• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Usaha Tanaman Hias Terhadap Pengembangan Wilayah Di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Usaha Tanaman Hias Terhadap Pengembangan Wilayah Di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
225
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH USAHATANI TANAMAN HIAS TERHADAP

PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN TANJUNG

MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Oleh :

SITI SATRIYA GUSRI

127003011/PWD

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS PENGARUH USAHATANI TANAMAN HIAS TERHADAP

PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN TANJUNG

MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

dalam Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan

pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh :

SITI SATRIYA GUSRI

127003011/PWD

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis

: ANALISIS PENGARUH USAHATANI TANAMAN

HIAS TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH

DI KECAMATAN TANJUNG MORAWA

KABUPATEN DELI SERDANG

Nama Mahasiswa

: Siti Satriya Gusri

Nomor Pokok

: 127003011

Program Studi : Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan

(PWD)

Menyetujui

Komisi Pembimbing

(Dr. Ir. Rahmanta, M.Si)

(Dr. Rujiman, MA

Ketua

Anggota

)

Ketua Program Studi,

Direktur,

(4)

PERNYATAAN

Judul Tesis

“ANALISIS PENGARUH USAHATANI TANAMAN HIAS

TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN

TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG”

Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat

untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Perencanaan

Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian

tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan Tesis ini, telah penulis

cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika

penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian Tesis

ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian

tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang

penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan

yang berlaku.

Medan, Agustus 2014

Penulis,

(5)

Telah diuji pada

Tanggal : 15 Agustus 2014

__________________________________________________________________

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Ir. Rahmanta, M.Si

Anggota : 1. Dr. Rujiman, MA

2. Agus Suriadi, S.Sos, M.Si

3. Dr. H.B. Tarmizi, SU

(6)

ANALISIS PENGARUH USAHATANI TANAMAN HIAS TERHADAP

PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN TANJUNG

MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG

ABSTRAK

Usahatani tanaman hias merupakan jenis usahatani yang belakangan ini

banyak ditemui, khususnya di daerah Deli Serdang. Tanaman hias ini menjadi

salah satu komoditas sektor pertanian yang prospektif untuk dikembangkan

dengan keberadaan usahatani tanaman hias ini akan menambah pendapatan petani,

dimana usahatani ini sebagai mata pencaharian petani untuk menghidupi

keluarganya. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Menganalisis pengaruh usaha

tanaman hias (modal kerja, upah tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida) terhadap

pendapatan petani di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. (2)

Menganalisis dampak usahatani tanaman hias terhadap pengembangan wilayah di

Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Penelitian dilaksanakan di

Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang dengan mengambil lokasi

penelitian di Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung Morawa tentang Analisis

Pengaruh Usahatani Tanaman Hias Terhadap Pengembangan Wilayah Di

Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Metode analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dan analisis

deskriptif dengan jumlah sampel responden 60 orang dari 150 orang jumlah

populasi.

(7)

THE ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF DECORATIVE PLANT

FARMING BUSINESS ON THE REGIONAL DEVELOPMENT

IN TANJUNG MORAWA SUBDISTRICT

DELI SERDANG DISTRICT

ABSTRACT

Decorative plant farming is a kind of the businesses which is lately mostly

found especially in the area of Deli Serdang. These decorative plants become one

of the commodities of agricutural sector which is prospective to be developed and

with the existence of this decorative plant farming, the income of the farmers will

increase in which this kind of farming is the livelihoods of the farmers to support

the lives of the families. The purpose of this study was (1) to analyze the influence

of decorative plant farming business (working capital, labor wage, seeds,

fertilizers and pesticides) on tghe income of the farmers in Tanjung Morawa

Subdistrict, Deli Serdang District, and (2) to analyze the impact of decorative

plant farming business on the regional development in Tanjung Morawa

Subdistrict, Deli Serdang District. This study on the analysis of the influence of

decorative plant farming business on the regional development in Tanjung

Morawa Subdistrict, Deli Serdang District was conducted in Desa Bangun Sari.

Tanjung Morawa Subdistrict, Deli Serdang District. The samples (respondents) of

this study were 60 selected from the 150 persons that became the population of

this study. The data obtained were analyzed through multiple linear regression

tests and descriptive analysis.

The result of this study showed that (1) the result of multiple linear

regression testsshowed that simultaneously the variables of working capital, labor

wage, seeds, fertilizers and pesticides had significant influence on the income of

the farmers. Partially, the variables of working capital and seeds had positive and

significant influence on the income of the farmers, but the variables of labor wage

and fertilizer had positive and insignificant influence on the income of the

farmers. The variable with the most significant influence on the income of the

farmers was working capital because its count value was bigger than that of the

variables of labor wage, seeds, fertilizers and pesticides. (2) the decorative plant

farming had positive impact on the regional development that can be seen from,

first, it could hire or provide employment to 92 workers that it minimized the

unemployment rate and poverty and will improve the welfare of decorative plant

farmers, second, it could increase the income of decorative plant farmers through

the marketing of their product. These decorative plants are not only marketed

inside and outside local or regional areas but also exported overseas. This can be

seen from the average income of Rp. 21.297.993.- gained by the farmers

pergrowing season (6 months). The value of this revenue is quite big, and this big

value will be able to push or generate the regional economy.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul

“Analisis

Pengaruh Usaha Tanaman Hias Terhadap Pengembangan Wilayah Di

Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang”.

Tesis

ini diajukan

untuk melengkapi kewajiban dalam memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD) pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Penyusunan tesis ini penulis banyak mendapat bantuan, masukan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan terima kasih yang setulusnya kepada yang terhormat Bapak Dr. Ir.

Rahmanta, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Dr. Rujiman, MA

selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberi saran, dukungan,

pengetahuan dan bimbingan kepada penulis hingga tesis ini selesai.

Pada kesempatan ini penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih

kepada :

1.

Bapak

Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc

selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.

2.

Bapak

Prof. Dr. Lic.rer.reg. Sirojuzilam, SE

selaku Ketua Program

Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3.

Bapak

Dr. Ir. Rahmanta, M.Si

selaku Dosen Pembimbing yang telah

(9)

4.

Bapak

Dr. Rujiman, MA

selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan kepada

saya, sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

5.

Bapak

Agus Suriadi, Ssos, M.Si, Dr. H.B. Tarmizi, SU dan Ir.

Supriadi, MS

selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan

masukkan dan arahan demi kesempuranaan tesis ini.

6.

Seluruh mahasiswa PWD angkatan 2012 dan staf administrasi atas

keakrabannya, bantuan dan kerjasama yang telah diberikan selama ini.

7.

Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih setulusnya kepada

Ayahanda dan Ibunda yang telah turut setia mendoakan, menasehati,

mendidik dan membantu penulis selama menyelesaikan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna.

Penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan untuk penyempurnaan tesis ini.

Akhirnya atas segala kekurangan dalam penyusunan tesis ini, penulis

menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dan berharap semoga

tesis ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan.

Medan, Agustus 2014

Penulis

(10)

RIWAYAT HIDUP

Siti Satriya Gusri lahir di Medan, pada tanggal 15 Maret 1989, merupakan

anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan Ayahanda tercinta Drs. H. Adios

Gusri, MM dan Ibunda tercinta Dra. Hj. Sri Anum.

Pendidikan formal yang ditempuh, yaitu : Sekolah Dasar pada tahun 1995

di SD Swasta Eria Medan, pada tahun 2001 melanjutkan ke SLTP Negeri 3

Medan, pada tahun 2004 melanjutkan ke SMA Negeri 5 Medan, pada tahun 2007

melanjutkan pendidikan di Universitas Sumatera Utara jurusan Agribisnis dan

selesai tahun 2011 dengan gelar Sarjana Pertanian (SP) dan pada tahun 2012,

penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

Utara Medan Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan

(PWD).

