• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sipahutar Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara yang secara geografis terletak pada koordinat 990 05’17”- BT- 990 05’25” BT dan 020 06’12” LU - 020 07’17” LU. Lokasi penelitian ini berada pada ketinggian 1.150 m di atas permukaan laut.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Pebruari 2008 sampai dengan Mei 2008.

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini: Sample tanah yang diambil dari setiap Satuan Peta Tanah (SPT) serta bahan-bahan untuk analisis di laboratorium.

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : peta administrasi Desa Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara skala peta 1 : 50.000, peta jenis tanah Desa Sipahutar dengan skala 1 : 50.000, GPS (Global Position System), bor tanah, ring sample, buku Munsel Soil Color Chart, kertas label, kantong plastik, karet gelang, cangkul, parang, tustel, spidol, alat tulis serta alat-alat laboratorium.

Metode Penelitian

Metode Evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey sistem grid. Sedangkan penilaian kesesuaian lahan dengan menggunakan perbandingan (matching) antara Land Requipment (kebutuhan lahan oleh

tanaman) dengan Land Characteristic (sifat/ciri yang dimiliki oleh lahan) yang didasarkan oleh faktor pembatas utama.

Pelaksanaan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan tiga tahap kegiatan berupa tahap persiapan, tahap pelaksanaan di lapangan, dan tahap analisis di laboratorium.

Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah telaah pustaka, penyusunan usulan penelitian, melengkapi alat-alat yang digunakan dalam penelitian, serta mempersiapkan survei utama yang meliputi pendeskripsian pemboran tanah di lapangan dan pengambilan sampel tanah untuk analisa di laboratorium.

Tahap Kegiatan di Lapangan

Daerah penelitian adalah seluruh Desa Sipahutar, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara. Dilakukan pengambilan sampel tanah dengan penggalian profil tanah yang mewakili untuk setiap SPT yang mewakili.

Adapun tahap kegiatan pengambilan sampel tanah tersebut adalah : 1. Ditentukan daerah titik-titik pemboran.

2. Dilakukan analisa lapangan untuk menentukan satuan peta tanahnya. 3. Diambil sampel tanah untuk setiap satuan peta tanah secara komposit pada

kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm.

Tahap Analisis di Labortorium

Sampel tanah yang berasal dari lapangan kemudian di analisa di laboratorium yang meliputi sifat fisik (tekstur tanah) dan sifat kimia (KTK tanah, pH H2O, C-organik dan kejenuhan basa) tanahnya. Sifat fisik maupun kimia tanah ini berguna dalam mengkelaskan lahan berdasarkan kriteria kelas kesesuaian lahan menurut Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Bogor (2003). Yang dianalisa dan dievaluasi terutama yang berhubungan dengan faktor pembatas sifat/karakteristik lahan kelas kesesuaian lahan untuk tanaman jeruk, markisa dan manggis.

Analisa Kesesuaian Lahan

Untuk kesesuaian lahan pada tanaman jeruk, markisa dan manggis disusun oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Bogor (2003) yang mengacu pada Framework of Evaluation sampai pada tingkat sub-kelas.

1. Ordo : menunjukkan apakah suatu lahan sesuai atau tidak sesuai untuk penggunaan tertentu. Dalam hal ini lahan dibedakan atas 2 ordo ;

Ordo S : sesuai digunakan untuk penggunaan tertentu dalam jangka waktu yang tidak terbatas.

Ordo N : tidak sesuai digunakan untuk penggunaan tertentu.

2. Kelas : Menunjukkan tingkat kesesuaian dari masing-masing ordo. Ada 3 kelas dari ordo tanah yang sesuai dan 2 kelas untuk yang tidak sesuai.

1. Kelas S1 : Sangat sesuai (Highly Suitable), yaitu lahan yang tidak mempunyai faktor pembatas yang serius untuk menerapkan pengelolaan yang diberikan atau hanya mempunyai faktor pembatas yang tidak berarti

secara nyata terhadap produksinya dan tidak akan menaikkan masukan atas yang telah biasa dilakukan

2. Kelas S2 : Cukup Sesuai (Moderatly Suitable), yaitu lahan yang mempunyai faktor pembatas agak serius, untuk mempertahankan tingkat pengelolaannya yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi atau keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan. 3. Kelas S3 : Sesuai Marjinal ( Marginally Suitable), yaitu lahan yang

mempunyai faktor pembatas yang serius, untuk mempertahankannya tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi atau keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan. 4. Kelas N : Tidak sesuai saat ini (Currently Suitable), yaitu lahan yang

mempunyai faktor pembatas yang lebih serius, tetapi masih memungkinkan untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengelolaan model normal. Keadaan pembatas sedemikian rupa sehingga mencegah penggunaan kelangsungan dari lahan.

3. Sub Kelas : menyatakan jenis faktor pembatas pada masing-masing kelas. Dalam satu sub-kelas dapat mempunyai lebih dari satu faktor pembatas, untuk itu pembatas yang paling dominan diletakkan didepan.

Parameter Yang Diamati

Parameter yang diamati terbagi atas data yang diambil dari lapangan dan data hasil analisa laboratorium

1. Temperatur, yaitu rata-rata temperatur tahunan yang diperoleh dari SMPK Gabe Hutaraja, yaitu berdasarkan Oldeman dan Smith Ferguson.

2. Ketersediaan air, yaitu curah hujan per tahun, yaitu besar curah hujan dalam rata-rata >10 tahun (mm) Desa Sipahutar, Kecamatan Sipahutar yang diambil dari BMG Sampali Medan.

3. Drainase tanah dengan penggalian profil tanah, yang berguna dalam pengelolaan tanah.

4. Tekstur Tanah dengan metode by feeling, untuk mengetahui persen kandungan pasir, liat dan debu yang penting dalam pengelolaan tanah.

5. Kedalaman efektif (cm) dengan penggalian profil tanah, untuk mengetahui kedalaman tanah yang masih dapat ditembus oleh akar tanaman yang penting dalam pengelolaan tanah.

6. Lereng (%) dengan Clinometer, untuk mengetahui persen kemiringan lereng pada desa tersebut.

7. Batuan permukaan (%), dengan membandingkan ada profil pewakil/pemboran untuk mengetahui berapa banyak batuan yang terdapat pada tanah yang penting dalam pengelolaan tanah.

8. Batuan Singkapan (%), dengan membandingkan pada profil pewakil/pemboran, untuk mengetahui berapa banyak batuan yang terdapat diatas permukaan yang penting dalam pengelolaan tanah

Data Laboratorium:

1. Kapasitas Tukar Kation (KTK) dengan metode NH4Oac pH 7, untuk mengetahui banyaknya unsur-unsur hara yang terdapat dalam kompleks serapan yang erat kaitannya dengan kesuburan tanah.

2. pH H2O dengan metode elektrometrik (pH meter), untuk mengetahui tingkat kemasaman tanah.

3. Tekstur dengan metode Hidrometer, untuk mengetahui persen kandungan pasir, liat, debu yang erat kaitannya dengan pengelolaan tanah.

4. Kejenuhan basa (%) untuk mengetahui persen basa-basa tukar yaitu K, Na, Ca, Mg dengan metode ekstraksi 1 N NH4OAC pH 7.

Dokumen terkait