• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada tiga usaha tahu di Kota Bogor khususnya di daerah Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Bogor Barat, yaitu usaha tahu Pak Uci, usaha Tahu Raos Bandung, dan usaha tahu Pak Aris. Penelitian dilakukan selama bulan Maret 2014 hingga Juni 2014.

Metode Penentuan Sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan rujukan dari PRIMKOPTI Kota Bogor. Pihak PRIMKOPTI menyatakan bahwa Kecamatan Bogor Barat merupakan sentra produsen tahu di Kota Bogor. Setelah itu, pihak PRIMKOPTI merujuk Kelurahan Pasir Jaya karena selain mudah dijangkau, di kawasan tersebut terdapat beragam usaha tahu, mulai dari usaha rumah tangga hingga usaha menengah. Salah satu produsen tahu yang direkomendasikan oleh pihak PRIMKOPTI adalah usaha Tahu Raos Bandung karena usaha tersebut sudah lama bekerjasama dengan pihak PRIMKOPTI.

Saat mendatangi usaha Tahu Raos Bandung, usaha tersebut sesuai dengan kriteria objek penelitian dan peneliti menjadikan usaha Tahu Raos Bandung sebagai salah satu sampel penelitian. Selain itu, peneliti mendapatkan rujukan dari usaha Tahu Raos Bandung untuk mendatangi usaha Tahu Pak Aris. Usaha Tahu Pak Aris memiliki kapasitas harian produksi lebih besar dari usaha Tahu Raos Bandung namun masih sesuai dengan kriteria objek penelitian. Karena itu, usaha Tahu Pak Aris dijadikan salah satu objek penelitian dalam penelitian ini. Dari usaha Tahu Pak Aris, peneliti mendapatkan rujukan untuk mendatangi usaha tahu Pak Kaspi namun setelah diobservasi usaha tersebut tidak sesuai dengan kriteria objek penelitian. Sehingga peneliti kembali mencari rujukan usaha tahu lainnya yang masih berada dalam wilayah Kelurahan Pasir Kuda. Setelah mengobservasi beberapa usaha tahu yang berada pada wilayah tersebut, peneliti mendapatkan usaha tahu Pak Uci yang sesuai dengan kriteria dalam penelitian ini.

Selain berdasarkan rujukan dari pihak PRIMKOPTI, peneliti menggunakan data produsen tahu yang berada di wilayah Kelurahan Pasir Kuda dari penelitian terdahulu untuk mengetahui jumlah produsen tahu yang berada di wilayah tersebut.

Tabel 7 Data produsen tahu di Kelurahan Pasir Jaya berdasarkan jumlah bahan baku yang digunakan

No. Jumlah Bahan Baku

Kedelai (kg/hari) Jumlah (orang) 1 ≤ 100 9 2 101 – 200 10 3 201 – 300 2 Jumlah 21 Sumber : Carani ( 2006)

15

Desain Penelitian

Penelitian analisis dampak kenaikan harga kedelai menggunakan metode kasus yang dilakukan di tiga Usaha Kecil Menengah di Kota Bogor dengan tujuan dapat dilakukan secara detail sehingga dapat membandingkan hasil nilai profitabilitas dan nilai tambah dari ketiga Usaha Kecil Menengah tersebut sebagai indikator dampak dari kenaikan harga kedelai. Berdasarkan hal tersebut, maka hasil perhitungan pada penelitian ini bukan merupakan keadaan Usaha Kecil Menengah secara keseluruhan. Penelitian ini merupakan gambaran terhadap perbandingan nilai tambah yang dihasilkan produsen tahu pada tingkatan usaha yang berbeda.

Data dan Instrumen

Data dalam penelitin ini terdiri dari dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang berasal dari pengamatan atau observasi langsung dan wawancara terhadap responden (narasumber), sedangkan data sekunder adalah data yang telah ada dan terdokumentasi sebelumnya. Instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan.

Metode Pengambilan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan selama kurang lebih empat bulan yaitu bulan Maret hingga Juni 2014 di tiga usaha tahu, yaitu usaha tahu Pak Uci, usaha Tahu Raos Bandung dan usaha Tahu Pak Aris. Data primer pada penelitian didapatkan dengan cara pengamatan dan wawancara langsung kepada pemilik dan para pekerja. Sedangkan data sekunder didapatkan dari instansi atau lembaga-lembaga terkait, seperti PRIMKOPTI, Kementrian Pertanian (KEMENTAN), Departemen Koperasi (DEPKOP), Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kantor Koperasi dan UMKM Kota Bogor. Selain itu, terdapat juga data sekunder yang diperoleh melalui buku maupun literatur-literatur yang terkait dengan penelitian.

Metode Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif diolah menggunakan microsoft excel dan kalkulator untuk disajikan dalam bentuk tabulasi guna mempermudah perhitungan dan pendeskripsian. Periode analisis yang digunakan adalah satu tahun, dimana hari efektif kerja masing-masing usaha adalah 305 hari. Metode yang digunakan untuk analisis profitabilitas adalah perhitungan titik impas (BEP), Marginal Income Ratio (MIR), dan Marginal Of Safety (MOS). Sedangkan metode analisis yang digunakan untuk nilai tambah adalah metode Hayami. Lalu, untuk menganalisis kepekaan usaha tahu terhadap perubahan harga kedelai dilakukan dengan analisis sensitivitas.

