• Tidak ada hasil yang ditemukan

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.2 Metode Penelitian .1Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rencana kerja yang terstruktur dalam proses penelitian ilmiah. Menurut Husein Umar (2002: 36) definisi desain penelitian adalah

Suatu rencana kerja yang terstruktur dan komprehensif mengenai hubungan-hubungan antar variabel yang disusun sedemikian rupa agar hasil risetnya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan riset. Dalam

49

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perencanaan tersebut tercakup hal-hal yang akan dilakukan periset mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai pada analisis akhir.

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitis. Menurut M Nazir (2003: 54) penelitian deskriptif analitis dengan pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menyajikan gambaran secara terstruktur, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan anatar variabel yang diteliti selanjutnya dianalisis secara statistik untuk diambil kesimpulan.

Sehubungan dengan jenis penelitian ini, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Data dikumpulkan dari sampel yang telah ditentukan, data variabel diperoleh dengan alat pengeumpulan data yaitu melalui kuesioner.

3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel 3.2.2.1Definisi Variabel

Sugiyono (2012: 38) menjelaskan bahwa “variabel penelitian pada

dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulannya.” Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengelolaan Barang Milik Daerah

Pengelolaan barang milik daerah adalah rangkaian kegiatan dan tindakan terhadap barang daerah yang meliputi: perencanaan kebutuhan dan

50

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penganggaran; pengadaan; penerimaan, penyimpanan dan penyaluran; penggunaan; penatausahaan; pemanfaatan; pengamanan dan pemeliharaan; penilaian; penghapusan; pemindahtanganan; pembinaan, pengawasan dan pengendalian; dan tuntutan ganti rugi. (Chabib Soleh dan Heru Rochmansjah, 2010:160 ; Permendagri Nomor 17 Tahun 2007)

2. Sistem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008)

3. Kualitas Akuntabilitas Keuangan

Akuntabilitas keuangan yang berkualitas memuat informasi yang akurat/andal dan valid yang menggambarkan kinerja instansi pemerintah, sekaligus sebagai perwujudan pertanggungjawaban pengelolaan dan pengendalian sumber daya yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan pada instansi pemerintah yang bersangkutan (Ismail Mohamad, 2004:278).

51

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2.2.2Operasionalisasi Variabel

Agar penelitian ini dapat dikatakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah yang termuat dalam operasionalisasi variabel penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Butir Skala

Pengelolaan Barang Milik Daerah (X1)

(Chabib Soleh dan Heru Rochmansjah, 2010: 179; Permendagri Nomor 17 tahun 2008) 1. Perencanaan Kebutuhan dan Pengangaran

1. Menyusun Daftar Rencana Tahunan Barang dengan memperhatikan data barang. 2. Berpedoman pada standarisasi

sarana dan prasarana kerja pemerintah daerah serta standar harga yang ditetapkan Keputusan Kepala Daerah.

1

2

Ordinal

2. Pengadaan 1. Pelaksanaan pengadaan menggunakan sistem tender/lelang.

2. Menyusun dokumen kontrak.

3 4 Ordinal 3. Penerimaan, Penyimpanan dan Penyaluran

1. Penerimaan barang dituangkan dalam berita acara dan disertai dengan dokumen yang jelas. 2. Diselenggarakan administrasi

penyimpanan dalam gudang. 3. penyaluran dilaksanakan atas

dasar SPPB.

5,6

7,8 9

Ordinal

4. Penggunaan Status penggunaan barang milik daerah berdasarkan Surat Keputusan Kepala Daerah.

10 Ordinal

5. Penatausahaan 1. Kegiatan pembukuan 2. Kegiatan inventarisasi 3. Pelaporan barang milik daerah

11,12 13 14,15

Ordinal

6. Pemanfaatan Pemanfaatan barang milik daerah dipergunakan untuk menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD.

16,17 Ordinal

7. Pengamanan dan Pemeliharaan

1. Pengamanan berupa sertifikasi dan bukti kepemilikan.

2. Pemeliharaan berpedoman pada DKPBMD.

18 19

52

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 8. Penilaian Melibatkan penilai independen

yang bersertifikat di bidang penilaian aset.

20 Ordinal

9. Penghapusan Penghapusan dilakukan ketika barang sudah tidak dalam penguasaan, alih kepemilikan, serta terjadi pemusnahan berdasarkan persetujuan dan keputusan kepala daerah.

21 Ordinal

10. Pemindahtanganan Pemindahtanganan BMD berupa tanah dan/atau bangunan dan selain tanah dan/atau bangunan

22 Ordinal

11. Pembinaan,

Pengendalian dan Pengawasan

1. Pembinaan dilakukan melalui pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan dan supervisi.

2. Dilakukan inspeksi dan mengadakan pemeriksaan secara berkala.

3. Dilakukan pemantauan dan penertiban BMD serta audit tindak lanjut hasil pemantauan.

23,24,25

26,27

28

Ordinal

12. Pembiayaan Pembiayaan dibebankan pada APBD

29 Ordinal 13. Tuntutan Ganti Rugi Tuntutan ganti rugi sesuai dengan

undang-undang. 30 Ordinal Sistem Pengendalian Intern (X2) (PP Nomor 60 tahun 2008) 1. Lingkungan pengendalian

1. Integritas dan nilai etika 2. Komitmen terhadap kompetensi 3. Struktur organisasi

4. wewenang dan tanggung jawab 5. Kebijakan sumber daya

manusia dan penerapannya.

1 2 3 4 5 Ordinal

2. Penilaian risiko 1. Penetapan tujuan instansi 2. Penetapan tujuan kegiatan 3. Identifikasi risiko

6 7 8

Ordinal

3. Kegiatan pengendalian 1. Review kinerja

2. Pembinaan sumber daya manusia

3. Pengendalian fisik atas aset 4. Pemisahan fungsi

5. Otorisasi transaksi dan aktivitas 6. Pencatatan yang akurat dan

tepat waktu

7. Pembatasan akses terhadap sumber daya. 9 10 11 12 13 14 15 Ordinal 4. Informasi dan komunikasi 1. Sarana komunikasi

2. Manajemen sistem informasi

16 17

Ordinal 5. Pemantauan 1. Pemantauan yang berkelanjutan

2. Evaluasi terpisah 3. Tindak lanjut 18 19 20 Ordinal

53

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Akuntabilitas Keuangan (Y) (Ismail Mohamad, 2004: 43 ) pengelolaan keuangan untuk melaksanakan program dan aktivitas pemerintahan

perbedaan antara anggaran dan realisasi.

2. Pengungkapan tingkat ketercapaian target-target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 3. Pengungkapan sebab-sebab adanya perbedaan realisasi anggaran tahun sekarang dan tahun lalu.

4. Penyampaian akuntabilitas kinerja keuangan tepat waktu.

2

Dokumen terkait