• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian

Pada penelitian ini jenis penelitian yang di gunakan adalah kualitatif dengan desain studi kasus yang di jabarkan secara deskriptif. Metode penelitian ini di lakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang keadaan secara objektif. Penelitian ini diarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada pasien anak dengan kasus meningitis di ruang HCU dan Akut IRNA Kebidanan dan Anak RSUP. Dr. M. Djamil Padang.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan dari bulan April sampai Juni 2107. Tempatnya di ruang Akut IRNA Kebidanan dan Anak RSUP. Dr. M. Djamil Padang. Pengelolaan kasus dilakukan selama 7 hari, pada partisipan I peneliti mulai mengelola dari tanggal 24 sampai 30 Mei 2017. Sedangkan pada partisipan II di mulai pada tanggal 25 sampai 31 Mei 2017.

C. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti. Sampel merupakan bagian populasi yang akan di teliti atau sebagian jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. (Hidayat, 2012).

Pada penelitian ini populasi yang di gunakan adalah semua pasien anak yang mengalami meningitis di ruang HCU dan Akut IRNA Kebidanan dan Anak RSUP. Dr. M. Djamil Padang. Sampel diambil sebanyak 2 orang secara

purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan berdasarkan pada

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah: 1. Kriteria inklusi

a) Semua pasien anak dengan masalah meningitis yang dirawat di ruangan HCU dan Akut IRNA Kebidanan dan Anak RSUP.Dr.M.Djamil Padang.

b) Pasien dan Orangtua bersedia menjadi responden. 2. Kriteria eksklusi

Pasien pulang dalam hari rawatan kurang dari lima hari dan berada di luar kota.

D. Instrumen Pengumpulan data

Alat dan instrumen yang dibutuhkan dalam penelitian adalah format asuhan keperawatan (pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi ), alat perlindungan diri (Handscoon dan maker) dan alat pemeriksaan fisik (Tensi meter, Termometer, stetoskop, timbangan, arloji dengan detik dan penlight).

1. Format pengkajian keperawatan terdiri dari: identitas pasien, identifikasi penanggung jawab, riwayat kesehatan, kebutuhan dasar, pemeriksaan fisik, data psikologis, data ekonomi sosial, data spiritual, lingkungan tempat tinggal, pemeriksaan laboratorium dan program pengobatan. 2. Format analisa data terdiri dari: nama pasien, nomor rekam medik, data,

masalah dan etiologi.

3. Format diagnosa keperawatan terdiri dari: nama pasien, nomor rekam medik, diagnosa keperawatan, tanggal dan paraf ditemukannya masalah, serta tanggal dan paraf dipecahkannya masalah.

4. Format rencana asuhan keperwatan terdiri dari: nama pasien, nomor rekam medik, diagnosa keperawatan, intervensi NOC dan NIC.

5. Format implementasi keperawatan terdiri dari: nama pasien, nomor rekam medik, hari dan tanggal, diagnosa keperawatan, implementasi keperawatan, dan paraf yang melakukan implementasi keperawatan.

6. Format evaluasi keperawatan terdiri dari: nama pasien, nomor rekam medik, hari dan tanggal, diagnosa keperawatan, evaluasi keperawatan, dan paraf yang mengevaluasi tindakan keperawatan.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan data

1. Jenis data a. Data Primer

Data primer adalah data yang di dapatkan secara langsung, dimana sumber data secara langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2014). Pada penelitian ini data primer di dapatkan langsung dari pasien seperti pengkajian, meliputi: Identitas pasien, riwayat kesehatan pasien, pola aktifitas sehari-hari dirumah, dan pemeriksaan fisik terhadap pasien.

b. Data Sekunder

Pada penelitian ini data sekunder didapatkan langsung dari keluarga, rekam medis dan Ruang Rawat Anak di RSUP Dr. M. Djamil Padang.