16

Analisis Biaya

Biaya merupakan faktor penting dalam perencanaan laba dalam suatu usaha, karena biaya dipengaruhi oleh volume penjualan dan produksi dan akan mempengaruhi harga jual. Terkait dengan penelitian pada ketiga usaha tahu, terlebih dahulu perlu dilakukan analisis biaya. Biaya-biaya yang dianalisis pada usaha tahu memperhitungkan semua unsur biaya produksi seperti biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik. Biaya-biaya tersebut diklasifikasikan berdasarkan sifatnya menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung total biaya produksi ialah sebagai berikut :

Total Biaya Produksi = Biaya Tetap Total + Biaya Variabel Total

Selain itu, perlu diperhitungkan juga biaya penyusutan untuk peralatan produksi yang merupakan bagian dari biaya tetap. Perhitungan biaya penyusutan dilakukan dengan mencari persentase penyusutan per tahunnya terlebih dahulu dengan rumus :

d =umur ekonomi peralatan%

Setelah diketahui persentase penyusutan per tahun, nilai tersebut kemudian dikalikan dengan nilai biaya peralatan.

D = d x Biaya Peralatan Produksi Analisis Titik Impas

Hasil dari analisis titik impas dapat berupa dalam satuan unit maupun satuan rupiah. Secara matematis, titik impas dihitung sebagai berikut :

BEP impas dalam unit =P − AVCTFC

BEP impas dalam rupiah = TFC

− AVCP

Keterangan :

BEP = nilai impas produksi (unit atau rupiah) P = harga jual produk per unit (Rp/unit) TVC = biaya variabel total (Rp)

TFC = biaya tetap totap (Rp)

AVC = biaya rata-rata variabel per unit (Rp/unit)

Analisis Profitabilitas

Merupakan perhitungan untuk melihat kemampuan usaha tahu dalam memperoleh laba, yang diperoleh dari perkalian nilai Marginal Of Safety (MOS) dengan nilai Maginal Income Ratio (MIR).

� % = MOS x MIR

Keterangan :

� = profitabilitas perusahaan (%) MIR = Marginal Income Ratio (%)

17 MOS = Margin Of Safety

Dimana nilai MOS dan MIR didapatkan dari rumus matematis berikut.

MOS % =TR − BEPTR � %

Keterangan :

MOS = Margin Of Safety (%) BEP = nilai impas (Rp) TR = penerimaan total (Rp)

MIR % =TR − VCTR � %

Keterangan :

MIR = Marginal Income Ratio (%) VC = biaya variabel (Rp/unit) TR = penerimaan total (Rp)

Analisis Nilai Tambah

Dengan metode Hayami, didapatkan hasil berupa produktivitas produksi, nilai output, nilai tambah, dan balas jasa tenaga kerja pemilik faktor produksi. Perhitungan dengan metode Hayami dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Perhitungan nilai tambah menurut Metode Hayami

Variabel Nilai

I. Output, Input, dan Harga

1. Output/total produksi (kg/periode) (1) 2. Input/bahan baku (kg/periode) (2) 3. Tenaga kerja (HOK/periode) (3)

4. Faktor Konversi (4) = (1) / (2) 5. Koefisien Tenaga Kerja (HOK/kg) (5) = (3) / (2)

6. Harga output (Rp) (6)

7. Upah tenaga kerja (Rp/HOK) (7)

II. Penerimaan dan Keuntungan

8. Harga bahan baku (Rp/kg) (8) 9. Sumbangan input lain (Rp/kg) (9)

10. Nilai output (Rp/kg) (10) = (4) x (6) 11. a. Nilai tambah (Rp/kg) (11a) (10) – (9) – (8)

b. Rasio nilai tambah (%) (11b) (%) = (11a/10) x 100% 12. a. Pendapatan tenaga kerja (Rp/kg) (12a) = (5) x (7)

b. Pangsa tenaga kerja (%) (12b) (%)= (12a/11a) x 100% 13. a. Keuntungan (Rp/kg) (13a) = 11a – 12a

b. Tingkat keuntungan (%) (13b) (%)= (13a/11a) x 100%

III. Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi

14. Marjin (Rp/kg) (14) = (10) – (8)

a. Pendapatan tenaga kerja (%) (14a) (%) = (12a/14) x 100% b. Sumbangan input lain (%) (14b) (%)= (9/14) x 100% c. Keuntungan pengusaha (%) (14c) (%)= (13a/14) x 100%

18

Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan dengan mencari tingkat kenaikan harga kedelai yang dapat membuat kondisi impas. Setelah itu akan terlihat bagaimana pengaruhnya terhadap nilai profitabilitas dan nilai tambah. Untuk mencari tingkat harga kedelai yang akan membuat kondisi impas dilakukan dengan cara mencoba memasukan berbagai tingkatan harga kedelai yang lebih tinggi dari harga saat ini, sehingga didapatkan hasil total penerimaan sama dengan total pengeluaran atau biayanya.

Dokumen terkait