksternal ... 18
2.2. Skema Kerangka Pemikiran ... 25
4.1.
Hasil Uji Normalitas dengan Menggunakan Normal P-P Plot ... 57
4.2.
Hasil Uji Normalitas dengan Menggunakan Histogram ... 58
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
1. Kuisioner Penelitian
2. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
3.
Karakteristik Petani Tanaman Hias
4.
Modal Kerja Tanaman Hias Per Petani Per Musim Tanam (6 Bulan)
5.
Biaya Penggunaan Bibit Tanaman Hias Per Petani Per Musim Tanam
(6 Bulan)
6.
Biaya Penggunaan Pupuk Per Petani Per Musim Tanam (6 Bulan)
7.
Biaya Penggunaan Pestisida Per Petani Per Musim Tanam (6 Bulan)
8.
Biaya Tenaga Kerja Per Petani Per Musim Tanam (6 Bulan)
9.
Biaya Penyusutan Peralatan Per Petani Per Musim Tanam (6 Bulan)
10.
Produksi dan Penerimaan Tanaman Hias Per Petani Per Musim Tanam
(6 Bulan)
11.
Biaya Produksi Usaha Tanaman Hias Per Petani Per Musim Tanam
(6 Bulan)
12.
Total Penerimaan, Total Biaya Produksi dan Pendapatan Usaha
Tanaman Hias Per Petani Per Musim Tanam (6 Bulan)
ANALISIS PENGARUH USAHATANI TANAMAN HIAS TERHADAP
PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN TANJUNG
MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG
ABSTRAK
Usahatani tanaman hias merupakan jenis usahatani yang belakangan ini
banyak ditemui, khususnya di daerah Deli Serdang. Tanaman hias ini menjadi
salah satu komoditas sektor pertanian yang prospektif untuk dikembangkan
dengan keberadaan usahatani tanaman hias ini akan menambah pendapatan petani,
dimana usahatani ini sebagai mata pencaharian petani untuk menghidupi
keluarganya. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Menganalisis pengaruh usaha
tanaman hias (modal kerja, upah tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida) terhadap
pendapatan petani di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. (2)
Menganalisis dampak usahatani tanaman hias terhadap pengembangan wilayah di
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Penelitian dilaksanakan di
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang dengan mengambil lokasi
penelitian di Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung Morawa tentang Analisis
Pengaruh Usahatani Tanaman Hias Terhadap Pengembangan Wilayah Di
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Metode analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dan analisis
deskriptif dengan jumlah sampel responden 60 orang dari 150 orang jumlah
populasi.
THE ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF DECORATIVE PLANT
FARMING BUSINESS ON THE REGIONAL DEVELOPMENT
IN TANJUNG MORAWA SUBDISTRICT
DELI SERDANG DISTRICT
ABSTRACT
Decorative plant farming is a kind of the businesses which is lately mostly
found especially in the area of Deli Serdang. These decorative plants become one
of the commodities of agricutural sector which is prospective to be developed and
with the existence of this decorative plant farming, the income of the farmers will
increase in which this kind of farming is the livelihoods of the farmers to support
the lives of the families. The purpose of this study was (1) to analyze the influence
of decorative plant farming business (working capital, labor wage, seeds,
fertilizers and pesticides) on tghe income of the farmers in Tanjung Morawa
Subdistrict, Deli Serdang District, and (2) to analyze the impact of decorative
plant farming business on the regional development in Tanjung Morawa
Subdistrict, Deli Serdang District. This study on the analysis of the influence of
decorative plant farming business on the regional development in Tanjung
Morawa Subdistrict, Deli Serdang District was conducted in Desa Bangun Sari.
Tanjung Morawa Subdistrict, Deli Serdang District. The samples (respondents) of
this study were 60 selected from the 150 persons that became the population of
this study. The data obtained were analyzed through multiple linear regression
tests and descriptive analysis.
The result of this study showed that (1) the result of multiple linear
regression testsshowed that simultaneously the variables of working capital, labor
wage, seeds, fertilizers and pesticides had significant influence on the income of
the farmers. Partially, the variables of working capital and seeds had positive and
significant influence on the income of the farmers, but the variables of labor wage
and fertilizer had positive and insignificant influence on the income of the
farmers. The variable with the most significant influence on the income of the
farmers was working capital because its count value was bigger than that of the
variables of labor wage, seeds, fertilizers and pesticides. (2) the decorative plant
farming had positive impact on the regional development that can be seen from,
first, it could hire or provide employment to 92 workers that it minimized the
unemployment rate and poverty and will improve the welfare of decorative plant
farmers, second, it could increase the income of decorative plant farmers through
the marketing of their product. These decorative plants are not only marketed
inside and outside local or regional areas but also exported overseas. This can be
seen from the average income of Rp. 21.297.993.- gained by the farmers
pergrowing season (6 months). The value of this revenue is quite big, and this big
value will be able to push or generate the regional economy.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan sumberdaya hayati
yang beraneka ragam. Hal tersebut dikarenakan letak geografis Indonesia yang
berada pada garis katulistiwa tepatnya 6º LU - 11º LS dan 95º BT - 141º BT.
Keanekaragaman tersebut menjadi peluang yang sangat besar bagi pengembangan
bisnis di sektor pertanian. Potensi sumberdaya manusia yang melimpah,
ketersediaan teknologi dan pasar Indonesia juga turut mendukung pengembangan
usaha di sektor pertanian tersebut. Adapun salah satu subsektor dalam pertanian
yang dapat dikembangkan adalah holtikultura yang meliputi tanaman sayuran,
tanaman hias (florikultura), buah-buahan dan tanaman obat-obatan (biofarmaka).
Dekade terakhir produksi tanaman hias berkembang pesat di berbagai
daerah Indonesia dan berperan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi.
Pengembangan usaha tanaman hias ini memberikan peran lebih besar terhadap
pembangunan perekonomian nasional dan juga diharapkan untuk membuka
lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan keluarga petani dan meningkatkan
devisa Negara melalui ekspor nonmigas.
Di Kabupaten Deli Serdang merupakan daerah yang paling banyak
mengusahakan tanaman hias yang menjadi salah satu komoditas sektor pertanian
yang prospektif untuk dikembangkan. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya
status sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian tanaman hias
mempunyai prospek yang baik untuk dikonsumsi dalam negeri maupun luar
negeri. Berikut data luas panen dan produksi tanaman hias di Kabupaten Deli
Serdang Menurut Jenis Tanaman.
