• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode penelitian merupakan uraian teknis yang digunakan dalam penelitian. Menurut Peter R. Senn, metode merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui

sesuatu dengan menggunakan langkah-langkah yang sistematis.33 Metode juga

dapat diartikan sebagai teknik dan prosedur pengamatan dan percobaan yang menyelidiki alam yang digunakan oleh ilmuwan untuk mengolah fakta-fakta, data, dan penafsirannya sesuai dengan asas-asas dan aturan-aturan tertentu. Penelitian merupakan pencerminan secara konkrit kegiatan ilmu dalam memproses ilmu pengetahuan. Penelitian memegang peranan yang sangat penting dalam memberikan fondasi terhadap setiap tindakan dan pengambilan keputusan dalam segala aspek. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan tertentu.34

Metode penelitian ini meliputi, jenis penelitian, sifat penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengumpulan sampel penelitian, serta pengolahan dan analisis data. Berikut uraiannya:

33Bahder Johan Nasution, 2008, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung, hlm. 3.

28

a. Jenis penelitian

Mengingat penelitian hukum yang dilakukan dapat dikualifikasikan sebagai peneliti yuridis empiris maka penelitian ini beranjak dari adanya kesenjangan antara das solen dengan das sein. Kesenjangan yang dijumpai anatar teori dengan dunia realita, kesenjangan anatara keadaan teoritis dengan fakta hukum, dan atau adanya situasi ketidaktahuan yang dikaji untuk pemenuhan kepuasan akedemik.

Hal ini berarti bahwa penelitian ilmu hukum dengan menggunakan pendekatan dari aspek empiris bertumpu pada sifat hukum yang nyata atau sesuai

dengan kenyataan yang hidup dalam masyarakat.35

Penelitian yuridis empiris adalah penelitian dengan melakukan pengamatan di lapangan dimana penelitian tersebut kemudian dibandingkan dengan konsep-konsep yang terdapat di dalam bahan-bahan pustaka yang digunakan dan peraturan perundang-undangan sebagai dasar hukum dalam memecahkan masalah. Penelitian yuridis empiris ini tidak hanya sebatas mempelajari pasal-pasal perundang-undangan dan pendapat para ahli untuk kemudian diuraikan, tetapi juga menggunakan bahan yang sifatnya normatif dalam rangka mengolah dan menganalisa data-data dari lapangan yang disajikan sebagai pembahasan.

b. Jenis pendekatan

Pada penelitian ini menggunakan 2 jenis pendekatan yaitu:

35 Hilman Hadikusuma H, 1995, Metode Pembuatan Kertas atau Skripsi Ilmu Hukum, CV. Mandar Maju, Bandung, hlm.61.

29

1) Pendekatan Perundang-undangan (The Statue Approach).

Pendekatan undang-undang (statute apparoach) dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani. Bagi penelitian untuk kegiatan praktis, pendekatan undang-undang ini akan membuka kesempatan bagi peneliti untuk mempelajari adakah konsistensi dan kesesuaian antara suatu undang-undang dengan undang-undang yang lainnya dan undang-undang Dasar dengan undang-undang Hasil dari telaah tersebut merupakan suatu argumen untuk memecahkan isu yang dihadapi. Bagi penelitian untuk kegiatan akademis peneliti perlu mencari ratio legis dan ontologis lahirnya undang-undang tersebut. Dengan mempelajari ratio legis dan dasar ontologis terhadap suatu undang-undang, peneliti sebenarnya mampu menangkap kandungan filosofi yang ada dibelakang undang-undang itu, memahami kandungan filosofi yang ada dibelakang undang-undang tersebut maka akan dapat menyimpulkan mengenai ada tidaknya benturan filosofis antara undang-undang dengan isu yang dihadapi. Dalam metode pendekatan perundang-undangan peneliti perlu memahami hierarki dan asas-asas dalam peraturan

perundang-undangan.36

2) Pendekatan Fakta (The Fact Approach).

30

Pendekatan berdasarkan pada fakta atau peristiwa yang terjadi pada kenyataan. Menurut pendekatan ini pendekatan fakta merupakan pada kenyataan yang benar-benar terjadi menurut fakta sejarah. Fakta ini dengan menelaah latar belakang apa yang dipelajari dan perkembangan pengaturan mengenai isu yang dihadapi terkait pengelolaan keuangan desa di Desa Sanur Kauh.. Fakta-fakta tersebut berupa orang, tempat, waktu dan segala yang menyertainya asalkan

tidak terbukti sebaliknya.37

Berdasarkan keterangan di atas, maka sifat penelitian hukum empiris yang digunakan adalah penelitian yang sifatnya deskriptif, yaitu penelitian yang berupaya untuk menggambarkan secara lengkap mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Penelitian ini melihat fakta-fakta yang terjadi dilapangan khususnya terkait pengelolaan keuangan desa. Penelitian deskriptif pada penelitian secara umum, termasuk pula didalamnya penelitian ilmu hukum, bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan penyebaran suatu gejala, atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam siklus pengelolaan keuangan desa.

c. sumber data

Data yang di teliti dalam penelitian hukum empiris yaitu data primer dan data sekunder.

31 1. Data primer

Sumber Data Primer, yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari sumbernya, baik melalui wawancara, maupun laporan dalam bentuk dokumen tidak resmi yang kemudian diolah oleh peneliti. Di samping itu

pula, data primer ini juga berarti data yang diperoleh di lapangan.38 Data

penelitian ini merupakan sumber yang diperoleh dari lapangan dengan metode wawancara dengan aparat di Desa Sanur Kauh, yaitu:

a) I Made Ada, S.Sos (Kepala Desa Sanur Kauh) b) I Made Dana (Sekretaris Desa Sanur Kauh) c) Ida Ayu Purnamawati (Kaur Keuangan) d) Ida Ayu Ariyati (Kaur Pembangunan) 2. Data sekunder

Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh atau bersumber dari dari penelitian kepustakaan yang mencakup dokumen-dokumen resmi,

buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan, dan sebagainya.39

Data sekunder dapat dibagi lagi menjadi:

a) Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mempunyai otoritas (autoritatif). Bahan hukum tersebut terdiri atas peraturan perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam suatu

peraturan perundang-undangan, dan putusan hakim.40 Dalam

38Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Penerbit Citra Aditya Bakti, Bandung, Hlm. 202.

39Amiruddin dan Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, hlm. 30.

32

penelitian ini bahan hukum primer yang dipergunakan meliputi peraturan perundang-undangan, yang berlaku di Indonesia yaitu:

(1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587).

(3) Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495).

(4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093).

(5) Peraturan Desa Sanur Kauh No. 03 Tahun 2016 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2016 b) Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum penunjang, yang terdiri atas buku-buku teks yang membicarakan suatu dan/atau beberapa permasalahan hukum, termasuk skripsi, tesis, dan disertasi hukum, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan

komentar-komentar atas putusan hakim.41

33

c) Bahan hukum tersier yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder seperti kamus, ensiklopedia, dan artikel-artikel

yang terdapat di internet,42 yang memuat tentang hal-hal yang

berhubungan dengan hukum pengelolaan keuangan desa. d. Teknik Pengumpulan Data

Buku Pedoman Pendidikan Fakultas Hukum Universitas Udayana disebutkan bahwa dalam penelitian hukum empiris, dikenal teknik-teknik untuk mengumpulkan data, yaitu studi dokumen, wawancara, observasi dan penyebaran quitionaire/angket. Penyusunan tulisan ini menggunakan teknik pengumpulan data antara lain:

Dokumen terkait