• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan dengan wawancara mengenai kebiasaan minum, recall serta FFQ (Food Frequency Questionaire). Lokasi penelitian di Sekolah Dasar Polisi 4 Bogor. Penentuan sekolah yang dijadikan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan pertimbangan : sekolah memiliki jumlah siswi yang banyak, lokasi sekolah yang strategis, berada di tengah kota serta mudah dijangkau oleh peneliti. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei-Juni 2009.

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Contoh penelitian ini adalah siswi kelas 4 dan 5 SD Polisi 4 Bogor dengan kriteria sehat (tidak sedang menderita penyakit diare, ginjal, demam berdarah, serta radang tenggorokan). Jumlah populasi yaitu sejumlah 193 siswi Jumlah minimal contoh penelitian dihitung menggunakan formula estimasi of mean (Lemeshow et al. 1997) sebagai berikut :

n (1.96)2 x s2 d2 (1.96) 2 x (0.9)2 (0.2)2 77,8 (78 siswi) Keterangan : n = contoh penelitian

s = standar deviasi konsumsi air pada remaja yaitu 900 ml (diperoleh dari Hardinsyah et al. 2009).

d = jarak dari rata-rata konsumsi cairan populasi yang sesungguhnya yaitu 200 ml.

Pengambilan contoh sebanyak 86 siswi dari keseluruhan populasi dilakukan secara acak dan bertanya kepada contoh apakah contoh sedang menderita penyakit diare, ginjal, demam berdarah serta radang tenggorokan pada saat wawancara. Apabila contoh sedang menderita salah satu dari penyakit tersebut, maka contoh langsung di drop out.

Contoh yang diwawancarai pada penelitian ini berjumlah 90 contoh, namun terdapat empat contoh yang di drop out karena datanya tidak lengkap. Total contoh dalam penelitian ini berjumlah 86 contoh.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada contoh yang dilaksanakan sebelum jam masuk sekolah, pada saat istirahat, atau pada saat pulang sekolah.

Data primer meliputi data karakteristik contoh seperti umur, jenis kelamin, tempat tinggal, ukuran tubuh (berat badan dan tinggi badan) serta uang saku untuk pengeluaran pangan. Berat badan contoh diperoleh dengan penimbangan menggunakan timbangan injak. Contoh diminta untuk berdiri di atas timbangan injak tanpa menggunakan sepatu atau tas. Pada saat penimbangan, badan contoh harus tegak, pandangan harus lurus ke depan, serta tidak boleh bersandar ke dinding. Nilai berat badan contoh dilihat dan dicatat oleh enumerator. Tinggi badan contoh diukur dengan microtoise yang ditempelkan pada dinding. Pada saat pengukuran tinggi badan, contoh diminta untuk berdiri tanpa menggunakan sepatu, badan contoh harus tegak, serta pandangan harus lurus ke depan.

Data berat badan dan tinggi badan selanjutnya digunakan untuk menghitung kebutuhan cairan dengan menggunakan rumus Grant & DeHoog (1999) yang diacu dalam Mahan K. & Escott-Stump (2004). Data jumlah uang saku akan diperoleh dengan menanyakan kepada contoh jumlah uang saku yang diberikan oleh orangtua contoh dalam satu hari untuk pengeluaran pangan.

Data yang selanjutnya dikumpulkan adalah data karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh yang meliputi besar keluarga, pekerjaan ayah, serta pendidikan ayah. Data besar keluarga ditanyakan secara langsung kepada contoh, sedangkan data pendidikan dan pekerjaan orangtua diperoleh dari data sekunder yang terdapat di sekolah.

Data kebiasaan minum contoh sehari-hari (selama seminggu terakhir) diperoleh dari FFQ (Food Frequency Questionaire) yang dilakukan pada hari sekolah (hari aktif). Saat pengisian FFQ ditanyakan jenis minuman yang dikonsumsi, merk minuman (khusus untuk minuman kemasan) serta banyaknya minum. Untuk mempermudah ketika menanyakan jumlah minuman yang diminum contoh digunakan alat bantu berupa gelas minuman dalam kemasan ukuran 240 ml sebagai standar.

Data kebiasaan minum saat di sekolah diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada contoh. Contoh diberikan pertanyaan mengenai

minuman kesukaan, minuman larangan, frekuensi minum, waktu minum, asal minum dan sebagainya. Masing-masing pertanyaan terdiri atas beberapa pilihan jawaban, contoh diminta untuk memilih satu jawaban untuk pertanyaan yang tertutup dan mengisi jawaban untuk pertanyaan yang terbuka.

Data intake cairan baik yang berasal dari minuman maupun dari makanan diperoleh dengan metode recall selama 1x24 jam yang dilaksanakan pada hari sekolah. Recall 1x24 jam dilakukan dengan menanyakan jenis serta jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh contoh selama 24 jam terakhir.

Kecenderungan dehidrasi dilihat dari tanda-tanda dehidrasi. Tanda-tanda dehidrasi tersebut antara lain haus, lelah, kulit kering, mulut dan tenggorokan kering (AFIC 2000). Pengumpulan data mengenai kecenderungan dehidrasi dilakukan dengan menanyakan secara langsung apakah dalam seminggu terakhir contoh pernah mengalami tanda-tanda dehidrasi seperti seperti haus, lelah, kulit kering, serta mulut dan tenggorokan kering. Bentuk pertanyaan mengenai tanda-tanda dehidrasi berupa pertanyaan dengan pilihan jawaban ya dan tidak.

