• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA PEMIKIRAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu

Penelitian ini merupakan cross sectional survey karena pengambilan data dilakukan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan (Hidayat 2007). Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Royal Taruma, Jakarta khususnya di sub unit instalasi gizi dan dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2010.

Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

Contoh dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap di Royal Taruma Hospital dan mendapatkan pelayanan makanan dari instalasi gizi rumah sakit. Pemilihan contoh ditentukan dengan cara Purposive Sampling (Singarimbun dan Effendi 1999) dengan kriteria sebagai berikut : (1) Laki-laki atau perempuan yang berumur 20-80 tahun; (2) Pasien hipertensi dengan penyakit penyerta Diabetes Mellitus, gagal ginjal, penyakit jantung dan hipertensi tanpa penyakit penyerta; (3) Dirawat di kelas II dan kelas III; (4) Mendapatkan diet rendah garam; (5) Telah dirawat minimal tiga hari; (6) Kesadaran baik dan dapat berkomunikasi dengan baik; (7) Bersedia menjadi responden. Jumlah contoh yang diambil sesuai dengan kriteria diatas diperoleh 26 pasien yang terdiri 15 pasien pria dan 11 pasien wanita.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari : (1) Karakteristik contoh (jenis kelamin, usia, berat badan, tinggi badan dan aktivitas fisik); (2) Kebutuhan energi, protein dan lemak sehari contoh; (3) Ketersediaan energi dan zat gizi makanan yang disajikan di rumah sakit; (4) Konsumsi makanan contoh yang berasal dari rumah sakit

Data karakteristik contoh dan data kebutuhan energi dan protein contoh dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner, pengukuran berat badan dilakukan dengan timbangan injak dan pengukuran tinggi badan dengan meteran kain. Data ketersediaan energi dan zat gizi yang disajikan diperoleh dengan melihat standar porsi di instalasi gizi. Data konsumsi energi dan zat gizi diperoleh dengan mengamati sisa makan berdasarkan porsi.

Data sekunder meliputi: (1) Gambaran umum rumah sakit meliputi sejarah, pelayanan dan fasilitas, struktur organisasi, tipe kelas perawatan,

kapasitas tempat tidur; (2) Gambaran umum instalasi gizi rumah sakit meliputi struktur organisasi, tenaga kerja, perencanaan menu, penyelenggaan makanan; (3) Data jenis komplikasi, lama perawatan contoh diperoleh dari dokumen rekam medis pasien. Secara singkat data, jenis data, cara pengumpulan data dan alat yang digunakan, disajikan dalam Tabel 3

Tabel 3. Data, jenis data, cara pengumpulan data dan alat yang digunakan

No Data Jenis Data Cara Pengambilan data

Alat

1 Karakteristik contoh (identitas contoh)

Primer Wawancara Kuesioner 2 Tinggi Badan dan Berat

Badan

Primer Pengukuran berat badan dan tinggi

badan Pengukuran berat menggunakan timbangan injak dengan tingkat ketelitian 0.1 kg dan tinggi badan menggunakan meteran kain dengan tingkat ketelitiannya 0,1 cm 3 Kebutuhan Energi dan

Protein

Primer Menghitung AMB dengan rumus Harris Benedict, kebutuhan energi total sehari dengan rumus Total Daily Energy (TDE)

Kuesioner, wawancara dan pengukuran berat badan dan tinggi badan 4 Ketersediaan energi dan

zat gizi

Primer dan Sekunder

Standar Porsi dan Perhitungan Kandungan Bahan Makan Kuesioner dan menghitung kandungan energi dan zat gizi dengan DKBM 2004 5 Konsumsi Energi dan zat

gizi

Primer Ketersediaan dikurang makanan sisa meliputi makan pagi,makan siang,makan malam,selingan pagi dan sore, dikategorikan 0, ¼ , ½ . ¾ dan 1 Kuesioner,

6 Gambaran umum Royal Taruma Hospital

Sekunder Dokumen & wawancara

Kuesioner 7 Gambaran umum

instalasi gizi

sekunder Dokumen dan pengamatan

26   

Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan Data

Salah satu data karakteristik contoh adalah berat badan dan tinggi badan. Data ini digunakan untuk menentukan status gizi contoh yang ditentukan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT), yaitu:

BB IMT = —— TB2 Keterangan : ™ BB = Berat badan (kg) ™ TB = Tinggi badan (m)

Data karakteristik contoh meliputi umur, berat badan, tinggi badan, jenis kelamin, pendidikan, jenis komplikasi dengan hipertensi dan pekerjaan. Pengkategorian data karakteristik contoh dapat dilihat pada Tabel 5.

Data lingkungan contoh meliputi lama perawatan, konsistensi diet, dan pengalaman melakukan konsultasi. Pengkategorian data lingkungan contoh dapat dilihat pada Tabel 5.

Data ketersediaan yang disajikan dan data konsumsi (pagi, selingan I, siang, selingan II dan malam) dikonversikan ke dalam energi, protein, lemak, natrium dan serat lalu hitung kandungan bahan makanan dengan menggunakan DKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan) tahun 2008.