2. Teknik Pengumpulan data a. Teknink Wawancara

Wawancara digunakan untuk menemukan permasalahan yang diteliti dan mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini wawancara dilakukan kepada pasien dan keluarga. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data tentang identitas pasien, riwayat kesehatan pasien (sekarang, dahulu dan riwayat kesehatan keluarga) dan aktivitas sehari-hari pasien. b. Observasi

Observasi yang dilakukan peneliti berkaitan dengan keadaan fisik pasien serta kegiatan sehari-hari pasien seperti polamakan, pola aktivitas dan lain-lain (Sugiyono, 2014).

Pada penelitian ini obeservasi dilakukan untuk pemeriksaan fisik pasien yang dilakukan secara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi, menilai tingkat kesadaran, memantau intake output dan memonitor bagaimana perubahan kesehatan dari pasien.

c. Dokumentasi

Dalam penelitian ini menggunakan dokumen dari rumah sakit untuk menunjang penelitian yang akan dilakukan untuk mendapatkan hasil pemeriksaan lumbal pungsi, pemeriksaan darah lengkap (Hb, trombosit, leukosit, eritrosit, dan Ht), hasil pemeriksaan elektrolit, hasil pemeriksaan kultur dan pemeriksaan rontgen atau CT scan kepala dan/atau MRI.

d. Pengukuran

Pengukuran adalah cara pengumpulan data penelitian dengan mengukur objek (Supardi & Rustika, 2013). Pada penelitian ini dilakukan pemantau kondisi pasien dengan metoda pengukuran menggunakan alat ukur pemeriksaan, seperti melakukan pengukuran tanda-tanda vital dan menimbang berat badan anak.

Prosedur dalam pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah: 1) Peneliti meminta izin penelitian dari instansi asal penelitian yaitu

Poltekkes Kemenkes Padang.

2) Meminta surat rekomendasi ke RSUP DR. M. Djamil Padang. 3) Meminta izin ke Kepala RSUP Dr. M. Djamil Padang.

4) Meminta izin ke Kepala Keperawatan Ruang HCU IRNA Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang.

5) Melakukan pemilihan sampel sebanyak 2 orang pasien anak dengan meningitis. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik purposive

sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih

sampel di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti. 6) Mendatangi responden serta keluarga dan menjelaskan tentang tujuan

7) Responden dan keluarga memberikan persetujuan untuk dijadikan responden dalam penelitian.

8) Responden dan keluarga diberikan kesempatan untuk bertanya. 9) Responden/ orang tua menandatangani informed consent. Peneliti

meminta waktu responden untuk melakukan asuhan keperawatan dan pamit.

Proses keperawatan yang dilakukan peneliti adalah:

1) Peneliti melakukan pengkajian kepada responden menggunakan metode wawancara, observasi dan pengukuran.

2) Peneliti merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul pada responden.

3) Peneliti membuat perencanaan asuhan keperawatan yang akan diberikan pada responden.

4) Peneliti melakukan asuhan keperawatan pada responden. 5) Peneliti melakukan tindakan keperawatan pada responden.

6) Peneliti mendokumentasikan proses asuhan keperawatan yang diberikan pada responden mulai dari melakukan pengkajian sampai pada evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.

F. Analisis Data

Analisis terhadap proses keperawatan yang dilakukan peneliti meliputi pengkajian keperawatan, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan yang dibandingkan dengan teori. Pada penelitian ini, yang akan dilakukan peneliti adalah setelah di dapatkan data tentang pasien melalui pengkajian keperawatan, data akan di kelompokkan melalui analisis data dalam bentuk data subjektif dan data objektif. Kemudian baru di rumuskan diagnosa keperawatan, disusun rencana keperawatan, melakukan implementasi dan evaluasi keperawatan. Asuhan keperawatan yang telah dibuat selanjutnya dibandingkan dengan teori yang telah dibahas sebelumnya.

