• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengambilan data akustik dilakukan pada tanggal 13-17 juli 2009 di sebelah selatan perairan pulau Pari, yang termasuk dalam Kabupaten Administatif Pulau Seribu, (Gambar 7). Pulau Pari terdiri dari gugus pulau - pulau yang terdiri dari Pulau Kongsi, Pulau Tengah, Pulau Burung, Pulau Tikus dan Pulau Pari sendiri. Pulau – pulau ini dikelilingi oleh terunbu karang dengan beberapa pintu masuk yang disebut kaloran yang menghubungkan perairan diluar dengan perairan di dalam terumbu. Pulau–pulau tersebut membentuk gugus yang dikenal dengan gugus pulau Pari. Diantara pulau-pulau tersebut terdapat beberapa goba dengan kedalaman 10 -12 meter. Lokasi ditentukan berdasarkan informasi dari nelayan dan masyarakat di sekitar kepulauan pari serta survei awal penyelaman.

# # # # # # # # # # -70.0 -34.0 -48.0 -32.0 -41.0 -43.0 -37.0 -30.0 -25.0 -45.0 P. Pari # Y P. Tikus P. Tengah P. K ongsi P. B urung # 0 5 °5 2 ' 5°52 ' 5 °5 1 ' 5°51 ' 106°35' 106°35' 106°36' 106°36' 106°37' 106°37' 106°38' 106°38' Darat Per airan Dangkal Garis Pantai # 0 Titik Stasiun # Titik Kedalaman Keterangan : Loka si Pe ne litian DKI J akar ta Ba nten Jawa Bara t 6 °1 5 ' 6 °0 0 ' 5 °4 5 ' 5 °3 0 ' 6°1 5 ' 6°00 ' 5°4 5 ' 5°3 0 ' 106 °30' 106 °45' 10 7°00' 106 °30' 106 °45' 10 7°00'

Jefr y Ferdinan Manuhutu NRP. C552 07001 1

Ma yor Teknologi Kelautan Sekolah Pas casar jana Institut Perta nian Bogor Grid : Ge ografi

Proyeksi : W GS 84 Sum ber Peta : 1. Peta Ba timetri Dishidros 2. Peta Da sar Indones ia 50.000 Peta Indeks :

Peta Lo kasi P en elitian Pulau P ari N E W S 400 0 400 m

Gambar 7 Lokasi Penelitian.

Pengolahan data akustik dan identifikasi sampel terumbu karang dilakukan di Laboratorium Akustik dan Instrumentasi Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan FPIK –IPB serta di Laboratorium Balai Riset Perikanan Laut.

23

3.2 Alat dan bahan

3.2.1 SIMRAD EY 60 scientificechosounder system

Pengambilan data akustik menggunakan perangkat SIMRAD EY 60 scientific echosounder system (dokumentasi survei ditampilkan pada lampiran 1). Transducer split beam dioperasikan dengan menggunakan frekuensi 120 kHz dengan kecepatan suara sebesar 1545 m/dtk dengan nilai transmitted pulse length 0,64 m/dtk. Selain itu digunakan laptop untuk merekam data secara real time, dan juga GPS (Global Positioning System) untuk mengetahui posisi lintang (latitude) dan bujur (longitude) Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini diuraikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian No Alat dan bahan Jenis /Type Kegunaan

I Peralatan survey Lapangan

- SIMRAD EY 60 - GPSMAP 198c Sounder - Note book/ PC - Kapal Nelayan - SIMRAD - Garmin - Tosiba - 15 GT

- Perekaman data akustik - menentukan posisi sampling -Pemrosesan dan Penyimpanan

Data -Penempatan komponen SIMRAD II Peralatan Sampling - Roll Meter - Alat Tulis - Tali - Alat selam

50m - Alat ukur daerah survey - Mencatat data karang - Penandaan kategori lifeform - Untuk pengamatan lifeform

3.2.2 Kapal

Survei akustik dilakukan dengan menggunakan kapal nelayan setempat (15 GT). Penempatan komponen Simrad EY 60 dan laptop berada pada tempat yang aman dan mudah dioperasikan, tempat yang paling baik adalah di daerah ruang kemudi. Sedangkan penempatan posisi transducer harus masuk ke dalam air dan diletakkan di sisi luar kapal pada bagian kiri kapal. Transducer diletakkan di sebelah kiri dari kapal, ini disebabkan perputaran baling-baling kapal berlawanan dengan arah jarum jam, sehingga noise yang ditimbulkan oleh baling-baling pada sisi kanan kapal sangat besar.

24

3.3 Metode Pengumpulan data 3.3.1 Observasi Visual

Sebelum dilakukan pengambilan data akustik, dilakukan survei awal dengan cara penyelaman untuk mencari dan menentukan titik transek pengambilan data terumbu karang. Setelah titik transek ditentukan, selanjutnya dilakukan penentuan transek dengan menggunakan metode Line Intercept Transect (LIT)sepanjang 50m melintasi daerah terumbu karang (Andrefouet et al. 2004). Setiap lifeform terumbu karang yang ditemukan di sepanjang Line Intercept Transect (LIT) kemudian ditandai dan dicatat. Pemasangan pelampung (botol aquades) dilakukan dengan cara diikatkan pada setiap lifeform terumbu karang yang ditemukan, digunakan untuk membantu dalam proses penentuan tanda pada saat proses perekaman akustik. Pengambilan sampel lifeform terumbu karang sebagai groundtruth data, dilakukan dengan cara pemotretan masing– masing lifeform terumbu karang yang ditemukan pada Line Intercept Transect (LIT) tersebut.

