Metode adalah cara kerja atau tata kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sararan dari ilmu pengetahuan yang bersangkutan, sedangkan cara penelitian merupakan suatu kerja ilmiah yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten. Metode penelitian hukum merupakan
suatu cara yang teratur (sistematis) dalam melakukan sebuah penelitian.57
Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari
sesuatu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisisnya,58
54 Ibid, hlm. 23. 55 Ibid, hlm. 72. 56
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta, Pusat Bahasa, hlm. 362.
57
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum , Cetakan ke-1, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2004), hlm. 57.
58
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, (Jakarta: Sinar Grafika, 1996), hlm.6.
selain itu, juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut untuk
kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan yang timbul di dalam
gejala yang bersangkutan.59
Penelitian hukum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penelitian hukum
normatif (doctrinal) dan penelitian hukum empiris atau sosiologis (non doctrinal).60
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Adapun metode penelitian yang dipergunakan dalam menjawab permasalahan yang timbul dalam tesis ini adalah sebagai berikut:
Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif (doctrinal), sebagai
sebuah penelitian hukum normatif, titik berat penelitian adalah pada penelitian kepustakaan untuk memperoleh data sekunder. Penelitian ini menggunakan penelitian normatif yang bersifat kualitatif yang mencakup penelitian terhadap asas-asas hukum
yang selalu berkaitan dengan filosofi hukum. Penelitian doctrinal atau penelitian
dogmatik (dogmatic research) merupakan penelitian yang menganalisis baik hukum
sebagai law as it is written in the books maupun hukum sebagai law as it is decided
by judge through judicial process.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis dan eksplanatif, untuk
menggambarkan secara lengkap, menyeluruh dan mendalam aturan hukum yang relevan dengan penelitian ini, yang didasarkan pada penjelasan-penjelasan maupun argumen-argumen terkait dengan peran hakim dalam memberikan perlindungan
hukum sesuai dengan prinsip-prinsip yang dalam Negara hukum (rule of law).
59
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta:Sinar Grafika, 2009), hlm.14.
60
Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan perundang-undangan ( statute-approach). Selain itu, untuk mendukung pendekatan perundang-undangan tersebut
digunakan pula pendekatan analitis (analytical approach). Pendekatan
perundang-undangan digunakan karena dasar asas itikad baik yang dijadikan pokok penelitian ini adalah KUHPerdata. Asas itikad baik dalam pelaksanaan perjanjian pertama kali diperkenalkan oleh KUHPerdata, sebagaimana ketentuan Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata. Namun, dalam kenyataannya dalam memutus suatu perkara hakim hanya mengukur asas itikad baik para pihak dalam sebuah perjanjian dengan bertolak dari ketentuan pasal ini. Pendekatan analitis dipakai untuk mengetahui perkembangan makna asas itikad baik dalam praktek perjanjian di Indonesia, terutama terkait dengan PPJB sebagai Perjanjian Pendahuluan. Melalui pendekatan ini diupayakan untuk memperoleh penjelasan itikad baik perjanjian pendahuluan yang dibuat oleh PT Surya cemerlang dan calon pembeli.
2. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari kepustakaan karena penelitian hukum yang dilakukan adalah penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif analitis dan eksplanatif. Penelitian dalam hukum normatif menitik beratkan pada studi kepustakaan dan berdasarkan pada data sekunder, bahan yang dipergunakan dapat dibagi kedalam beberapa kelompok, yaitu:
a. Bahan Hukum Primer (primary sources), yaitu bahan hukum yang mempunyai otoritas (autoritatif),61
1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
meliputi seluruh peraturan perundang-undangan yang relevan dengan permasalahan dan tujuan penelitian, antara lain:
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan
Permukiman
3. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman
4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
5. Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 09/KPTS/M/1995
Tentang Pedoman Pengikatan Jual Beli
6. Putusan Pengadilan Negeri Simalungun Nomor 37/PDT/PLW/2012/PN.
SIM
7. Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) Tanah dan Bangunan Proyek
Perumahan Griya Siantar No 020/PSC MDN/PPJB/GS/XI/2003
b. Bahan Hukum Sekunder (secondary sources), yaitu bahan hukum yang
memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer sebagaimana yang terdapat dalam kumpulan pustaka yang bersifat sebagai penunjang dari bahan hukum primer, terdiri dari: berbagai literatur tentang Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB), literatur tentang asas itikad baik, berbagai bahan yang berasal dari
makalah, jurnal, majalah, surat kabar, dan website Internet yang berkaitan
61
dengan masalah Itikad baik dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) serta hasil penelitian yang berkaitan dengan perlindungan hukum bagi pembeli.
c. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer dan sekunder antara lain: Kamus Besar Bahasa Indonesia yang disusun oleh Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Kamus Hukum dan Ensiklopedia.62
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data mempunyai hubungan erat dengan sumber bahan hukum, karena dengan pengumpulan data akan diperoleh bahan hukum yang diperlukan untuk selanjutnya dianalisis sesuai kehendak yang diharapkan. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui
penelitian kepustakaan (library research) yang dilakukan dengan cara
menginventarisir, mempelajari dan mendalami bahan hukum primer, sekunder dan tersier yang terkait dengan penelitian ini.
Studi kepustakaan digunakan terutama untuk mengumpulkan bahan-bahan hukum melalui pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan, literatur-literatur, tulisan-tulisan pakar hukum, dokumen resmi, publikasi dan hasil penelitian yang berkaitan dengan tulisan ini. Selain itu, dalam penelitian ini dilakukan wawancara dengan informan, yaitu Hakim, Sekretaris Pengadilan Negeri
62
Johnny Ibrahim, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif, (Malang: Bayumedia Publishing, 2003), hlm.338.
Simalungun, Notaris, dan salah seorang calon pembeli. Hasil wawancara akan digunakan sebagai data sekunder.
4. Analisis Data
Analisis data merupakan proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam kategori-kategori dan satuan uraian dasar, sehingga ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja, seperti disarankan oleh data.63
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Analisis kualitatif dilakukan terhadap paradigma hubungan dinamis antara teori, konsep-konsep, dan data yang merupakan umpan balik atau modifikasi yang tetap dari teori dan konsep yang didasarkan pada data yang dikumpulkan. Hal ini dilakukan sehubungan data yang dianalisis beraneka ragam, memiliki sifat dasar yang berbeda satu dengan yang lainnya. Bahan-bahan hukum tersebut dipilah untuk memberikan gambaran mengenai asas itikad baik. Kemudian, hasilnya dikonstruksi untuk memberikan pemahaman terhadap asas itikad baik dalam PPJB sebagai perjanjian pendahuluan. Kemudian, data yang dianalisis adalah berupa putusan hakim, dianalisis secara menyeluruh dan Data (bahan hukum) yang telah diperoleh dari penelitian kepustakaan dianalisis dengan metode kualitatif berdasarkan logika berfikir induktif. Langkah pertama yang dilakukan dalam analisis data adalah, menginventarisir seluruh norma hukum yang termuat dalam KUHPerdata, Undang-Undang Perumahan, Keputusan Menteri Perumahan Rakyat.
63
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1983), hlm. 280.
merupakan suatu kesatuan holistic (integral) yang menuntut tersedianya informasi
yang mendalam (indepth information).
Data yang telah terkumpul dianalisis secara kualitatif untuk memberikan gambaran (deskripsi) dengan kata-kata atas temuan. Analisis data kualitatif ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan data yang diperoleh dan menghubungkan tiap-tiap data tersebut dengan berbagai ketentuan perundang-undangan, asas-asas hukum dan tujuan hukum yang terkait dengan permasalahan yang diteliti. Data juga disusun secara sistematis agar mudah dipahami.