• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian quasi eksperimen dengan menggunakan pre post test design untuk mengidentifikasi efektifitas terapi pijat terhadap konsentrasi belajar siswa kelas 5 SD Negeri No. 060894 Medan. Penelitian ini menggunakan satu kelompok subjek atau tidak ada kelompok pembanding (kontrol) dimana kelompok tersebut diobservasi sebelum dilakukan intervensi kemudian diobservasi kembali setelah dilakukan intervensi. Penelitian ini dilakukan sebanyak sembilan kali dengan waktu yang ditetapkan yaitu dua kali dalam seminggu. Rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

Keterangan :

01 : Pengukuran sebelum perlakuan X : Pemberian terapi pijat

02 : Pengukuran setelah perlakuan

Pretest Perlakuan Post test

2. Populasi dan Sampel

2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri No. 060894 Medan yang berjumlah 29 orang.

2.2. Sampel

Sampel merupakan objek yang akan diteliti dan yang merupakan bagian dari populasi (Notoadmodjo, 2010). Menurut Arikunto (2006), jika jumlah subjek kurang dari 100 maka lebih baik digunakan seluruhnya (total sampling). Sehingga jumlah dari sampel adalah 29 orang sesuai dengan jumlah populasi. Namun karena terdapat 6 siswa yang tidak memenuhi kriteria penelitian maka jumlah sampel yang digunakan adalah 23 orang.

Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah:

1. Siswa kelas 5 SD yang bersekolah di SD Negeri No. 060894 Medan 2. Siswa mampu berbahasa Indonesia dengan baik

3. Siswa bersedia menjadi responden 4. Siswa sehat fisik dan tidak sakit

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2013 di ruangan kelas 5 SD Negeri No. 060894 Medan. Peneliti memilih lokasi ini karena lingkungan sekolahnya yang cenderung ramai disebabkan bangunan sekolahnya yang dihimpit dengan dua sekolah negeri lainnya. Kondisi ini menyebabkan peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana konsentrasi siswa yang belajar disekolah tersebut serta memberi perlakuan berupa terapi pijat untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti setelah mendapatkan surat ijin dari Fakultas Keperawatan USU. Setelah itu peneliti memberikan surat ijin kepada kepala sekolah di SD Negeri No. 060894 Medan. Setelah pihak sekolah mengijinkan, peneliti menjelaskan kepada responden yaitu anak kelas 5 SD Negeri No. 060894 Medan tentang tujuan, manfaat dan proses penelitian. Peneliti kemudian memberikan lembar persetujuan (informed consent) kepada responden. Responden yang bersedia berpartisipasi sebagai sampel dalam penelitian harus mengisi lembar persetujuan dan responden yang tidak bersedia sebagai sampel dalam penelitian tidak dipaksa oleh peneliti dan tetap dihormati hak-hak tanpa ada kekerasan fisik maupun psikologis. Peneliti tidak mencantumkan nama lengkap hanya mencantumkan inisial nama responden atau memberi kode pada masing- masing lembar pengumpulan data untuk menjaga kerahasiaan responden. Kerahasiaan informasi responden dijamin keamanannya oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.

5. Instrumen Penelitian

Data responden diperoleh dengan menggunakan alat pengumpul data berupa kuisioner yang terdiri dari kuesioner data demografi, kuesioner tes konsentrasi dan lembar observasi untuk melihat kemampuan konsentrasi belajar siswa kelas 5 SD Negeri No. 060894 Medan. Kuesioner data demografi berisi karakteristik responden yang terdiri dari jenis kelamin, urutan anak dalam keluarga, jumlah saudara kandung dan pekerjaan orang tua. Data demografi digunakan untuk menggambarkan karakteristik reponden.