Penulis bekerja sebagai pegawai Bank di PT. Bank Mandiri, Tbk (Persero)

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

...

i

ABSTRACT

... ii

KATA PENGANTAR

...

iii

RIWAYAT HIDUP

...

v

DAFTAR ISI

...

vi

DAFTAR TABEL

... viii

DAFTAR GAMBAR

... ... ix

DAFTAR LAMPIRAN

... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Penelitian Terdahulu... ... 8

2.2. Tanaman Hias ... 11

2.3. Pendapatan Usahatani ... 15

2.4. Pengembangan Wilayah ... 21

2.5. Kerangka Pemikiran ... 23

2.6. Hipotesis Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1. Lokasi Penelitian... ... 27

3.2. Jenis dan Sumber Data... ... 28

3.3. Populasi dan Sampel ... 28

3.3.1. Populasi ... 28

3.3.2. Penentuan Sampel ... 28

3.4. Metode Analisis Data ... 30

3.4.1. Pengujian Asumsi Klasik ... 31

3.4.2. Pengujian Hipotesis ... 32

3.5. Defenisi dan Batasan Operasional ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian ... 35

(12)

4.1.2. Kependudukan ... 37

4.1.3. Sarana Ekonomi ... 40

4.1.4. Sarana Pendidikan ... 40

4.1.5. Sarana Keagamaan ... 41

4.1.6. Sarana Kesehatan ... 41

4.1.7. Sarana Pemerintahan ... 42

4.2. Karakteristik Responden ... 43

4.2.1. Umur ... 43

4.2.2. Tingkat Pendidikan ... 43

4.2.3. Jumlah Tanggungan ... 44

4.2.4. Luas Lahan ... 45

4.2.5. Pengalaman Bertani ... 46

4.3. Hasil Analisis ... 47

4.3.1. Biaya Produksi Usahatani Tanaman Hias ... 47

4.3.2. Produksi, Penerimaan dan Pendapatan Usahatani

Tanaman Hias ... 48

4.4. Pengaruh Usahatani Tanaman Hias Terhadap Pendapatan

Petani.. ... 56

4.4.1. Uji Asumsi Klasik ... 56

4.4.2. Pengujian Hipotesis ... 61

4.5. Dampak Usahatani Tanaman Hias Terhadap Pengembangan

Wilayah di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli

Serdang ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

5.1. Kesimpulan ... 73

5.2. Saran ... 74

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor

Judul

Halaman

1.1.

Luas Panen dan Produksi Tanaman Hias Di Kabupaten Deli Serdang

Menurut Jenis Tanaman ... 2

3.1.

Luas Panen dan Produksi Tanaman Hias Per Kecamatan di

Kabupaten Deli Serdang ... 27

3.2. Populasi dan Sampel Desa Penelitian ... 29

4.1. Luas Wilayah Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Tanjung

Morawa ... 36

4.2. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/

Kelurahan di Kecamatan Tanjung Morawa ... 37

4.3.

Jumlah Tenaga Kerja yang Bekerja Berdasarkan Lapangan

Pekerjaan Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Tanjung

Morawa ... 39

4.4.

Sarana Ekonomi yang terdapat di Kecamatan Tanjung Morawa ... 40

4.5.

Sarana Pendidikan yang terdapat di Kecamatan Tanjung Morawa .. 40

4.6.

Sarana Keagamaan yang terdapat di Kecamatan Tanjung Morawa .. 41

4.7.

Sarana Kesehatan yang terdapat di Kecamatan Tanjung Morawa .... 41

4.8.

Sarana Pemerintahan yang terdapat di Kecamatan Tanjung

Morawa ... 42

4.9.

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 43

4.10. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 43

4.11. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan ... 44

4.12. Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan ... 45

4.13. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Bertani ... 46

4.14

Rata-rata Biaya Produksi Per m

2

4.15. Rata-rata Produksi dan Pendapatan Per m

Per Musim Tanam (6 Bulan) ... 47

2

(6 Bulan) ... 48

Per Musim Tanam

4.16. Uji Multikolinieritas ... 58

4.17. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 61

4.18. Distribusi Penyerapan Tenaga Kerja Tanaman Hias ... 68

(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Judul

Halaman

2.1. Faktor Internal dan Eksternal ... 18

2.2. Skema Kerangka Pemikiran ... 25

4.1.

Hasil Uji Normalitas dengan Menggunakan Normal P-P Plot ... 57

4.2.

Hasil Uji Normalitas dengan Menggunakan Histogram ... 58

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Judul

1. Kuisioner Penelitian

2. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

3.

Karakteristik Petani Tanaman Hias

4.

Modal Kerja Tanaman Hias Per Petani Per Musim Tanam (6 Bulan)

5.

Biaya Penggunaan Bibit Tanaman Hias Per Petani Per Musim Tanam

(6 Bulan)

6.

Biaya Penggunaan Pupuk Per Petani Per Musim Tanam (6 Bulan)

7.

Biaya Penggunaan Pestisida Per Petani Per Musim Tanam (6 Bulan)

8.

Biaya Tenaga Kerja Per Petani Per Musim Tanam (6 Bulan)

9.

Biaya Penyusutan Peralatan Per Petani Per Musim Tanam (6 Bulan)

10.

Produksi dan Penerimaan Tanaman Hias Per Petani Per Musim Tanam

(6 Bulan)

11.

Biaya Produksi Usaha Tanaman Hias Per Petani Per Musim Tanam

(6 Bulan)

12.

Total Penerimaan, Total Biaya Produksi dan Pendapatan Usaha

Tanaman Hias Per Petani Per Musim Tanam (6 Bulan)

(16)

ANALISIS PENGARUH USAHATANI TANAMAN HIAS TERHADAP

PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN TANJUNG

MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG

ABSTRAK

Usahatani tanaman hias merupakan jenis usahatani yang belakangan ini

banyak ditemui, khususnya di daerah Deli Serdang. Tanaman hias ini menjadi

salah satu komoditas sektor pertanian yang prospektif untuk dikembangkan

dengan keberadaan usahatani tanaman hias ini akan menambah pendapatan petani,

dimana usahatani ini sebagai mata pencaharian petani untuk menghidupi

keluarganya. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Menganalisis pengaruh usaha

tanaman hias (modal kerja, upah tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida) terhadap

pendapatan petani di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. (2)

Menganalisis dampak usahatani tanaman hias terhadap pengembangan wilayah di

Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Penelitian dilaksanakan di

Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang dengan mengambil lokasi

penelitian di Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung Morawa tentang Analisis

Pengaruh Usahatani Tanaman Hias Terhadap Pengembangan Wilayah Di

Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Metode analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dan analisis

deskriptif dengan jumlah sampel responden 60 orang dari 150 orang jumlah

populasi.

(17)

THE ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF DECORATIVE PLANT

FARMING BUSINESS ON THE REGIONAL DEVELOPMENT

IN TANJUNG MORAWA SUBDISTRICT

DELI SERDANG DISTRICT

ABSTRACT

Decorative plant farming is a kind of the businesses which is lately mostly

found especially in the area of Deli Serdang. These decorative plants become one

of the commodities of agricutural sector which is prospective to be developed and

with the existence of this decorative plant farming, the income of the farmers will

increase in which this kind of farming is the livelihoods of the farmers to support

the lives of the families. The purpose of this study was (1) to analyze the influence

of decorative plant farming business (working capital, labor wage, seeds,

fertilizers and pesticides) on tghe income of the farmers in Tanjung Morawa

Subdistrict, Deli Serdang District, and (2) to analyze the impact of decorative

plant farming business on the regional development in Tanjung Morawa

Subdistrict, Deli Serdang District. This study on the analysis of the influence of

decorative plant farming business on the regional development in Tanjung

Morawa Subdistrict, Deli Serdang District was conducted in Desa Bangun Sari.

Tanjung Morawa Subdistrict, Deli Serdang District. The samples (respondents) of

this study were 60 selected from the 150 persons that became the population of

this study. The data obtained were analyzed through multiple linear regression

tests and descriptive analysis.

