• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini di Propinsi Sumatera Utara dengan fokus pada pengaruh globalisasi dan produksi CPO di Sumatera Utara. Pemilihan lokasi penelitian di Sumatera Utara karena propinsi ini merupakan salah satu potensi terbesar perkebunan kelapa sawit yang menghasilkan CPO di Indonesia.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series dimulai tahun 1985 sampai tahun 2010 (sampel data 26 tahun), melalui pengambilan data ke Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, Dinas Perkebunan Sumatera Utara, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara, dan instansi lain yang diperlukan serta terbitan atau publikasi lainnya, yaitu jurnal-jurnal dan hasil penelitian.

3.3. Model dan Prosedur Estimasi

Teknik analisis yang digunakan dalam melakukan pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah model persamaan simultan two stage least square (2SLS). Analisis ini digunakan untuk menguji silmutanitas antara penawaran domestik, penawaran ekspor, serta harga jual pasar domestik sebagai variabel dependen dengan tujuan untuk mengetahui hubungan ketiga variabel tersebut beserta faktor-faktor (upah riil, tingkat bunga pinjaman, harga jual ekspor, kurs

dan total produksi) sebagai variabel independen yang mempengaruhi penawaran domestik, penawaran ekspor, serta harga jual pasar domestik. Secara sistematis persamaan penawaran domestik, penawaran ekspor, serta harga jual pasar domestik dirumuskan sebagai berikut :

LOG (QD) = C(1) + C(2)LOG(PD) + C(3)LOG(WR) + C(4)LOG(R) + e1

(3.1)

LOG (QE) = C(5) + C(6)LOG(PE*K) + C(7)LOG(PD) + e2

(3.2)

LOG (PD) = C(8) + C(9) LOG(PE) + C(10) LOG(QT) + C(11) LOG(K) + e3

(3.3) Dimana

QT = QD + QE Keterangan :

QD = penawaran domestik (ton) QE = penawaran ekspor (ton)

QT = total produksi (ton) PD = harga jual domestik (Rp) PE = harga jual ekspor (US$)

WR = upah riil (Rp)

R = tingkat bunga pinjaman (%)

K = nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika

e1, e2, e3 = error term

Berdasarkan ketiga persamaan diatas, dapat dilihat bahwa variabel penawaran domestik (QD) dan penawaran ekspor (QE) selain menjadi variabel dependen juga menjadi variabel independen yang diwakili oleh total produksi (QT) pada persamaan harga jual domestik (persamaan 3.3), demikian halnya dengan harga jual domestik selain menjadi variabek dependen juga menjadi variabel independen pada persamaan peawaran domestik (persamaan 3.1) dan persamaan penawaran ekspor (persamaan 3.2). Kondisi tersebut mencerminkan bahwa antara penawaran domestik, penawaran ekspor, serta harga jual pasar domestik saling mempengaruhi dan terjadi secara simultan.

Gujarati (2007) mejelaskan bahwa dalam persamaan simultan sangat besar kemungkinan variabel dependen berkorelasi dengan error term, dalam hal ini variabel penawaran domestik dan penawaran ekspor berkorelasi dengan e3 serta variabel harga jual domestik berkorelasi dengan e1 dan e2. Dengan kondisi tersebut makan analisis dengan menggunakan regresi biasa (OLS) sangat potensial untuk menghasilkan taksiran yang bias dan tidak konsisten. Selanjutnya dikatakan bahwa metode 2SLS lebih tepat digunakan untuk analisis simultan, mengingat dalam analisis ini semua variabel diperhitungkan sebagai suatu sistem secara menyeluruh.

Sebelum memasuki tahap analisis 2SLS, setiap persamaan harus memenuhi persyaratan identifikasi. Suatu persamaan dikatakan identified hanya jika persamaan tersebut dinyatakan dalam bentuk statistik unik, dan menghasilkan taksiran parameter yang unik. Menurut Gujarati (2007), untuk memenuhi syarat tersebut maka suatu variabel pada persamaan satu harus tidak konsisten dengan

persamaan lain. Dalam ha ini identifikasi persamaan dapat dilakukan dengan memasukkan atau menambah, atau mengeluarkan beberapa variabel independen atau dependen ke dalam persamaan. Kondisi identified dibagi menjadi dua yaitu : exactlyidentified dan overidentified. Penentuan kondisi exactlyidentified maupun overidentified dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

K-k < m-1 : disebut under identification K-k = m-1 : disebut exact identification K-k > m-1 : disebut over identification Dimana :

K = jumlah variabel independen predetermined dalam model k = jumlah variabel independen predetermined dalam persamaan m = jumlah variabel dependen dalam persamaan.