Lembar observasi terdiri dari panduan observasi konsentrasi belajar yang disusun berdasarkan indikator konsentrasi belajar. Lembar observasi tersebut terdiri dari fokus pandang siswa, bahasa tubuh dan sikap saat belajar. Pernyataan pada panduan observasi terdiri dari 9 pernyataan yakni pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif terdiri dari 4 pernyataan yaitu pernyataan pertama dan kedua pada indikator fokus pandang, pernyataan pertama pada indikator bahasa tubuh, dan pernyataan pertama pada indikator sikap. Sedangkan pernyataan negatif terdiri dari 5 pernyataan yaitu pernyataan ketiga pada indikator fokus pandang, pernyataan kedua, ketiga dan keempat pada indikator bahasa tubuh, dan pernyataan kedua pada indikator sikap. Pengukuran teknik observasi pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan tanda (ceklist) pada lembar observasi. Metode observasi yang digunakan adalah metode time sampling yang merupakan seleksi dari waktu yang ditentukan pada saat observasi berlangsung. Penyusunan waktu yang digunakan adalah systematically selected dengan interval waktu yang ditentukan oleh peneliti. Dari 20 menit observasi yang dilakukan,

peneliti membagi waktu observasi menjadi 1 menit setiap observasi dan 1 menit berikutnya observasi dihentikan, demikian secara bergantian. Total observasi yang diperoleh adalah 10 observasi dalam rentang waktu 1 menit.

Soal matematika yang digunakan untuk mengukur konsentrasi belajar terdiri dari 54 soal yang disusun berdasarkan kerja sama peneliti dengan guru matematika kelas 5 SD Negeri No. 067246 Medan.

6. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji reliabilitas tidak dilakukan dalam penelitian ini karena soal matematika yang digunakan merupakan soal yang diadopsi dari buku panduan sekolah dan sebelum diberikan sudah disetujui terlebih dahulu oleh guru matematika. Uji validitas dalam penelitian ini adalah uji validitas isi yang digunakan untuk menguji panduan observasi. Uji validitas dilakukan oleh salah satu dosen Psikologi di Universitas Negeri Medan.

7. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di SD Negeri No. 060894 Medan selama bulan April-Mei 2013. Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat ijin pelaksanaan penelitian dari bagian pendidikan Fakultas Keperawatan USU. Sesudah itu peneliti mengajukan permohonan ijin pelaksanaan penelitian kepada Kepala Sekolah.Setelah mendapatkan ijin dari Kepala sekolah, peneliti mendata jumlah siswa kelas 5 SD di sekolah tersebut untuk dijadikan sampel dalam penelitian. Sebelum dilakukan intervensi peneliti menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedur pelaksanaan kepada responden. Sesudah anak bersedia dilakukan pemijatan maka peneliti memberikan informed consent untuk ditandatangani.

Kemudian peneliti memberikan kuesioner data demografi untuk mengetahui karakteristik responden. Peneliti memberikan waktu ± 5 menit untuk mengisi kuesioner. Kuesioner demografi yang diberikan terdiri dari jenis kelamin, urutan anak dalam keluarga, jumlah saudara kandung dan pekerjaan orang tua. Kuesioner yang telah selesai diisi kemudian diperiksa kelengkapan dan jumlahnya oleh peneliti.

Peneliti kemudian memberikan pertanyaan (pre-test) sebanyak 3 soal matematika kepada siswa untuk mendapatkan data nilai matematika. Soal ini didapatkan dari buku matematika yang digunakan sebagai pedoman disekolah tersebut. Soal yang disusun merupakan hasil kerja sama peneliti dengan guru kelas 5 di sekolah tersebut. Waktu yang disediakan untuk menjawab soal tersebut adalah 10 menit. Soal yang telah selesai dikerjakan kemudian dikumpulkan untuk kemudian diperiksa nilainya. Setelah lembar jawaban dikumpulkan, setiap anak memijat pasangannya masing-masing. Sebelumnya setiap anak telah dilatih oleh peneliti sebanyak 2 kali sehingga dapat mempraktikkan sesuai dengan teknik pijat yang digunakan. Peneliti menggunakan video pijat pada anak yang dibuat sendiri oleh peneliti sebagai media yang membantu pelaksaaan penelitian.

