• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan melalui metode purpossive sampling, yaitu di Kota Sibolga. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Kota Sibolga yang merupakan salah satu kota perikanan di propinsi Sumatera Utara, dominan penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan pada usaha penangkapan ikan dan umumnya melakukan sistem bagi hasil dalam memperoleh pendapatannya.

Metode Penentuan Sampel

Populasi penelitian adalah nelayan Toke yang memiliki kapal tangkap ikan yang dibedakan atas pukat cincin, pukat ikan dan bagan apung. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah secara cluster random sampling (pengelompokan sampel secara acak) yaitu nelayan dengan besar GT (Gross Tonage) kapal 30 GT-110 GT, karena umumnya nelayan dengan ukuran kapal tersebut terbanyak di Kota Sibolga dan para nelayan dengan ukuran kapal tersebut yang menggunakan sistem proporsi bagi hasil dalam membagi hasil tangkapannya. Populasi nelayan sampel berjumlah 152 jiwa.

Sampel ditentukan 30 % dari jumlah populasi yaitu sebanyak 46 jiwa dan dibedakan atas 3 strata berdasarkan ukuran GT kapal. Distribusi sampel dijelaskan pada Tabel 4 berikut (Wirartha, 2004) :

Tabel 4. Distribusi Nelayan Sampel Menurut Ukuran Kapal

Strata Ukuran Kapal

(GT)

Jenis Alat Tangkap

Pukat Cincin Pukat Ikan Bagan

Apung N n N n N n Strata I 30 GT – 50 GT 11 3 6 2 31 8 Strata II >50 GT – 80 GT 19 6 10 3 11 4 Strata III >80 GT – 110 GT 42 13 15 5 7 2 Total 72 22 31 10 49 14

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Sibolga, 2007

Keterangan : N = Jumlah Populasi (jiwa) n = Jumlah Sampel (jiwa)

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan di dalam penelitian ini, dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

Tabel 5. Spesifikasi Pengumpulan Data

No. Jenis Data Sumber Metode Alat

Pengumpul Data

1. Identitas Nelayan, Lama Melaut dan Frekuensi Melaut

Responden Wawancara Kuesioner

2. Jumlah Nelayan, Jumlah Kapal Pukat Cincin, Kapal Pukat Ikan, dan Kapal Bagan Apung. Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Sibolga Pencatatan Data Laporan

3. Umur Nelayan, Tingkat Pendidikan, Pengalaman

Melaut, Biaya Operasional, Jumlah Hasil

Tangkapan, Jumlah Tanggungan, dan Ikut/ Tidaknya nelayan Toke dalam suatu Organisasi Perikanan dan Pendapatan Nelayan.

Responden Wawancara Kuesioner

4. Proporsi Bagi Hasil Responden Wawancara Kuesioner 5. Masalah- Masalah Responden Wawancara Kuesioner 6. Upaya- Upaya Responden Wawancara Kuesioner 7. Monografi Kota Bappeda

Kota Sibolga

Pengamatan Data

Laporan

Metode Analisis Data

Untuk menguji hipotesis 1 dengan menggunakan metode Analisis Regresi Linier Berganda dengan rumus sebagai berikut (Margono, 2004) :

Keterangan :

Y = Proporsi Bagi Hasil Nelayan ABK/ bulan (Rp) X1 = Umur (tahun)

X2 = Tingkat Pendidikan (tahun) X3 = Pengalaman Melaut (tahun). X4 = Biaya Operasional (Rp) X5 = Jumlah Tangkapan (kg) X6 = Jumlah Tanggungan (jiwa)

D = Variabel dummy, dimana : D1: Nelayan Toke ikut suatu organi- sasi perikanan.

D0 : Nelayan Toke tidak ikut suatu organisasi perikananan o a = Konstanta 6 1,..., b b = Koefisien Regresi µ = Galat atau Residu

Untuk melihat variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5, X6, D) berpengaruh secara serempak terhadap variabel terikat (Y) diuji dengan uji-F statistik dengan kriteria uji sebagai berikut :

Apabila : F-hitung ≤ F-tabel, maka Ho diterima/ H1 ditolak, artinya variabel bebas secara serempak tidak berpengaruh nyata terhadap Y (proporsi bagi hasil).

F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak/ H1 diterima, artinya variabel X secara serempak berpengaruh nyata terhadap Y (proporsi bagi hasil).

Untuk melihat variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5, X6, D) berpengaruh secara parsial terhadap Y diuji dengan uji-t stastistik dengan kriteria uji sebagai berikut :

Apabila : t-hitung ≤ t-tabel, maka Ho diterima/H1 ditolak, artinya variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap Y (proporsi bagi hasil).

t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak/H1 diterima, artinya variabel bebas secara parsial berpengaruh nyata terhadap Y (proporsi bagi hasil).

Untuk mengetahui adanya masalah Multicolinearity (Multikolinearitas) pada model regresi, maka dilakukan pengujian model regresi dengan menggunakan metode Backward Elimination pada uji SPSS (Colinearity Diagnostic.

Multikolinearitas adalah salah satu masalah yang terdapat pada model regrei dimana terdapatnya hubungan linear diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Biasanya korelasinya mendekati empurna atau sempurna (korelasi tinggi atau bahkan satu). Jika variabel bebas berkorelasi dengan sempurna, maka disebut dengan “Multikolinearitas sempurna” (perfect multicolinaerity.