Tabel 1.1. Luas Panen dan Produksi Tanaman Hias Di Kabupaten Deli Serdang
Menurut Jenis Tanaman
No. Jenis Tanaman Hias
(Tangkai)
Luas Panen (m
2)
Produksi (Tangkai)
1.
Anggrek/Orchid
1.280
2.540
2.
Anthurium
4.000
21.500
3.
Anyelir/Carnation
3.000
18.000
4.
Gerbera/Hebras
3.140
15.700
5.
Gladiol/Gladiole
1.000
3.000
6.
Heliconia
10
120
7.
Krisan
18
156
8.
Mawar/Rose
597
973
9.
Sedap Malam
0
0
10. Dracanea
800
2.695
11. Melati/Jasmine
424
365
12. Palem/Palm
96
127
13. Aglaonema
2.300
4.000
14. Pakis
2.580
2.580
Tabel 1.1. memperlihatkan luas panen dan produksi beberapa jenis
tanaman hias di Kabupaten Deli Serdang, dimana tercatat bahwa jumlah produksi
dari setiap jenis tanaman hias cenderung bervariasi jumlahnya karena sesuai
dengan tersedianya lahan dalam pengembangan jenis tanaman hias diatas. Jumlah
produksi tanaman hias yang terbesar pada tahun 2012 adalah jenis Anthurium,
sedangkan produksi terkecil adalah jenis Sedap Malam, semuanya bernilai
ekonomi tinggi yang dapat diusahakan semua pengusaha tanaman hias (Dinas
Pertanian, 2012).
Usahatani tanaman hias merupakan jenis usahatani yang belakangan ini
banyak ditemui, khususnya di daerah Deli Serdang. Usahatani ini dapat berupa
budidaya tanaman hias dan perdagangan tanaman hias. Pada umumnya usahatani
ini terletak di pinggir jalan dan membentuk sentra usaha, terutama untuk petani
tanaman hias. Keberadaan usahatani tanaman hias dipinggir jalan secara tidak
langsung dapat berpengaruh terhadap kesejukan, keasrian dan kebersihan udara di
sekitar lokasi, disamping dapat menjadi sumber pendapatan keluarga dan
penyerapan tenaga kerja. Selain itu, tanaman hias dapat memperindah dan
mempercantik kota.
penjualan tanaman hias yang dijual per pot atau per pohon, selain itu juga meliputi
jasa pembuatan taman ataupun dekorasi ruangan (Suryowinoto, 1997).
Kendala usahatani tanaman hias di Kabupaten Deli Serdang, adalah
rendahnya nilai pendapatan petani, keterbatasan pengetahuan petani, keterbatasan
pengetahuan petani, keterbatasan lahan yang dimiliki petani dan posisi penawaran
pada pihak petani yang kurang kuat. Pada umumnya hal-hal yang menjadi
masalah-masalah ekonomi dalam pengembangan usahatani tanaman hias antara
lain :
a. Keterbatasan lahan
b. Pemasaran
c. Persaingan usaha
d. Daya tahan produksi
e. Permodalan
f. Transportasi
Di samping itu pengembangan budidaya tanaman hias secara umum di
Sumatera Utara khususnya Kabupaten Deli Serdang sekaligus juga akan dapat :
a. Memberikan kesempatan bagi petani tanaman hias di pedesaan dalam usaha
komoditas ekspor nonmigas.
b. Penyediaan lapangan kerja di bidang budidaya tanaman hias bagi keluarga.
c. Peningkatan pendapatan petani tanaman hias terhadap keluarga.
d. Pemanfaatan sumberdaya pertanian secara optimal.
berhubungan. Bagi petani tanaman hias, pasar merupakan tempat menjual hasil
produksinya. Dikenal ada beberapa macam pasar dalam usahatani tanaman hias,
seperti pasar khusus yang terdiri dari hotel, restoran, rumah tangga, florist dan
kolektor (Soekartawi, 1993).
Jalur pemasaran tanaman hias di Kabupaten Deli Serdang terdapat dua
jalur, yaitu sebelum sampai ke tangan konsumen, produk dari tanaman hias ini
selalu melalui perantara. Dimana agen/pedagang langsung mengambil dari
petani/produsen dengan harga yang terjangkau, lalu dijual kembali ke konsumen.
Selain itu, juga jalur pemasarannya ada tanpa perantara, yaitu konsumen langsung
membeli dari petani/produsen.
Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang berpotensi
untuk pengembangan tanaman hortikultura. Selain berpotensi pada tanaman
hortikultura, Provinsi Sumatera Utara mempunyai potensi tanaman hias
(florikultura) yang terdapat di Daerah Deli Serdang dan beberapa daerah lainnya.
Pada umumnya tanaman hias di Sumatera Utara khususnya Kabupaten Deli
Serdang mengalami kemajuan yang cukup pesat, bila diukur dari peningkatan
produksi, pemenuhan bahan baku dan konsumsi masyarakat serta peningkatan
devisa negara melalui ekspor produksi tanaman hias di Kabupaten Deli Serdang.
Keberadaan usahatani tanaman hias tidak saja memberikan keuntungan pada
petani, namun diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pengembangan
wilayah di Kabupaten Deli Serdang.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menganalisis
pengaruh usahatani tanaman hias terhadap pengembangan wilayah Di Kecamatan
Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pernyataan yang diuraikan di atas, maka permasalahan yang
hendak diteliti adalah sebagai berikut :
1.
Apakah modal kerja, upah tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida
berpengaruh terhadap pendapatan petani di Kecamatan Tanjung Morawa
Kabupaten Deli Serdang?
2.
Bagaimana dampak usahatani tanaman hias terhadap pengembangan wilayah
di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan tersebut, maka
tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis modal kerja, upah tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida
berpengaruh terhadap pendapatan petani di Kecamatan Tanjung Morawa
Kabupaten Deli Serdang.
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan tersebut, maka manfaat
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Sebagai sumbangan pemikiran kepada pihak-pihak yang mengusahakan
tanaman hias dalam mengembangkan kegiatan usahatani tanaman hias.
