Waktu dan Tempat
Penelitian ini berlangsung selama bulan September hingga bulan Nopember 2011. Penelitian dilaksanakan di kandang penelitian Cikupa dan Laboratorium pabrik pakan Balaraja PT Charoen Pokphand Indonesia.
Bahan dan Alat Ternak
Penelitian ini menggunakan anak ayam broiler strain Ross berumur satu hari dan berjenis kelamin jantan sebanyak 400 ekor. Anak ayam ini berasal dari penetasan komersial yang telah divaksinasi dengan vaksin NDIBD killed dan NDIB live di penetasan pada umur satu hari. Anak ayam kemudian dibagi ke dalam 8 perlakuan secara acak. Masing masing perlakuan menggunakan 10 ulangan dan masing masing terdiri dari 5 ekor ayam.
Kandang
Kandang yang dipergunakan adalah kandang batere sebanyak 80 buah dengan kapasitas 5 ekor ayam. Masing-masing batere dilengkapi dengan lampu pemanas 60 watt, 1 tempat pakan dan 1 tempat air minum. Kandang batere juga dilengkapi dengan tempat penampungan ekskreta.
Ransum
Jenis ransum yang dipergunakan adalah ransum ayam pedaging, yang dipergunakan dari umur 1 hari hingga panen di umur 32 hari. Pemberian pakan dan air minum dilakukan dengan terus menerus dan tidak dibatasi.
Bahan baku yang dipilih hanya 4 macam, yakni jagung, bungkil kacang kedelai India atau Argentina, minyak kelapa sawit dan premiks. Komposisi ransum dibuat dengan tingkat metabolisme energi yang sama yaitu 2900 kcal dan tingkat kecernaan asam amino yang sama 1% lisina tercerna, 0.38% metionina
tercerna dan 0.75% metionina dan sisteina tercerna yang dapat dilihat pada Tabel 3.
Penanda (marker) yang dipergunakan adalah bentonite sebagai AIA (Acid Insoluble Ash) sebanyak 1% (Scott & Boldaji 1993). Enzim karbohidrase yang
dipakai diproduksi dari Aspergillus niger dan mengandung 2500 - galaktosidase unit dan 5000 - mannanase 5000 unit. Dosis
penggunaannya adalah 500 g/ton pakan. Enzim proteinase yang dipergunakan diproduksi dari Bacillus licheniformi danmengandung min 75.000 PROT. Dosis penggunaannya adalah 200 g/ton pakan. Aktifitas enzim untuk protease diukur dengan PROT unit, dimana 1 unit didefeinisikan sebagai jumlah enzim yang dapat melepaskan 1 µmol p-nitroaniline dari 1 µM substrat Suc-Ala-Ala-Pro-Phe-p- nitroaniline setiap 1 menit pada pH 9.0 dan suhu 37°C.
Perlakuan
Dua jenis kacang kedelai India dan Argentina dipergunakan dalam penelitian ini dengan ditambahkan enzim-enzim berupa enzim proteinase dan karbohidrase.
Perlakuan jenis kacang kedelai, yaitu : A1 : Kacang kedelai India A2 : Kacang kedelai Argentina Perlakuan enzim, yaitu :
B1 : tanpa enzim
B2 : dengan enzim proteinase
B3: dengan enzim karbohidrase
Tabel 3 Komposisi dan kandungan nutrien ransum
Komponen Satuan Ransum BKK India Ransum BKK Argentina
Kontrol Proteinase Karbohidrase Proteinase+Karbohidrase Kontrol Proteinase Karbohidrase Proteinase+Kar
Jagung % 55.88 55.89
Minyak Kelapa Sawit % 2.93 2.27
BKK India % 36.41 - BKK Argentina % - 37.06 DL-Metionina % 0.2 0.19 Bentonite % 1 1 Biji Batu % 1.32 1.34 Garam % 0.41 0.4 MCP % 1.52 1.51 Premix % 0.27 0.27
Choline Cloride Liquid % 0.07 0.07
Enzim Proteinase g/ton - 200 - 200 - 200 - 200
Enzim Karbohidrase g/ton - - 500 500 - - 500 500
Kandungan nutrien (perhitungan)
Energi metabolis Kcal/kg 2900 2900
Protein Kasar % 22 22 Lemak Kasar % 5.240 5.078 Serat Kasar % 3.075 2.564 Abu % 7.560 7.667 Kalsium % 0.89 0.89 Nonphytate P % 0.44 0.44 Lysin tercerna % 1.080 1.080 Metionina tercerna % 0.38 0.38 Metionina + Sisteina tercerna % 0.75 0.75 22
Prosedur Penelitian
Aspek penelitian meliputi empat hal:
Kecernaan Asam Amino Ileum
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dampak penambahan enzim pada kecernaan asam amino di dalam bagian usus halus ileum. Total perlakuan yang dipergunakan ada 8, dengan 5 ulangan. Setiap ulangan terdiri dari 5 ekor ayam. Ayam dipelihara hingga 32 hari. Pada umur 32 hari, ayam dipotong, dan isi usus yang berada diantara Meckel’s diverticulum dengan perbatasan ileum- cecal-colon dikeluarkan dengan menggunakan air destilasi. Selanjutnya isi usus ditampung pada gelas specimen berukuran 50 ml. Setiap sampel merupakan gabungan dari 5 ekor ayam.
Sampel isi usus langsung dibekukan dengan suhu -15 derajat Celcius, lalu dilanjutkan dengan proses kering beku (freeze dried), kemudian dihaluskan untuk melewati ukuran saringan 0,5 mm dan disimpan untuk analisa laboratorium selanjutnya.