Teknik pijat yang digunakan dalam penelitian ini merupakan teknik pijat pada anak yang terdiri dari teknik urut, teknik tepuk, teknik pegang, teknik belai, teknik gosokan atau usapan, teknik ketukan dan teknik remas. Daerah yang dipijat meliputi daerah kepala dan wajah, tangan, dan punggung. Minyak yang dipakai dalam penelitian ini adalah baby oil karena lembut dikulit sehingga tidak menimbulkan rasa sakit ketika dipijat. Setelah anak dipersiapkan untuk dipijat,

setiap anak memulai pemijatan bersama-sama secara bergantian selama 20 menit. Peneliti memposisikan dirinya didepan dan memberikan arahan kepada anak dalam melakukan pemijatan sehingga setiap anak mendapatkan pijatan yang sama dan sesuai.

Terapi pijat ini dilakukan dua kali dalam seminggu sebanyak 9 kali dengan jumlah waktu yang dibutuhkan setiap kali pemijatan sebanyak 20 menit. Setelah dilakukan pemijatan, guru mulai mengarahkan siswa pada materi yang sudah dan akan dipelajari. Pada saat proses belajar dimulai, peneliti merekam proses belajar tersebut selama 20 menit. Waktu yang ditentukan untuk merekam proses belajar tersebut sudah disesuaikan dengan waktu yang tersedia. Hasil rekaman tersebut disimpan untuk dinilai sesuai dengan panduan observasi yang digunakan. Setelah proses belajar selesai, peneliti kemudian memberikan kembali 3 soal matematika kepada siswa. Karakteristik soal yang diberikan sama dengan soal yang diberikan pada pre-test. Waktu yang diberikan dalam mengerjakan soal sebanyak 10 menit. Pada hari penelitian berikutnya dilakukan prosedur yang sama seperti hari pertama.

8. Uji Distribusi Normal (Normalitas)

Uji distribusi normal adalah uji yang digunakan untuk mengukur apakah data memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik (statistik inferensial). Uji ini merupakan uji kesesuaian antara distribusi sampel (observasi) dengan distribusi teoritis tertentu (normal). Cara yang dipakai untuk uji normalitas adalah dengan menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov. Hasil uji akan menunjukkan distribusi normal jika nilai p (signifikansi) > 0,05, sedangkan

jika nilai p (signifikansi) ≤ 0,05 maka distribusi tidak normal. Hasil uji normalitas nilai matematika siswa dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Nilai Matematika Siswa Kelas 5 SD Negeri No. 060894

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

pre .184 23 .041

post .278 23 .000

Tabel diatas menunjukkan nilai hasil uji normalitas pada nilai pre-test dan post-test. Nilai p (signifikansi) yang dihasilkan < 0,05 yang berarti bahwa data nilai matematika siswa tidak terdistribusi normal. Sehingga Uji Parametrik diganti menjadi Uji Nonparametric yaitu Uji Wilcoxon.

9. Analisa Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahap yaitu: (1) tahap editing yang dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan kuesioner yang diisi oleh responden; (2) tahap coding dengan mengoreksi ketepatan dan kelengkapan data responden kemudian diberi kode oleh peneliti secra manual sebelum diolah dengan menggunakan komputer; (3) tahap klasifikasi yang dilakukan berdasarkan atribut responden; (4) tabulasi data dilakukan untuk meminimalkan penjelasan dan pernyataan deskriptif dan dilakukan dengan menggunakan komputer. Analisa data terdiri dari analisa univariat dan analisa bivariat.

Analisa univariat yang digunakan adalah analisa statistik deskriptif untuk menyajikan karakteristik responden dan hasil observasi di kelas. Karakteristik

responden terdiri dari jenis kelamin, urutan anak dalam keluarga, jumlah saudara kandung dan pekerjaan orang tua. Panduan observasi terdiri dari tiga indikator yaitu fokus pandangan, bahasa tubuh dan sikap di kelas. Karakteristik responden dan hasil observasi tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.

Analisa bivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa dengan Uji Nonparametrik yaitu Uji Wilcoxon dengan menggunakan program komputer. Uji Wilcoxon digunakan untuk membandingkan konsentrasi belajar pada kelompok sebelum dan sesudah diberikan terapi pijat. Kesimpulan yang dihasilkan adalah bila nilai p ≤ 0,05, maka keputusannya adalah Ho ditolak yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai sebelum dan setelah dilakukan pemijatan. Namun bila nilai p > 0,05, maka keputusannya adalah Ho gagal ditolak yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai yang dihasilkan sebelum dan setelah dilakukan pemijatan.