2. Sebagai bahan masukan kepada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dalam
menyusun perencanaan pengembangan usahatani tanaman hias.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu yang telah dilakukan mengenai analisis
pengaruh usaha tanaman hias terhadap pengembangan wilayah, antara lain :
1. Hermanto (2003) dalam penelitiannya “Prospek Pengembangan Agribisnis
Bunga Potong Di Kabupaten Karo”, menyimpulkan bahwa usahatani bunga
potong di Kabupaten Karo secara ekonomis layak untuk dikembangkan, angka
perbandingan penerimaan dan biaya produksi lebih besar dari 1. Nilai ekonomis
masing-masing bunga potong dipengaruhi oleh jumlah permintaan yang berkaitan
dengan hari besar keagamaan dan event-event budaya pada masyarakat. Bunga
krisan memiliki nilai ekonomis tertinggi yang disusul oleh gladiol dan sedap
malam, sedangkan bunga ester merupakan bunga dengan nilai ekonomis lebih
kecil. Namun secara umum tampak bahwa masing-masing jenis bunga potong
memiliki prospek yang cukup baik dikembangkan. Hanya saja perlu adanya
dukungan dari subsistem secara terpadu.
kerambah. Pertambahan pendapatan petani dengan adanya usahatani
pembudidayaan memiliki hubungan antara pendapatan yang meliputi : besarnya
modal, luas lahan dan tenaga kerja, kecuali harga ikan yang tidak memiliki
hubungan dalam usahatani pembudidayaan ikan. Dari hasil persamaan regresi
linier berganda yang telah diperoleh bentuk hubungan antara variabel-variabel
yang berpengaruh terhadap perubahan pendapatan peternak ikan di Desa/Nagori
Haranggaol Kecamatan Haranggaol Horisan, dimana modal, luas lahan dan tenaga
kerja mempunyai hubungan yang positif terhadap pendapatan peternak ikan
kecuali harga ikan.
kegiatan produksinya. Sedangkan untuk keterkaitan kedepan sektor kol
mempunyai nilai keterkaitan ke depan sebesar 1,09150. Komoditi kol mempunyai
indeks kepekaan 0,55876, artinya bahwa daya dorong sektor tanaman kol terhadap
perekonomian Sumatera Utara cukup lemah dibandingkan dengan sektor lain
karena nilainya cukup kecil.
5. Arumsari (2000) dalam penelitiannya “ Pengaruh Krisis Ekonomi Terhadap
Tingkat Pendapatan Petani
Anggrek Dendrobium SPP
Di Wilayah Kecamatan
Kebun Jeruk dan Kecamatan Serpong”, menyimpulkan bahwa bisnis anggrek
sebagai bagian dari bisnis florikultura memiliki potensi besar untuk
dikembangkan. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun
1997, sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis anggrek.
Pendapatan tunai dan total yang diperoleh oleh petani tanaman hias anggrek
Dendrobium sebelum masa krisis, selama satu periode produksi sebesar Rp
21.207.166,7 dan Rp 16.288.233,8. Di masa krisis besarnya pendapatan tunai
meningkat sebesar 15,98 persen sedangkan pendapatan total menurun 10,47
persen. Dan hasil R/C rasio sebelum masa krisis adalah sebesar 3,06. Di masa
krisis nilai rasio ini menjadi 1,93 yang menandakan usahatani tanaman hias
anggrek Dendrobium masih layak untuk diusahakan.
2.2. Tanaman Hias
Tanaman hias merupakan salah satu bagian dari subsektor pertanian
hortikultura, tanaman ini dahulu merupakan tumbuhan yang ditanam orang sebagai
hiasan. Namun seiring dengan masuknya pengaruh peradaban Barat, penggunaan
tanaman hias semakin meningkat. Kini tanaman hias banyak dibutuhkan untuk
memperindah lingkungan sekitar, termasuk dekorasi ruangan dan halaman rumah,
dan tidak sedikit masyarakat mengusahakan tanaman hias sebagai salah satu jenis
usaha yang menjadi sumber pendapatan utama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Usahatani tanaman hias ini berkembang pesat di berbagai daerah Indonesia dan
menggerakkan pertumbuhan industri barang dan jasa, berkembangnya kegiatan
usahatani tanaman hias di indonesia disebabkan karena meningkatnya pendapatan
konsumen, tuntutan keindahan lingkungan, pembangunan industri pariwisata,
pembangunan kompleks perumahan, perhotelan dan perkantoran. Dengan
meningkatnya permintaan pasar akan tanaman hias, maka hal ini akan berpengaruh
terhadap pendapatan petani tanaman hias.
Kehadiran tanaman hias pada suatu tempat dapat menambah keindahan
atau menghiasi halaman maupun ruangan di dalam rumah. Walaupun tanaman
hias termasuk kebutuhan sekunder, tetapi pesonanya dapat menambah gengsi
seseorang. Ada pula beberapa jenis tanaman hias yang dipercaya dapat membawa
keberuntungan, misalnya pachira (money tree) dan bambu emerald. Untuk
tanaman sejenis ini, banyak orang akan berusaha memperoleh dan memilikinya
(Prihmantoro, et al, 2001).
Tanaman hias adalah jenis tanaman tertentu baik yang berasal dari
tanaman daun atau tanaman bunga yang dapat ditata untuk memperindah
lingkungan sehingga suasana menjadi lebih artistik dan menarik. Rahardi, et al
(1994) menjelaskan bahwa tanaman hias merupakan tanaman yang mempunyai
nilai keindahan dan daya tarik tertentu. Di samping itu, juga mempunyai nilai
ekonomis untuk keperluan hiasan di dalama dan di luar ruangan. Karena
mengandung arti ekonomi, tanaman hias dapat diusahakan menjadi suatu bisnis
yang menjanjikan keuntungan besar.
tergenang menyebabkan akar membusuk, terutama bagi jenis-jenis tanaman
sekulen yang bonggol dan perakarannya mengandung banyak air, seperti adenium
dan euphorbia. (Redaksi Agromedia, 2007).
Keanekaragaman jenis tanaman hias di Indonesia sangat berlimpah.
