• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yaitu struktur konseptual yang dibutuhkan oleh peneliti guna menjalankan riset diperlukan guna mengukur, mengumpulkan, dan menganalisa data dengan koefisien (Nasir, Muhith & ldeputri 2011, h. 144). Desain penelitian ini yakni deskriptif, dikarenakan peneliti hanya ingin menggambarkan adanya eosinofil pada penderita Asma.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Metode penelitian yaitu metode atau cara yang di gunakan dalam penelitian. Dalam uraian tersebut terdapat langkah teknis serta operasional penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo 2010. h. 86).

4.2.1 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan april sampai dengan bulan juli 2018.

4.2.2 Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian dan pemeriksaan sampel dilakukan di Puskesmas Cukir Jl. Raya Mojowarno No. 9, Cukir,Diwek. Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur.

17

4.3 Kerangka Kerja (frame work)

Kerangka kerja penelitian Gambaran Jumlah Eosinofil pada penderita Asma sebagai berikut:

Gambar 4.1. Kerangka Kerja (frame work) Gambaran Jumlah Eosinofil Pada Penderita Asma Di Puskesmas Cukir

4.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 4.4.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan sampel penelitian (Arikunto 2010). Pada penelitian ini populasinya adalah 15 sampel darah vena EDTA pada penderita asma dan yang mempunyai riwayat asma.

Identifikasi Masalah

Penyusunan Proposal

Pengumpulan Data Populasi

15 sampel darah vena EDTA

Sampel

13 sampel darah

(penderita asma dan yang mempunyai riwayat asma)

Desain penelitian

Deskriptif

Penyusunan Laporan Akhir Teknik Sampling

18

4.4.2 Sampel

Sampel merupakan bahan yang akan digunakan sebagai uji` Pada penelitian kali ini yang digunakan 13 sampel darah vena EDTA pada penderita asma dan yang mempunyai riwayat asma.

Kriteria :

a. Inklusi : 1. Usia 15-50 tahun 2. Perempuan 3. Penderita asma

4. Mempunyai riwayat asma b. eksklusi : Penderita asma

4.4.3 Teknik Sampling

Volume sampling merupakan ukuran dari sampel selama sampel sudah mewakili karakteristik dari populasi (Diehl, 1992). Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Quota sampling yaitu teknik untuk mendapatkan sampel yang mempunyai ciri-ciri riwayat asma dari populasi tertentu sampai jumlah yang diinginkan (Margono, 2004).

4.5 Devinisi Opeerasional Variabel 4.5.1 Variabel

Variabel yaitu sesuatu yang digunakan sebagai sifat, ciri, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo 2010). Variable dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran jumlah eosinophil pada penderita asma dengan metode pipet thoma leukosit.

19

4.5.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan batasan pengukuran variabel atau pengumpulan data. Di samping variabel harus didefinisi operasionalkan juga perlu dijelaskan cara atau metode pengukuran, hasil ukur, serta skala pengukuran yang digunakan (Notomodjo, 2010).

Definisi operasional variabel pada penelitian ini dapat digambarkan pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Definisi operasional variabel pemeriksaan darah pada penderita asma

Variabel Definisi Operasional

Alat ukur Parameter kategori Pemeriksaan darah eosinofil pada penderita asma Suatu kegiatan untuk mengetahui gambaran eosinofil pada penderita asma Mikroskop dengan perbesaran 10x dan 40x Nilai normal 50-300/mm3 Nilai dibawah normal <50/mm3 Nilai normal 50-300/mm3 Nilai diatas normal >300/mm3

4.6 Instrumen Penelitian Dan Cara Penelitian 4.6.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik (Arikunto, 2010).

1. Alat yang digunakan : a. Pipet thoma leukosit

20

b. Kamar hitung Improved Neubauer c. Cover glass

d. Mikroskop e. Label f. Spuit g. Kapas

2. Bahan yang digunakan :

a. Larutan Eosin, ysng mengandung : 1. Larutan Eosin 2% 5ml 2. Aceton 5ml 3. Aquadest add 100ml b. Darah Vena dengan Antikoagulan (EDTA) c. Alkohol 70%

4.6.2 Prosedur Penelitian

1. Tahap pemeriksan sampel a. Menyiapkan alat dan bahan b. Mengisi pipet Thoma Leukosit :

1. Memipet darah sampai tanda garis 1,0 tepat.

2. Menghapus kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet. 3. Memasukkan pipet dalam Larutan Eosinofil. Pipet dipegang

pada sudut 450 dan larutan eosinofil dihisap perlahan-lahan sampai tanda 11.