Berdasarkan kriteria di atas maka identifikasi persamaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1. Identifikasi Persamaan Model Simultan

Persamaan K k m Identifikasi

Penawaran domestik 4 2 2 overidentified

Penawaran ekspor 4 2 2 overidentified

Harga jual domestik 4 2 2 overidentified

Hasil identifikasi persamaan penawaran domestik, penawaran ekspor, dan harga jual domestik menunjukkan bahwa masing-masing persamaan over identified. Kondisi ini memenuhi persyaratan identifikasi persamaan simultan 2SLS.

Dalam analisis simultan 2SLS, ada dua tahap yang harus dilakukan, tahap pertama dilakukan analisis regresi OLS untuk setiap persamaan, dengan tujuan menghilangkan korelasi antara variabel dependen dengan error term. Pada tahap ini akan dihasilkan nilai predicted masing-masing persamaan. Nilai predicted dalam hal ini berfungsi sebagai variabel instrumental, yaitu suatu variabel yang menjelaskan variabel dependen sedemikian rupa sehingga menyerupai variabel dependen yang asli namun tidak berkorelasi dengan error term (Gujarati, 2007). Tahap pertama analisis 2SLS dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Tahap 1: Untuk menghilangkan korelasi antara variabel dependen dengan error term, dilakukan regresi pada setiap persamaan.. Sehingga didapat nilai predicted setiap variabel dependen.

Tahap 2 : Melakukan regresi pada setiap persamaan dengan menggantikan variabel dependen dengan nilai predicted -nya (yang didapat dari tahap 1).

3.4. Uji Normaliatas

Uji normalitas dilakukan untuk memeriksa apakah error term mendekati distribusi normal atau tidak. Jika asumsi ini tidak terpenuhi maka prosedur pengujian menggunakan statistik t menjadi tidak sah. Uji normalitas error term yang dilakukan adalah uji Jarque-Bera (JB-Test) yang pengujiannya dilakukan berdasarkan error dan penduga least squares. Prosedur pengujiannya adalah

H0 : Error term terdistribusi normal, H1 : Error term tidak terdistribusi normal.

Jika probability Obs*R-squared lebih besar dibandingkan dengan taraf nyata maka error term terdistribusi normal.

3.5. Uji Kesesuaian (Test Goodness of Fit)

Estimasi terhadap model dilakukan dengan menggunakan metode yang tersedia pada program statistik Eviews. Koefisien yang dihasilkan dapat dilihat pada output regresi berdasarkan data yang dianalisis untuk kemudian diinterpretasikan serta dilihat siginifikansi tiap-tiap variabel yang diteliti yaitu:

a. R² (koefisien determinasi) bertujuan untuk mengetahui kekuatan variabel independen dalam menjelaskan variable dependennya.

b. Uji simultan (uji F) digunakan untuk melihat secara bersama sama apakah ada pengaruh signifikan variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya

variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependennya.

c. Uji parsial (uji t), dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Jika nilai t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya variabel independen ke-i yang dihipotesiskan berpengaruh secara individu terhadap variabel dependennya.

3.6. Definisi Operasional

Untuk memberikan batasan penelitian yang memudahkan analisis dan pemahaman variabel yang digunakan dalam penelitian ini maka perlu diberikan definisi operasional dan indikator sebagai berikut:

1. Total Produksi adalah jumlah keseluruhan produksi CPO Sumatera Utara dari hasil panen per satuan hektar diukur dalam satuan ton.

2. Penawaran domestik adalah seluruh hasil produksi CPO Sumatera Utara yang dipasarkan di dalam negeri dalam satuan ton.

3. Penawaran ekspor adalah seluruh hasil produksi CPO Sumatera Utara yang dipasarkan di luar negeri dalam satuan ton.

4. Harga jual domestik adalah harga CPO yang diperoleh dari Dinas Pertanian Sumatera Utara secara bulanan diukur dalam satuan rupiah.

5. Harga jual ekspor adalah harga ekspor CPO yang dinyatakan dalam satuan USD.

6. Kurs adalah satuan nilai mata uang luar negeri dalam hal ini terhadap dollar Amerika Serikat.

7. Tingkat bunga pinjaman adalah tingkat bunga kredit pada sektor pertanian dalam satuan persen.

8. Upah riil adalah jumlah biaya tenaga kerja berupa uang selama sebulan yang didasarkan pada Upah Minimum Propinsi.

Dokumen terkait