Tanaman hias dapat dijumpai, mulai dari bentuk rerumputan dan penutup tanah,
herba daun dan bunga, semak dan perlu yang menggerombol, liana yang menjalar,
merambat dan menjuntai berenda-renda, hingga tanaman besar dalam bentuk
pohon yang menjulang tinggi. Tanaman hias tersebut bebas dipilih dengan
memperhatikan tampilan fisik (ukuran, bentuk, tekstur dan warna) dan persyaratan
lingkungan (Arifin, 2004).
Tanaman hias mempunyai manfaat sebagai sumber pendapatan petani
maupun pedagang tanaman hias, serta memperluas lapangan kerja. Manfaat lain
menciptakan kesegaran (kenyamanan), kesejukan dan keindahan maupun
kesehatan lingkungan. Tanaman hias mempunyai nilai keindahan tajuk juga
bentuk, warna bunga dan kerangka tanaman.
Dalam hal ini harus diakui bahwa penilaian terhadap keindahan suatu
tanaman kadang-kadang sangat subjektif. Namun secara umum keindahan suatu
tanaman terletak pada organ tanaman itu sendiri, terutama pada daun dan
bunganya. Dan dari sinilah muncul istilah tanaman hias daun dan tanaman hias
bunga (Sudarmono, 1997).
Menurut Hanum (2008) Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam
budidaya tanaman hias adalah
Bagi tanaman dalam pot, maka dasari pot dengan beberapa pecahan genting atau
batu bata sebagai pengikat air ketika disiram.
2. Lalu dapat menanamkan bibit tanaman atau tanaman muda ke dalam tanah.
Bagi tanaman pot, sebaiknya anda menanamnya dengan menyisakan 2-3 cm pada
bibir pot, sehingga dapat memudahkan penyiraman, dan pastikan pot memiliki
lubang drainase yang cukup. Dinding pot juga harus dibersihkan sebelum
dimasukkan dalam ruangan.
3. Selanjutnya proses penyiraman dilakukan dengan menggunakan air bersih, dan
lebih baik menggunakan semprotan sehingga air tersiram menyeluruh pada
tanaman. Penyiraman pun dapat dilakukan melalui alas pot bagi tanaman pot,
sehingga air dapat naik ke atas ke media tanam yakni melalui sistem kapiler.
4. Usahakan agar tanaman memperoleh cahaya matahari yang cukup untuk
pertumbuhannya.
Selanjutnya perlu diketahui teknik budidaya tanaman hias secara umum,
sehingga tanaman dapat tumbuh subur, cepat berbunga dan dapat tumbuh dalam
waktu lama, yatiu:
1.
Pemupukan
2.
Penyiraman
Proses penyiraman dapat dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari, dan
terdapat beberapa jenis tanaman yang tidak terlalu membutuhkan banyak air,
maka sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman agar tidak berlebihan.
3.
Penyemprotan hama
Penting dilakukan agar tanaman tidak terserang penyakit, ini pun dapat
dilakukan 3-4 hari sekali, dengan penyemprotan pestisida.
4.
Pemotongan/Pemangkasan
Yakni khusus untuk tanaman yang tumbuh bercabang seperti tanaman
perdu, sehingga perlu melakukan pemotongan pada cabang atau dahan yang mulai
mengering, sehingga pertumbuhan bunganya tidak terhambat, dan pemotongan
sebaiknya menggunakan gunting kebun.
2.3. Pendapatan Usahatani
Menurut Soekartawi (1987) Pendapatan terdiri dari pendapatan kotor dan
pendapatan bersih. Pendapatan kotor usahatani
(gross farm income)
didefinisikan
sebagai nilai produksi total usahatani dalam jangka waktu tertentu baik yang
dijual atau yang tidak dijual. Pendapatan bersih
(net farm income)
Dalam meningkatkan pendapatan, maka petani harus berusaha
meningkatkan hasil-hasil produksi agar memperoleh peningkatan pendapatan
dengan memaksimalkan input-input faktor yang mempengaruhi. Menurut
a. Pendapatan kerja petani
(operator labor income)
, diperoleh dengan menghitung
semua penerimaan yang berasal dari penjualan yang dikonsumsi keluarga dan
kenaikan nilai inventaris. Setelah itu dikurangi dengan semua pengeluaran baik
yang tunai maupun yang tidak diperhitungkan.
b. Penghasilan kerja petani
(operator farm labor earning)
, diperoleh dari
menambah
pendapatan kerja petani ditambah dengan
penerimaan tidak tunai.
c. Pendapatan kerja keluarga
(family farm labor earning)
, merupakan hasil balas
jasa
dari petani dan anggota keluarga.
d. Pendapatan keluarga
(family income)
, yaitu dengan menjumlahkan semua
pendapatan petani dan keluarganya dari berbagai sumber.
Keuntungan/profit adalah selisih antara total penerimaan (TR) dan total
biaya (TC). Tujuan ini dapat diformulasikan sebagai berikut : π = pq
– c(q).
Keuntungan juga merupakan insentif bagi produsen untuk melakukan proses
produksi. Keuntungan inilah yang mengarahkan produsen untuk mengalokasikan
sumber daya ke proses produksi tertentu. Produsen bertujuan untuk
memaksimumkan keuntungan dengan kendala yang dihadapi (Sunaryo, 2001).
Usahatani dalam operasinya bertujuan untuk memperoleh pendapatan yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan serta dana untuk kegiatan di luar
usahatani. Untuk memperoleh tingkat pendapatan yang diinginkan maka
pengusaha seharusnya mempertimbangkan harga jual dari produksinya.
Melakukan perhitungan terhadap semua unsur biaya dan selanjutnya menentukan
harga pokok hasil usahataninya, keadaan ini tidak dapat dilakukan oleh
pengusaha, akibatnya efektivitas usahatani menjadi rendah. Volume produksi,
produktivitas serta harga yang diharapkan jauh di luar harapan yang dikhayalkan.
(Fhadoli, 1991).
Untuk dapat meningkatkan pendapatan sangat tergantung pada cepat
tidaknya mengadopsi inovasi tergantung dari faktor ekstern dan faktor intern itu
sendiri, yaitu faktor sosial dan ekonomi. Faktor ekonomi itu diantaranya jumlah
tanggungan keluarga, luas lahan yang dimiliki dan ada tidaknya usahatani yang
dimilikinya. Sedangkan faktor sosial diantaranya umur, tingkat pendidikan dan
pengalaman. (Soekartawi, 1989).