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Pengumpulan data dilakukan dari bulan April-Mei 2013 di SD N No. 060894 Medan. Responden dalam penelitian ini merupakan siswa kelas 5 SD yang berjumlah 23 orang. Penyajian data meliputi karakteristik responden, kemampuan siswa dalam menjawab soal matematika sebelum dilakukan pijat (pre test) dan sesudah dilakukan pijat (post test), dan lembar observasi yang berisi beberapa indikator yaitu fukus pandangan, bahasa tubuh dan sikap siswa di kelas. Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan.

1.1. Analisa Univariat

1.1.1. Karakteristik Responden

Dari 23 orang responden diperoleh karakteristik dan data demografi sebagai berikut: Berdasarkan jenis kelamin, mayorits responden dengan jenis kelamin perempuan yakni 60,87%. Berdasarkan urutan kelahiran anak dalam keluarga, mayoritas responden merupakan anak kedua dan anak ketiga masing- masing sebesar 35,43%. Berdasarkan jumlah saudara kandung, mayoritas responden memiliki 2 saudara kandung (3 bersaudara) yaitu 43,48%. Berdasarkan pekerjaan orang tua, mayoritas 47,83% responden memiliki orang tua yang bekerja sebagai wiraswasta.

Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Siswa Kelas 5 SD Negeri No. 060894 Medan (n=23)

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%) Jenis Kelamin

Perempuan Laki-laki

Urutan Anak Berdasarkan Kelahiran Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima Jumlah Bersaudara Anak tunggal Dua bersaudara Tiga bersaudara Empat bersaudara Dst Pekerjaan Orangtua PNS/POLRI/TNI Wiraswasta Petani/berkebun Pegawai swasta Dll 14 9 4 7 7 4 1 1 4 10 1 7 3 11 1 1 7 60,87 39,13 17,39 30,43 30,43 17,39 4,35 4,35 17,39 43,48 4,35 31,25 13,04 47,83 4,35 4,35 30,43

1.1.2. Konsentrasi Belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri No. 060894 Medan Berdasarkan Hasil Observasi

Berdasarkan observasi pertama hingga observasi kesembilan diperoleh hasil yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat disimpulkan dari perbandingan observasi pertama dan observasi kesembilan. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.2. Hasil Observasi Siswa Kelas 5 SD N No. 060894 Medan Pada Penelitian Hari Pertama (n=23)

Urutan Observasi (dalam menit)

Fokus Pandangan (%) Tertuju pada guru Tertuju pada papan

tulis/alat peraga/ buku panduan

Tertuju ke arah lain (kiri dan kanan)

f % f % f % Pertama 20 87 - - 3 13 Ke-3 - 23 100 - - Ke-5 - - 21 91,3 2 8,7 Ke-7 - - 20 87 3 13 Ke-9 - - 18 78,3 5 21,7 Ke-11 - - 15 65,2 8 34,8 Ke-13 - - 14 60,9 9 39,1 Ke-15 13 56,5 - - 10 43,5 Ke-17 10 43,5 - - 13 56,5 Kes-19 10 43,5 - - 13 56,5

Bahasa Tubuh (%) Sikap di Kelas (%)

Posisi duduk tegak Posisi duduk bersandar Mengantuk Bermain dengan alat tulis Tenang Bising/mengobr ol f % f % f % f % f % f % 19 82,6 4 17,4 - - - - 21 91,3 2 8,7 21 91,3 2 8,7 - - - - 23 100 - - 21 91,3 2 8,7 - - - - 23 100 - - 19 82,6 4 17,4 - - - - 23 100 - - 17 73,9 4 17,4 - - 2 8,7 23 100 - - 14 60,9 6 26,1 - - 3 13 20 87 3 13 13 56,5 8 34,8 - - 2 8,7 21 91,3 2 8,7 9 39,1 9 39,1 - - 4 17,4 19 82,6 4 17,4 10 43,5 10 43,5 - - 2 8,7 17 73,9 6 26,1 11 47,8 11 47,8 - - 2 8,7 17 73,9 6 26,1

