• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif korelasional. Tujuan metode penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi (Suryabrata, 2002). Peneliti ingin mengetahui hubungan stres dengan Psychological Well-Being pada isteri karyawan perkebunan kelapa sawit.

.

A. IDENTIFIKASI VERIABEL PENELITIAN

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel I : Stres

2. Variabel II : Psychological Well-Being

B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL 1. Stres

Stres adalah keadaan yang disebabkan oleh adanya tuntutan internal maupun eksternal (stimulus) sehingga individu akan bereaksi baik secara fisiologis maupun secara psikologis (respon) dan melakukan usaha-usaha penyesuaian diri terhadap situasi tersebut yang diungkap dengan menggunakan skala stres yang disusun oleh peneliti berdasakan aspek-aspek psikologis dari

Stres yang dikemukakan oleh Sarafino (2006) yaitu kognisi, emosi dan perilaku sosial.

1. Kognisi

Stres dapat melemahkan ingatan dan perhatian dalam aktivitas kognitif. Baum (dalam Sarafino, 2006) mengatakan bahwa individu yang terus menerus memiliki stressor dapat menimbulkan stres yang lebih parah terhadap stressor seperti pemikiran irasional, lambat dalam mengambil keputusan, sulit berkonsentrasi, berpikir negatif dan menyalahkan diri sendiri.

2. Emosi

Emosi cenderung terkait dengan stres. Individu sering menggunakan keadaan emosionalnya untuk mengevaluasi stres. Proses penilaian kognitif dapat memengaruhi stres dan pengalaman emosional. Reaksi emosional terhadap stres yaitu rasa takut, phobia, kecemasan, depresi, perasaan sedih, dan rasa marah (Sarafino,2006).

3. Perilaku Sosial

Stres dapat mengubah perilaku individu terhadap orang lain (Sarafino,2006). Individu dapat berperilaku menjadi positif maupun negatif. Stres yang diikuti dengan rasa marah menyebabkan perilaku sosial negatif cenderung meningkat sehingga dapat menimbulkan perilaku agresif (Donnerstein & Wilson dalam Sarafino,2006). Stres juga dapat mempengaruhi perilaku membantu pada individu (Cohen & Spacapan dalam Sarafino,2006).

Semakin tinggi total skor yang diperoleh subjek dalam skala stres maka akan semakin tinggi tingkat stressubjek dan sebaliknya semakin rendah total skor yang

diperoleh subjek dalam skala stres maka akan semakin rendah tingkat stres subjek.

2. Psychological Well-Being

Psychological Well-Being adalah pencapaian penuh dari potensi psikologis seseorang dan suatu keadaan ketika individu dapat menerima kekuatan dan kelemahan diri apa adanya, memiliki tujuan hidup, mengembangkan relasi yang positif dengan orang lain, menjadi pribadi yang mandiri, mampu mengendalikan lingkungan, dan terus bertumbuh secara personal. Psychological Well-Being ini diukur dengan menggunakan skala yang disusun berdasarkan teori Psychological Well-Being oleh Carol D Ryff (dalam Keyes, 1995) yang akan mengukur dimensi- dimensi PWB yang terdiri dari dimensi penerimaan diri (self-acceptance), hubungan positif dengan orang lain (positive relations with others), Otonomi (autonomy), Tujuan hidup (purpose in life), Perkembangan pribadi (personal growth), Pengusaan terhadap lingkungan (environmental mastery).

a. Penerimaan diri (self-acceptance)

Dimensi ini merupakan ciri utama kesehatan mental dan juga sebagai karakteristik utama dalam aktualisasi diri, berfungsi optimal, dan kematangan. Penerimaan diri yang baik ditandai dengan kemampuan menerima diri apa adanya.

Nilai tinggi: memiliki sikap yang positif pada diri sendiri, menerima diri baik aspek yang positif maupun negatif, memandang positif masa lalu. Nilai rendah:

merasa tidak puas terhadap diri sendiri, kecewa dengan masa lalu, ingin menjadi orang yang bebeda dari dirinya saat ini.

b. Hubungan positif dengan orang lain (positive relations with others)

Dimensi ini berulangkali ditekankan sebagai dimensi yang penting dalam konsep PWB. Ryff menekankan pentingnya menjalin hubungan saling percaya dan hangat dengan orang lain.