Menurut School dalam Almatsier (2006) kebutuhan energi untuk pasien di rumah sakit dihitung dengan menggunakan rumus Kebutuhan Kalori Total (Total Calorie Requirements) , yaitu

Keterangan:

™ BEE : Basal Energy Expenditure ™ FA : Faktor Aktivitas(Factor Activity)

™ FI : Faktor Injury (Faktor Penyakit)

BEE (Basal Energy Expenditure) dihitung dengan menggunakan persamaan harris-Bennedict (Hartono 2000), yaitu :

™ Laki-laki = 66 + 13,7 BB + 5 TB – 6,8 U

™ Perempuan = 665 + 9,6 BB + 1,8 TB – 4,7 U Kebutuhan Energi Sehari (Kal/hari) = BEE x FA x FI

Keterangan :

™ BB = Berat badan (kg)

™ TB = Tinggi badan (cm)

™ U = umur (tahun) Faktor Aktivitas (activity factor) :

™ Ambulasi = 1,3

™ Tirah Baring = 1,2

Tabel 4. Faktor penyakit (injury factor) :

No Jenis Injuri Faktor

1 Infeksi Sedang 1.2-1.3

2 Infeksi berat 1.4-1.5

3 Gagal hati 1.5

4 Stroke 1.1

5 Hipoglikemik, hiperglikemik 1.0 6 Gagal ginjal kronis 1

7 Hemodialisis 1-1.05

Sumber : Asuhan Nutrisi Rumah Sakit (Hartono 2000)

Kebutuhan protein kurang lebih 1,5-2,0 g/kg berat badan menurut jenis penyakit. Kebutuhan protein contoh dihitung berdasarkan rasio Kalori:nitrogen yaitu 150 : 1, untuk luka bakar digunakan rasio 100 : 1. Jadi kebutuhan protein/hari (g/hari) = [(Kebutuhan Kalori Total : 150) x 6,25 gram protein ] (Hartono 2000). Konsumsi natrium yang dianjurkan adalah kategori diet rendah garam I (200-400mg.hari) (bagian Gizi RS dr. Cipto Mangunkusumo & Persatuan Ahli Gizi Indonesia 2001). Menurut Hartono (2000) konsumsi maksimum kolesterol yang dianjurkan adalah <300 mg/hari.

Tingkat ketersediaan energi dan protein dihitung dengan membandingkan jumlah energi dan protein dari makanan yang disajikan rumah sakit dengan kebutuhan energi total sehari dan protein yang sesuai dengan syarat diet dari masing-masing jenis penyakit penyerta dengan hipertensi. Tingkat ketersediaan energi dan protein dikategorikan menjadi tiga dapat dilihat pada Tabel 6.

Tingkat konsumsi energi dan zat gizi terhadap ketersediaan energi dan zat gizi dihitung dengan membandingkan jumlah energi dan zat gizi yang dikonsumsi dengan jumlah energi dan zat gizi makanan yang disediakan di rumah sakit. Tingkat konsumsi energi dan zat gizi dikategorikan menjadi empat (Direktorat Bina Gizi Masyarakat 1996) dapat dilihat pada Tabel 6.

28   

Tabel 5. Peubah dan Kategori Peubah Karakteristik, Lingkungan dan Konsumsi Contoh.

Peubah Kategori Peubah

Usia Contoh a. Dewasa awal (20-40 th) b. Dewasa menengah (40-64 th) c. Dewasa akhir (>65 tahun) Jenis Kelamin a. Laki-laki

b. Perempuan

Pendidikan a. Tamat SMP

b. SMU

c. Tidak Tamat SMU d. Universitas/Akademi

Pekerjaan a. IRT

b. Wiraswasta c. Pegawai Negeri d. Pegawai Swasta Jenis Penyakit Penyerta dengan

hipertensi

a. Diabetes Mellitus b. Gagal Gnjal c. Penyakit Jantung d. Tanpa Penyakit Penyerta Lama Perawatan a. <10 hari

b. 10-20 hari Konsistensi Diet a. Bubur

b. Nasi Tim c. Nasi biasa Pengalaman Konsultasi a. Pernah

b. Tidak pernah Aktifitas Fisik a. Tirah baring (1,2)

b. ambulasi (1,3)

Tabel 6 merupakan tabel peubah dan kategori tingkat ketersediaan, tingkat konsumsi dan tingkat kecukupan menurut Direktorat Bina Gizi Masyarakat (1996).

Tabel 6. Peubah dan Kategori Tingkat Ketersediaan, Tingkat Konsumsi dan Tingkat Kecukupan.

Peubah Kategori Peubah

Tingkat Ketersediaan Energi dan Protein

a. Defisit (<90% angka kebutuhan) b. Normal (90-119% angka kebutuhan) c. Lebih (>120% angka kebutuhan) Tingkat Kecukupan Energi dan

Protein

a. Defisit Tingkat Berat (<70% angka kebutuhan) b. Defisit Tingkat Sedang (70-79% angka

kebutuhan)

c. Defisit Tingkat Ringan (80-89% angka kebutuhan)

d. Normal (90-119% angka kebutuhan) e. Diatas Angka kebutuhan (≥120% angka

kebutuhan) Tingkat Konsumsi Energi dan Zat

Gizi

a. Defisit Tingkat Berat (<70% angka ketersediaan

b. Desifit Tingkat Sedang (70-79% angka ketersediaan)

c. Defisit Tingkat Ringan (80-89% angka ketersediaan)

Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel. Analisis yang dilakukan diantaranya adalah Deskriptif (persentase, rata-rata dan simpangan baku) yang terdiri dari: a) peubah karakteristik contoh (umur, jenis kelamin, pendidikan dan jenis penyakit penyerta, pekerjaan, aktifitas fisik); b) peubah faktor internal (pengetahuan, lama perawatan dan pengalaman konsultasi); c) kebutuhan energi dan protein contoh; d) ketersediaan energi dan protein terhadap kebutuhan energi dan protein; e) tingkat konsumsi energi dan protein terhadap kebutuhan energi dan protein; f) tingkat konsumsi energi dan zat gizi terhadap ketersediaan energi dan zat gizi.

30   

Dokumen terkait