BAB IV

DESKRIPSI KASUS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kasus

An.Z (Partisipan I) perempuan berusia 7 tahun datang ke RSUP Dr. M Djamil Padang pada tanggal 27 April 2017 pukul 24.56 WIB melalui IGD rujukan dari RSI Yarsi Bukit Tinggi. Pasien datang dengan keluhan demam selama 2 minggu, kejang seluruh tubuh sejak 6 jam sebelum masuk, frekuensi 1 kali, lamanya 10 menit dan mengalami penurunan kesadaran setelah kejang. An.Z di rawat di ruang Akut IRNA Kebidanan dan anak dengan diagnosa medis Meningitis Tb.

By. F (Partisipan I) laki-laki berusia 9 bulan datang ke RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 5 April 2017, pukul 04.00 WIB melalui IGD rujukan dari RS. Silaguri. Pasien datang dengan keluhan demam disertai muntah dan diare selama 3 hari, frekuensi 3-4 kali, konsistensi encer. Bayi mengalami kejang pada sebagian tubuh, frekuensi 1x lamanya 3 jam dan penurunan kesadaran setelah kejang. By.F di di rawat di ruang Akut IRNA Kebidanan dan anak dengan diagnosa medis Meningitis Tb.

B. Asuhan Keperawatan

Tabel 2.3 Asuhan Keperawatan

Partisipan I Partisipan II

1.Hasil Pengkajian

An.Z perempuan berusia 7 tahun datang ke RSUP Dr. M Djamil Padang pada tanggal 27 April 2017 pukul 24.56 WIB melalui IGD rujukan dari RSI Yarsi Bukit Tinggi. Pasien datang dengan keluhan demam selama 2 minggu, kejang seluruh tubuh sejak 6 jam sebelum masuk, frekuensi 1 kali, lamanya 10 menit dan mengalami penurunan kesadaran setelah kejang. An.Z di rawat di ruang Akut IRNA Kebidanan dan anak dengan diagnosa medis Meningitis TB.

Riwayat kesehatan sekarang yang di dapatkan saat pengkajian tanggal 24 Mei 2017 pukul 14.30 WIB dengan hari rawatan ke-28, anak mengalami penurunan kesadaran, tampak lemah dan nafas sesak, Ayah mengatakan anak demam, batuk berdahak, refleks batuk lemah, tidak mampu bicara dan hanya mengerang.

Sedangkan Riwayat kesehatan dahulu yang dimiliki An.Z adalah sering mengeluh sakit kepala, kemudian di belikan obat di warung namun sakit kepala tidak hilang. pasien juga mengalami demam selama 2 minggu. Badan sudah tampak kurus 3 bulan sebelum masuk RS dan tidak ditimbang. Pasien memiliki riwayat kontak dengan penderita Tb (saudara laki-laki ayah), menderita TB selama 2,5 tahun dan sudah mendapat obat OAT. An.Z tidak memiliki Riwayat trauma kepala dan riwayat keluar cairan dari telinga.

By. F laki-laki berusia 9 bulan datang ke RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 5 April 2017, pukul 04.00 WIB melalui IGD rujukan dari RS. Silaguri. Pasien datang dengan keluhan demam disertai muntah dan diare selama 3 hari, frekuensi 3-4 kali, konsistensi encer. Bayi mengalami kejang pada sebagian tubuh, frekuensi 1x lamanya 3 jam dan penurunan kesadaran setelah kejang. By.F di di rawat di ruang Akut IRNA Kebidanan dan anak dengan diagnosa medis Meningitis TB.

Riwayat kesehatan sekarang yang di dapatkan saat pengkajian pada tanggal 25 Mei 2017 pukul 16.00 WIB dengan hari rawatan ke-47, bayi tampak spastik, otot kaku, kelopak mata sebelah kiri tidak simetris, Ibu mengatakan anak demam, badan teraba panas, gelisah dan bayi hanya mampu merintih.

Riwayat kesehatan dahulu pada By.F adalah pernah di rawat di klinik selama 8 hari dengan diare dan memiliki riwayat Post VP-shunting 2 bulan sebelum masuk rumah sakit. Paman dari By.F memiliki riwayat kejang tanpa demam, kakek menderita hipertensi serta ayahnya memiliki riwayat alergi. Orang tua tidak mengetahui apakah anak pernah kontak dengan penderita TB Paru.

