• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut Reksohadiprodjo (1985), yang disitasi oleh Kencana (2000), kapasitas tampung (Carrying Capacity) adalah kemampuan padang penggembalaan untuk menghasilkan hijauan makanan ternak yang dibutuhkan oleh sejumlah ternak yang digembalakan dalam luasan satu hektar atau kemampuan padang penggembalaan untuk menampung ternak per hektar. Departemen Pertanian (2010) lebih lanjut menjelaskan bahwa, kapasitas tampung adalah jumlah hijauan makanan ternak yang dapat disediakan kebun hijauan makanan ternak untuk kebutuhan ternak selama 1 (satu) tahun yang dinyatakan dalam satuan ternak (ST) per hektar.

Kapasitas tampung identik dengan tekanan penggembalaan (stocking rate) yaitu jumlah ternak atau unit ternak per satuan luas padang penggembalaan. Tekanan penggembalaan optimum merupakan pencerminan dari kapasitas tampung yang sebenarnya dari padang penggembalaan, karena baik pertumbuhan ternak maupun hijauan dalam keadaan optimum atau merupakan pencerminan keseimbangan antara padang rumput dengan jumlah unit ternak yang digembalakan (Susetyo, 1980).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan pada lahan petani di Desa Sibiru-biru Kecamatan Delitua, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Penelitian berlangsung dari Bulan Juni sampai Desember 2012.

Bahan

Pastura campuran yang terdiri dari Bracgiaria humidicola, Brachiaria decumbens, Brachiaria ruziziensis, Arachis glabarata, Chamaecrista rotundifolia, Stylosanthes guianensis. Lahan yang terdiri dari 64 plot, dimana setiap plot berukuran 1 x 1 meter dengan jumlah 3-4 tanaman setiap plot. Pupuk wet litter fermentasi (20 ton/ha) masing-masing adalah W0 = kontrol, W1 = 1 kg, W2 = 2 kg, W3 = 3 kg.

Alat

Cangkul yang digunakan untuk membersihkan dan mengolah lahan penelitian. Gembor untuk menyiram tanaman. Meteran sebagai alat ukur untuk mengukur tinggi pemotongan. Parang, arit dan gunting untuk memotong rumput. Kertas koran untuk alas rumput pada saat pemotongan. Timbangan untuk menimbang berat segar dan berat kering. Oven untuk mengeringkan rumput.

Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan petak terbagi (Split Plot) pola Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan perlakuan yang diuji adalah 2 taraf yaitu 1) taraf pemupukan dengan menggunakan wet litter fermentasi sebagai petak utama masing-masing yaitu W0= tanpa pemupukan, W1= 1 kg, W2= 2 kg dan W3= 3 kg, 2). Jenis pastura campuran (P0-P3) yaitu (P1 = Stylosanthes guianensis + Chamaecrista rotundifolia + Arachis glabrata, P2 =

Brachiaria humidicola + Brachiaria decumbens + Brachiaria ruziziensis + Stylosanthes guianensis, P3 = Brachiaria humidicola + Brachiaria decumbens + Brachiaria ruziziensis + Chamaecrista rotundifolia, P4 = Brachiaria humidicola + Brachiaria decumbens + Brachiaria ruziziensis + Arachis glabrata).

Prosedur Pelaksanaan

Persiapan Lahan

Persiapan lahan meliputi pembersihan lahan penelitian dari sisa tanaman sebelumnya dan gulma lainya. Dua minggu kemudian dilakukan pencangkulan untuk memecah lapisan tanah menjadi bongkah-bongkahan tanah, sehingga pengemburan selanjutnya lebih mudah dilakukan. Dua minggu setelah pencangkulan, dilakukan penggemburan yang berfungsi untuk menghancurkan bongkahan-bongkahan menjadi struktur tanah yang lebih halus serta untuk membersihkan sisa-sisa perakaran dari tumbuhan liar. Satu hari setelah selesai penggemburan dilakukan pembuatan petak (plot) penelitian berukuran 1m x 1m sebanyak 64 petak (plot), dengan ketentuan ukuran tanah tiap petak ditinggikan (digunduk) dari areal lahan penelitian.

Pemupukan

Setelah lahan siap diolah dan siap untuk ditanami maka lahan tersebut terlebih dahulu dipupuk dengan kompos wet litter fementasi, masing-masing plot sesuai dengan perlakuan, seminggu setelah pemupukan maka dilakukan penanaman.

Penanaman rumput dan leguminosa dilakukan bersamaan pada petak dengan ukuran 1m x 1m (untuk setiap unit perlakuan) dengan mempergunakan bahan tanam sobekan rumput dan stek leguminosa yang diperoleh dari BPTP Sei Putih, Sumatera Utara. Jarak tanam yang dipergunakan untuk rumput 20 x 20 cm, sedangkan untuk legum ditanam diantara tanaman rumput dengan jarak tanam yang sama.

Pemeliharaan

Dalam melakukan pemeliharaan tanaman meliputi : 1) Penyiraman, penyiraman dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore, 2) Penyiangan, penyiangan dilakukan terhadap gulma-gulma secara manual di dalam dan diluar petak tanaman.

Parameter yang diamati

Produksi Bahan Segar

Produksi bahan segar diperoleh dari hasil panen tiap petak kemudian di timbang. Setelah diperoleh hasil bahan segar per petak, kemudian data bahan segar perpetak dikalkulasikan ke dalam produksi bahan segar kg/ha/tahun.

Produksi bahan kering

Produksi bahan kering diperoleh dari produksi bahan segar dari setiap pemotongan pastura, setelah pemotongan dilakukan penimbangan tiap petak percobaan. Dari penimbangan terrsebut akan didapatkan data dari produksi segar, dan hari hasil panen produksi bahan segar diambil sampel sebanyak 200-300 gr. Sampel tersebut kemudian dioven sebanyak dua kali. Pengovenan pertama didapatkan data produksi kering. Setelah itu dilakukan pengovenan yng kedua

yaitu analisa kandungan gizi, dengan suhu suhu 105 ˚C selama 8 jam. Dari analisa kandungan gizi tersebut akan didapatkan data produksi bahan kering perpetak, kemudian data bahan kering perpetak dikalkulasikan ke dalam produksi bahan kering perhektar pertahunnya.

Kandunga Gizi Pastura

Analisa kandungan nutrien pastura berdasarkan analisa proximat (SK, PK dan LK) dilakukan di Laboratorium Bahan Pakan Ternak Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Kapasitas Daya Tampung

Kapasitas daya tampung didapatkan setelah mendapatkan produksi bahan kering per hektar. Kemudian dihitung kapasitas tampung dengan cara membagikan produksi bahan kering per hektar dengan kebutuhan bahan kering ternak yaitu 3,5% (NRC, 1988) dari bobot badan ternak dengan bobot badan ternak 350 kg.

Rancangan Percobaan

Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan petak terbagi (Split Plot Design) pola Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 2 kelompok, diulang 4 kali. Petak utama adalah pertanaman campuran (P1 = Stylosanthes guianensis + Chamaecrista rotundifolia + Arachis glabrata, P2 = Brachiaria humidicola + Brachiaria decumbens + Brachiaria ruziziensis + Stylosanthes guianensis, P3 = Brachiaria humidicola + Brachiaria decumbens + Brachiaria ruziziensis + Chamaecrista rotundifolia, P4 = Brachiaria humidicola + Brachiaria decumbens + Brachiaria ruziziensis + Arachis glabrata). Sebagai

anak petak adalah taraf pemupukan wet litter fermentasi (20 ton/ha) masing-masing adalah W0 = kontrol, W1 = 1 kg, W2 = 2 kg, W3 = 3 kg. Kelompok (blok) sebagai ulangan ada 4. Jadi satuan percobaan ada 4 x 4 x 4 = 64 petak penelitian.

Analisis Data

Data-data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam

yang kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan Berjarak Duncan menurut Steel dan Torrie (1995). Uji lanjut yang digunakan ketika ditemukan adanya

pengaruh interaksi antar faktor perlakuan adalah dengan melihat perbedaan antar anak petak dan interaksi antar petak dengan petak utama yang sama seperti dijelaskan oleh Gaspersz (1995).

Dokumen terkait