Menurut Suratiyah (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
biaya dan pendapatan sangatlah komplek. Namun demikian, faktor tersebut dapat
dibagi ke dalam dua golongan sebagai berikut :
Gambar 2.1. Faktor Internal dan Eksternal
Faktor manajemen juga sangat menentukan dimana petani sebagai manajer
harus dapat mengambil keputusan dengan berbagai pertimbangan ekonomis
sehingga diperoleh hasil yang memberikan pendapatan yang maksimal.
Menurut Tjakrawiralaksana (1983), pendapatan usahatani adalah jumlah
yang tersisa setelah biaya, yaitu semua nilai input
untuk produksi, baik yang
benar-benar dibayar maupun yang hanya diperhitungkan, telah dikurangkan dari
penerimaan. Pendapatan pengelola itu sendiri terdiri dari 2 unsur, yaitu:
1. Imbalan jasa manajemen, upah atau honorarium petani sebagai pengelola.
2. Sisanya atau laba, yaitu net profit, merupakan imbalan bagi resiko usaha. Inilah
yang sebenarnya merupakan keuntungan atau laba, dalam pengertian ekonomi
perusahaan.
Faktor Internal
1.
Umur petani
2.
Pendidikan,
Pengetahuan,
pengalaman
keterampilan
3.
Jumlah tenaga kerja
keluarga
4.
Luas Lahan
5.
Modal
Usahatani
Biaya dan Pendapatan
Faktor Eksternal
1.
Input :
a.
Ketersediaan
b.
Harga
2.
Output :
Pendapatan diperoleh dengan cara mengurangi keseluruhan penerimaan
dan biaya. Rumus yang digunakan untuk mencari pendapatan, adalah:
Pd = TR – TC
Dimana :
Pd
= Pendapatan
TR = Total Penerimaan
TC = Total Biaya
Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga
jual. Pernyataan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
TR
1= Y
1. Py
Yaitu: TR = Total Penerimaan
1
Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani
Py = Harga y (Soekartawi, 2002).
Menurut Soekartawi (1987), dalam usahatani tentunya para petani
memperhitungkan biaya-biaya yang dikeluarkan serta memperhitungkan
penerimaan yang diperoleh. Biaya atau pengeluaran total usahatani adalah semua
nilai masukan yang habis dipakai atau dikeluarkan dalam kegiatan produksi
usahatani. Biaya usahatani dapat dibedakan menjadi biaya tunai dan biaya yang
diperhitungkan.
1. Biaya tunai
2. Biaya yang diperhitungkan
Biaya yang diperhitungkan merupakan pengeluaran secara tidak tunai
yang dikeluarkan oleh petani, biaya ini dapat berupa faktor produksi yang
digunakan petani tanpa mengeluarkan uang tunai seperti sewa lahan yang
diperhitungkan atas lahan milik sendiri, penggunaan tenaga kerja dalam keluarga,
dan penyusutan peralatan.
Berdasarkan sifatnya biaya produksi usahatani biasanya diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu: (1) Biaya tetap
(fixed cost);
dan (2) Biaya tidak tetap
(variabel
cost).
1) Biaya tetap
Biaya tetap ini umumnya didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap
jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh sedikit atau
banyak. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar kecilnya
produksi yang diperoleh. Contoh biaya tetap: sewa tanah, pajak dan alat-alat
pertanian.
2) Biaya variabel
Di sisi lain biaya tidak tetap atau biaya variabel biasanya didefinisikan
sebagai biaya yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh.
Contohnya biaya untuk sarana produksi: tenaga kerja, pupuk, pestisida. Jika ingin
menambah jumlah produksi, maka jumlah sarana produksi juga harus ditambah.
“input”. Termasuk biaya-biaya tersebut adalah: sarana produksi yang habis
terpakai, lahan, biaya alat-alat produksi tahan lama, tenaga kerja, dan biaya
lain-lain.
2.4. Pengembangan Wilayah
Wilayah merupakan suatu unit geografi yang membentuk suatu kesatuan.
Unit geografi disini adalah ruang sehingga bukan merupakan aspek fisik tanah
saja melainkan meliputi aspek-aspek lain, seperti biologi, ekonomi, sosial dan
budaya. Suatu wilayah sering dilakukan berdasarkan korelasi yang kuat dari
bagian-bagian (baik fisik maupun non fisik) yang membentuk wilayah tesebut.
Proses pengelompokkan ke dalam wilayah akan bermanfaat untuk membuat suatu
deskripsi (Wibowo, et al, 2004).
Pengembangan wilayah merupakan suatu tindakan mengembangkan
wilayah atau membangun daerah/ kawasan dalam rangka usaha memperbaiki
kesejahteraan hidup masyarakat. Pengembangan wilayah ini juga adalah upaya
memajukan atau memperbaiki serta meningkatkan sesuatu yang sudah ada, juga
suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang terencana
(Hadjisarosa, 1995).
pembangunan suatu wilayah Beberapa kata kunci yang terdapat dalam
pengembangan wilayah, yaitu:
• Program yang menyeluruh dan terpadu.
• Sumber daya yang tersedia dan kontribusinya terhadap wilayah.
• Suatu wilayah tertentu.
Pada umumnya pengembangan wilayah mengacu pada perubahan
produktivitas wilayah, yang diukur dengan peningkatan populasi penduduk,
kesempatan kerja dan tingkat pendapatan. Selain defenisi ekonomi,
pengembangan wilayah mengacu pada pengembangan sosial, berupa aktivitas
kesehatan, pendidikan, kualitas lingkungan, kesejahteraan dan lainnya.
Pengembangan wilayah lebih menekankan pada perbaikan wilayah secara
bertahap dari kondisi yang kurang berkembang menjadi berkembang.
Pembangunan pengembangan wilayah, yang terpenting bagaimana
memberdayakan dan memanfaatkan potensi wilayah, baik potensi alam maupun
buatan, yang harus dilaksanakan secara penuh dan efisien agar pemanfaatan
potensi benar-benar berdampak pada kesejahteraan masyarakat secara maksimal
sebagai akhir dari pembangunan dan pengembangan (Miraza, 2005).