Tabel 5.3. Hasil Observasi Siswa Kelas 5 SD N No. 060894 Medan Pada Penelitian Hari Kesembilan (n=23)

Urutan Observasi (dalam menit)

Fokus Pandangan (%) Tertuju pada guru Tertuju pada papan

tulis/alat peraga/ buku panduan

Tertuju ke arah lain (kiri dan kanan)

f % f % f % Pertama 13 56,5 3 13 7 30,5 Ke-3 18 78,2 - - 5 21,8 Ke-5 - - 21 91,3 2 8,7 Ke-7 - - 23 100 - - Ke-9 - - 23 100 - - Ke-11 - - 23 100 - - Ke-13 - - 20 87 3 13 Ke-15 - - 19 82,6 4 17,4 Ke-17 - - 20 87 3 13 Ke-19 - - 21 91,3 2 8,7

Bahasa Tubuh (%) Sikap di Kelas (%)

Posisi duduk tegak Posisi duduk bersandar Mengantuk Bermain dengan alat tulis Tenang Bising/mengobr ol f % f % f % f % f % f % 18 78,3 3 13 - - 2 8,7 18 78,3 2 8,7 20 87 2 8,7 - - 1 4,3 23 100 - - 22 95,7 1 4,3 - - - - 23 100 - - 23 100 - - - 23 100 - - 21 91,3 2 8,7 - - - - 23 100 - - 23 100 - - - 23 100 - - 19 82,6 4 17,4 - - - - 23 100 - - 17 73,9 6 26,1 - - - - 23 100 - - 19 82,6 2 8,7 - - 2 8,7 23 100 - - 20 87 1 4,3 - - 2 8,7 23 91,3 2 8,7

1.1.3. Konsentrasi Belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri No. 060894 Medan Berdasarkan Hasil Nilai Matematika Sebelum dan Setelah Dilakukan Terapi Pijat

Hasil nilai matematika sebelum dilakukan terapi pijat menunjukkan rata- rata nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan hasil nilai setelah dilakukan terapi pijat. Namun terdapat satu hasil dimana rata-rata nilai pada pre-test dan post-test tidak menunjukkan perbedaan. Lebih rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.4. Konsentrasi Belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri No. 060894 Medan Berdasarkan Hasil Nilai Matematika Sebelum dan Setelah Dilakukan Terapi Pijat

Grafik 1. Konsentrasi Belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri No. 060894 Medan Berdasarkan Nilai Matematika Sebelum dan Setelah Dilakukan Terapi Pijat Pada Hari Pertama sampai Hari Kesembilan

0 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pre-test Post-test Hasil Nilai Matematika Pre-test Post-test Mean SD Mean SD Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima Keenam Ketujuh Kedelapan Kesembilan 1,6957 2,4348 2,5217 2,1739 2,2174 2,8696 2,3043 2,6087 2,6957 0,87567 0,66237 0,73048 0,38755 0,90235 0,34435 0,70290 0,65638 0,47047 2,3043 2,9130 2,8696 2,7391 2,9565 2,8696 2,8696 2,9130 2,9130 0,55880 0,28810 0,34435 0,75181 0,20851 0,34435 0,34435 0,28810 0,28810

1.2. ANALISA BIVARIAT

1.1.2. Pengaruh Terapi Pijat Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri No. 060894 Medan Berdasarkan Hasil Nilai Matematika

Berdasarkan metode penelitian yang digunakan, proses pengambilan data dalam penelitian dilakukan sebanyak 9 kali dengan data pre-test dan post-test. Dari sembilan hasil penelitian tersebut diperoleh rata-rata hasil yang berbeda. Peningkatan nilai ditunjukkan dari penelitian pertama hingga kesembilan. Selain itu hasil analisa menunjukkan terdapat perbedaan nilai yang signifikan pada pre- test dan post-test. Secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.5. Pengaruh Terapi Pijat Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri No. 060894 Medan Pada Hari Pertama Penelitian (n=23)