Riwayat prenatal di dapatkan selama masa kehamilan istrinya tidak pernah menderita penyakit yang berat. Ny.Y memeriksakan kehamilannya ke bidan dengan teratur, Persalinan secara spontan dan di bantu oleh Bidan di Klinik dengan usia kehamilan cukup bulan. Saat lahir bayi langsung menangis berat badan lahirnya 2300 gr dan panjang lahir 40 cm. An.Z mendapatkan ASI eklusif dan imunisasi yang lengkap.

Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data GCS 9 (E4V2M3), TD 110/70 mmHg (Normal 120/80 mmHg), HR 87 x/i (Normal 60-100x/i), T 37,80 C (Normal 36-37,5oC), RR 30 x/i. Hasil pengukuran BB 14,5 kg dan TB 105 Cm. Pada pemeriksaan kepala di temukan bentuk kepala normal, mata simetris kiri dan kanan, refleks pupil positif, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis. Pada pasien tidak ditemukannya pernapasan cuping hidung. pasien terpasang NGT serta O2 binasal kanul dengan kosentrasi 2L/i. Pemeriksaan bibir ditemukan bibir kering dan pecah-pecah, lidah kotor dan rongga mulut kurang bersih sedangkan pada telinganya tidak ada infeksi, dari telinga tidak ada keluar cairan dan pada leher tidak ditemukannya kaku kuduk.

Hasil inspeksi pada paru-paru di dapatkan thoraks simetris kiri dan kanan, terdapat tarikan dinding dada, saat di palpasi premitus kiri dan kanan sama, saat di perkusi terdengar redup dan di auskultasi terdengar bronkial dan ronkhi. Pemeriksaan jantung tidak ada masalah, iramanya reguler.

Riwayat Prenatal di dapatkan selama masa kehamilan ibu tidak pernah menderita penyakit yang berat dan Ibu memeriksakan kehamilan secara rutin ke bidan dan dokter. Ny.M mengakui saat hamil emosinya labil. Saat melahirkan anak pertamanya ini, Ny.M mengalami partus lama dan dilakukan operasi SC, usia kehamilan cukup bulan, bayi langsung menangis, berat badan lahir 3500 gr, panjang lahir 51 cm. By.F tidak mendapatkan ASI eksklusif karena puting susu ibu terbenam dan imunisasi yang di dapat juga belum lengkap hanya sampai DPT HB1.

Hasil pemeriksaan fisik pada By.F adalah sebagai berikut; di peroleh GCS 10 (E4V2M4), berat badan 8,2 Kg, tinggi badan 70 cm, TD 160/120 mmHg (normal 120/80 mmHg), suhu 38,4 ºC (36,5-37,5 ºC) , nadi 92 x/i (normal 60-100 x/i) RR 28 x/i, bentuk kepala makrosepal, lingkar kepala 45 cm (41,5-48 cm), fontanela anterior menonjol, terdapat bekas luka dekubitus pada oksipital, kelopak mata

tidak simetris, konjungtiva tidak

anemis, sklera tidak ikterik, reflek

pupil lambat dan tidak sama, mata

tampak stabismus (mata juling), Pada pemeriksaan hidung tidak ditemukannya pernapasan cuping hidung, pasien terpasang NGT dan O2 binasal kanul 2 L/i, mukosa bibir kering, tidak ada keluar cairan dari telinga dan pada leher tidak di

temukan kaku kuduk.

Hasil Pemeriksaan paru-paru di dapatkan thoraks simetris kiri dan kanan, saat di perkusi terdengar sonor, saat di palpasi fremitus kiri dan kanan sama, di auskultasi terdengar vesikuler. Pemeriksaan jantung tidak ada masalah. Pada Abdomen pasien tidak ditemukan asites, turgor kulitnya kembali cepat

Pemeriksaan abdomen di dapatkan tidak ada asites dan bising usus normal.

Pada Ekstremitas atas kanan terpasang infus, sedangkan pada ekstremitas

bawah tampak kaku, spastik dan ekstensi abnormal. Pemeriksaan kulit ditemukannya ruam kemerahan di seluruh tubuh, teraba panas, akralnya

hangat dan CRT kembali dalam 3 detik, tanda Kernig sign dan

brdudzinski tidak ditemukan.

Pemeriksaan genitalia tidak ada kelainan, bentuk normal dan lengkap.

Kegiataan aktivitas An.Z memiliki kebiasaan makan 3 x sehari, jenis nasi, lauk dan sayur. Pola makan teratur dan habis. Jenis minum air putih, frekuensi minum lebih dari 5 gelas/ hari. Tn.F mengatakan selama di rawat di rumah sakit An.Z makan melalui NGT dengan Jenis MC 6x200 cc dan di berikan secara teratur. Ketika sehat An.Z jarang tidur siang, tidur malam ± 10 jam/ hari dan teratur. Saat di rawat anak tidur siang ± 2 jam dan tidur malam selama ± 7 jam, anak sering terbangun. eliminasi BAB dan BAK di rumah sakit memakai pempers. BAK warna normal, frekuensi 3-4x/hari cc/hari, tidak ada masalah BAK. sedangkan BAB frekuensi 2x/ hari, warna kuning, konsistensi lunak dan tidak ada masalah. ketika sehat An.Z mandi 2x sehari. Sedangkan selama di RS An.Z mandi lap 1x/hari, tidak pernah cuci rambut dan sikat gigi. Hasil pemeriksaan diagnostik di peroleh data sebagai berikut: Pada tanggal 16 Mei 2017 didapatkan hasil Hb 10,7 gr/dl (Normal 12-16), leukosit 8.620/mm3 (Normal 6000-18.000), trombosit 229.000/mm3 (Normal 150.000-400.000), dan hematokrit 30 % (Normal 37-43%). Tanggal 18 Mei

dan bising usus normal.

Pemeriksaan ekstremitas ditemukan

kedua anggota gerak kaku, mengalami spastik. Pemeriksaan kulit ditemukan ruam kemerahan di seluruh tubuh, kulit teraba panas,

akral teraba hangat, mukosanya lembab dan CRT kembali dalam 3 detik Pada

pemeriksaan ransangan meningeal kernig sign dan Brudzinski hasilnya negatif sedangkan pemeriksaan refleks

babinsky hasilnya positif. Pemeriksaan genitalia bentuk normal dan lengkap. Kegiataan aktivitas By.F memiliki kebiasaan makan 8 kali sehari, konsistensi makanan biasa, jenis susu formula, pola makan teratur, selama di rumah sakit ibu mengatakan bayi makan 8x120 cc/hari diberikan secara teratur seperti biasanya. Kebiasaan tidur siang teratur dengan lama tidur lebih kurang 2 jam, dan tidur malam tidur 10 jam, selama di rumah sakit ibu pasien mengatakan tidur By.F sama seperti biasanya. Ketika sehat By.F BAK dan BAB memakai pumpers, warna normal, tidak ada masalah. Sedangkan selama di RS tidak ada masalah dengan BAB dan BAK pasien. Kebiasaan mandi 2 kali sehari, selama di rumah sakit ibu mengatakan By.F mandi 1 kali sehari, hanya di lap.

Hasil pemeriksaan diagnostik di dapatkan hasil, pada tanggal 17 Mei 2017 Hb 10,1 (Normal 14-18) gr/dl, leukosit 5300/mm3 (Normal 6000-18.000), trombosit 458.000/mm3 (Normal 150.000-400.000), Ht 29 % ( Normal 35-51 %). Tanggal 18 Mei 2017 dilakukan pemeriksaan elektrolit

2017 di dapatkan hasil pemeriksaan kalsium 8 mg/dl (Normal 8,1-10,4), natrium 132 mmol/L (Normal 136-145), kalium 3,1 mmol/L (Normal 3,5-5,1) dan korida serum 107 mmol/L (Normal 97-111).

