• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Madiun yang merupakan wilayah kerja PG Pagottan. PG Pagottan merupakan unit usaha dari PT. Perkebunan Nusantara XI Surabaya. Lokasi dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa PG Pagottan telah berdiri sejak masa penjajahan Belanda yaitu tahun 1884 yang masih beroperasi. PG Pagottan mendapat pemenuhan bahan baku produksi gula sekitar 70 persen tebu rakyat melalui kemitraan, dan 30 persen dari tanaman sendiri. Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2014.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder baik data yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh melalui observasi langsung di lapangan, wawancara langsung dengan petani tebu dan pihak pabrik gula yang berhubungan dengan penelitian serta pengisian kuesioner yang diajukan kepada responden. Data sekunder diperoleh melalui penelusuran berbagai dokumen tertulis dari pabrik dan dari literatur - literatur yang relevan seperti buku, majalah pertanian, jurnal ilmiah, internet, Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Madiun, Badan Pusat Statistik, Penyuluh Perkebunan wilayah PG Pagottan, perpustakaan IPB, maupun dari beberapa penelitian terdahulu yang menjadi bahan rujukan bagi penelitian ini.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara, dan observasi lapang baik kepada pihak petani maupun pabrik gula. Metode pengumpulan data juga dilakukan dengan menggunakan kuesioner, metode ini digunakan untuk menggali informasi lebih banyak dan mendalam dengan responden. Pengumpulan data kualitatif untuk mengetahui gambaran kemitraan dengan melakukan wawancara mendalam pada pihak pabrik gula dan petani. Informasi gambaran kemitraan terbatas pada proses kemitraan, kontrak perjanjian kerjasama, motivasi kemitraan, manfaat kemitraan, proses pembentukan harga dan kendala selama menjalani kemitraan.

Penentuan responden petani tebu mitra dilakukan dengan metode sensus. Jumlah populasi petani tebu mitra berdasarkan daftar petani mitra di Kabupaten Madiun yang merupakan wilayah kerja PG Pagottan adalah 74 petani, dari 74 petani tebu mitra tersebut tidak semua petani tebu adalah petani murni, tetapi campuran dengan pedagang pengumpul (tengkulak).

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pengurus APTR PG Pagottan jumlah petani tebu murni hanya 30 orang, sehingga 30 orang petani tersebut seluruhnya dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini. Sedangkan penentuan responden petani non mitra dilakukan dengan metode snowball sampling, hal ini dikarenakan tidak terdapat daftar petani non mitra di wilayah

TR = Y x Py

Kabupaten Madiun, sehingga untuk memperoleh data petani non mitra dengan bertanya kepada responden pertama untuk menunjukkan petani non mitra, begitu seterusnya sampai berhenti pada responden ke-10. Hal ini dikarenakan pada responden terakhir tidak ada informasi mengenai petani non mitra di wilayah penelitian atau metode snowball sampling dibatasi oleh lokasi penelitian (Kabupaten Madiun). Sehingga diperoleh jumlah petani responden non mitra sebanyak 10 orang.

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa analisis kualitatif dan kuantitatif berdasarkan data primer dan sekunder yang akan diperoleh dari hasil penelitian. Analisis kualitatif diuraikan secara deskriptif untuk mengetahui mekanisme kemitraan antara petani tebu di Kabupaten Madiun dengan PG Pagottan.

Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan analisis pendapatan usahatani untuk mengetahui pendapatan dan efisiensi biaya usahatani dengan R/C rasio dari diperoleh masing-masing petani tebu mitra dan petani tebu non mitra. Oleh karena itu, data yang dibutuhkan dalam analisis kuantitatif adalah data tentang penerimaan, jenis dan jumlah input yang digunakan serta pengeluarannya. Data primer yang akan diperoleh dari hasil wawancara dengan petani responden diolah dengan bantuan kalkulator dan komputer (program

Microsoft Excel 2013 dan SPSS 20). Hasil pengolahan data primer akan disajikan dalam bentuk tabel yang kemudian akan diinterpretasikan dalam bentuk pembahasan.

Analisis pendapatan usahatani dan R/C rasio

Analisis penerimaan usahatani digunakan untuk mengetahui jumlah penerimaan yang diperoleh dalam usahatani tebu. Soekartawi (2002) memformulasikan penerimaan usahatani sebagai perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual, atau dapat dituliskan sebagai berikut :

keterangan :

TR = Penerimaan total usahatani (Rp/Ha)

Y = Total hasil produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani (Kuintal/Ha) Py = Harga jual produk y per unit (Rp/Kuintal)

Analisis biaya usahatani digunakan untuk mengetahui jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam usahatani tebu. analisis biaya usahatani dibedakan menjadi dua, yaitu analisis biaya tunai dan biaya tidak tunai (biaya yang diperhitungkan). Biaya tunai pada usahatani tebu antara lain biaya bibit, pupuk, obat tanaman, iuran pengairan, sewa lahan, pajak tanah, upah tenaga kerja luar keluarga, biaya tebang angkut, bunga pinjaman, iuran koperasi dan biaya karung gula. Sedangkan biaya tidak tunai tebu antara lain penyusutan peralatan pertanian (cangkul, sabit, dan ganco), upah tenaga dalam keluarga, dan lahan milik sendiri.