Ket : a = posttest < pretest b = posttest > pretest c = posttest = pretest

Nilai negative ranks pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai post-test lebih kecil dari pada nilai pre-test. Hal ini berarti bahwa terdapat 2 siswa yang mengalami penurunan nilai belajar matematika berdasarkan pretest-posttest yang dilakukan dengan rata-rata ranking 7,83 dan jumlah ranking 11,00. Nilai positive Variabel

Konsentrasi belajar siswa sebelum dan setelah diberi terapi pijat

N Mean Rank

Sum of Ranks

Nilai p

Posttest – pretest Negative ranks Positive ranks Ties Total 2a 12b 9c 23 7,83 5,50 11,00 94,00 0,006

ranks menunjukkan sebaliknya, post-test lebih besar dibandingkan dengan pres- test yang berarti bahwa terjadi peningkatan nilai matematika pada 12 siswa dengan rata-rata ranking 5,50 dan jumlah ranking 11,00. Nilai ties pada tabel diatas menunjukkan terdapat 9 siswa yang memiliki kesamaan nilai pada pre-test dan post-test. Berdasarkan hasil analisa diperoleh nilai p = 0,006 (p < 0,05) yang berarti terdapat pengaruh terapi pijat terhadap nilai matematika siswa SD Negeri 060894 Medan.

Tabel 5.6. Pengaruh Terapi Pijat Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri No. 060894 Medan Pada Hari Kesembilan Penelitian (n=23)

Ket : a = posttest < pretest b = posttest > pretest c = posttest = pretest

Dari hasil penelitian pada hari kesembilan, tidak ditemukan siswa yang mengalami penurunan nilai matematika. Nilai positive ranks menunjukkan terdapat 5 siswa yang mengalami peningkatan nilai matematika dengan rata-rata ranking 3,00 dan jumlah ranking 15,00. Nilai ties pada tabel diatas menunjukkan terdapat 18 siswa yang memiliki kesamaan nilai pada pre-test dan post-test. Berdasarkan hasil analisa diperoleh nilai p = 0,025 (p < 0,05) yang berarti terdapat Variabel

Konsentrasi belajar siswa sebelum dan setelah diberi terapi pijat

N Mean Rank

Sum of Ranks

Nilai p

Posttest – pretest Negative ranks Positive ranks Ties Total 0a 5b 18c 23 0,00 3,00 0,00 15,00 0,025

pengaruh terapi pijat terhadap nilai matematika siswa SD Negeri No. 060894 Medan.

2. Pembahasan

2.1. Karakteristik Responden

Berdasarkan jenis kelamin diperoleh perempuan sebanyak 14 orang dan laki-laki sebanyak 9 orang. Berdasarkan hasil observasi, siswa perempuan lebih tenang saat belajar dibandingkan dengan siswa laki-laki. Hal ini sesuai dengan pendapat Saminah dalam Purnanta et. al (2008) yang mengatakan perbedaan jenis kelamin anak seringkali menunjukkan perbedaan karakteristik belajar anak. Anak perempuan lebih cepat memasuki tahap keremajaan dibandingkan dengan anak laki-laki. Anak perempuan lebih cepat mengenal hidup yang teratur sehingga kesan umum anak perempuan lebih mudah diatur dan lebih mudah mandiri (Saminah dalam Purnanta et. al 2008). Meskipun demikian, siswa perempuan lebih mudah teralihkan perhatiannya dibandingkan dengan siswa laki-laki.

Hal ini sesuai dengan penelitian Nideffer & Bond dalam Supriyanto (2005) yang mengemukakan bahwa terdapat perbedaan konsentrasi antara laki- laki dengan perempuan. Laki-laki memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Pada stimulus eksternal, sekitar 11,7% perempuan mudah teralihkan perhatiannya, sedangkan pada stimulus internal sekitar 7,7% perempuan cenderung mudah teralihkan perhatiannya dibandingkan laki-laki.

Perhatian sangat penting dalam mengikuti kegiatan belajar. Perhatian yang diberikan siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru di dalam kelas akan mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh siswa tersebut (Arsyak dalam Puspita, 2012). Sehingga jika dilihat dari hasil belajar matematika, siswa laki-laki cenderung memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan siswa perempuan.