Hasil pemeriksaan Lumbal Pungsi pada tanggal 4 Mei 2017 di dapatkan hasil volume ± 2 CC, kekeruhan negatif, warna bening, jumlah sel 8/mm3 dan glukosa 44 mg/dl.

Terapi pengobatan yang di dapatkan oleh pasien adalah INH 1x150 mg, luminal 2x30 gr, etambutol 1x250 mg, diazepam 3x1 mg, rifampisin 1x225 mg, Prednison 3x10 mg, pirazinamid 1x300 mg, Asam folat 1x1 mg, Ambroxol sirup 3x1/2 sdt, Bicnat 3x3/4 tablet, Vit B6, diamox 3x150 gr, paracetamol 4x150 mg, , IVFD KaEN 1 B 22 tts/i.

serum di dapatkan natrium 131 mmol/L (Normal 136-145), kalium 3,5 mmol/L (Normal 3,5-5,1), klorida serum 93 mmol/L (Normal 97-111).

Pemeriksaan Lumbal Pungsi yang di lakukan pada tanggal 11 April 2017 di dapatkan hasil volume ± 1 cc, kekeruhan negatif, warna bening, jumlah sel 10/mm3 dan glukosa 38 mg/dl.

Terapi pengobatan yang di dapatkan By.F adalah streptomisin 1x340 mg, luminal 2x2,5 mg, etambutol 3x50 mg, diazepam 3x1,5 mg, phenitoin 2x20 mg, nifedipin 3x2,5 mg, metil dopa 3x45 gr, curcuma syrup 3x1/2 sdt, Vit.B6 1x10 mg, urdafalf 3x65 mg, Paracetamol 3x100 mg (IV), , IVFD KaEN 1 B 18 tts/i.

2.Diagnosa Keperawatan

Setelah dilakukan pengkajian dari tanggal 24 sampai 28 Mei 2017, maka selanjutnya peneliti melakukan analisa data dan dapat dirumuskan diagnosa keperawatan sebagai berikut :

1)Resiko ketidakfektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan proses inflamasi di selaput otak, dengan data subjektif: ayah

mengatakan anak demam, batuk berdahak, refleks batuk lemah, tidak mampu bicara dan hanya mengerang. Data objektif: GCS 9 (E4V2M3), ekstremitas bawah kaku, ransangan meningeal negatif, badan teraba panas T 37,8oC, TD 110/70 mmHg, HR 87x/i, P 30x/i, Hb 10,7 gr/dl, dan hasil pemeriksaan LP volume ± 2 CC, kekeruhan negatif, warna bening, jumlah sel 8/mm3 dan glukosa 44

Setelah dilakukan pengkajian dari tanggal 25 Mei sampai 29 Mei 2017, maka selanjutnya peneliti melakukan analisa data dan dapat dirumuskan diagnosa keperawatan sebabagai berikut:

1) Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral beruhubungan dengan proses inflamasi di selaput otak, dengan data subjektif: ibu

mengatakan kelopak mata bayinya tidak simteris, badan panas, bayi hanya mampu merintih. Data objektif: GCS 10 (E4V2M4), ekstremitas atas dan bawah kaku, TD 160/120 mmHg, suhu 38,4 ºC (36,5-37,5 ºC) , nadi 92 x/i (normal 60-100 x/i) RR 28 x/i dan CRT < 3 detik, Hb 10,1 (Normal 14-18) gr/dl. Pemeriksaan Lumbal Pungsi di dapatkan hasil volume ± 1 cc, kekeruhan negatif (-), warna bening,

mg/dl.

2) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan sekret di jalan nafas

dengan data subjektif: ayah mengatakan anak batuk berdahak, refleks batuk lemah dan tampak sesak. Data objektif: terdapat tarikan dinding dada, saat auskultasi terdengar bronkial dan ronkhi, TD 110/70 mmHg, P 30 x/i, T 37,80C, HR 87x/i.