The result of this study showed that (1) the result of multiple linear

regression testsshowed that simultaneously the variables of working capital, labor

wage, seeds, fertilizers and pesticides had significant influence on the income of

the farmers. Partially, the variables of working capital and seeds had positive and

significant influence on the income of the farmers, but the variables of labor wage

and fertilizer had positive and insignificant influence on the income of the

farmers. The variable with the most significant influence on the income of the

farmers was working capital because its count value was bigger than that of the

variables of labor wage, seeds, fertilizers and pesticides. (2) the decorative plant

farming had positive impact on the regional development that can be seen from,

first, it could hire or provide employment to 92 workers that it minimized the

unemployment rate and poverty and will improve the welfare of decorative plant

farmers, second, it could increase the income of decorative plant farmers through

the marketing of their product. These decorative plants are not only marketed

inside and outside local or regional areas but also exported overseas. This can be

seen from the average income of Rp. 21.297.993.- gained by the farmers

pergrowing season (6 months). The value of this revenue is quite big, and this big

value will be able to push or generate the regional economy.

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan sumberdaya hayati

yang beraneka ragam. Hal tersebut dikarenakan letak geografis Indonesia yang

berada pada garis katulistiwa tepatnya 6º LU - 11º LS dan 95º BT - 141º BT.

Keanekaragaman tersebut menjadi peluang yang sangat besar bagi pengembangan

bisnis di sektor pertanian. Potensi sumberdaya manusia yang melimpah,

ketersediaan teknologi dan pasar Indonesia juga turut mendukung pengembangan

usaha di sektor pertanian tersebut. Adapun salah satu subsektor dalam pertanian

yang dapat dikembangkan adalah holtikultura yang meliputi tanaman sayuran,

tanaman hias (florikultura), buah-buahan dan tanaman obat-obatan (biofarmaka).

(19)

Dekade terakhir produksi tanaman hias berkembang pesat di berbagai

daerah Indonesia dan berperan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi.

Pengembangan usaha tanaman hias ini memberikan peran lebih besar terhadap

pembangunan perekonomian nasional dan juga diharapkan untuk membuka

lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan keluarga petani dan meningkatkan

devisa Negara melalui ekspor nonmigas.

Di Kabupaten Deli Serdang merupakan daerah yang paling banyak

mengusahakan tanaman hias yang menjadi salah satu komoditas sektor pertanian

yang prospektif untuk dikembangkan. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya

status sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian tanaman hias

mempunyai prospek yang baik untuk dikonsumsi dalam negeri maupun luar

negeri. Berikut data luas panen dan produksi tanaman hias di Kabupaten Deli

Serdang Menurut Jenis Tanaman.

Tabel 1.1. Luas Panen dan Produksi Tanaman Hias Di Kabupaten Deli Serdang

Menurut Jenis Tanaman

No. Jenis Tanaman Hias

(Tangkai)

Luas Panen (m

2

)

Produksi (Tangkai)

1.

Anggrek/Orchid

1.280

2.540

2.

Anthurium

4.000

21.500

3.

Anyelir/Carnation

3.000

18.000

4.

Gerbera/Hebras

3.140

15.700

5.

Gladiol/Gladiole

1.000

3.000

6.

Heliconia

10

120

7.

Krisan

18

156

8.

Mawar/Rose

597

973

9.

Sedap Malam

0

0

10. Dracanea

800

2.695

11. Melati/Jasmine

424

365

12. Palem/Palm

96

127

13. Aglaonema

2.300

4.000

14. Pakis

2.580

2.580

(20)

Tabel 1.1. memperlihatkan luas panen dan produksi beberapa jenis

tanaman hias di Kabupaten Deli Serdang, dimana tercatat bahwa jumlah produksi

dari setiap jenis tanaman hias cenderung bervariasi jumlahnya karena sesuai

dengan tersedianya lahan dalam pengembangan jenis tanaman hias diatas. Jumlah

produksi tanaman hias yang terbesar pada tahun 2012 adalah jenis Anthurium,

sedangkan produksi terkecil adalah jenis Sedap Malam, semuanya bernilai

ekonomi tinggi yang dapat diusahakan semua pengusaha tanaman hias (Dinas

Pertanian, 2012).

Usahatani tanaman hias merupakan jenis usahatani yang belakangan ini

banyak ditemui, khususnya di daerah Deli Serdang. Usahatani ini dapat berupa

budidaya tanaman hias dan perdagangan tanaman hias. Pada umumnya usahatani

ini terletak di pinggir jalan dan membentuk sentra usaha, terutama untuk petani

tanaman hias. Keberadaan usahatani tanaman hias dipinggir jalan secara tidak

langsung dapat berpengaruh terhadap kesejukan, keasrian dan kebersihan udara di

sekitar lokasi, disamping dapat menjadi sumber pendapatan keluarga dan

penyerapan tenaga kerja. Selain itu, tanaman hias dapat memperindah dan

mempercantik kota.

(21)

penjualan tanaman hias yang dijual per pot atau per pohon, selain itu juga meliputi

jasa pembuatan taman ataupun dekorasi ruangan (Suryowinoto, 1997).

Kendala usahatani tanaman hias di Kabupaten Deli Serdang, adalah

rendahnya nilai pendapatan petani, keterbatasan pengetahuan petani, keterbatasan

pengetahuan petani, keterbatasan lahan yang dimiliki petani dan posisi penawaran

pada pihak petani yang kurang kuat. Pada umumnya hal-hal yang menjadi

masalah-masalah ekonomi dalam pengembangan usahatani tanaman hias antara

lain :

a. Keterbatasan lahan

b. Pemasaran

c. Persaingan usaha

d. Daya tahan produksi

e. Permodalan

f. Transportasi

Di samping itu pengembangan budidaya tanaman hias secara umum di

Sumatera Utara khususnya Kabupaten Deli Serdang sekaligus juga akan dapat :

a. Memberikan kesempatan bagi petani tanaman hias di pedesaan dalam usaha

komoditas ekspor nonmigas.

b. Penyediaan lapangan kerja di bidang budidaya tanaman hias bagi keluarga.

c. Peningkatan pendapatan petani tanaman hias terhadap keluarga.

d. Pemanfaatan sumberdaya pertanian secara optimal.

(22)

berhubungan. Bagi petani tanaman hias, pasar merupakan tempat menjual hasil

produksinya. Dikenal ada beberapa macam pasar dalam usahatani tanaman hias,

seperti pasar khusus yang terdiri dari hotel, restoran, rumah tangga, florist dan

kolektor (Soekartawi, 1993).

Jalur pemasaran tanaman hias di Kabupaten Deli Serdang terdapat dua

jalur, yaitu sebelum sampai ke tangan konsumen, produk dari tanaman hias ini

selalu melalui perantara. Dimana agen/pedagang langsung mengambil dari

petani/produsen dengan harga yang terjangkau, lalu dijual kembali ke konsumen.

Selain itu, juga jalur pemasarannya ada tanpa perantara, yaitu konsumen langsung

membeli dari petani/produsen.

Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang berpotensi

untuk pengembangan tanaman hortikultura. Selain berpotensi pada tanaman

hortikultura, Provinsi Sumatera Utara mempunyai potensi tanaman hias

(florikultura) yang terdapat di Daerah Deli Serdang dan beberapa daerah lainnya.

Pada umumnya tanaman hias di Sumatera Utara khususnya Kabupaten Deli

Serdang mengalami kemajuan yang cukup pesat, bila diukur dari peningkatan

produksi, pemenuhan bahan baku dan konsumsi masyarakat serta peningkatan

devisa negara melalui ekspor produksi tanaman hias di Kabupaten Deli Serdang.

Keberadaan usahatani tanaman hias tidak saja memberikan keuntungan pada

petani, namun diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pengembangan

wilayah di Kabupaten Deli Serdang.

(23)

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menganalisis

pengaruh usahatani tanaman hias terhadap pengembangan wilayah Di Kecamatan

Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pernyataan yang diuraikan di atas, maka permasalahan yang

hendak diteliti adalah sebagai berikut :

1.

Apakah modal kerja, upah tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida

berpengaruh terhadap pendapatan petani di Kecamatan Tanjung Morawa

Kabupaten Deli Serdang?

2.