Dampak dari Multikolinearitas adalah :

1. Pengaruh dari masing-masing variabel bebas tidak dapat dideteksi atau sulit dibedakan karena koefisien regresi masing-masing variabel bebas tidak dapat digunakan lagi untuk menduga nilai variabel terikat.

2. Standard error cenderung meningkat dengan bertambahnya variabel bebas. 3. Probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah (kesalahan b) semakin besar.

Metode Backward Elimination ini berguna untuk mengatasi masalah multikolinearitas yang terjadi pada model regresi berganda. Metode ini dipilih dari menu method yang terdapat di SPSS, dimana metode ini merupakan metode yang akan mengeluarkan variabel bebas yang berkorelasi dengan variabel bebas lainnya sehingga tidak menyebabkan masalah multikolinearitas lagi.

a. Pengujian pada Egeinvalue. Jika Egeinvalue mendekati nilai nol, maka akan terjadi multikolinearitas.

b. Pengujian pada Condition Index. Jika harga Condition Index melebihi angka 15, maka akan terjadi multikolinearitas.

(Alhusin, 2003).

Definisi dan Batasan Operasional Definisi

Kesalahpahaman di dalam penelitian ini akan dapat dihindari melalui berbagai defenisi berikut :

1. Sektor perikanan merupakan sub sektor pertanian yang mengambil, mengelola, juga memanfaatkan sumber daya perikanan.

2. Perikanan laut merupakan usaha ekstraktif yang mengambil, mengelola juga memanfaatkan hasil laut berupa berbagai jenis ikan, udang dan kepiting.

3. Usaha penangkapan ikan di laut merupakan aktivitas mengambil dan mengumpulkan ikan di perairan laut.

4. Nelayan merupakan orang yang melakukan kegiatan penangkapan ikan di perairan laut, dan hasil kegiatannya itu sebagian atau seluruhnya dijual.

5. Nelayan sampel merupakan nelayan Toke yang memiliki satu unit atau lebih perahu/kapal motor penangkap ikan di daerah penelitian yang distratifikasikan

berdasarkan ukuran kapal (GT/Gross Tonage) dan dibedakan atas jenis alat tangkap yang digunakan.

6. Alat tangkap merupakan alat penangkap ikan yang digunakan oleh nelayan di daerah penelitian dan yang memakai sistem bagi hasil dalam membagi hasil tangkapannya yang dibedakan atas pukat cincin (purse seine), pukat ikan (fish net) dan bagan apung/ bagan perahu.

7. Trip merupakan lamanya waktu nelayan menangkap ikan yang tergantung pada alat tangkap, musim ikan dan cuaca di laut dihitung dalam hari yang bervariasi berdasarkan alat tangkap yang digunakan yaitu pukat cincin, pukat ikan, bagan apung.

8. Frekuensi melaut adalah banyaknya trip penangkapan yang dilakukan nelayan dengan kapal pukat cincin, kapal pukat ikan atau kapal bagan apung.

9. Biaya variabel (variable cost) atau biaya operasional merupakan seluruh biaya yang dipergunakan setiap kali trip kegiatan penangkapan ikan yang meliputi : biaya perbekalan, biaya bahan bakar solar, oli, es dan retribusi pelelangan yang dihitung dalam rupiah.

10.Biaya tetap (fixed cost) merupakan total dari biaya perizinan, biaya penyusutan dan biaya pemeliharaan per trip yang dihitung dalam rupiah.

11.Hasil tangkapan merupakan hasil tangkapan berupa ikan dan sejenisnya yang ditangkap dari usaha penangkapan ikan yang bervariasi berdasarkan jenis alat tangkap yang dilakukan yang diukur dalam satuan kg.

12.Bagi hasil adalah sistem/ cara yang digunakan dalam mengatur pembagian hasil tangkapan ikan bagi nelayan ABK (nelayan Buruh dan nelayan Tekong (nakhoda

kapal) dan nelayan Toke setelah dipotong biaya operasional/ biaya variabel yang dihitung dalam rupiah.

13.Pendapatan bersih nelayan sampel adalah pendapatan bersih nelayan Toke yang diperoleh dari proporsi bagi hasil setelah dikurangi biaya tetap (fixed cost) yang dilakukan yang dihitung dalam rupiah.

14.Karakteristik nelayan merupakan karakteristik sosial (umur, tingkat pendidikan, pengalaman melaut, ikut/ tidaknya nelayan Toke (Anak Buah Kapal) dalam suatu organisasi perikanan) dan juga karakteristik ekonomi (biaya operasional, jumlah hasil tangkapan, jumlah anggota keluarga) nelayan yang mempengaruhi proporsi bagi hasil nelayan ABK (Anak Buah Kapal).

Batasan Operasional

Pembatasan dalam penelitian ini telah ditetapkan melalui batasan operasional berikut :

1. Daerah penelitian adalah Kota Sibolga. 2. Waktu penelitian adalah tahun 2007.

3. Faktor- faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah beberapa faktor sosial ekonomi nelayan Toke yang mempengaruhi proporsi bagi hasil nelayan ABK (Anak Buah Kapal).

Dokumen terkait