Pengembangan wilayah pada dasarnya mempunyai arti peningkatan
manfaat wilayah bahi suatu masyarakat pada wilayah tertentu, mampu
menampung lebih banyak penduduk dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik,
bertambahnya sarana dan prasarana, tersedianya barang atau jasa yang dibutuhkan
masyarakat dan meningkatnya aktifitas usaha-usaha masyarakat baik dalam jenis,
intensitas, pelayanan maupun kualitasnya (Sirojuzilam, 2006).
Menurut Hanafiah (1982), beberapa indikator yang dapat dipakai dalam
mengidentifikasikan perkembangan suatu wilayah antara lain :
a. Jumlah penduduk
b. Pasar tradisional
c. Jumlah perusahaan kecil
d. Persepsi penduduk dan peran sertanya
e. Tingkat kesejahteraan
f. Jumlah relatif pengusaha
g. Jumlah relatif sarana dan prasarana transportasi
2.5. Kerangka Pemikiran
Produksi adalah total fisik yang diperoleh produsen dalam melakukan
kegiatan usahatani. Dalam memperoleh produksi yang maksimal, seorang
pengusaha/petani akan mengalokasikan input atau faktor produksi seefisien
mungkin guna tercapainya keuntungan yang maksimal. Biaya produksi
merupakan nilai dari semua korbanan ekonomi yang diperlukan dan dapat diukur
ataupun diperkirakan untuk menghasilkan suatu produk. Cara pengukurannya
dilakukan dengan menjumlahkan antara biaya variabel dengan biaya tetap. Dalam
mengahasilkan suatu produk itu sendiri diperlukan juga sarana produksi seperti
lahan, pupuk, bibit, pestisida, modal dan tenaga kerja.
Penerimaan adalah hasil perkalian dari jumlah produksi total dengan harga
satuan, sedangkan pengeluaran adalah nilai penggunaan sarana produksi atau
input yang diperlukan pada proses produksi yang bersangkutan.
Pendapatan yang diperoleh adalah total penerimaan yang besarnya dinilai
dalam satuan rupiah dan dikurangi dengan nilai total seluruh pengeluaran selama
proses produksi berlangsung.
Pendapatan Petani sendiri dipengaruhi oleh luas lahan yang diusahai,
modal kerja yang dikeluarkan, tenaga kerja yang dipakai dan pengalaman
berusahatani.
Untuk lebih mempermudah pemahaman, maka disusun skema kerangka
pemikiran yang digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.2. Skema Kerangka Pemikiran
Usahatani Tanaman Hias
Produksi
Penerimaan
Pendapatan Petani
Tanaman Hias
- Modal Kerja
- Upah Tenaga Kerja
- Biaya Bibit
- Biaya Pupuk
- Biaya Pestisida
Pengembangan Wilayah
Penyerapan Tenaga Kerja
2.6. Hipotesis Penelitian
1. Modal kerja, upah tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida berpengaruh positif
terhadap pendapatan petani di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli
Serdang.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
[image:44.595.106.516.406.749.2]Penelitian dilakukan secara purposive (sengaja), yaitu di Desa Bangun
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Daerah ini dipilih karena
merupakan daerah dengan luas panen dan produksi tanaman hias terbesar di
Kabupaten Deli Serdang, hampir seluruh masyarakatnya memiliki usahatani
tanaman hias. Berikut tabel luas panen dan produksi bunga per kecamatan di
Kabupaten Deli Serdang.
Tabel 3.1. Luas Panen dan Produksi Tanaman Hias Per Kecamatan di Kabupaten
Deli Serdang
No
Kecamatan
Luas Panen (m
2)
Produksi (Kg)
1
Lubuk Pakam
0
0
2
Pagar Merbau
83
3.142
3
Beringin
37
866
4
Gunung Meriah
0
0
5
Biru-Biru
1.335
18.079
6
Patumbak
36
2.458
7
STM Hulu
0
0
8
STM Hilir
0
0
9
Deli Tua
0
0
10
Pancur Batu
4.008
7.475
11
Namorambe
1.035
1.265
12
Sibolangit
0
0
13
Kutalimbaru
0
0
14
Sunggal
0
0
15
Hamparan Perak
0
0
16
Labuhan Deli
491
5.460
17
Batang Kuis
0
0
18
Percut Sei Tuan
0
0
19
Pantai Labu
0
0
20
Tanjung Morawa
8.079
127.940
21
Galang
0
0
3.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh dari lapangan yang ditujukan kepada
pengusaha tanaman hias di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang
dengan wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan daftar
kuisioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data primer yang dikumpulkan
mencakup jumlah produksi petani, identitas petani, tingkat pendidikan petani,
jumlah anggota keluarga, modal kerja, jumlah pekerja, sumber modal, sumber
bahan baku, daerah pemasaran dan pertanyaan lain yang mendukung penelitian.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi dan dinas yang terkait dengan
penelitian ini seperti Kantor BPS, Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang,
Kantor Kecamatan Tanjung Morawa, Kantor Desa Bangun Sari dan Penyuluh
Pertanian Kabupaten Deli Serdang serta literatur-literatur yang berhubungan
dengan penelitian ini.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi
dalam penelitian ini adalah petani tanaman hias di Kecamatan
Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, yang berjumlah 150 petani tanaman
hias.
3.3.2. Penentuan Sampel
hias yang berlokasi di Desa Bangun Sari mempunyai kesempatan yang sama
sebagai sampel. Maka pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
rumus Slovin (Umar, 2008) sebagai berikut :
n =
�
1+�
(
�
2
)
dimana :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
e = Presisi yang ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%
Dengan demikian, maka dapat dihitung jumlah sampel sebagai berikut:
n =
150
1+150�0
,
01
=
150
2
,
5
= 60 orang
Berikut populasi dan sampel desa penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Populasi dan Sampel Desa Penelitian
No.
Desa
Populasi (Orang)
Sampel (Orang)
1.