Bagaimana dampak usahatani tanaman hias terhadap pengembangan wilayah

di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan tersebut, maka

tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis modal kerja, upah tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida

berpengaruh terhadap pendapatan petani di Kecamatan Tanjung Morawa

Kabupaten Deli Serdang.

(24)

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan tersebut, maka manfaat

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Sebagai sumbangan pemikiran kepada pihak-pihak yang mengusahakan

tanaman hias dalam mengembangkan kegiatan usahatani tanaman hias.

2. Sebagai bahan masukan kepada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dalam

menyusun perencanaan pengembangan usahatani tanaman hias.

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang telah dilakukan mengenai analisis

pengaruh usaha tanaman hias terhadap pengembangan wilayah, antara lain :

1. Hermanto (2003) dalam penelitiannya “Prospek Pengembangan Agribisnis

Bunga Potong Di Kabupaten Karo”, menyimpulkan bahwa usahatani bunga

potong di Kabupaten Karo secara ekonomis layak untuk dikembangkan, angka

perbandingan penerimaan dan biaya produksi lebih besar dari 1. Nilai ekonomis

masing-masing bunga potong dipengaruhi oleh jumlah permintaan yang berkaitan

dengan hari besar keagamaan dan event-event budaya pada masyarakat. Bunga

krisan memiliki nilai ekonomis tertinggi yang disusul oleh gladiol dan sedap

malam, sedangkan bunga ester merupakan bunga dengan nilai ekonomis lebih

kecil. Namun secara umum tampak bahwa masing-masing jenis bunga potong

memiliki prospek yang cukup baik dikembangkan. Hanya saja perlu adanya

dukungan dari subsistem secara terpadu.

(26)

kerambah. Pertambahan pendapatan petani dengan adanya usahatani

pembudidayaan memiliki hubungan antara pendapatan yang meliputi : besarnya

modal, luas lahan dan tenaga kerja, kecuali harga ikan yang tidak memiliki

hubungan dalam usahatani pembudidayaan ikan. Dari hasil persamaan regresi

linier berganda yang telah diperoleh bentuk hubungan antara variabel-variabel

yang berpengaruh terhadap perubahan pendapatan peternak ikan di Desa/Nagori

Haranggaol Kecamatan Haranggaol Horisan, dimana modal, luas lahan dan tenaga

kerja mempunyai hubungan yang positif terhadap pendapatan peternak ikan

kecuali harga ikan.

(27)

kegiatan produksinya. Sedangkan untuk keterkaitan kedepan sektor kol

mempunyai nilai keterkaitan ke depan sebesar 1,09150. Komoditi kol mempunyai

indeks kepekaan 0,55876, artinya bahwa daya dorong sektor tanaman kol terhadap

perekonomian Sumatera Utara cukup lemah dibandingkan dengan sektor lain

karena nilainya cukup kecil.

(28)

5. Arumsari (2000) dalam penelitiannya “ Pengaruh Krisis Ekonomi Terhadap

Tingkat Pendapatan Petani

Anggrek Dendrobium SPP

Di Wilayah Kecamatan

Kebun Jeruk dan Kecamatan Serpong”, menyimpulkan bahwa bisnis anggrek

sebagai bagian dari bisnis florikultura memiliki potensi besar untuk

dikembangkan. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun

1997, sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis anggrek.

Pendapatan tunai dan total yang diperoleh oleh petani tanaman hias anggrek

Dendrobium sebelum masa krisis, selama satu periode produksi sebesar Rp

21.207.166,7 dan Rp 16.288.233,8. Di masa krisis besarnya pendapatan tunai

meningkat sebesar 15,98 persen sedangkan pendapatan total menurun 10,47

persen. Dan hasil R/C rasio sebelum masa krisis adalah sebesar 3,06. Di masa

krisis nilai rasio ini menjadi 1,93 yang menandakan usahatani tanaman hias

anggrek Dendrobium masih layak untuk diusahakan.

2.2. Tanaman Hias

Tanaman hias merupakan salah satu bagian dari subsektor pertanian

hortikultura, tanaman ini dahulu merupakan tumbuhan yang ditanam orang sebagai

hiasan. Namun seiring dengan masuknya pengaruh peradaban Barat, penggunaan

tanaman hias semakin meningkat. Kini tanaman hias banyak dibutuhkan untuk

memperindah lingkungan sekitar, termasuk dekorasi ruangan dan halaman rumah,

dan tidak sedikit masyarakat mengusahakan tanaman hias sebagai salah satu jenis

usaha yang menjadi sumber pendapatan utama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Usahatani tanaman hias ini berkembang pesat di berbagai daerah Indonesia dan

(29)

menggerakkan pertumbuhan industri barang dan jasa, berkembangnya kegiatan

usahatani tanaman hias di indonesia disebabkan karena meningkatnya pendapatan

konsumen, tuntutan keindahan lingkungan, pembangunan industri pariwisata,

pembangunan kompleks perumahan, perhotelan dan perkantoran. Dengan

meningkatnya permintaan pasar akan tanaman hias, maka hal ini akan berpengaruh

terhadap pendapatan petani tanaman hias.

Kehadiran tanaman hias pada suatu tempat dapat menambah keindahan

atau menghiasi halaman maupun ruangan di dalam rumah. Walaupun tanaman

hias termasuk kebutuhan sekunder, tetapi pesonanya dapat menambah gengsi

seseorang. Ada pula beberapa jenis tanaman hias yang dipercaya dapat membawa

keberuntungan, misalnya pachira (money tree) dan bambu emerald. Untuk

tanaman sejenis ini, banyak orang akan berusaha memperoleh dan memilikinya

(Prihmantoro, et al, 2001).

Tanaman hias adalah jenis tanaman tertentu baik yang berasal dari

tanaman daun atau tanaman bunga yang dapat ditata untuk memperindah

lingkungan sehingga suasana menjadi lebih artistik dan menarik. Rahardi, et al

(1994) menjelaskan bahwa tanaman hias merupakan tanaman yang mempunyai

nilai keindahan dan daya tarik tertentu. Di samping itu, juga mempunyai nilai

ekonomis untuk keperluan hiasan di dalama dan di luar ruangan. Karena

mengandung arti ekonomi, tanaman hias dapat diusahakan menjadi suatu bisnis

yang menjanjikan keuntungan besar.

(30)

tergenang menyebabkan akar membusuk, terutama bagi jenis-jenis tanaman

sekulen yang bonggol dan perakarannya mengandung banyak air, seperti adenium

dan euphorbia. (Redaksi Agromedia, 2007).

Keanekaragaman jenis tanaman hias di Indonesia sangat berlimpah.

Tanaman hias dapat dijumpai, mulai dari bentuk rerumputan dan penutup tanah,

herba daun dan bunga, semak dan perlu yang menggerombol, liana yang menjalar,

merambat dan menjuntai berenda-renda, hingga tanaman besar dalam bentuk

pohon yang menjulang tinggi. Tanaman hias tersebut bebas dipilih dengan

memperhatikan tampilan fisik (ukuran, bentuk, tekstur dan warna) dan persyaratan

lingkungan (Arifin, 2004).

Tanaman hias mempunyai manfaat sebagai sumber pendapatan petani

maupun pedagang tanaman hias, serta memperluas lapangan kerja. Manfaat lain

menciptakan kesegaran (kenyamanan), kesejukan dan keindahan maupun

kesehatan lingkungan. Tanaman hias mempunyai nilai keindahan tajuk juga

bentuk, warna bunga dan kerangka tanaman.

Dalam hal ini harus diakui bahwa penilaian terhadap keindahan suatu

tanaman kadang-kadang sangat subjektif. Namun secara umum keindahan suatu

tanaman terletak pada organ tanaman itu sendiri, terutama pada daun dan

bunganya. Dan dari sinilah muncul istilah tanaman hias daun dan tanaman hias

bunga (Sudarmono, 1997).

Menurut Hanum (2008) Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam

budidaya tanaman hias adalah

(31)

Bagi tanaman dalam pot, maka dasari pot dengan beberapa pecahan genting atau

batu bata sebagai pengikat air ketika disiram.