Peubah yang di amati berjumlah 6 buah: Pakan: bahan kering, asam amino, penanda (marker)
Ayam : isi usus halus bagian ileum meliputi bahan kering, asam amino, penanda Kecernaan asam amino ditentukan dengan rumus (Gracia et al 2007): Kecernaan AA ileum= (AA/AIA)p – (AA/AIA)i
(AA/AIA)p Keterangan:
(AA/AIA)p = rasio dari AA terhadap penanda AIA dalam pakan (AA/AIA)i = rasio dari AA terhadap penanda AIA dalam isi usus halus
bagian ileum
Peningkatan Kecernaan Serat Kasar
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dampak penambahan enzim pada kecernaan serat kasar dengan mengamati selisih jumlah serat kasar yang terdapat di dalam usus halus dengan jumlah serat kasar yang terdapat pada ekskreta.
Total perlakuan yang dipergunakan ada 8, dengan 5 ulangan. Setiap ulangan terdiri dari 5 ekor ayam. Ayam akan dipelihara hingga 32 hari. Penampungan ekskreta dilakukan 3 hari berturut-turut sebelum ayam dimatikan. Pada umur 32 hari, ayam dipotong, dan isi usus yang berada diantara Meckel’s
diverticulum dengan perbatasan ileal-cecal-colon dikeluarkan dengan menggunakan air destilasi. Isi usus ditampung pada gelas specimen berukuran 50 ml. Setiap sampel merupakan gabungan dari 5 ekor ayam.
Sampel isi usus langsung dibekukan dengan suhu -15 derajat Celcius, lalu dilanjutkan dengan proses kering beku, kemudian dihaluskan untuk melewati ukuran saringan 0,5 mm dan disimpan untuk analisa laboratorium selanjutnya.
Peubah yang dianalisa sebanyak 9 buah: Pakan : bahan kering, serat kasar, penanda (marker)
Ayam : a. isi usus halus bagian ileum meliputi bahan kering, serat kasar, penanda b. ekskreta rataan 3 hari berturut-turut sebelum pembedahan meliputi bahan kering, serat kasar, penanda
Perbedaan kecernaan serat kasar ditentukan dengan rumus
(Brenes et al. 2003) :
Kecernaan serat kasar ileum = (S/AIA)p – (S/AIA)i (S/AIA)p Kecernaan serat kasar ekskreta = (S/AIA)p – (S/AIA)e
(S/AIA)p
Perbedaan kecernaan serat kasar pada ileaum dan ekskreta = kecernaan serat kasar ekskreta – ileum Keterangan:
(S/AIA)p = rasio dari serat kasar terhadap penanda dalam pakan (S/AIA)e = rasio dari serat kasar terhadap penanda pada ekskreta (S/AIA)i = rasio dari serat kasar terhadap penanda pada ileum
Kadar Air Ekskreta
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati manfaat penggunaan enzim pada perubahan kandungan air yang terdapat dalam ekskreta. Total perlakuan yang dipergunakan ada 8, dengan 8 ulangan. Setiap ulangan terdiri dari 5 ekor ayam.
Ayam dipelihara hingga 32 hari. Pada umur 29, 30 dan 31 hari, ekskreta dikoleksi dan kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 105 derajat
Celcius hingga mencapai berat konstan.
Peubah yang dianalisa sebanyak 2 buah
Ayam: ekskreta 3 hari berturut turut meliputiberat basah dan berat kering oven dari ekskreta
Kadar air ditentukan dengan rumus: Kadar air = Ba-Bk x 100%
Ba
Keterangan:
Ba = berat awal sampel (g)
Bk = berat kering oven sampel (g)
Penampilan Produksi
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati manfaat penggunaan enzim pada penampilan produksi ayam. Total perlakuan yang dipergunakan ada 8, dengan 10 ulangan. Setiap ulangan terdiri dari 5 ekor ayam. Ayam dipelihara hingga 32 hari. Setiap minggu hingga panen, berat badan ayam dan jumlah asupan pakan ditimbang pula. Jumlah ayam mati perhari dicatat.
Peubah yang diamati sebanyak 4 buah meliputi:
Pakan: jumlah pakan terkonsumsi mingguan dan saat panen.
Ayam: jumlah ayam mati dan berat badan mingguan dan saat panen. Untuk selanjutnya dihitung nilai FCR.
Rancangan Percobaan dan Analisis Data
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial 2x4 dengan 8 ulangan (Steel &Torrie 1991).
Faktor A adalah perlakuan jenis kacang kedelai, yaitu : A1 : Kacang kedelai India
Faktor B adalah perlakuan enzim, yaitu : B1 : tanpa enzim
B2 : dengan enzim proteinase
B3: dengan enzim karbohidrase
B4: dengan enzim proteinase dan karbohidrase
Adapun model matematik rancangan tersebut adalah:
Yijk= µ + αi +βj + (αβ)ij +εijk
Yijk adalah nilai pengamatan pada faktor A (jenis kacang kedelai) taraf ke i, faktor B (perlakuan enzim) taraf ke-j dan ulangan ke k. (µ, αi, βj) adalah komponen aditif dari rataan, pengaruh utama faktor A dan pengaruh utama faktor B. (αβ)ij merupakan komponen interaksi dari faktor A dan faktor B dan (εij) adalah pengaruh acak yang menyebar normal (0,σε2). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (ANOVA), apabila berbeda nyata maka akan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan (Steel and Torrie, 1995).