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan menggunakan program komputer Microsoft Office Excel dan SPSS 13 for Windows. Proses pengolahan meliputi coding, entry dan analisis.

Data primer mengenai karakteristik contoh dianalisis secara statistik deskriptif. Jumlah uang saku contoh dalam satu bulan dikategorikan berdasarkan data jumlah uang saku yang terkecil, rata-rata serta uang saku yang terbesar yang diperoleh dari hasil wawancara. Data berat badan dan tinggi badan contoh digunakan untuk menghitung kebutuhan cairan masing-masing contoh dengan rumus Grant & DeHoog (1999) yang diacu dalam Mahan K. dan Escott-Stump (2004). sebagai berikut :

• 100 ml/kg untuk 10 kg BB pertama • 50 ml/kg untuk 10 kg BB selanjutnya

• 20 ml/kg untuk BB selanjutnya (untuk usia < 50 tahun) atau 15 ml/kg untuk BB selanjutnya (untuk usia > 50 tahun).

Selain itu, kebutuhan air juga dihitung dengan rekomendasi dari dari The National Research Council (NRC) diacu dalam Sawka M et al. (2005) yaitu 1 ml/ kkal untuk anak-anak dan dewasa.

Perhitungan kebutuhan cairan berdasarkan The National Research Council (NRC) diacu dalam Sawka M et al. (2005) didasarkan pada angka kebutuhan energi contoh. Adapun kebutuhan energi contoh dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Kebutuhan energi = AMB X Fa Keterangan :

AMB : Angka Metabolisme Basal menurut FAO/WHO/UNU (1985) (untuk anak perempuan umur 10-18 tahun = ((12,2 x berat badan) + 746)

Fa : Faktor aktivitas (tidak terikat di tempat tidur = 1,3)

Data berat badan, tinggi badan serta umur juga digunakan untuk menghitung status gizi contoh. Pengukuran status gizi contoh dilakukan menggunakan Anthro Plus (WHO 2007). Pengukuran status gizi anak umur diatas lima tahun sampai 19 tahun diukur dengan perbandingan indeks massa tubuh terhadap umur (IMT/U) (WHO 2007).

Status gizi contoh dibedakan menjadi 6 kategori, yaitu severe obese (>+3SD), obese (+2<SD<+3), overweight (+1<SD<+2), normal (-2<SD<+1), underweight (kurus) (-2<SD<-3) dan severe underweight (sangat kurus) (< -3SD) (WHO 2007).

Data karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh dikelompokkan menjadi beberapa variabel dan dianalisis secara statistik deskriptif. Besar keluarga contoh dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu keluarga kecil dengan jumlah anggota 4 orang, keluarga sedang dengan jumlah anggota 5-6 orang, serta keluarga besar dengan jumlah anggota 7 orang (Hurlock 1980). Pendidikan orangtua contoh dikelompokkan menjadi beberapa kategori berdasarkan hasil wawancara. Data kebiasaan minum contoh sehari-hari yang diperoleh dari FFQ dikategorikan menjadi empat yaitu tidak pernah (0 kali per minggu), jarang (1-3 kali per minggu), kadang-kadang (4-6 kali per minggu) dan sering (>6 kali per minggu). Data kebiasaan minum contoh saat di sekolah dianalisis secara statistik deskriptif.

Data intake cairan meliputi intake cairan yang berasal dari minuman dan makanan. Intake cairan yang berasal dari makanan dikonversikan kedalam kandungan air dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) 2009. Konversi ini dihitung dengan rumus (Hardinsyah dan Briawan 1994) sebagai berikut :

Keterangan :

KGij : kandungan air dalam bahan makanan j Bj : berat makanan j yang dikonsumsi (gram)

Gij : kandungan air dalam 100 gram BDD bahan makanan j BDDj : bagian bahan makanan j yang dapat dimakan

Intake cairan yang berasal dari minuman pada hasil recall disesuaikan dengan jenis dan jumlah minuman yang diperoleh dari hasil FFQ. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya perbedaan data antara recall dengan FFQ. Total intake cairan merupakan jumlah cairan dari minuman dan cairan yang berasal dari makanan. Adapun rumus untuk menghitung total intake cairan adalah sebagai berikut.

Total intake cairan = cairan dari minuman + cairan dari makanan Persentase tingkat konsumsi cairan diperoleh dengan membandingkan intake cairan dari minuman dan makanan dengan kebutuhan cairan pada masing-masing contoh. Tanda-tanda yang umum terjadi pada dehidrasi adalah haus, lelah, kulit kering, mulut dan tenggorokan kering (AFIC 2000). Pada proses entry data masing-masing jawaban pada pertanyaan mengenai status hidrasi akan diberikan nilai 1 untuk jawaban ya dan nilai 0 untuk jawaban tidak. Apabila contoh mengalami minimal tiga diantara tanda tersebut, maka contoh dikategorikan mengalami dehidrasi ringan. Apabila contoh mengalami kurang dari tiga tanda-tanda fisik tersebut maka dikategorikan tidak mengalami dehidrasi.

Hubungan antara persentase tingkat konsumsi cairan dengan kecenderungan dehidrasi dianalisis menggunakan Uji Chi Square, hubungan antara intake energi dengan persentase tingkat konsumsi cairan dianalisis menggunakan Uji Korelasi Pearson.

Dokumen terkait