2. Lalu dapat menanamkan bibit tanaman atau tanaman muda ke dalam tanah.

Bagi tanaman pot, sebaiknya anda menanamnya dengan menyisakan 2-3 cm pada

bibir pot, sehingga dapat memudahkan penyiraman, dan pastikan pot memiliki

lubang drainase yang cukup. Dinding pot juga harus dibersihkan sebelum

dimasukkan dalam ruangan.

3. Selanjutnya proses penyiraman dilakukan dengan menggunakan air bersih, dan

lebih baik menggunakan semprotan sehingga air tersiram menyeluruh pada

tanaman. Penyiraman pun dapat dilakukan melalui alas pot bagi tanaman pot,

sehingga air dapat naik ke atas ke media tanam yakni melalui sistem kapiler.

4. Usahakan agar tanaman memperoleh cahaya matahari yang cukup untuk

pertumbuhannya.

Selanjutnya perlu diketahui teknik budidaya tanaman hias secara umum,

sehingga tanaman dapat tumbuh subur, cepat berbunga dan dapat tumbuh dalam

waktu lama, yatiu:

1.

Pemupukan

(32)

2.

Penyiraman

Proses penyiraman dapat dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari, dan

terdapat beberapa jenis tanaman yang tidak terlalu membutuhkan banyak air,

maka sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman agar tidak berlebihan.

3.

Penyemprotan hama

Penting dilakukan agar tanaman tidak terserang penyakit, ini pun dapat

dilakukan 3-4 hari sekali, dengan penyemprotan pestisida.

4.

Pemotongan/Pemangkasan

Yakni khusus untuk tanaman yang tumbuh bercabang seperti tanaman

perdu, sehingga perlu melakukan pemotongan pada cabang atau dahan yang mulai

mengering, sehingga pertumbuhan bunganya tidak terhambat, dan pemotongan

sebaiknya menggunakan gunting kebun.

2.3. Pendapatan Usahatani

Menurut Soekartawi (1987) Pendapatan terdiri dari pendapatan kotor dan

pendapatan bersih. Pendapatan kotor usahatani

(gross farm income)

didefinisikan

sebagai nilai produksi total usahatani dalam jangka waktu tertentu baik yang

dijual atau yang tidak dijual. Pendapatan bersih

(net farm income)

Dalam meningkatkan pendapatan, maka petani harus berusaha

meningkatkan hasil-hasil produksi agar memperoleh peningkatan pendapatan

dengan memaksimalkan input-input faktor yang mempengaruhi. Menurut

(33)

a. Pendapatan kerja petani

(operator labor income)

, diperoleh dengan menghitung

semua penerimaan yang berasal dari penjualan yang dikonsumsi keluarga dan

kenaikan nilai inventaris. Setelah itu dikurangi dengan semua pengeluaran baik

yang tunai maupun yang tidak diperhitungkan.

b. Penghasilan kerja petani

(operator farm labor earning)

, diperoleh dari

menambah

pendapatan kerja petani ditambah dengan

penerimaan tidak tunai.

c. Pendapatan kerja keluarga

(family farm labor earning)

, merupakan hasil balas

jasa

dari petani dan anggota keluarga.

d. Pendapatan keluarga

(family income)

, yaitu dengan menjumlahkan semua

pendapatan petani dan keluarganya dari berbagai sumber.

Keuntungan/profit adalah selisih antara total penerimaan (TR) dan total

biaya (TC). Tujuan ini dapat diformulasikan sebagai berikut : π = pq

– c(q).

Keuntungan juga merupakan insentif bagi produsen untuk melakukan proses

produksi. Keuntungan inilah yang mengarahkan produsen untuk mengalokasikan

sumber daya ke proses produksi tertentu. Produsen bertujuan untuk

memaksimumkan keuntungan dengan kendala yang dihadapi (Sunaryo, 2001).

(34)

Usahatani dalam operasinya bertujuan untuk memperoleh pendapatan yang

digunakan untuk memenuhi kebutuhan serta dana untuk kegiatan di luar

usahatani. Untuk memperoleh tingkat pendapatan yang diinginkan maka

pengusaha seharusnya mempertimbangkan harga jual dari produksinya.

Melakukan perhitungan terhadap semua unsur biaya dan selanjutnya menentukan

harga pokok hasil usahataninya, keadaan ini tidak dapat dilakukan oleh

pengusaha, akibatnya efektivitas usahatani menjadi rendah. Volume produksi,

produktivitas serta harga yang diharapkan jauh di luar harapan yang dikhayalkan.

(Fhadoli, 1991).

Untuk dapat meningkatkan pendapatan sangat tergantung pada cepat

tidaknya mengadopsi inovasi tergantung dari faktor ekstern dan faktor intern itu

sendiri, yaitu faktor sosial dan ekonomi. Faktor ekonomi itu diantaranya jumlah

tanggungan keluarga, luas lahan yang dimiliki dan ada tidaknya usahatani yang

dimilikinya. Sedangkan faktor sosial diantaranya umur, tingkat pendidikan dan

pengalaman. (Soekartawi, 1989).

Menurut Suratiyah (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya

biaya dan pendapatan sangatlah komplek. Namun demikian, faktor tersebut dapat

dibagi ke dalam dua golongan sebagai berikut :

(35)
[image:35.595.114.482.106.397.2]

Gambar 2.1. Faktor Internal dan Eksternal

Faktor manajemen juga sangat menentukan dimana petani sebagai manajer

harus dapat mengambil keputusan dengan berbagai pertimbangan ekonomis

sehingga diperoleh hasil yang memberikan pendapatan yang maksimal.

Menurut Tjakrawiralaksana (1983), pendapatan usahatani adalah jumlah

yang tersisa setelah biaya, yaitu semua nilai input

untuk produksi, baik yang

benar-benar dibayar maupun yang hanya diperhitungkan, telah dikurangkan dari

penerimaan. Pendapatan pengelola itu sendiri terdiri dari 2 unsur, yaitu:

1. Imbalan jasa manajemen, upah atau honorarium petani sebagai pengelola.

2. Sisanya atau laba, yaitu net profit, merupakan imbalan bagi resiko usaha. Inilah

yang sebenarnya merupakan keuntungan atau laba, dalam pengertian ekonomi

perusahaan.

Faktor Internal

1.

Umur petani

2.

Pendidikan,

Pengetahuan,

pengalaman

keterampilan

3.

Jumlah tenaga kerja

keluarga

4.

Luas Lahan

5.

Modal

Usahatani

Biaya dan Pendapatan

Faktor Eksternal

1.

Input :

a.

Ketersediaan

b.

Harga

2.

Output :

(36)

Pendapatan diperoleh dengan cara mengurangi keseluruhan penerimaan

dan biaya. Rumus yang digunakan untuk mencari pendapatan, adalah:

Pd = TR – TC

Dimana :

Pd

= Pendapatan

TR = Total Penerimaan

TC = Total Biaya

Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga

jual. Pernyataan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

TR

1

= Y

1

. Py

Yaitu: TR = Total Penerimaan

1

Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani

Py = Harga y (Soekartawi, 2002).

Menurut Soekartawi (1987), dalam usahatani tentunya para petani

memperhitungkan biaya-biaya yang dikeluarkan serta memperhitungkan

penerimaan yang diperoleh. Biaya atau pengeluaran total usahatani adalah semua

nilai masukan yang habis dipakai atau dikeluarkan dalam kegiatan produksi

usahatani. Biaya usahatani dapat dibedakan menjadi biaya tunai dan biaya yang

diperhitungkan.

1. Biaya tunai

(37)

2. Biaya yang diperhitungkan

Biaya yang diperhitungkan merupakan pengeluaran secara tidak tunai

yang dikeluarkan oleh petani, biaya ini dapat berupa faktor produksi yang

digunakan petani tanpa mengeluarkan uang tunai seperti sewa lahan yang

diperhitungkan atas lahan milik sendiri, penggunaan tenaga kerja dalam keluarga,

dan penyusutan peralatan.