Berdasarkan urutan kelahiran dalam keluarga, sebagian besar responden merupakan anak kedua dan anak ketiga dalam keluarga, yaitu masing-masing sebanyak 7 orang (anak tengah). Sedangkan yang lainnya merupakan anak tunggal, anak pertama, keempat dan kelima dengan jumlah masing-masing anak tunggal sebanyak 1 orang, anak pertama sebanyak 3 orang, anak keempat sebanyak 4 orang dan anak kelima sebanyak 1 orang.

Hurlock (1980) mengatakan bahwa anak dalam suatu keluarga memiliki kedudukan atau status sesuai dengan urutan kelahirannya (Putri, 2012) Anak tengah merupakan anak yang menempati posisi diantara anak sulung dan anak bungsu. Mereka merasa lahir terlambat untuk mendapatkan hak-hak istimewa yang diperoleh anak sulung, tetapi terlalu awal untuk mendapatkan kelonggaran disiplin dari orang tua (Hadibroto, 2002). Anak tengah cenderung mempunyai karakteristik berorientasi pada kelompok teman sebaya (peer group) yang membantunya menjadi popular dan memiliki banyak teman. Hal ini menyebabkan anak tengah lebih independen, dimana sifat tersebut juga terbentuk dari perilaku orang tua yang sudah memiliki pengalaman melindungi anak (Very & Zannini, dalam Mednick et al., dalam Putri 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Putri (2012), mengungkapkan bahwa anak tengah memiliki keinginan untuk mencapai

prestasi yang memuaskan, antisipasi tujuan, hambatan serta perasaan yang dialami dalam mencapai tujuan lebih tinggi dari pada anak sulung dana anak bungsu.

Berdasarkan jumlah anggota dalam keluarga, sebanyak 10 orang responden memiliki 2 saudara (tiga bersaudara). Sedangkan yang lainnya merupakan anak tunggal (sebanyak 1 orang), dua bersaudara (4 orang), 4 bersaudara (1 orang), dan lain-lain (sebanyak 7 orang). Dalam lingkungan keluarga, jumlah anggota keluarga memberikan kontribusi terhadap kemampuan belajar siswa. Wijaya (2007) mengatakan bahwa anak yang berasal dari keluarga besar cenderung memiliki intelegensi yang lebih rendah dibandingkan dengan anak yang datang dari keluarga kecil. Berdasarkan hasil penelitian Setyaningsih (2012), jumlah keluarga mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa sehingga jumlah keluarga yang relatif besar cenderung menyebabkan siswa tidak berkonsentrasi saat belajar, demikian sebaliknya.

Berdasarkan pekerjaan orang tua, sebagian besar siswa memiliki orang tua yang bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 11 orang, sedangkan yang lainnya merupakan PNS/POLRI/TNI sebanyak 3 orang, petani/berkebun sebanyak 1 orang, pegawai swasta sebanyak 1 orang dan lain-lain sebanyak 7 orang. Jenis pekerjaan orang tua sangat berpengaruh bagi kualitas belajar siswa. Hal ini disebabkan karena jenis pekerjaan berkaitan dengan pendapatan. Orang tua yang bekerja sebagai buruh, pekerja kasar, kuli bangunan umumnya tingkat pendidikannya rendah sehingga selain pendapatannya yang rendah mereka juga sulit membantu anak dalam mengatasi kesulitan belajar. Orang tua yang memiliki pekerjaan yang berpendapatan tinggi akan mampu memenuhi kebutuhan anaknya

dalam belajar. Dan orang tua yang bekerja sebagai karyawan disuatu instansi pemerintahan atau swasta, usaha penjualan dan usaha jasa walaupun pendapatannya tidak begitu besar namun waktu bekerja tidak begitu padat sehingga masih mempunyai waktu untuk memperhatikan pendidikan anaknya (Darmadi, 2006). Oleh karena itu jenis pekerjaan juga berpengaruh terhadap perhatian yang diberikan orang tua terhadap anak.

Slameto (2003) mengatakan bahwa yang penting dalam keluarga adalah relasi antara orang tua dan anak. Selain itu, relasi antara anak dengan saudaranya atau dengan keluarga lain juga turut mempengaruhi proses belajar anak. Moeloek

Dokumen terkait