Bangun Sari
150
60
Jumlah
150
60
Sumber : Kantor Kepala Desa, 2013
3.4. Metode Analisis Data
Untuk menjawab perumusan masalah pertama (1) dilakukan dengan
menggunakan metode regresi linier berganda, dengan persamaan :
Y = b
0+ b
1X
1+ b
2X
2+ b
3X
3+ b
4X
4+ b
5X
5Dimana :
+
ε
Y
= Pendapatan Petani (Rp)
b
0b
= Koefisien Intersep/ Konstanta
1
,b
2,b
3,b
4,b
5X1
= Modal Kerja (Rp)
= Koefisien Regresi/ Parameter
X2
= Upah Tenaga Kerja (Rp)
X3
= Biaya Bibit (Rp)
X4
= Biaya Pupuk (Rp)
X5
= Biaya Pestisida (Rp)
Ε
= Standard Error
Dan untuk memperoleh pendapatan adalah dengan cara mengurangi
keseluruhan penerimaan dan biaya. Rumus yang digunakan untuk mencari
pendapatan, adalah:
Pd = TR – TC
Dimana :
3.4.1. Pengujian Asumsi klasik
Secara statistik model yang telah ditentukan, maka perlu dilakukan uji
penyimpangan asumsi klasik (Gujarati, 2004). Dalam penelitian ini asumsi klasik
yang diuji terdiri dari :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel
yang digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam
penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Data normal akan
membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data akan dibandingkan dengan
garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui apakah ada tidaknya
variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain
dalam satu model. Selain itu deteksi terhadap multikolinieritas juga bertujuan
untuk menghindari bias dalam proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh
pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Deteksi multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat jika nilai variance
inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1.
Maka model tersebut dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas.
3. Uji Heteroskedastisitas
memiliki kesamaan variance residual suatu periode pengamatan dengan
pengamatan yang lain, atau dengan kata lain tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara
memprediksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat
dari pada gambar scatter plot model tersebut. Bila titik-titik menyebar secara acak,
tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas ataupun
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.4.2. Pengujian Hipotesis
Analisis data diikuti dengan melakukan uji statistik. Hal ini digunakan
untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara individu dan secara
bersama berpengaruh terhadap variabel dependen. Menurut Algifari (2000)
Masing-masing uji tersebut terdiri dari :
1. Uji-t (Uji Parsial)
Uji-t dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel bebas
(independen variabel) secara individu/parsial terhadap variabel terikat (dependen
variabel), dengan asumsi variabel bebas/independen lainnya konstan. Pengujian
dilakukan dengan membandingkan hitung dengan tabel. Jika nilai hitung >
t-tabel, pada tingkat kepercayaan 5% hipotesis nol (Ho) ditolak, berarti hipotesis
alternatif (Ha) diterima. Ini berarti variabel independen yang diuji berpengaruh
secara nyata terhadap variabel dependen.
2. Uji-F (Uji Simultan)
Jika nilai F-hitung > F-tabel, pada tingkat kepercayaan 5% hipotesis nol (Ho)
ditolak, berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima. Ini berarti variabel independen
secara bersama-sama/simultan mempengaruhi variabel dependen.
3. Uji R
Nilai R
22
(koefisien determinasi) menunjukkan seberapa besar
variasi-variasi variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Nilai ini berkisar
antara nol dan satu (0
≤R
2≤1). Semakin besar nilai R
2Untuk menjawab perumusan masalah kedua (2) dilakukan dengan
menggunakan metode analisis deskriptif yang akan menganalisis indikator suatu
kegiatan yang berdampak pada pengembangan wilayah, dilihat dari :
berarti semakin besar variasi
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi-variasi variabel independen.
a.
Penyerapan tenaga kerja
Usahatani tanaman hias ini memberikan dampak yang positip terhadap
pengembangan wilayah, dengan adanya usahatani ini maka akan membuka
kesempatan kerja baik di desa maupun di perkotaan, sehingga mengurangi tingkat
pengangguran.
b.
Pemasaran hasil produksi
3.5. Defenisi dan Batasan Operasional
1.
Usahatani tanaman hias adalah sistem budidaya yang mengusahakan tanaman
hias mulai dari budidaya sampai penjualan.
2.
Pendapatan adalah total penerimaan dari hasil penjualan produksi dikurangi
dengan biaya produksi berlangsung, diukur dalam satuan rupiah.
3.
Modal kerja adalah total pengeluaran biaya per 6 bulan/per musim tanam yang
digunakan dalam proses produksi, diukur dalam satuan rupiah.
4.
Biaya bibit adalah biaya yang dikeluarkan per 6 bulan/per musim tanam untuk
perbanyakan/penangkaran yang siap untuk ditanam, bisa berasal dari
perbanyakan generatif (biji/benih) dan bisa berasal dari perbanyakan vegetatif
(cangkok, okulasi dan stek), diukur dalam satuan rupiah.
5.
Biaya pupuk adalah biaya yang dikeluarkan per 6 bulan/per musim tanam
material yang ditambahkan pada media tanam untuk mencukupi kebutuhan
hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik,
diukur dalam satuan rupiah.
6.
Biaya pestisida adalah biaya yang dikeluarkan per 6 bulan/per musim tanam
yang dapat digunakan untuk membunuh organisme pengganggu tanaman,
diukur dalam satuan rupiah.
7.
Upah Tenaga Kerja adalah Jumlah uang yang diterima para pekerja luar
maupun dalam sebagai pembayaran tenaga mental atau fisik, diukur dalam
satuan rupiah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian
4.1.1. Letak Geografis
Kecamatan Tanjung Morawa merupakan salah satu kecamatan di daerah
Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 131,75
Km
2atau 13,175 Ha. Secara geografis wilayah Kecamatan Tanjung Morawa
terletak di 03
030’ sampai dengan 11
060’ Lintang Utara dan 98
046’ sampai dengan
103
083’ Bujur Timur. Memiliki suhu udara rata-rata 23
0-33
0Secara kewilayahan Kecamatan Tanjung Morawa terdiri dari 26 Desa
dengan 184 Dusun dan 5 Lingkungan. Jarak kantor Kecamatan dengan Ibukota
Kabupaten 12 Km, sedangkan jarak kantor Kecamatan dengan Ibukota Provinsi
adalah 16 Km. Kecamatan Tanjung Morawa terletak dibagian timur Kabupaten
Deli serdang dengan ketinggian 30 meter dari permukaan laut dengan batas-batas :
C.
Sebelah Utara
: Kecamatan Batang Kuis dan Kecamatan Beringin
Sebelah Selatan
: Kecamatan STM Hilir
Sebelah Barat
: Kecamatan Patumbak, Percut Sei Tuan dan Kota Medan
Sebelah Timur
: Kecamatan Lubuk Pakam dan Kecamatan Pagar Merbau
Tabel 4.1. Luas Wilayah Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Tanjung Morawa
No.
