• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Desa Tlekung pernah ditetapkan sebagai desa yang menerima kompensasi dalam program pembayaran jasa lingkungan. Pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu pada bulan November-Desember 2010.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan responden di lokasi penelitian melalui kuisioner. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai instansi pemerintah di lokasi penelitian dan instansi-instansi terkait dengan program pembayaran jasa lingkungan di lokasi penelitian.

Data primer yang dibutuhkan meliputi: karakteristik responden, respon responden mengenai peran penting DAS Brantas, respon responden mengenai mekanisme pembayaran jasa lingkungan, respon responden mengenai seberapa besar nilai WTA responden dikarenakan adanya program pembayaran jasa lingkungan yang mengharuskan responden melakukan upaya konservasi terhadap pohon di atas lahan miliknya. Data sekunder yang dibutuhkan meliputi data yang menyangkut informasi mengenai program pembayaran jasa lingkungan serta data sosial demografis penduduk Desa Tlekung.

4.3 Penentuan Jumlah Responden

Penentuan jumlah responden dilakukan dengan menggunakan metode sensus. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 54 kepala keluarga. Teknik sensus digunakan karena jumlah populasi yang dijadikan responden dapat dijangkau untuk melakukan wawancara. Responden dalam penelitian ini adalah kepala keluarga dari tiap-tiap rumah tangga yang terdaftar sebagai anggota dari kelompok tani Desa Tlekung.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan metode wawancara langsung kepada responden. Alat bantu yang digunakan adalah kuisioner. Wawancara dengan responden dilakukan dengan mendalam guna menggali informasi yang lebih akurat.

4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan dan analsis data dilakukan secara manual dengan menggunakan program Microsoft Office Excel dan Minitab for Windows Release 14. Metode analisis yang diguanakan untuk menjawab tujuan dari penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.

28   

Tabel 1. Metode Analisis Data

No Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis Data

1 Kajian mengenai persepsi masyarakat terhadap program pembayaran jasa lingkungan

Kuisioner dan wawancara dengan responden

Analisis deskriptif kualitatif

2 Kajian mengenai estimasi nilai WTA masyarakat

terhadap program pembayaran jasa lingkungan

Kuisioner dan wawancara dengan responden

Tahapan CVM

3 Kajian mengenai identifikasi

faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTA

Kuisioner dan wawancara dengan responden Analisis regresi dengan menggunakan Minitab for Windows Release 14.

4.5.1 Analisis Persepsi Petani terhadap Program Pembayaran Jasa Lingkungan

Identifikasi karakteristik responden serta persepsi responden terhadap program pembayaran jasa lingkungan di lokasi penelitian yang telah berlangsung diperlukan analisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil wawancara data yang diperoleh yaitu pengetahuan responden mengenai peran penting DAS Brantas, pengetahuan respoonden mengenai program pembayaran jasa lingkungan, kepuasan responden mengenai besarnya nilai kompensasi yang diterima dalam program pembayaran jasa lingkungan, serta penilaian responden terhadap cara penetapan nilai kompensasi dalam program pembayaran jasa lingkungan. Data-data hasil wawancara tersebut akan dianalisis secara kualitatif.

4.5.2 Estimasi Nilai WTA Responden terhadap Pembayaran Jasa Lingkungan

Cara untuk mengetahui nilai WTA masyarakat dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan CVM yang terdiri dari enam tahap, yaitu:

1. Membangun Pasar Hipotesis 2. Memperoleh Nilai Tawaran

3. Menghitung Dugaan Nilai Rataan WTA 4. Menduga Kurva Penawaran WTA 5. Menjumlahkan Data

6. Mengevaluasi Penggunaan CVM

4.5.3 Analisis Fungsi WTA

Analisis fungsi WTA digunakan dengan tujuan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi WTA responden. Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model regresi linier. Persamaan regresi besarnya nilai WTA adalah sebagai berikut:

LnWTA = β0 + β1 JBTPi + β2 PNDPi + β3 PDDKi + β4 TNGGi + β5 LTGLi + β6

PUASi + εi dimana:

LnWTA = Nilai Ln WTA responden

β0 = Intersep

β2, β3, …, β7 = Koefisien regresi

JBTP = Jumlah batang pohon dalam program (batang) PNDP = Tingkat pendapatan rumah tangga (rupiah/ bulan) PDDK = Tingkat Pendidikan (Tahun)

TNGG = Jumlah tanggungan (orang) LTGL = Lama tinggal (tahun)

PUAS =Kepuasan responden terhadap besarnya nilai kompensasi (bernilai 1 untuk “puas” dan 0 untuk “tidak puas”)

i = Koefisien regresi

ε = Galat

4.6 Hipotesa

Hipotesa penelitian ini adalah:

1. Nilai WTA masyarakat diduga dipengaruhi oleh jumlah pohon yang diikutkan dalam program PJL, tingkat pendapatan rumah tangga, tingkat pendidikan,

30   

jumlah tanggungan, lama tinggal, kepuasan responden terhadap besarnya nilai kompensasi.

2. Jumlah pohon yang diikutkan program PJL, jumlah tanggungan, tingkat pendidikan, lama tinggal, diduga akan berkorelasi positif terhadap nilai WTA. 3. Tingkat pendapatan, serta kepuasan responden terhadap besarnya dana

kompensasi yang diterima diduga akan berkorelasi negatif dengan nilai WTA.

4.7 Pengujian Parameter

Pengujian parameter secara statistik perlu dilakukan guna memeriksa kebaikan suatu model yang telah dibuat. Uji yang dilakukan yaitu:

1. Uji Kenormalan

Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah error term dari data atau observasi yang jumlahnya kurang dari 30 mendekati sebaran normal sehingga statistik t dapat dikatakan sah. Uji yang dapat dilakukan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikan dibawah 5% berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku. Artinya, data tersebut tidak normal. Jika signifikan diatas 5% berarti data yang akan diuji tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan data normal baku. Artinya, data tersebut normal. Kelebihan dari uji ini adalah sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan presepsi diantara satu pengamat dengan pengamat yang lain.

2. Uji Keandalan

Uji ini dilakukan dalam mengevaluasi pelaksanaan CVM. Berhasil tidaknya CVM dilihat dari nilai R-squares (R²) dari OLS (Ordinary Least Square)

WTA. Nilai R² yang tinggi dapat menunjukan tingkat kredibilitas penggunaan CVM.

3. Uji Multikolinier (Multicolinearity)

Model yang melibatkan banyak variabel bebas sering terjadi masalah multicolinearity, yaitu terjadi korelasi kuat antar variabel-variabel bebasnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya multicolinearity dalam sebuah model dapat dilakukan dengan membandingkan besarnya koefisien determinasi (R²) dengan koefisien determinasi parsial antar dua variabel bebas (r²). Masalah multicolinearity dapat dilihat langsung melalui output komputer dimana apabila nilai VIF (Varian Inflation Factor) < 10 maka tidak ada masalah multicolinearity.

4. Uji Heteroskedastisitas

Salah satu asumsi metode pendugaan metode kuadrat terkecil adalah homoskesdastisitas, yaitu ragam galat konstan dalam setiap amatan. Pelanggaran atas asumsi homoskesdastisitas atau heteroskesdastisitas. Untuk mendeteksi masalah heteroskesdastisitas dapat dilakukan uji glejser. Uji glesjer dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas terhadap nilai absolut residualnya (Gujarati, 2003). Residual adalah selisih antara nilai observasi dengan nilai prediksi. Sedangkan absolut adalah nilai mutlaknya. Dikatakan tidak terdapat heteroskesdastisitas apabila nilai signifikan dari hasil uji glesjer lebih besar dari α (5%), dan sebaliknya jika lebih kecil dari α

(5%) maka dikatakan terdapat heteroskesdastisitas.

Dokumen terkait