3)Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme,

dengan data subjektif: ayah mengatakan anak demam dan badannya panas. Data objektif: kulit pasien teraba panas, TD 110/70 mmHg, P 30 x/i, T 37,80C, HR 87x/i.

jumlah sel 10/mm3 dan glukosa 38 mg/dl.

2) Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme dengan

data subjektif: ibu mengatakan anak demam dan gelisah. Data objektif: didapatkan badan teraba panas, kulit memerah, TD 160/120 mmHg, suhu 38,4 ºC (36,5-37,5 ºC) , nadi 92 x/i, RR 28x/i.

3) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kegagalan mekanisme regulasi yang ditandai

dengan data subjektif: ibu mengatakan anaknya demam dan tampak gelisah. Data objektif: di dapatkan TD 160/120 mmHg, suhu 38,4 ºC (36,5-37,5 ºC) , nadi 92 x/i, RR 28x/i. Pemeriksaan elektrolit serum di dapatkan natrium 131 mmol/L (Normal 136-145), kalium 3,5 mmol/L (Normal 3,5-5,1), klorida serum 93 mmol/L (Normal 97-111).

4) defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi dengan data subjektif: ibu

mengatakan sangat khawatir dengan kondisi anaknya dan kurang mengetahui tentang penyakit anaknya, ia tidak tahu cara yang benar dalam merawat anaknya . Data Objektif: ibu tidak cuci tangan sebelum menyentuh dan memberikan makan By.F, tidak menggunakan masker saat di dekat pasien.

3.Intervensi Keperawatan

Berdasarkan masing-masing diagnosa yang telah peneliti rumuskan maka dibuat intervensi keperawatan sebagai berikut: Rencana keperawatan untuk diagnosa pertama Resiko ketidakfektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan proses inflamasi, tujuannya, mencegah peningkatan TIK dan

Setelah dirumuskan diagnosa keperawatan, selanjutnya peneliti menyusun intervensi untuk mengatasi masalah pada pasien sebagai berikut: rencana keperawatan untuk diagnosa pertama Resiko ketidakfektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan proses inflamasi, tujuannya untuk mencegah

terjadinya kejang. Intervensinya adalah 1) terapi oksigen dengan aktivitas; Periksa mulut, hidung, dan sekret trakea, pertahankan jalan napas yang paten, berikan oksigen sesuai kebutuhan, monitor aliran oksigen. 2) manajemen edema serebral, dengan kegiatan; monitor tanda-tanda vital, monitor status pernapasan, Monitor karakteristik cairan serebrospinal (warna, kejernihan, konsistensi), Berikan anti kejang sesuai kebutuhan dorong keluarga/orang yang penting untuk bicara pada pasien dan posisikan tinggi kepala 30o atau lebih. 3) monitoring peningkatan intrakranial, dengan kegiatan; Monitor jumlah, nilai dan karakteristik pengeluaran cairan serebrispinal (CSF), monitor intake dan output, monitor suhu dan jumlah leukosit dan berikan antibiotik.

Rencana tindakan untuk diagnosa kedua, ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan sekret di jalan nafas,

tujuannya Frekuensi pernapasan normal , irama pernapasan reguler, adanya kemampuan untuk mengeluarkan sekret dan tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan. Rencana keperawatannya adalah 1) Kepatenan jalan nafas dengan kegiatan; Pastikan kebutuhan oral suctioning, Monitor status oksigen pasien, Berikan oksigen dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suction. 2) Manajemen jalan nafas, dengan kegaiatan; Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi, Auskultasi suara nafas dan catat adanya suara tambahan, perhatikan gerakan dada saat inspirasi-ekspirasi, monitor respirasi dan status O2.

peningkatannya tekanan darah, mencegah terjadinya kejang dan peningkatan TIK. Intervensi yang akan di lakukan adalah 1) Terapi oksigen dengan aktivitas kegiatan; Periksa mulut, hidung, dan sekret trakea, pertahankan jalan napas yang paten, monitor aliran oksigen. 2) manajemen

Dokumen terkait