Nilai tinggi: hangat, merasa puas, percaya berhubungan dengan orang lain; memikirkan kesejahteraan orang lain; memiliki empati, affection dan intimacy; dalam suatu hubungan dapat saling mengerti, memberi, dan menerima. Nilai rendah: tidak nyaman dekat dengan orang lain, merasa terisolasi dan frustasi jika berhubungan dengan orang lain, tidak bisa terikat dengan orang lain.

c. Otonomi (autonomy)

Dimensi otonomi menjelaskan mengenai kemandirian, kemampuan untuk menentukan diri sendiri, dan kemampuan untuk mengatur tingkah laku.

Nilai tinggi: mandiri, mampu mempertahankan diri dari pengaruh luar (tidak konformitas), mampu mengatur diri, mampu mengevaluasi diri. Nilai rendah: terlalu memperhatikan harapan dan evaluasi dari luar, tidak membuat keputusan sendiri (minta bantuan dari orang lain untuk mengambil keputusan penting), konformitas.

d. Tujuan hidup (purpose in life)

Dimensi ini menjelaskan mengenai kemampuan individu untuk mencapai tujuan dalam hidup.

Nilai tinggi: memiliki tujuan hidup, merasakan masa kini dan masa lalu adalah berarti, memiliki keyakinan hidup. Nilai rendah: kurang memiliki keberartian hidup, sedikit memiliki tujuan hidup, tidak menganggap tujuan hidupnya di masa lalu, tidak memiliki keyakinan dalam hidup.

e. Perkembangan pribadi (personal growth)

Dimensi pertumbuhan pribadi menjelaskan mengenai kemampuan individu untuk mengembangkan potensi dalam diri dan berkembang sebagai seorang manusia.

Nilai tinggi: selalu punya keinginan mengembangkan diri, terbuka dengan pengalaman baru, menyadari potensi yang dimiliki, selalu memperbaiki diri dan tingkah laku. Nilai rendah: personal stagnation, tidak dapat meningkatkan dan mengembangkan diri, merasa jenuh dan tidak tertarik dengan kehidupan, merasa tidak mampu untuk mengembangkan sikap atau tingkah laku yang baru.

f. Penguasaan terhadap lingkungan (environmental mastery)

Individu dengan PWB yang baik memiliki kemampuan untuk memilih dan menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kondisi fisik dirinya.

Nilai tinggi: mampu mengatur lingkungan, mampu mengatur aktivitas luar, mampu memnfaatkan kesempatan yang datang secara efektif, mampu memilih dan menciptakan konteks yang cocok dengan kebutuhan dan nilai personal. Nilai rendah: sulit mengatur kegiatan sehari-hari, merasa tidak mampu untuk mengubah atau memperbaiki lingkungan, mengabaikan kesempatan yang hadir, tidak dapat mengontrol pengaruh dari luar.

Total skor pada skala PWB menunjukkan tingkat Psychological Well-Being individu. Total skor yang tinggi menunjukkan Psychological Well-Being yang tinggi pada individu dan sebaliknya total skor yang rendah pada skala PWB menunjukkan Psychological Well-Being yang rendah pada individu.

C. POPULASI, SAMPEL DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL 1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh objek yang dimaksud untuk diteliti. Populasi dibatasi sebagai sejumlah subjek atau individu yang paling sedikit memiliki satu sifat yang sama (Hadi, 2000). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah isteri karyawan perkebunan kelapa sawit.

Mengingat keterbatasan peneliti untuk menjangkau seluruh populasi, maka peneliti hanya meneliti sebahagian dari populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian yang lebih dikenal dengan nama sampel. Sampel adalah sebahagian dari populasi atau sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi dan harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama. (Hadi, 2000). Karakteristik populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Isteri karyawan perkebunan kelapa sawit yang membantu suaminya bekerja di lapangan.

b. Tidak mendapatkan upah

c. Telah bekerja minimal selama 1-2 tahun d. Tingkat pendidikan rendah

2. Teknik Pengambilan Sampel

Hadi (2000) mengemukakan bahwa metode pengambilan sampel adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu, dalam jumlah sesuai dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili populasi.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik incidental sampling. Hadi (2000) mengatakan bahwa incidental sampling adalah teknik pengambilan sampel nonprobability dimana tidak semua populasi diberi peluang yang sama untuk dijadikan sampel, hanya individu-individu atau kelompok- kelompok yang kebetulan dijumpai atau dapat dijumpai saja yang dijadikan sampel penelitian.

3. Jumlah Sampel Penelitian

Jumlah total subjek yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 orang. Menurut Azwar (2000), secara tradisional statistika menganggap bahwa jumlah sampel yang lebih dari 60 subjek sudah cukup banyak. Hadi (2000) menyatakan bahwa menetapkan jumlah sampel yang banyak lebih baik daripada menetapkan jumlah sampel yang sedikit.

D. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala psikologi yang berbentuk skala likert dengan beberapa

pilihan, yaitu dengan cara menyebarkan skala yang berisi daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga subjek penelitian dapat mengisi dengan mudah (Azwar, 2000).

Dalam penelitian ini menggunakan dua buah skala psikologi yaitu skala stres dan skala psychological well-being.

1. Skala Stress

Skala disusun mengacu pada aspek-aspek stress yang dikemukakan oleh Sarafino (2006), yaitu: aspek kognisi, aspek emosi dan aspek perilaku sosial. Skala Stres menggunakan model skala likert yang berjumlah 60 aitem yang terdiri dari aitem favorable dan unfavorable, dengan menggunakan empat pilihan jawaban yaitu : Sangat sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Pemberian skor untuk skala ini bergerak dari 4 sampai 1 untuk item favorable, sedangkan untuk item unfavorable bergerak dari 1 sampai 4. Pemberian skor untuk skala ini dapat dilihat pada tabel 1. sedangkan Blue print skala stres dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 1. Bobot Nilai Pernyataan Skala Stres

Bobot nilai STS TS S SS

Favorable 1 2 3 4

Tabel 2. Blue print Skala Stres Sebelum Uji coba Jenis Aitem No Aspek Favourable Unfavourable Jlh 1. Kognisi 1, 2, 8, 20, 25, 26, 32, 38, 44, 49, 5, 11, 16, 23, 34, 35, 41, 53, 56, 59 20 2. Emosi 3, 9, 13, 15, 21, 37, 39, 45, 51, 55, 12, 18, 22, 24, 36, 40, 42, 48, 54, 57 20 3. Perilaku Sosial 7, 14, 17, 19, 27, 31, 33, 43, 46, 50, 4, 6, 10, 28, 29, 30, 47, 52, 58, 60 20 Jumlah 30 30 60

2. Skala Psychological Well Being

Skala disusun mengacu pada dimensi yang dikemukakan oleh Carol D Ryff yaitu: Penerimaan diri (self-acceptance), Hubungan positif dengan orang lain (positive relations with others), Otonomi (autonomy), Tujuan hidup (purpose in life), Perkembangan pribadi (personal growth), Penguasaan terhadap lingkungan (environmental mastery). Skala psikologi yang digunakan dalam mengukur PWB ini menggunakan model skala likert yang berjumlah 60 aitem yang terdiri dari aitem favorable dan unfavorable, dengan menggunakan empat pilihan jawaban yaitu : Sangat sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Pemberian skor untuk skala ini bergerak dari 4 sampai 1 untuk aitem favorable, sedangkan untuk aitem unfavorable bergerak dari 1 sampai 4. Pemberian skor untuk skala ini dapat dilihat pada tabel 3, sedangkan Blue print skala PWB dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 3. Bobot nilai pernyataan skala PWB

Bobot nilai STS TS S SS

Favorable 1 2 3 4

Unfavorable 4 3 2 1

Tabel 4. Blue print Skala PWB Jenis Aitem

No Aspek

Favourable Unfavourable Jlh 1. Penerimaan diri (self-

acceptance)

1, 7, 13, 19, 25 31, 37, 43, 49,

55 10

2. Hubungan positif dengan orang lain (positive relations with others) 2, 8, 14, 20, 26 32, 38, 44, 50, 56 10 3. Otonomi (autonomy) 3, 9, 15, 21, 27 34, 40, 46, 52, 58 10

4. Tujuan hidup (purpose in life) 4, 10, 16, 22, 28, 33, 39, 45, 51, 57 10 5. Perkembangan pribadi (personal growth) 5, 11, 17, 23, 29, 35, 41, 47, 53, 59 10 6. Penguasaan terhadap lingkungan (environmental mastery) 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60 10 Jumlah 30 30 60

E. UJI VALIDITAS DAN REALIBILITAS ALAT UKUR

Tujuan dilakukan uji coba alat ukur adalah untuk melihat seberapa jauh alat ukur dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur dan seberapa jauh alat ukur menunjukkan kecermatan pengukuran (Azwar, 2006). Uji coba skala dilakukan dengan menyebarkan skala kepada responden uji coba yang memiliki

karakteristik hampir sama dengan karakteristik subjek penelitian. Item yang memiliki daya beda cukup tinggi akan dihitung reliabilitasnya dengan menggunakan reliabilitas koefisien Alpha yang diperoleh melalui analisis data dengan menggunakan SPSS Statistics 17.0 for windows. Item-item dalam skala yang memiliki daya beda cukup tinggi dan reliabel akan digunakan untuk mengukur stres dan PWB.