Desa/Kelurahan
Luas (Km
2)
Persentase (%)
1.
Medan Senembah
3,50
2,67
2.
Bandar Labuhan
2,70
2,05
3.
Bangun Rejo
6,92
5,25
4.
Aek Pancur
5,01
3,80
5.
Naga Timbul
5,00
3,80
6.
Lengau Seprang
4,25
3,22
7.
Sei Merah
22,04
16,73
8.
Dagang Kerawan
1,96
1,49
9.
Tanjung Morawa Pekan
0,50
0,38
10. Tanjung Morawa A
3,07
2,33
11. Limau Manis
8,11
6,16
12. Ujung Serdang
3,93
2,98
13. Bangun Sari
6,61
5,02
14. Bangun Sari Baru
6,53
4,96
15. Buntu Bedimbar
3,00
2,28
16. Telaga Sari
2,00
1,52
17. Dagang Kelambir
1,25
0,95
18. Tanjung Morawa B
6,00
4,55
19. Tanjung Baru
5,07
3,85
20. Punden Rejo
1,10
0,83
21. Tanjung Mulia
1,57
1,19
22. Perdamean
4,06
3,08
23. Wonosari
7,14
5,42
24. Dalu Sepuluh A
4,90
3,72
25. Dalu Sepuluh B
10,00
7,59
26. Penara Kebun
5,53
4,19
Jumlah
131,75
100,00
Sumber : Kecamatan Tanjung Morawa Dalam Angka, 2013
4.1.2. Kependudukan
Kecamatan Tanjung Morawa memiliki jumlah penduduk 181.145 jiwa yang
terdiri dari 91.333 laki-laki dan 89.812 perempuan dengan jumlah rumah tangga
42.867 kepala keluarga (KK). Berikut ini distribusi jumlah penduduk dan
kepadatan penduduk menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Tanjung Morawa
dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan
di Kecamatan Tanjung Morawa
Penduduk (Jiwa)
No.
Desa/Kelurahan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Penduduk
Kepadatan
Penduduk
1.
Medan Senembah
3.337
3.185
6.522
1.863
2.
Bandar Labuhan
2.644
2.544
5.188
1.921
3.
Bangun Rejo
5.550
5.353
10.903
1.576
4.
Aek Pancur
222
174
396
79
5.
Naga Timbul
1.921
1.816
3.737
747
6.
Lengau Seprang
2.024
1.995
4.019
946
7.
Sei Merah
620
548
1.168
53
8.
Dagang Kerawan
2.547
2.500
5.047
2.575
9.
Tanjung Morawa Pekan
3.661
3.506
7.167
14.334
10. Tanjung Morawa A
6.729
6.514
13.243
4.314
11. Limau Manis
8.005
7.791
15.796
1.948
12. Ujung Serdang
1.685
1.725
3.410
868
13. Bangun Sari
7.434
7.487
14.921
2.257
14. Bangun Sari Baru
4.173
4.028
8.201
1.256
15. Buntu Bedimbar
7.559
7.675
15.234
5.078
16. Telaga Sari
3.198
3.125
6.323
3.162
17. Dagang Kelambir
1.587
1.535
3.122
2.498
18. Tanjung Morawa B
8.193
8.272
16.465
2.744
19. Tanjung Baru
4.134
4.164
8.298
1.637
20. Punden Rejo
1.154
1.091
2.245
2.041
21. Tanjung Mulia
823
784
1.607
1.024
22. Perdamean
2.366
2.424
4.790
1.180
23. Wonosari
5.245
5.365
10.610
1.486
24. Dalu Sepuluh A
3.285
3.109
6.394
1.305
25. Dalu Sepuluh B
2.972
2.853
5.825
583
26. Penara Kebun
265
249
514
93
Jumlah
91.333
89.812
181.145
57.568
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang paling banyak
terdapat di Desa Tanjung Morawa B, yaitu sebanyak 16.465 jiwa, kemudian Desa
Limau Manis, yaitu sebanyak 15.796 jiwa. Sedangkan desa yang paling sedikit
penduduknya adalah Desa Aek Pancur, yaitu sebanyak 396 jiwa dan Desa Penara
Kebun, yaitu sebanyak 514 jiwa. Sedangkan berdasarkan kepadatan penduduk,
desa yang paling padat penduduknya adalah Desa Tanjung Morawa Pekan dengan
kepadatan 14.334 jiwa/km
2dan Desa Buntu Bedimbar dengan kepadatan 5.078
jiwa/km
2dan desa yang tidak padat penduduknya adalah Desa Sei Merah, yaitu 53
jiwa/km
2dan Desa Aek Pancur, yaitu 79 jiwa/km
2Keseluruhan penduduk Kecamatan Tanjung Morawa adalah warga negara
Indonesia yang sebahagian besar berasal dari suku Jawa, Melayu, Toba, Minang,
Karo, Simalungun, Tapsel, Aceh dan lainnya. Agama yang dianut adalah Islam,
Protestan, Katolik, Budha dan Hindu.
. Hal ini menunjukkan bahwa
persebaran penduduk tidak merata pada setiap desa.
Tabel 4.3. Jumlah Tenaga Kerja yang Bekerja Berdasarkan Lapangan Pekerjaan
Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Tanjung Morawa
No.
Desa/Kelurahan
Tani
Industri
Pedagang
Angkutan
PNS/
TNI
Polri
Lain
Nya
1.
Medan Senembah
194
373
41
14
47
22
2.
Bandar Labuhan
37
75
46
189
119
17
3.
Bangun Rejo
110
632
81
23
49
18
4.
Aek Pancur
-
-
8
4
5
11
5.
Naga Timbul
452
40
45
16
9
11
6.
Lengau Seprang
503
59
37
17
28
6
7.
Sei Merah
-
65
13
-
32
4
8.
Dagang Kerawan
21
14
91
1
55
12
9.
Tanjung Morawa
Pekan
5
42
431
596
72
11
10.
Tanjung Morawa A
213
1.553
130
37
68
20
11.
Limau Manis
515
800
125
79
940
33
12.
Ujung Serdang
149
2.114
50
21