Berdasarkan sifatnya biaya produksi usahatani biasanya diklasifikasikan

menjadi dua, yaitu: (1) Biaya tetap

(fixed cost);

dan (2) Biaya tidak tetap

(variabel

cost).

1) Biaya tetap

Biaya tetap ini umumnya didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap

jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh sedikit atau

banyak. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar kecilnya

produksi yang diperoleh. Contoh biaya tetap: sewa tanah, pajak dan alat-alat

pertanian.

2) Biaya variabel

Di sisi lain biaya tidak tetap atau biaya variabel biasanya didefinisikan

sebagai biaya yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh.

Contohnya biaya untuk sarana produksi: tenaga kerja, pupuk, pestisida. Jika ingin

menambah jumlah produksi, maka jumlah sarana produksi juga harus ditambah.

(38)

“input”. Termasuk biaya-biaya tersebut adalah: sarana produksi yang habis

terpakai, lahan, biaya alat-alat produksi tahan lama, tenaga kerja, dan biaya

lain-lain.

2.4. Pengembangan Wilayah

Wilayah merupakan suatu unit geografi yang membentuk suatu kesatuan.

Unit geografi disini adalah ruang sehingga bukan merupakan aspek fisik tanah

saja melainkan meliputi aspek-aspek lain, seperti biologi, ekonomi, sosial dan

budaya. Suatu wilayah sering dilakukan berdasarkan korelasi yang kuat dari

bagian-bagian (baik fisik maupun non fisik) yang membentuk wilayah tesebut.

Proses pengelompokkan ke dalam wilayah akan bermanfaat untuk membuat suatu

deskripsi (Wibowo, et al, 2004).

Pengembangan wilayah merupakan suatu tindakan mengembangkan

wilayah atau membangun daerah/ kawasan dalam rangka usaha memperbaiki

kesejahteraan hidup masyarakat. Pengembangan wilayah ini juga adalah upaya

memajukan atau memperbaiki serta meningkatkan sesuatu yang sudah ada, juga

suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang terencana

(Hadjisarosa, 1995).

(39)

pembangunan suatu wilayah Beberapa kata kunci yang terdapat dalam

pengembangan wilayah, yaitu:

• Program yang menyeluruh dan terpadu.

• Sumber daya yang tersedia dan kontribusinya terhadap wilayah.

• Suatu wilayah tertentu.

Pada umumnya pengembangan wilayah mengacu pada perubahan

produktivitas wilayah, yang diukur dengan peningkatan populasi penduduk,

kesempatan kerja dan tingkat pendapatan. Selain defenisi ekonomi,

pengembangan wilayah mengacu pada pengembangan sosial, berupa aktivitas

kesehatan, pendidikan, kualitas lingkungan, kesejahteraan dan lainnya.

Pengembangan wilayah lebih menekankan pada perbaikan wilayah secara

bertahap dari kondisi yang kurang berkembang menjadi berkembang.

Pembangunan pengembangan wilayah, yang terpenting bagaimana

memberdayakan dan memanfaatkan potensi wilayah, baik potensi alam maupun

buatan, yang harus dilaksanakan secara penuh dan efisien agar pemanfaatan

potensi benar-benar berdampak pada kesejahteraan masyarakat secara maksimal

sebagai akhir dari pembangunan dan pengembangan (Miraza, 2005).

(40)

Pengembangan wilayah pada dasarnya mempunyai arti peningkatan

manfaat wilayah bahi suatu masyarakat pada wilayah tertentu, mampu

menampung lebih banyak penduduk dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik,

bertambahnya sarana dan prasarana, tersedianya barang atau jasa yang dibutuhkan

masyarakat dan meningkatnya aktifitas usaha-usaha masyarakat baik dalam jenis,

intensitas, pelayanan maupun kualitasnya (Sirojuzilam, 2006).

Menurut Hanafiah (1982), beberapa indikator yang dapat dipakai dalam

mengidentifikasikan perkembangan suatu wilayah antara lain :

a. Jumlah penduduk

b. Pasar tradisional

c. Jumlah perusahaan kecil

d. Persepsi penduduk dan peran sertanya

e. Tingkat kesejahteraan

f. Jumlah relatif pengusaha

g. Jumlah relatif sarana dan prasarana transportasi

2.5. Kerangka Pemikiran

(41)

Produksi adalah total fisik yang diperoleh produsen dalam melakukan

kegiatan usahatani. Dalam memperoleh produksi yang maksimal, seorang

pengusaha/petani akan mengalokasikan input atau faktor produksi seefisien

mungkin guna tercapainya keuntungan yang maksimal. Biaya produksi

merupakan nilai dari semua korbanan ekonomi yang diperlukan dan dapat diukur

ataupun diperkirakan untuk menghasilkan suatu produk. Cara pengukurannya

dilakukan dengan menjumlahkan antara biaya variabel dengan biaya tetap. Dalam

mengahasilkan suatu produk itu sendiri diperlukan juga sarana produksi seperti

lahan, pupuk, bibit, pestisida, modal dan tenaga kerja.

Penerimaan adalah hasil perkalian dari jumlah produksi total dengan harga

satuan, sedangkan pengeluaran adalah nilai penggunaan sarana produksi atau

input yang diperlukan pada proses produksi yang bersangkutan.

Pendapatan yang diperoleh adalah total penerimaan yang besarnya dinilai

dalam satuan rupiah dan dikurangi dengan nilai total seluruh pengeluaran selama

proses produksi berlangsung.

Pendapatan Petani sendiri dipengaruhi oleh luas lahan yang diusahai,

modal kerja yang dikeluarkan, tenaga kerja yang dipakai dan pengalaman

berusahatani.

(42)

Untuk lebih mempermudah pemahaman, maka disusun skema kerangka

pemikiran yang digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.2. Skema Kerangka Pemikiran

Usahatani Tanaman Hias

Produksi

Penerimaan

Pendapatan Petani

Tanaman Hias

- Modal Kerja

- Upah Tenaga Kerja

- Biaya Bibit

- Biaya Pupuk

- Biaya Pestisida

Pengembangan Wilayah

Penyerapan Tenaga Kerja

(43)

2.6. Hipotesis Penelitian

1. Modal kerja, upah tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida berpengaruh positif

terhadap pendapatan petani di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli

Serdang.

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

[image:44.595.106.516.406.749.2]

Penelitian dilakukan secara purposive (sengaja), yaitu di Desa Bangun

Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Daerah ini dipilih karena

merupakan daerah dengan luas panen dan produksi tanaman hias terbesar di

Kabupaten Deli Serdang, hampir seluruh masyarakatnya memiliki usahatani

tanaman hias. Berikut tabel luas panen dan produksi bunga per kecamatan di

Kabupaten Deli Serdang.

Tabel 3.1. Luas Panen dan Produksi Tanaman Hias Per Kecamatan di Kabupaten

Deli Serdang

No

Kecamatan

Luas Panen (m

2

)

Produksi (Kg)

1

Lubuk Pakam

0

0

2

Pagar Merbau

83

3.142

3

Beringin

37

866

4

Gunung Meriah

0

0

5

Biru-Biru

1.335

18.079

6

Patumbak

36

2.458

7

STM Hulu

0

0

8

STM Hilir

0

0

9

Deli Tua

0

0

10

Pancur Batu

4.008

7.475

11

Namorambe

1.035

1.265

12

Sibolangit

0

0

13

Kutalimbaru

0

0

14

Sunggal

0

0

15

Hamparan Perak

0

0

16

Labuhan Deli

491

5.460

17

Batang Kuis

0

0

18

Percut Sei Tuan

0

0

19

Pantai Labu

0

0

20

Tanjung Morawa

8.079

127.940

21

Galang

0

0

(45)

3.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh dari lapangan yang ditujukan kepada

pengusaha tanaman hias di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

dengan wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan daftar

kuisioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data primer yang dikumpulkan

mencakup jumlah produksi petani, identitas petani, tingkat pendidikan petani,

jumlah anggota keluarga, modal kerja, jumlah pekerja, sumber modal, sumber

bahan baku, daerah pemasaran dan pertanyaan lain yang mendukung penelitian.

Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi dan dinas yang terkait dengan

penelitian ini seperti Kantor BPS, Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang,

Kantor Kecamatan Tanjung Morawa, Kantor Desa Bangun Sari dan Penyuluh

Pertanian Kabupaten Deli Serdang serta literatur-literatur yang berhubungan

dengan penelitian ini.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi

dalam penelitian ini adalah petani tanaman hias di Kecamatan

Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, yang berjumlah 150 petani tanaman

hias.

3.3.2. Penentuan Sampel

(46)

hias yang berlokasi di Desa Bangun Sari mempunyai kesempatan yang sama

sebagai sampel. Maka pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan

rumus Slovin (Umar, 2008) sebagai berikut :

n =

1+�

(

2

)

dimana :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah Populasi

e = Presisi yang ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%

Dengan demikian, maka dapat dihitung jumlah sampel sebagai berikut:

n =

150

1+150�0

,

01

=

150

2

,

5

= 60 orang

Berikut populasi dan sampel desa penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Populasi dan Sampel Desa Penelitian

No.

Desa

Populasi (Orang)

Sampel (Orang)

1.

Bangun Sari

150

60

Jumlah

150

60

Sumber : Kantor Kepala Desa, 2013

(47)

3.4. Metode Analisis Data

Untuk menjawab perumusan masalah pertama (1) dilakukan dengan

menggunakan metode regresi linier berganda, dengan persamaan :

Y = b

0

+ b

1

X

1

+ b

2

X

2

+ b

3

X

3

+ b

4

X

4

+ b

5

X

5

Dimana :

+

ε

Y

= Pendapatan Petani (Rp)

b

0

b

= Koefisien Intersep/ Konstanta

1

,b

2

,b

3

,b

4,

b

5

X1

= Modal Kerja (Rp)

= Koefisien Regresi/ Parameter

X2

= Upah Tenaga Kerja (Rp)

X3

= Biaya Bibit (Rp)

X4

= Biaya Pupuk (Rp)

X5

= Biaya Pestisida (Rp)

Ε

= Standard Error

Dan untuk memperoleh pendapatan adalah dengan cara mengurangi

keseluruhan penerimaan dan biaya. Rumus yang digunakan untuk mencari

pendapatan, adalah:

Pd = TR – TC

Dimana :

(48)

3.4.1. Pengujian Asumsi klasik

Secara statistik model yang telah ditentukan, maka perlu dilakukan uji

penyimpangan asumsi klasik (Gujarati, 2004). Dalam penelitian ini asumsi klasik

yang diuji terdiri dari :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel

yang digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam

penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Data normal akan

membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data akan dibandingkan dengan

garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang

menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui apakah ada tidaknya

variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain

dalam satu model. Selain itu deteksi terhadap multikolinieritas juga bertujuan

untuk menghindari bias dalam proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh

pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Deteksi multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat jika nilai variance

inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1.

Maka model tersebut dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas.

3. Uji Heteroskedastisitas

(49)

memiliki kesamaan variance residual suatu periode pengamatan dengan

pengamatan yang lain, atau dengan kata lain tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara

memprediksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat

dari pada gambar scatter plot model tersebut. Bila titik-titik menyebar secara acak,

tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas ataupun

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.4.2. Pengujian Hipotesis

Analisis data diikuti dengan melakukan uji statistik. Hal ini digunakan

untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara individu dan secara

bersama berpengaruh terhadap variabel dependen. Menurut Algifari (2000)

Masing-masing uji tersebut terdiri dari :

1. Uji-t (Uji Parsial)

Uji-t dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel bebas

(independen variabel) secara individu/parsial terhadap variabel terikat (dependen

variabel), dengan asumsi variabel bebas/independen lainnya konstan. Pengujian

dilakukan dengan membandingkan hitung dengan tabel. Jika nilai hitung >

t-tabel, pada tingkat kepercayaan 5% hipotesis nol (Ho) ditolak, berarti hipotesis

alternatif (Ha) diterima. Ini berarti variabel independen yang diuji berpengaruh

secara nyata terhadap variabel dependen.

2. Uji-F (Uji Simultan)

(50)

Jika nilai F-hitung > F-tabel, pada tingkat kepercayaan 5% hipotesis nol (Ho)

ditolak, berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima. Ini berarti variabel independen

secara bersama-sama/simultan mempengaruhi variabel dependen.

3. Uji R

Nilai R

2

2

(koefisien determinasi) menunjukkan seberapa besar

variasi-variasi variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Nilai ini berkisar

antara nol dan satu (0

≤R

2

≤1). Semakin besar nilai R

2

Untuk menjawab perumusan masalah kedua (2) dilakukan dengan

menggunakan metode analisis deskriptif yang akan menganalisis indikator suatu

kegiatan yang berdampak pada pengembangan wilayah, dilihat dari :

berarti semakin besar variasi

variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi-variasi variabel independen.

a.

Penyerapan tenaga kerja

Usahatani tanaman hias ini memberikan dampak yang positip terhadap

pengembangan wilayah, dengan adanya usahatani ini maka akan membuka

kesempatan kerja baik di desa maupun di perkotaan, sehingga mengurangi tingkat

pengangguran.

b.

Pemasaran hasil produksi

(51)

3.5. Defenisi dan Batasan Operasional

1.

Usahatani tanaman hias adalah sistem budidaya yang mengusahakan tanaman

hias mulai dari budidaya sampai penjualan.

2.

Pendapatan adalah total penerimaan dari hasil penjualan produksi dikurangi

dengan biaya produksi berlangsung, diukur dalam satuan rupiah.

3.

Modal kerja adalah total pengeluaran biaya per 6 bulan/per musim tanam yang

digunakan dalam proses produksi, diukur dalam satuan rupiah.

4.

Biaya bibit adalah biaya yang dikeluarkan per 6 bulan/per musim tanam untuk

perbanyakan/penangkaran yang siap untuk ditanam, bisa berasal dari

perbanyakan generatif (biji/benih) dan bisa berasal dari perbanyakan vegetatif

(cangkok, okulasi dan stek), diukur dalam satuan rupiah.

5.

Biaya pupuk adalah biaya yang dikeluarkan per 6 bulan/per musim tanam

material yang ditambahkan pada media tanam untuk mencukupi kebutuhan

hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik,

diukur dalam satuan rupiah.

6.

Biaya pestisida adalah biaya yang dikeluarkan per 6 bulan/per musim tanam

yang dapat digunakan untuk membunuh organisme pengganggu tanaman,

diukur dalam satuan rupiah.

7.

Upah Tenaga Kerja adalah Jumlah uang yang diterima para pekerja luar

maupun dalam sebagai pembayaran tenaga mental atau fisik, diukur dalam

satuan rupiah.

(52)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

4.1.1. Letak Geografis

Kecamatan Tanjung Morawa merupakan salah satu kecamatan di daerah

Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 131,75

Km

2

atau 13,175 Ha. Secara geografis wilayah Kecamatan Tanjung Morawa

terletak di 03

0

30’ sampai dengan 11

0

60’ Lintang Utara dan 98

0

46’ sampai dengan

103

0

83’ Bujur Timur. Memiliki suhu udara rata-rata 23

0

-33

0

Secara kewilayahan Kecamatan Tanjung Morawa terdiri dari 26 Desa

dengan 184 Dusun dan 5 Lingkungan. Jarak kantor Kecamatan dengan Ibukota

Kabupaten 12 Km, sedangkan jarak kantor Kecamatan dengan Ibukota Provinsi

adalah 16 Km. Kecamatan Tanjung Morawa terletak dibagian timur Kabupaten

Deli serdang dengan ketinggian 30 meter dari permukaan laut dengan batas-batas :

C.

Sebelah Utara

: Kecamatan Batang Kuis dan Kecamatan Beringin

Sebelah Selatan

: Kecamatan STM Hilir

Sebelah Barat

: Kecamatan Patumbak, Percut Sei Tuan dan Kota Medan

Sebelah Timur

: Kecamatan Lubuk Pakam dan Kecamatan Pagar Merbau

(53)
[image:53.595.112.509.111.517.2]

Tabel 4.1. Luas Wilayah Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Tanjung Morawa

No.