1. Uji Validitas

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity). Validitas ini merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement (Azwar, 2000).

Validitas isi menunjukkan sejauhmana item-item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur. Pengertian ini mencakup keseluruhan kawasan isi tidak saja berarti tes itu harus komprehensif akan tetapi isinya harus pula tetap relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan pengukuran. Sebelum melakukan penyusunan alat ukur, peneliti menentukan terlebih dahulu kawasan isi dari stres dan PWB. Kemudian peneliti akan membuat item- item yang bertujuan untuk mengungkap kawasan isi tersebut. Selanjutnya peneliti melakukan pengujian validitas isi dengan melakukan analisis rasional atau profesional judgement, dalam hal ini adalah dosen pembimbing peneliti.

2. Uji Daya Beda Item

Setelah melakukan validitas isi kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji daya beda item. Uji daya beda item dilakukan untuk melihat sejauh mana item mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atribut dengan yang tidak memiliki atribut yang akan diukur (Azwar, 2000). Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi item total yang dapat dilakukan dengan menggunakan formula koefisien korelasi Pearson Product Moment (Azwar, 2000). Uji daya beda item ini akan dilakukan pada alat ukur yang dalam penelitian ini adalah skala citra stres dan PWB.

2. Uji Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas alat ukur adalah mencari dan mengetahui sejauhmana hasil pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran ini dapat dipercaya apabila dalam pelaksanaan pengukuran terhadap sekelompok subjek sama, diperoleh hasil yang sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah (Azwar, 1997). Uji reliabilitas penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi internal (internal consistency). Formula reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah formula Alpha Cronbach melalui bantuan SPSS Statistics 17.0 for windows. Nantinya, pengujian reliabilitas ini akan menghasilkan reliabilitas dari skala stres dan skala PWB.

F. HASIL UJI COBA ALAT UKUR

Uji coba skala stres dan skala PWB dilakukan pada 90 isteri karyawan perkebunan kelapa sawit di PTPN3 Kebun Aek Nabara Selatan.

1. Hasil Uji Coba Skala Stres

Hasil uji coba skala stres menghasilkan 24 item yang diterima dari 60 aitem yang diujicobakan. Indeks diskriminasi item rix  0.270 dengan koefisien reliabilitas rxx = 0.864. Indeks aitem yang memiliki daya beda tinggi bergerak dari rix = 0.271 sampai dengan rix=0.588.

Tabel 5. Distribusi Aitem Skala Stres Setelah Uji Coba

Tabel 6. Distribusi Aitem Skala Stres untuk Penelitian Jenis Aitem No Aspek Favourable Unfavourable Jlh Persentase (%) 1. Kognisi 1, 32, 49 16, 34, 35, 41, 53, 56, 59 10 41,67 % 2. Emosi 21, 45, 51, 55, 18, 57 6 25 % 3. Perilaku Sosial 7, 17, 27 4, 10, 28, 52, 58 8 33,33 % Jumlah 10 14 24 100 % Jenis Aitem No Aspek Favourable Unfavourable Jlh Persentase (%) 1. Kognisi 1, 11, 16 5, 12, 13, 14, 19, 21, 24 10 41,67 % 2. Emosi 8, 15, 17, 20, 7, 22 6 25 % 3. Perilaku Sosial 3, 6, 9 2, 4, 10, 18, 23 8 33,33 %

2. Hasil Uji Coba Skala PWB

Hasil uji coba skala PWB menghasilkan 35 item yang diterima dari 60 item yang diujicobakan. Indeks diskriminasi item rix  0.30 dengan koefisien reliabilitas rxx = 0.920. Indeks item yang memiliki daya beda tinggi bergerak dari rix = 0.328 sampai dengan rix=0.643

Tabel 7. Distribusi item skala PWB setelah uji coba Jenis Aitem

No Aspek

Favourable Unfavourable Jlh Persentase (%) 1. Penerimaan diri (self-

acceptance) 1, 7, 13, 19 - 4

11,43% 2. Hubungan positif

dengan orang lain (positive relations with others) 2, 8, 14, 20 38, 44 6 17,14% 3. Otonomi (autonomy) 9, 15, 27 52, 58 5 14,28% 4. Tujuan hidup (purpose in life) 4, 10, 16, 22, 28, 39 6 17,14% 5. Perkembangan pribadi (personal growth) 11, 17, 23, 29 47, 59 6 17,14% 6. Penguasaan terhadap lingkungan (environmental mastery) 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48 8 22,87% Jumlah 25 10 35 100%