3.3.2 Metode Pengukuran Akustik Lifeform Terumbu Karang.

Sebelum proses sounding akustik dilakukan, terlebih dahulu dilakukan proses settingan untuk transduser echosounder (Tabel 3). Kemudian dilanjutkan dengan proses sounding untuk pengumpulan data akustik dilakukan pada setiap lifeform terumbu karang yang telah ditandai dengan pelampung (botol aquades). Posisi kapal pada saat proses sounding dalam keadaan mati mesin, artinya kapal berada pada kecepatan nol untuk mendapatkan data akustik tiap jenis lifeform terumbu karang. Arah perekaman akustik mengikuti arah angin sehingga tidak terlalu banyak mendayung, cukup dengan mengulur tali pada jangkar. Data yang diperoleh dari proses sounding disimpan dalam format file berbentuk (Extension raw dan Bot) di hard disc kemudian dicatat posisi pengambilannya.

Tranduser yang digunakan pada penelitian ini adalah EY 60 yang merupakan jenis bim terbagi (split beam). Pada saat proses sounding posisi

orientasi transduser adalah downward looking (grazing angle ≈ 90 derajat) atau pemancaran secara vertikal dengan frekuensi 120kHz dan lebar beam (witdh beam) 70. Transducer berada pada kedalaman setengah meter dari

25

permukaaan air laut, sedangkan kategori lifeform karang yang yang terukur oleh transduser berada pada kedalaman 2 sampai 2,5 meter. SIMRAD EY 60 merupakan jenis transduser split beam dengan spesifikasi dari SIMRAD EY 60 scientific echo sounder system dapat dilihat pada Tabel. 3

Tabel 3 Setting alat SIMRAD EY 60 Scientific Echosounder Sistem

Parameter Nilai

Tipe Transduser ES120-7c

Frekuensi (f ) 120 kHz

Kecepatan suara (c) 1545 m/s Interval sampel 0.012 m Koefisien absorbsi (α ) 39.11dB /Km

Gain (G) 25.50 dB

Equivalent beam angle (ψ ) 210

Daya pancar (P) 50 W

Lama pulsa (Pulse Duration) 0.64 m/s Kedalaman transduser 0.5 m Lebar surat, sirkular (θ) 7 deg ± 1

Directivity D 650± 20 %

DI = 10 log D 28± 1 dB

Threshold -60dB

3.4 Pemrosesan dan Analisis Data

Setelah survey selesai dilakukan, dilanjutkan dengan kegiatan pemrosesan data. Data echo yang dihasilkan diproses dengan sistim pengolah lanjut (past processing) dengan perangkat lunak SIMRAD EP 500 echo processing system versi 5,0. Perangkat lunak ini menghasilkan echogram dan parameter fisik dugaan (depth, volume backscattering) dengan format file berbentuk (extension raw dan bot). Proses pengolahan akustik menghasilkan data keberadaan terumbu karang berdasarkan tahapan :

3.4.1 Ekstrak data Read Kraw (Rick Towler – NASA Alaska, 2008 )

Proses pengolahan data dilakukan menggunakan perangkat lunak Matlab v.7.6.0.(R2008a). Perangkat ini juga digunakan mengekstraksi nilai mentah dari data akustik yang masih dalam format file berbentuk (extension raw dan bot) . Untuk melakukan ekstraksi data akustik menggunakan Matlab dan diperlukan listing program dari Rick Tower, NOAA – Alaska (Echolab 2008) yang telah

26

dimodifikasi (Purnawan. 2009) sehingga mampu menampilkan output yang diinginkan. Selain Matlab, perangkat lunak Echoview v.4 juga digunakan sebagai pembanding dan membantu mendapatkan echogram yang lebih detail dari masing – masing lifeform terumbu karang

1. Akustik Volume Backscattering Strength (SV)

Untuk pengolahan volume backscattering Strength (SV) didapat dengan mengintegrasi data akustik yang sudah diekstrak. Pengolahan dilakukan pada nilai peak intensity atau nilai maksimum SV Raw. Nilai ini dianggap sebagai nilai volume backscattering strength (SV) yang dihasilkan oleh permukaan lifeform terumbu karang dengan menggunakan persamaan

SV = 10 log Sv...(2) Selain volume backscattering strength (SV), penelitian ini juga menggunakan variabel surface backscatttering strength (SS) sebagai parameter akustik dasar perairan yang digunakan untuk menghubungkan bottom volume

backscatttering coeficient (Svb) dan Surface backscatttering coeficient (ss) (Manik et al. 2006). Nilai Ss diperoleh dengan menggunakan persamaaan :

(

/2

)

ψ ss = Svb Φ ...(3) Pada peak bottom echo, nilai integrasiΨΦ sehingga persamaan (3) menjadi :

(

)

Svb = ss /2 ...(4) SS [dB] =10 log ss...(5) dimana ,

Φ = instantaneous equivalent beam angle for surface scattering

Ψ = equivalent beam angle of the volume scattering C = kecepatan suara

27

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait