3.1.1. Definisi Operasional
Definisi Oprasional merupakan pendefinisian konsep-konsep penelitian menjadi variabel- variabel penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan batasan dan menghindari perbedaan persepsi terhadap makna variabel penelitian.
Variabel serta definisi oprasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Variabel Bebas, yang terdiri dari :
1. Pengetahuan Perpajakan yang Dimiliki Oleh Wajib Pajak (X1) Pengetahuan perpajakan wajib pajak merupakan ilmu atau wawasan yang berhubungan dengan pajak, baik asas- asanya, macam- macam pajak, tata cara perhitungan, dan tata cara pembayaran pajak yang dimiliki oleh wajib pajak.
Indikator dari variabel Pengetahuan Perpajakan yang dimiliki Wajib Pajak (X1). (Gardina, Haryanto, 2006).
adalah :
c. Pemahaman menganai Undang-Undang Pajak dan Peraturan yang berlaku
2. Persepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak (X2)
Persepsi wajib pajak mengenai petugas pajak merupakan tanggapan wajib pajak terhadap seberapa besar peran petugas pajak dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak.
Indikator dari Persepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak (X2) (Gardina, Haryanto, 2006)
adalah :
a. Tangible (Bukti Langsung) b. Reliability(Keandalan) c. Assurance (Jaminan) d. Empathy (Empati)
3. Persepsi Wajib Pajak Mengenai Kriteria Wajib Pajak Patuh (X3)
Persepsi wajib pajak mengenai kriteria wajib pajak patuh merupakan anggapan wajib pajak terhadap berbagai kriteria yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk menjadi wajib pajak patuh apakah kriteria yang ditetapkan sudah sesuai ataukah belum sesuai dengan yang diharapkan oleh wajib pajak.
Indikator dari Persepsi Wajib Pajak Mengenai Kriteria Wajib Pajak Patuh (X3) (Gardina, Haryanto, 2006)
adalah :
a. Kriteria penyampaian SPT tepat waktu
b. Melakukan pembukuan menurut peraturan perpajakan.
Variabel Terikat :
Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Kepatuhan wajib pajak merupakan suatu ketaatan untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan perpajakan yang diwajibkan atau diharuskan untuk dilaksanakan. (Undang-undang dan Ketentuan Umum Tata Cara Perpajakan)
Indikator dari Kepatuhan Wajib Pajak (Y) adalah :
a. Menghitung dan memperhitungkan pajak yang terutang dengan lengkap, benar, dan jelas.
b. Membayar pajak yang terutang tepat waktu
3.1.2 Teknik Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini, Skala pengukuran yang dipakai untuk mengukur variabel adalah dengan teknik Likert yang menggunakan skala interval. Alternatif jawaban dalam penelitian ini adalah :
2 = Tidak setuju
3 = Ragu- ragu dan netral 4 = Setuju
5 = Sangat setuju
3.2. Obyek Penelitian 3.2.1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah pengetahuan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak, Persepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak, Persepsi Wajib Pajak Mengenai Kriteria Wajib Pajak Patuh. Dalam hal ini yang menjadi unit analisis adalah para manajer, atau staf akuntansi yang bersangkutan pada perusahaan yang terdaftar dalam wilayah KPP Pratama Karang Pilang Surabaya sebesar 2.998 pada tahun 2012.
3.2.2. Penentuan Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan metode convenience sampling. Sampel convenience adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi responden di jadikan sampel (Cooper, 2006 : 139). Dalam penelitian ini yang digunakan dalam menentukan sampel adalah rumus Slovin :
n = N
1 + N (e) 2 (Umar, 2003: 78) Di mana :
n = jumlah sampel N = jumlah populasi
e = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir atau diinginkan
Ukuran sampel ditentukan dengan tingkat kelonggaran ketidaktelitian sebesar 10 % maka dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh sampel sebagai berikut :
n = 2,998
1 + 2.998 (0,1) 2 n = 96,77 (di bulatkan 97)
3.3. Teknik pengumpulan Data 3.3.1. J enis Data
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini ada dua yaitu :
a. Data Primer yaitu data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dengan cara mendatangi langsung ke tempat tempat pelayanan pajak di KPP Pratama Karang Pilang, pada saat jadwal penyerahan SPT Tahunan di antara bulan Januari sampai dengan 31 Maret.
sekunder yang diperoleh adalah data yang terdapat atau di simpan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karang Pilang Surabaya).
3.3.2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari dua sumber yaitu responden (para management, staf akuntansi dari wajib pajak badan di KPP Pratama Karang Pilang Surabaya) dan langsung dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karang Pilang Surabaya.
3.3.3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan adalah : a. Kuesioner
Cara untuk mengumpulkan data dengan memberikan beberapa pernyataan yang tersaji didalam lembar kertas isian (kuesioner) yang tersedia untuk diisi.(Nazir, 2005 : 203).
b. Dokumentasi
Suatu cara untuk memperoleh data dengan mengutip data dari dokumen perusahaan yang ada kaitannya dengan penelitian.
3.4. Uji Kualitas Data 3.4.1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Valid tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh oleh masing-masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyan. Suatu kuesioner dikatakan valid atau tidak jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat dilihat dari kolom
corrected item total correlation (rhitung). Koefisien masing – masing item kemudian dibandingkan dengan nilai rkritis dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
- Jika nilai rhitung > 0,30 berarti penyataan valid.
- Jika nilai rhitung ≤ 0,30 berarti pernyataan tidak valid. (Azwar, 1997 : 158)
3.4.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan derajat, ketepatan, ketelitian, atau keakuratan yang ditujukan oleh instrument pengukuran indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan.
pernyataan dalam mengungkap indikator. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan internal konsistensi dengan teknik analisis Alpha cronbach, yakni suatu instrumen dapat dikatakan reliabel apabila memiliki koefisien keandalan atau Alpha > 0,6. (Ghozali, 2007:41).
3.4.3. Uji Normalitas
“Menurut Gozali (2007: 110) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal” . Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode Kolmogrof Smirnov. Pedoman dalam mengambil keputusan adalah sebagai berikut :
a. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 5% maka distribusi adalah tidak normal.
b. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 5% maka distribusi adalah normal.
3.4.4. Uji Asumsi Klasik 3.4.4.1. Uji Multikolineritas
Tujuan dari Uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Uji multikolinearitas dapat dilaksanakan dengan jalan meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antar independent variable. Menurut
Ghozali (2007: 92), besarnya nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang digunakan acuan adalah nilai VIF di bawah 10, apabila nilai VIF lebih tinggi dari 10 maka akan terjadi Multikolinieritas”.
3.4.4.2. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas terjadi apabila tidak adanya kesamaan deviasi standar nilai variabel dependen pada setiap variabel independen. Bila terjadi gejala heteroskedastisitas akan menimbulkan akibat varians koefisien regresi menjadi minimum dan confidence interval melebar sehingga hasil uji signifikansi statistik tidak valid lagi. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat menggunakan korelasi rank
spearman.
Jika nilai signifikan koefisien Rank Spearman untuk semua variabel bebas terhadap nilai mutlak dari residual lebih besar 5% maka tidak terdapat gejala heteroskedastisitas (Wahana Komputer, 2005 : 60)
3.4.5. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Model analisis yang digunakan dalam menguji hipotesis yang telah dirumuskan adalah regresi linear berganda adalah sebagai
Y = a + b1x1 +b2x2 + b3x3 + e Keterangan :
Y = Kepatuhan wajib pajak
a = Konstanta
b1,b2,b3 = Koefisien Regresi
X1 = Pengetahuan perpajakan yang dimilikin oleh wajib pajak X2 = Persepsi wajib pajak mengenai petugas pajak
X3 = Persepsi wajib pajak mengenai kriteria wajib pajak patuh
e = kesalahan pengganggu (disturbance term), artinya nilai-nilai dari variabel lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan.
3.4.5. Uji Hipotesis 3.4.5.1. Uji F
Untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi linier berganda yang dihasilkan digunakan uji F dengan prosedur :
1. Menyusun hipotesis
H0 : β 1, β 2, β 3 = 0 (Model regresi linier berganda yang dihasilkan tidak cocok).
H0 : β 1, β 2, β 3 ≠ 0 (Model regresi linier berganda yang dihasilkan cocok).
2. Derajat pembilang digunaka nilai k-1, yaitu jumlah variabel dikurangi 1 Untuk derajad penyebut digunakan n-k, yaitu jumlah sampel dikurangi dengan jumlah variabel. Sedangkan untuk taraf signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5%.
3. Kriteria keputusan
a. Jika nilai propabilitas ≥ 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak yang berarti model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat pengaruh pengetahuan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak (X1), persepsi wajib pajak mengenai petugas pajak (X2), atau persepsi wajib pajak mengenai kriteria wajib pajak patuh (X3) terhadap kepatuhan wajib pajak (Y)).
b. Jika nilai propabilitas < 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh pengetahuan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak (X1), persepsi wajib pajak mengenai petugas pajak (X2), atau persepsi wajib pajak mengenai kriteria wajib pajak patuh (X3) terhadap kepatuhan wajib pajak (Y)).
3.4.5.2. Uji t
Untuk mengetahui apakah variabel X1, X2, atau X3 berpengaruh nyata atau tidak terhadap Y dengan melakukan uji-t. Beberapa langkah
1. Menentukan Hipotesis. Variabel bebas berpengaruh tidak nyata apabila nilai koefisiennya sama dengan nol, sedangkan variabel bebas akan berpengaruh nyata apabila nilai koefisiennya tidak sama dengan nol (Suharyadi, 2004: 525). Berikut hipotesis lengkapnya :
a. H0 : β 1, β 2, β 3 = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan pengetahuan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak (X1), persepsi wajib pajak mengenai petugas pajak (X2), atau persepsi wajib pajak mengenai kriteria wajib pajak patuh (X3) terhadap kepatuhan wajib pajak (Y)).
b. H1 : β 1, β 2, β 3 ≠ 0 (Ada pengaruh yang signifikan pengetahuan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak (X1), persepsi wajib pajak mengenai petugas pajak (X2), atau persepsi wajib pajak mengenai kriteria wajib pajak patuh (X3) terhadap kepatuhan wajib pajak (Y)).
2. Derajat bebas yaitu n-k, level of signifikan (α) = 5%
3. Kriteria keputusan :
a. Jika nilai propabilitas > 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan pengetahuan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak (X1), persepsi wajib pajak mengenai petugas pajak (X2), atau persepsi wajib pajak mengenai kriteria wajib pajak patuh (X3) terhadap kepatuhan wajib pajak (Y)).
b. Jika nilai propabilitas <0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh yang signifikan pengetahuan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak (X1), persepsi wajib pajak mengenai petugas pajak (X2), atau persepsi wajib pajak mengenai kriteria wajib pajak patuh (X3) terhadap kepatuhan wajib pajak (Y)).
4.1. Deskr ipsi Objek Penelitian
4.1.1. Sejar ah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Sur abaya Karang Pilang
Sebagai unit organisasi Departemen Keuangan, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mempunyai tugas yang cukup menentukan bagi kelangsungan pembangunan. Selain bertugas untuk menghimpun penerimaan dalam sektor pajak dengan target penerimaan yang terus menerus meningkat setiap tahun, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) juga ditintut memberikan pelayanan pajak yang baik dan berkualitas bagi masyarakat Wajib Pajak.
Bedasarkan keputusan Dirjen Pajak No. KEP-158/PJ/2007 sehubungan dengan reorganisasi di lingkungan Direktorat Jendral Pajak berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2007. Pembentukan KPP Pratama merupakan bagian program modernisasi Administrasi Perpajakn Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan perpajakan, meningkatakan kepatuhan wajib pajak melalui pengawasan dan penegakan hukum, meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi melalui reformasi dan modernisasi, serta meningkatkan profesionalisme dan integritas sumber daya manusia.
4.1.2. Tugas dan Fungsi KPP Pratama Sur abaya Karang Pilang
4.1.2.1. Tugas Kantor Pelayanan Pajak Pr atama Sur abaya Karang Pilang
KPP Pratama Surabaya Karang Pilang mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pengawasan administratif, dan pemeriksaan di bidang perpajakan yang meliputi PPh, PPN, PPnBM, PTLL, PBB, dan BPHTB dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4.1.2.2. Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pr atama Sur abaya Karang Pilang
Dalam melaksanakan tugas, KPP Pratama Surabaya Karang Pilang menyelenggarakan fungsi :
1. Pengumpulan dan penglahan data, penyajian informasi perpajakan, pengamatan potensi perpajakan, dan ekstensifikasi wajib pajak.
2. Penelitian dan penatausahaan surat pembritahuan tahunan, surat pemberitahuan masa, serta berkas wajib pajak.
3. Pengawasan pembayaran masa Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, PPnBM, PBB, BPHTB, dan PTLL.
4. Penatausahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, penyelesaian kebeeratan, penatausahaan banding dan penyelesaian restitusi Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, PPnBM, PBB, BPHTB, dan PTLL. 5. Pemeriksaan seluruh jenis pajak.
8. Penyuluhan dan konsultasi perpajakan. 9. Pelaksanaan administrasi KPP.
4.1.3. Struktur organisasi KPP Pratama Surabaya Karang Pilang
Setiap organisasi atau departemen memiliki struktur organisasi. Keberadaannya sangat penting bagi kelancaran aktifitas organisasi atau departemen yang bersangkutan. Struktur organisasi ini menunjukkan tugas masing-masing individu, sehingga jelas batas-batasnya wewenang, dan tanggung jawabnya dalam mencapai tujuan.
Gambar 2 :
Struktur Organisasi KPP Pratama Surabaya Karang Pilang
Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pr atama Surabaya Karang Pilang
Kepala Kant or Kelompok Fungsional Sub Bagian Um um Seksi Pem eriksaa Seksi Penagihan Seksi Pelayanan
Seksi PDI Seksi
ekst ensifika Seksi
Pengaw asan dan Konsult asi I
Seksi Pengaw asan dan
Konsult asi 2
Seksi Pengaw asan dan
Konsult asi 3
Seksi Pengaw asan dan
1. Sub Bagian Umum
Melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, dan rumah tangga.
2. Seksi Pelayanan
Melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, serta melakukan kerjasama perpajakan.
3. Seksi Pengawasan dan konsultasi
Masing-masing seksi pengawasan mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, bimbingan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, melakukan rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi serta melakukan evaluasi hasil banding.
4. Seksi Pemeriksaan.
Melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan pajak, administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya
5. Seksi Penagihan
Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.
6. Seksi Ekstensifikasi
Seksi Ekstensifikasi Perpajakan mempunyai berbagai tugas berupa melakukan pengamatan potensi perpajakan, pendaftaran objek, pendataan objek dan subjek pajak, pengelolaan Pajak Pertambahan Nilai Membangun Sendiri, pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam menunjang ekstensifikasi.
7. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Melakukan pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e- dan e-Filling, serta penyiapan laporan kerja.
8. Seksi Kelompok Fungsional
Melakuakan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan perundang-undangan yang berlaku
4.2. Deskr ipsi Hasil Penelitian
4.2.1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden merupakan gambaran dari keberadaan responden di daerah penelitian, Dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan kuesioner sebanyak sembilan puluh tujuh (97) kuesioner kepada wajib pajak badan di ruang lingkup Kantor Pelayanan Pajak Surabaya Karang Pilang. Berikut ini merupakan identitas responden tersebut.
1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Identitsas responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 6. Dalam tabel terlihat bahwa dari 97 responden 53 responden (55%) adalah laki-laki, 44 responden (45%) adalah perempuan.
Tabel. 6 : identitas responden berdasar kan jenis kelamin
Jenis kelamin Jumlah Persent ase (%)
Laki-laki 53 55
Perempuan 44 45
Tot al 97 100
2. Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Identitas responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 7. Dalam tabel 7 terlihat bahwa dari 100 responden 3 responden (3%) adalah SMA, 19 responden (20%) adalah D-3, 73 responden (75%) adalah S-1 dan 2 responden (2%) adalah S-2.
Tabel. 7 : identitas responden berdasar kan tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan Jumlah Persent ase (%)
SM A 3 3 D-1 - - D-2 - - D-3 19 20 S-1 73 75 S-2 2 2 Tot al 97 100 Sumber : Kuisioner
4.2.2. Karakteristik J awaban Responden
Pada deskripsi jawaban responden dibahas tentang jawaban responden atas pertanyaan- pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner mengenai variabel bebas yang terdiri dari Pengetahuan perpajakan yang Dimiliki Oleh Wajib Pajak, persepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak, dan Persepsi Wajib Pajak Mengenai kriteria Wajib Pajak Patuh, serta Kepatuhan Wajib pajak sebagai variabel terikat.
1. Pengetahuan Perpajakan yang Dimiliki Oleh Wajib Pajak
Pengetahuan perpajakan wajib pajak merupakan ilmu atau wawasan yang berhubungan dengan pajak, baik asas- asanya, macam- macam pajak, tata cara perhitungan, dan tata cara pembayaran pajak yang dimiliki oleh wajib pajak. Berikut adalah deskripsi jawaban responden mengenai variabel Pengetahuan Perpajakan yang Dimiliki Oleh Wajib Pajak :
Tabel 8 : Rekapitulasi J awaban Responden untuk Pengetahuan Perpajakan yang Dimiliki Oleh Wajib Pajak (X1)
Item Pertanyaan Skor Total
1 2 3 4 5
Penting bagi saya untuk mengetahui, mengerti, dan
memahami mengenai pengertian perpajakan. 0 2 9 44 42 97
Persentase (%) 0 2.1 9.3 45.4 43.2 100
Saya menyadari bahwa pajak berguna bagi
kepentingan umum. 0 3 15 48 31 97
Persentase (%) 0 3.1 15.5 49.5 31.9 100
Penyuluhan yang dilakukan kantor Pelayanan Pajak setempat mengenai peraturan perpajakan kepada semua wajib pajak penting untuk dilaksanakan
0 3 20 38 36 97
Persentase (%) 0 3.1 20.6 39.2 37.1 100
Saya menyadari ketika membayar pajak tidak akan
mendapat balas jasa langsung secara pribadi. 2 1 13 44 37 97
Persentase (%) 2.1 1 13.4 45.4 38.1 100
Self assessment memberikan wewenang kepada
wajib pajak bukan kepada petugas pajak untuk menghitung besarnya pajak yang harus dibayar.
0 5 14 49 29 97
Persentase (%) 0 5.2 14.4 50.5 29.9 100
Penting bagi saya untuk mengetahui informasi mengenai cara pengisisan SPT untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak terutang.
0 1 9 32 55 97
Persentase (%) 0 1 9.3 33 56.7 100
NPWP sangat membantu perusahaan saya dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya. 0 1 5 31 60 97
Persentase (%) 0 1 5.2 31.9 61.9 100
Perusahaan saya mengetahui bahwa pajak dipungut
berdasarkan Undang-undang. 0 0 5 54 38 97
Persentase (%) 0 0 5.1 55.7 39.2 100
Perusahaan saya mengetahui adanya sanksi-sanksi
dalam perpajakan 0 0 6 55 36 97
Persentase (%) 0 0 6.2 56.7 37.1 100
Dengan memahami peraturan yang berlaku maka wajib pajak dapat meminimalisir adanya kemungkinan pemeriksaan.
2 4 17 40 34 97
Persentase (%) 2.1 4.1 17.5 41.2 35.1 100
Rata-rata 0.4 2.1 11.6 44.8 41 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 97 responden Wajib Pajak pada KPP Pratama Surabaya Karang Pilang dalam penelitian ini setuju dengan pertanyaan yang diajukan mengenai pengetahuan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak. hal ini dapat dibuktikan dengan jawaban sebagian besar (85.8%) responden dengan skor 4 dan 5. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang pajak dianggap penting oleh wajib pajak. Dengan adanya pengetahuan tentang pajak, maka dapat memudahkan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya terutama untuk mengetahui informasi mengenai cara-cara pengisisan SPT dalam melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak terutang. Kebanyakan dari Wajib Pajak juga menyadari bahwa pajak penting bagi kepentingan umum. .
2. Persepsi Wajib pajak Mengenai Petugas Pajak
Persepsi wajib pajak terhadap petugas pajak merupakan tanggapan wajib pajak terhadap seberapa besar peran petugas pajak dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak. Berikut adalah deskripsi jawaban responden mengenai variabel Persepsi Wajib pajak Mengenai Petugas Pajak :
Tabel 9 : Rekapitulasi J awaban Responden untuk Per sepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak (X2)
Item Pertanyaan Skor Total
1 2 3 4 5
Pendapat Saya terhadap penampilan, sikap, dan
kepribadian yang profesional dari petugas pajak. 0 2 14 24 57 97
Persentase (%) 0 2.4 14.4 24.7 58.7 100
Pendapat Saya terhadap penampilan, sikap, dan
kepribadian yang profesional dari petugas pajak. 1 1 4 27 64 97
Persentase (%) 1 1 4.2 27.8 66 100
Pendapat Saya terhadap petugas pajak dalam memberikan pelayanan melalui berbagai media komunikasi.
0 1 9 52 35 97
Persentase (%) 0 1.2 11 53.6 36.1 100
Pendapat Saya terhadap kejujuran, ketepatan, dan ketegasan petugas pajak dalam penerapan peraturan perpajakan.
1 1 10 39 46 97
Persentase (%) 1 1 10.3 40.3 47.4 100
Pendapat saya terhadap kecepatan dan ketepatan petugas pajak dalam mengelola dan menyelesikan pelayanan.
0 2 14 44 37 97
Persentase (%) 0 2.1 14.4 45.4 38.1 100
Pendapat saya mengenai pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki petugas pajak berkaitan dengan kewajiban perpajakannya.
1 1 10 57 28 97
Persentase (%) 1 1 10.3 58.8 28.9 100
Pendapat saya terhadap petugas pajak dalam memberikan penjelasan dan berkomunikasi dengan baik, ramah, dan sopan.
0 0 5 32 61 97
Persentase (%) 0 0 5.1 33 62.9 100
Pendapat saya terhadap pemahaman petugas pajak tentang bisnis serta kebutuhan wajib pajak dalam hubungannya dengan kewajiban perpajakannya.
0 5 10 58 24 97
Persentase (%) 0 5.1 10.3 59.8 24.8 100
Pendapat saya terhadap pemahaman petugas pajak tentang bisnis serta kebutuhan wajib pajak dalam hubungannya dengan kewajiban perpajakannya.
0 1 14 53 29 97
Persentase (%) 0 1 14.4 54.7 29.9 100
Menurut pendapat anda setujukah apabila petugas pajak bertanggung jawab dalam memastikan bahwa wajib pajak memperoleh hal-hal perpajakan secara transparan.
0 0 5 51 41 97
Persentase (%) 0 0 5.1 52.6 42.3 100
Menurut pendapat anda setujukah dengan petugas pajak dalam memberikan perhatian khusus atas masalah tertentu.
0 0 7 48 42 97
Persentase (%) 0 0 7.2 49.5 43.3 100
Rata-rata 0.3 1.3 9.6 45.4 43.4 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 97 responden Wajib Pajak pada KPP Pratama Surabaya Karang Pilang dalam penelitian ini setuju dengan pertanyaan yang diajukan mengenai persepsi wajib pajak mengenai petugas pajak. Hal ini dapat dibuktikan dengan jawaban sebagian besar (88.8%) responden dengan skor 4 dan 5. Dengan demikian wajib pajak beranggapan bahwa petugas pajak sudah memberikan pelayanan yang sangat baik, atau wajib pajak sudah puas dengan pelayanan yang diberikan oleh petugas pajak baik dalam hal kecepatan dan ketepatan petugas pajak dalam mengelola dan menyelesikan pelayanan maupun dalam hal memberikan penjelasan dan berkomunikasi baik dengan wajib pajak.
3. Persepsi Wajib Pajak Mengenai Kriter ia Wajib Pajak Patuh
Persepsi wajib pajak terhadap kriteria wajib pajak patuh merupakan anggapan wajib pajak terhadap berbagai kriteria yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk menjadi wajib pajak patuh apakah kriteria yang ditetapkan sudah sesuai ataukah belum sesuai dengan yang diharapkan oleh wajib pajak. Berikut adalah deskripsi jawaban responden mengenai variabel Persepsi Wajib Pajak Mengenai Kriteria Wajib Pajak Patuh :
Tabel 10: Rekapitulasi J awaban Responden untuk Per sepsi Wajib Pajak Mengenai Kriter ia Wajib Pajak Patuh (X3)
Item Pertanyaan Skor Total
1 2 3 4 5
Menurut saya, apabila membayar pajak berarti
sudah termasuk patuh. 0 1 11 59 26 97
Persentase (%) 0 1 11.4 60.8 26.8 100
Menurut saya, tepat waktu menyampaikan
SPT sudah termasuk patuh. 0 0 16 56 25 97
Persentase (%) 0 0 16.4 57.8 25.8 100
Tepat waktu menyampaikan SPT Tahunan dalam tiga tahun terakhir bukanlah kriteria
yang sulit. 1 2 14 35 45 97
Persentase (%) 1 2.1 14.4 36.1 46.4 100
Kriteria tepat waktu menyampaikan SPT Masa ditahun terakhir dan tidak terlambat lebih dari 3
bulan bukanlah hal yang sulit saya lakukan. 0 2 17 36 42 97
Persentase (%) 0 2.1 17.5 37.1 43.3 100
Perusahaan saya selalu membayar pajak yang
dikenai pada perusahaan saya. 0 0 4 28 65 97
Persentase (%) 0 0 4.1 28.8 67.1 100
Bukanlah hal yang sulit bagi perusahaan saya untuk mengajukan permohonan penundaan
apabila terpaksa menunda pembayaran pajak. 1 4 20 52 20 97
Persentase (%) 1 4.1 20.1 53.4 20.4 100
Melakukan Pembukuan menurut perpajakan
bukanlah hal yang sulit bagi perusahaan saya 0 2 16 38 41 97
Persentase (%) 0 2.1 16.4 39.2 42.3 100
Akan lebih baik apabila ktiteria wajib pajak
patuh lebih disederhanakan. 0 0 5 27 65 97
Persentase (%) 0 0 5.1 27.8 67.1 100
Rata-rata 0.2 1.4 13.5 42.7 42.3 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 97 responden Wajib Pajak pada KPP Pratama Surabaya Karang Pilang dalam penelitian ini setuju dengan pertanyaan yang diajukan mengenai