Tabel 8. Distribusi item skala PWB untuk penelitian Jenis Aitem

No Aspek

Favourable Unfavourable Jlh Persentase (%) 1. Penerimaan diri (self-

acceptance) 1, 5, 11, 17 - 4

11,43% 2. Hubungan positif

dengan orang lain (positive relations with others) 2, 6, 12, 18 27, 30 6 17,14% 3. Otonomi (autonomy) 7, 13, 22 33, 34 5 14,28% 4. Tujuan hidup (purpose in life) 3, 8, 14, 19, 23, 28 6 17,14% 5. Perkembangan pribadi (personal growth) 9, 15, 20, 24 31, 35 6 17,14% 6. Penguasaan terhadap lingkungan (environmental mastery) 4, 10, 16, 21, 25, 26, 29, 32 8 22,87% Jumlah 25 10 35 100% G. PROSEDUR PENELITIAN

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 tahap. Ketiga tahap tersebut adalah tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan data.

1. Persiapan Penelitian

Dalam rangka pelaksanaan penelitian ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh peneliti, antara lain :

a. Pembuatan alat ukur

Pada tahap ini, alat ukur yang terdiri dari skala stres dan skala PWB dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan teori yang telah diuraikan sebelumnya.

Dalam melakukan penyusunan item, peneliti dibantu oleh dosen pembimbing peneliti sebagai professional judgement. Peneliti membuat 60 item untuk skala stres dan 60 item untuk skala PWB. Skala stres dan skala PWB dibuat dalam bentuk booklet ukuran kertas A4 dan setiap pernyataan memiliki 4 alternatif jawaban sehingga memudahkan subjek dalam memberikan jawaban. b. Uji coba alat ukur

Uji coba dilaksanakan pada tanggal 20-26 April 2009 kepada isteri karyawan perkebunan kelapa sawit di PTPN3 Kebun Aek Nabara Selatan. Total skala yang disebar berjumlah 100 eksemplar dan yang kembali berjumlah 90 eksemplar.

c. Revisi alat ukur

Setelah peneliti melakukan uji coba alat ukur yang dilakukan pada 90 subjek, peneliti menguji reliabilitas skala stres dan skala PWB dengan menggunakan koefisien reliabilitas Alpha dari Cronbach dengan bantuan aplikasi program SPSS Statistics 17.0 for windows. Setelah diketahui item-item yang reliabel, peneliti kemudian menjadikan item-item tersebut sebagai skala yang akan digunakan untuk mengambil data penelitian.

2. Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 30 April - 6 Mei 2009. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 orang.

3. Tahap Pengolahan Data

Setelah skala terkumpul, maka data hasil penelitian dari skor skala stres dan skala PWB kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan teknik Pearson Product Moment secara komputerisasi dengan program SPSS Statistics 17.0 for windows.

G. METODE ANALISA DATA

Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara stres dengan PWB pada pekerja wanita perkebunan kelapa sawit, maka analisa data yang digunakan adalah Pearson Product Moment yaitu untuk melihat hubungan antara kedua variabel. Sebelum data-data yang terkumpul dianalisa, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang meliputi:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran dimaksudkan untuk menguji apakah data yang dianalisis sudah terdistribusi sesuai dengan prinsip–prinsip distribusi normal agar dapat digeneralisasikan terhadap populasi. Uji normalitas sebaran pada penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa data semua variabel yang berupa skor- skor yang diperoleh dari hasil penelitian tersebar sesuai dengan kaidah normal. Pada penelitian ini Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS Statistics 17.0 for windows. Kolmogorov-Smirnov adalah suatu uji yang memperhatikan tingkat kesesuaian antara distribusi serangkaian harga sampel (skor yang diobservasi) dengan suatu

distribusi teoritis tertentu. Kaidah normal yang digunakan adalah jika p ≥ 0,05 maka sebarannya dinyatakan normal dan sebaliknya jika p < 0,05 maka sebarannya dinyatakan tidak normal (Hadi, 2000).

2. Uji Linearitas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel. Asumsi ini menyatakan bahwa hubungan antar variabel yang hendak dianalisis itu mengikuti garis lurus. Jadi peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel, akan diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas di variabel lainnya. Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji F bantuan program komputer SPSS Statistics 17.0 for windows dengan nilai p< 0.05. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan adalah jika p < 0,05 maka hubungan antara variabel dinyatakan linier, sebaliknya jika p > 0,05 berarti hubungan antara variabel dinyatakan tidak linier (Hadi, 2000).

Dokumen terkait