4. Mengangkat pipet dari larutan Eosinofil, menutup ujung pipet menggunakan jari. Kemudian lepskan karet penghisap. 5. Mengocok selama 15-30 detik.

c. Mengisi kamar hitung

21

2. Mengocok pipet selama 3 menit, menjaga jangan sampai ada cairan terbuang.

3. Membuang 3-4 tetes cairan dalam pipet.

4. Membiarkan kamar hitung selama 2-3 menit agar eosinofil dapat mengendap.

d. Menghitung jumlah sel

1. Memakai lensa obyektif, dengan menggunakan perbesaran 10x. Menurunkan lensa kondensor penuh dan tutup diafragma penuh.

2. Menghitung semua eosinofil yang terdapat dalam 9 bidang besar

3. Memulai menghitung dari sudut kiri atas, terus ke kanan, kemudian turun ke bawah, dan dari kanan ke kiri, lalu turun lagi ke bawah dan dimulai lagi dari kiri ke kanan. Cara seperti ini dilakukan pada seluruh bidang besar.

4.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 4.7.1 Pengolahan Data

Pengolahan data adalah satu langkah untuk memperoleh penyajian dari hasil data sebagai hasil yang berarti data kesimpulan yang baik (Notoatmodjo,2010). Setelah terkumpulnya data maka dilakukan pengolahan data melalui Editing, Coding, Dan Tabulating. a. Editing

Tahap editing yakni tahap pertama pengolahan data penelitian atau data statistik. Editing yaitu proses pemeriksa data yang dapat dikumpulkan melalui alat pengumpulan data atau instrument penelitian (Swarjana, 2016). Dalam penelitian ini penyajian data

22

yang digunakan yaitu memeriksa Gambaran Jumlah Eosinofil Pada Penderita Asma Di Puskesmas Cukir.

b. Coding

Kegiatan mengubah data mejadi bentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan (Notoatmojo, 2010). Kode yang diberikan oleh peneliti yaitu :

1. Data Umum : Kode R Responden no.1 Kode R1 Responden no.2 Kode R2 Responden no.n Kode Rn 2. Jenis Kelamin Kode JK

Laki-laki Kode JK1

Perempuan Kode JK2

3. Umur Kode P

15-50 tahun Kode P1

>50 tahun Kode P2 4. Tingkat Pendidikan Kode T

Tidak Sekolah Kode T1 Dasar (SD, MI) Kode T2 Menengah (SMP, SMA, SMK) Kode T3 Tinggi (Akademi/Perguruan tinggi) Kode T4 5. Pekerjaan Kode W

Petani Kode W1

Swasta Kode W2

PNS Kode W3

Wiraswasta Kode W4

23

Tidak bekerja Kode W6 6. Pengobatan yang Dilakukan Kode R

Rutin Kode R1

Tidak Rutin Kode R2

7. Lama Pengobatan Kode L <2 Bulan Kode L1 >2 Bulan Kode L2 8. Lama Sakit Kode S

<1 Tahun Kode S1 >1 Tahun Kode S2

c. Tabulating

Tabulasi merupakan cara membuat tabel data sesuai dengan penelitian yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmojo, 2010). Dalam penelitian data dapat disajikan dalam bentuk tabel yang menunjukkan gambaran jumlah eosinofil pada penderita asma di Puskesmas Cukir.

4.7.2 Analisa data

Analisis data adalah bagian penting mencapai tujuan pokok penelitian (Nursalam, 2013).

4.8 Penyajian data

Penyajian data merupakan penelitian yang menggunakan tabel sesederhana mungkin dan di analisis secara deskriptif. Penelitian ini meliputi pengujian secara spesiik untuk mengetahui gambaran jumlah eosinofil pada penderita asma di Puskesmas Cukir.

24

4.9 Etika Penelitian

Etika penelitian adalah kebiasaan dan peraturan untuk setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti dengan pihak yang diteliti dan juga masyarakat yang dapat memperoleh dampak hasil peneliti tersebut (Notoatmodjo, 2010 hal, 202).

4.9.1 Anonimity (Tanpa Nama)

Responden hanya menulis nomor responden atau inisial untuk menjamin kerahasiaan identitas.

4.9.2 Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan yang didapatkan dari responden akan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, dan hasil peneliti hanya ditampilkan pada forum akademis.

4.10 Lembar persetujuan

Lembar persetujuan yaitu diberikan sebelum melakukan penelitian. Sehingga dapat memberitahu maksud dan tujuan penelitian. Apabila subjek bersedia responden dapat menandatangani lembar persetujuan yang tersedia.

25

BAB 5

Dokumen terkait