Π tunai = TR – BT

Π total = TR – BT

R/C rasio atas biaya tunai

R/C rasio atas biaya total

Biaya total usahatani tebu merupakan hasil penjumlahan biaya tunai dengan biaya yang diperhitungkan.

Analisis pendapatan usahatani digunakan untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani tebu. Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan total dan biaya total, baik biaya total yang bersifat tunai maupun tidak tunai. Pendapatan usahatani dibedakan menjadi dua, yaitu pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total.

Pendapatan atas biaya tunai dirumuskan sebagai berikut :

keterangan :

Π tunai = pendapatan tunai atau keuntungan tunai usahatani TR = penerimaan total usahatani

BT = biaya tunai

Pendapatan atas biaya total dirumuskan sebagai berikut :

keterangan :

Π total = pendapatan total atau keuntungan total usahatani

TR = penerimaan total usahatani

BT = biaya total (biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan)

Analisis kuantitatif juga dilakukan dengan menggunakan analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C ratio), R/C ratio merupakan salah satu cara untuk mengetahui perbandingan antara penerimaan dan biaya yang dikeluarkan (Soekartawi 2002). Selain itu R/C rasio juga digunakan untuk mengetahui efisiensi usahatani, yang dapat diketahui dari perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya pada masing-masing usahatani. Analisis ini dibedakan menjadi dua, yaitu R/C rasio terhadap biaya tunai dan R/C rasio terhadap biaya total yang dirumuskan seperti berikut :

Sementara itu, dalam mengukur tingkat keuntungan usahatani maka terdapat kriteria penilaian dari hasil perhitungan R/C rasio tersebut, yaitu :

1. Apabila nilai R/C > 1, maka usahatani tersebut dikatakan menguntungkan karena setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan lebih besar dari satu rupiah.

2. Apabila nilai R/C = 1, maka usahatani tersebut dikatakan impas karena setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar satu rupiah juga.

3. Apabila R/C < 1, maka usahatani tersebut dikatakan tidak menguntungkan karena setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menhasilkan penerimaan lebih kecil dari satu rupiah.

R/C rasio menunjukkan besarnya penerimaan untuk setiap rupiah biaya yang dikeluarkan dalam usahatani tebu. Semakin tinggi nilai R/C, semakin menguntungkan usaha tersebut.

Analisis uji beda t-test

Pada penelitian ini uji beda t-test digunakan untuk menguji secara statistik besaran penerimaan, biaya, dan pendapatan yang diperoleh dari petani tebu mitra dan petani tebu non mitra. Nilai penerimaan, biaya dan pendapatan antara petani mitra dan non mitra perlu diuji secara statistik untuk membandingkan rata-rata nilai penerimaan, biaya dan pendaptan yang diperoleh sama atau berbeda. Sebelum melakukan t-test haruslah memenuhi asumsi-asumsi berikut5:

1. Sampel (data) yang diambil dari kedua populasi mempunyai distribusi normal. Untuk melihat distribusi normal pada kedua populasi dilakukan terlebih dahulu uji normalitas.

2. Pada uji t untuk dua sampel atau lebih, kedua sampel diambil dari dua populasi yang mempunyai varians sama atau bisa dianggap sama.

3. Variabel (data) yang diuji haruslah data bertipe interval atau rasio, yang tingkatnya lebih tinggi dari data tipe nominal atau ordinal.

Uji t yang digunakan dalam penelitian ini adalah Independent-sample t-test.

Uji ini bertujuan untuk membandingkan rata-rata dari dua grup/populasi yang tidak berhubungan satu dengan yang lain, apakah kedua grup/populasi tersebut mempunyai rata-rata yang sama atau tidak secara signifikan. Pada penelitian ini dua populasi yang akan dibandingkan adalah petani mitra dan petani non mitra, nilai rata-rata yang akan diuji adalah nilai penerimaan, biaya dan pendapatan masing-masing populasi. Taraf nyata (α) yang digunakan untuk t-test adalah 5 persen (0.05). Adapun prosedur t-test untuk Independent-sample t-test sebagai berikut (Saefuddin et al 2009):

1) Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H0 : Median Y di kedua populasi (mitra dan non mitra) tidak bebeda H1 : Median Y di kedua populasi (mitra dan non mitra) berbeda 2) Statistik Uji – Uji T

Dimana :

x1 = Rata-rata penerimaan/biaya/pendapatan pada petani mitra

5

Samian. 2006. Uji Hipotesa Perbedaan. http://www.e-bookspdf.org/download/uji- perbedaan.html.

x2 = Rata-rata penerimaan/biaya/pendapatan pada petani non mitra n1 = Jumlah sampel pada petani mitra

n2 = Jumlah sampel pada petani non mitra

σ1 = Simpangan baku pada petani mitra

σ2 = Simpangan baku pada petani non mitra 3) Kriteria Uji

Kriteria uji dengan membandingkan nilai t-hitung dengan nilai sebaran t pada tabel :

t-hitung > t-tabel, maka kedua populasi berbeda secara signifikan (H0 ditolak) t-hitung < t-tabel, maka kedua populasi tidak berbeda secara signifikan (H0 diterima)

Dokumen terkait