Desa/Kelurahan

Luas (Km

2

)

Persentase (%)

1.

Medan Senembah

3,50

2,67

2.

Bandar Labuhan

2,70

2,05

3.

Bangun Rejo

6,92

5,25

4.

Aek Pancur

5,01

3,80

5.

Naga Timbul

5,00

3,80

6.

Lengau Seprang

4,25

3,22

7.

Sei Merah

22,04

16,73

8.

Dagang Kerawan

1,96

1,49

9.

Tanjung Morawa Pekan

0,50

0,38

10. Tanjung Morawa A

3,07

2,33

11. Limau Manis

8,11

6,16

12. Ujung Serdang

3,93

2,98

13. Bangun Sari

6,61

5,02

14. Bangun Sari Baru

6,53

4,96

15. Buntu Bedimbar

3,00

2,28

16. Telaga Sari

2,00

1,52

17. Dagang Kelambir

1,25

0,95

18. Tanjung Morawa B

6,00

4,55

19. Tanjung Baru

5,07

3,85

20. Punden Rejo

1,10

0,83

21. Tanjung Mulia

1,57

1,19

22. Perdamean

4,06

3,08

23. Wonosari

7,14

5,42

24. Dalu Sepuluh A

4,90

3,72

25. Dalu Sepuluh B

10,00

7,59

26. Penara Kebun

5,53

4,19

Jumlah

131,75

100,00

Sumber : Kecamatan Tanjung Morawa Dalam Angka, 2013

(54)

4.1.2. Kependudukan

Kecamatan Tanjung Morawa memiliki jumlah penduduk 181.145 jiwa yang

terdiri dari 91.333 laki-laki dan 89.812 perempuan dengan jumlah rumah tangga

42.867 kepala keluarga (KK). Berikut ini distribusi jumlah penduduk dan

kepadatan penduduk menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Tanjung Morawa

dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan

di Kecamatan Tanjung Morawa

Penduduk (Jiwa)

No.

Desa/Kelurahan

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

Penduduk

Kepadatan

Penduduk

1.

Medan Senembah

3.337

3.185

6.522

1.863

2.

Bandar Labuhan

2.644

2.544

5.188

1.921

3.

Bangun Rejo

5.550

5.353

10.903

1.576

4.

Aek Pancur

222

174

396

79

5.

Naga Timbul

1.921

1.816

3.737

747

6.

Lengau Seprang

2.024

1.995

4.019

946

7.

Sei Merah

620

548

1.168

53

8.

Dagang Kerawan

2.547

2.500

5.047

2.575

9.

Tanjung Morawa Pekan

3.661

3.506

7.167

14.334

10. Tanjung Morawa A

6.729

6.514

13.243

4.314

11. Limau Manis

8.005

7.791

15.796

1.948

12. Ujung Serdang

1.685

1.725

3.410

868

13. Bangun Sari

7.434

7.487

14.921

2.257

14. Bangun Sari Baru

4.173

4.028

8.201

1.256

15. Buntu Bedimbar

7.559

7.675

15.234

5.078

16. Telaga Sari

3.198

3.125

6.323

3.162

17. Dagang Kelambir

1.587

1.535

3.122

2.498

18. Tanjung Morawa B

8.193

8.272

16.465

2.744

19. Tanjung Baru

4.134

4.164

8.298

1.637

20. Punden Rejo

1.154

1.091

2.245

2.041

21. Tanjung Mulia

823

784

1.607

1.024

22. Perdamean

2.366

2.424

4.790

1.180

23. Wonosari

5.245

5.365

10.610

1.486

24. Dalu Sepuluh A

3.285

3.109

6.394

1.305

25. Dalu Sepuluh B

2.972

2.853

5.825

583

26. Penara Kebun

265

249

514

93

Jumlah

91.333

89.812

181.145

57.568

(55)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang paling banyak

terdapat di Desa Tanjung Morawa B, yaitu sebanyak 16.465 jiwa, kemudian Desa

Limau Manis, yaitu sebanyak 15.796 jiwa. Sedangkan desa yang paling sedikit

penduduknya adalah Desa Aek Pancur, yaitu sebanyak 396 jiwa dan Desa Penara

Kebun, yaitu sebanyak 514 jiwa. Sedangkan berdasarkan kepadatan penduduk,

desa yang paling padat penduduknya adalah Desa Tanjung Morawa Pekan dengan

kepadatan 14.334 jiwa/km

2

dan Desa Buntu Bedimbar dengan kepadatan 5.078

jiwa/km

2

dan desa yang tidak padat penduduknya adalah Desa Sei Merah, yaitu 53

jiwa/km

2

dan Desa Aek Pancur, yaitu 79 jiwa/km

2

Keseluruhan penduduk Kecamatan Tanjung Morawa adalah warga negara

Indonesia yang sebahagian besar berasal dari suku Jawa, Melayu, Toba, Minang,

Karo, Simalungun, Tapsel, Aceh dan lainnya. Agama yang dianut adalah Islam,

Protestan, Katolik, Budha dan Hindu.

. Hal ini menunjukkan bahwa

persebaran penduduk tidak merata pada setiap desa.

(56)
[image:56.595.106.553.129.569.2]

Tabel 4.3. Jumlah Tenaga Kerja yang Bekerja Berdasarkan Lapangan Pekerjaan

Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Tanjung Morawa

No.

Desa/Kelurahan

Tani

Industri

Pedagang

Angkutan

PNS/

TNI

Polri

Lain

Nya

1.

Medan Senembah

194

373

41

14

47

22

2.

Bandar Labuhan

37

75

46

189

119

17

3.

Bangun Rejo

110

632

81

23

49

18

4.

Aek Pancur

-

-

8

4

5

11

5.

Naga Timbul

452

40

45

16

9

11

6.

Lengau Seprang

503

59

37

17

28

6

7.

Sei Merah

-

65

13

-

32

4

8.

Dagang Kerawan

21

14

91

1

55

12

9.

Tanjung Morawa

Pekan

5

42

431

596

72

11

10.

Tanjung Morawa A

213

1.553

130

37

68

20

11.

Limau Manis

515

800

125

79

940

33

12.

Ujung Serdang

149

2.114

50

21

Gambar

Tabel 1.1. Luas Panen dan Produksi Tanaman Hias Di Kabupaten Deli Serdang   Menurut Jenis  Tanaman
Gambar 2.1. Faktor Internal dan Eksternal
Tabel 3.1. Luas Panen dan Produksi Tanaman Hias Per Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang
Tabel 4.1. Luas Wilayah Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Tanjung Morawa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk kepentingan pelaksanaan kuasa ini, penerima kuasa berhak baik sendiri-sendiri atau bersama-sama menghadap di muka sidang pengadilan, melakukan

Simpulan penelitian ini adalah pembelajaran lempar turbo dengan pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar lempar turbo pada siswa kelas V SDN Jatipurus

Cost Driver, sehinggan sistem Activity-Based Costing mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap produk secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas.Perbedaan

Dalam proses pembelajaran berpikir, Piaget mengemukakan tiga faktor berikut: (1) perlunya memperhatikan mengapa seorang anak berpikir dengan cara tertentu, (2) perlu

informasi yang relevan sangat membantu setiap organisasi dalam melakukan transaksi bisnisnya, dikarenakan informasi yang relevan ini bisa memprediksi dan mengkonfirmasi

beberapa sumber sehingga data yang diperoleh merupakan data yang absah. Triangulasi pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan triangulasi metode. Triangulasi

Hal ini berarti bahwa: (1) upaya untuk memperoleh kualitas bahan pangan yang baik harus dimulai dari sejak pra-panen sampai pascapanen, dan (2) negara-negara berkembang didiskreditkan

Mempunyai personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan yang dibuktikan dengan daftar personil yang akan melaksanakan pekerjaan ini yang di tanda tangani