• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

Dalam dokumen Hubungan antara Tingkat Modernitas denga (Halaman 23-35)

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mendiskripsikan dan menganalis hubungan antara tingkat modernitas dengan tingkat partisipasi dalam penggunaan KB permanen di kecamatan Lowokwaru kabupaten Malang Jawa Timur. Rumusan tujuan dan masalah tersebut disusun untuk menjawab hipotesis penelitian. Penelitian ini termasuk pada penelitian korelasiaonal dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, metode analisis statistik deskriptif inferensial, dan tehnik analisis datanya korelasi dan regresi baik tunggal maupun ganda.

Penelitian korelasional menurut Suryabrata (2013. 82) adalah penelitian yang digunakan untuk mengetahui fungsional antara dua variabel atau lebih, baik hubungan terpisah antar variabel atau bersama-sama. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data yang diperoleh. Sedangkan statistik inferensial digunakan untuk membuat kesimpulan. (Sugiyono 2003169-170) menjelaskan bahwa statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang terkumpul sebagaimana adanya, tanpa maksud membuat kesimpulan secara umum. Statistik inferensial adalah tehnik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.

Statistik inferensial yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis statistik paramerik. Sugiyono (2003:171) menjelaskan bahwa dalam statistik inferensial terdapat statistik parametrik dan non parametrik. Dalam penggunaanya tergantung pada asumsi dan jenis data yang diggunakan. Penggunaaan statistik parametrik harus secara random, sedangkan dalam statistik non parametrik tidak harus memenuhi asumsi – asumsi tersebut. Oleh karena itu sebelum melakukan analisis tiap hipotesis yang diajukan, data yang diperolah terlebih dahulu dicari normalitasnya.

Pendekatan kuantitatif merupakan penelitian dengan karateristik penalaran logis dan deduktif yaitu berbasis pemgetahuan, hubungan sebab akibat, menguji teori, melakukan uji analisis statistik dan objektif. (Danim 2002 :34). Kerlinger (Creswell 1994:82) mendefinisikan pendekatan kuantitatif yaitu a set of inttereleted constructs (variables), definition and propositions that present systematic view phenomena by specipving relations among variables with purpose of explaining natural phenomena by specipving relations among variables with purpose of explaining natural phenomena’ (pendekatan kuantitatif sebagai suatu keterkaitan dari variabel, rumusan dan dalil- dalil yang tersusun secara sistematis, khusunya hubungan antara variabel- variabel dengan tujuan untuk menjelaskan hubungan fenomena tersebut, pendekatan kuantitatif pada penelitian ini digunakan pada tahap uji coba.

Penelitian kauntitatif sebagai penelitian empirik yang datanya dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk angka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey yaitu upaya pengumpulan informasi dari sebagian populasi yang dianggap dapat mewakili populasi tertentu. Metode ini bertitik tolak pada konsep, hipotesis, dan teori yang yang sudah mapan sehingga tidak akan memunculkan teori yang baru. Penelitian survei memiliki sifat verifikasi atau pengecekan terhadap teori yang sudah ada (Mantra, 2001). Penelitian survei merupakan perangkat penelitian yang murah dan cepat sehingga informasi yang dibutukan dapat dihasilkan secara akurat dan tepat waktu. Bentuk kuesionernya pun sederhana dan relatif mudah sehingga tidak mmerlukan pelatihan secara khusus (Stone, 1993) dengan tehnik korelasional. Metode survei adalah penelitian yang dalam pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan

kuesioner. Yaitu daftar pertanyaan atau peryataan untuk mengumpulkan jawaban dari sejumlah responden (sampel). Adapun tehnik korelasionel berkaitan dengan pengukuran hubungan-hubungan antara dua atau lebih variabel yaitu dengan mengkorelasikan Skor data modernitas dengan partisipasi.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kota Malang tepatnya di kelurahan Lowokwaru , alasan peneliti melakukan penelitian di tempat tersebut karena Dinas pengendalian penduduk, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak (DP3AP2KB) sedang mengintesifkan program pengendalian penduduk melalui penggunaan KB permanen seluruh daerah di kota Malang, tak terkecuali kecamatan Lowokwaru dan alasan pemilihan kecamatan Lowokwaru adalah bedasarkan data partisipasi KB di Kota Malang presentase kecamatan Lowokwaru yang tidak mengikuti KB terbesar yaitu 26,91%. Kecamatan Lowokwaru terdiri dari 12 kelurahan dengan letak geografis yang berbeda-beda baik dari segi luas wilayah, kepadatan penduduk, jumlah penduduk maupun aspek sosio demografi. Peneliti memilih kelurahan Lowokwaru sebagai objek penelitian karena termasuk kelurahan dengan jumlah angka partisipasi terendah nomor dua setelah Mojolangu. Jumlah pasangan usia subur yang tidak mengikuti KB di lowokwaru mencapai 834 pasangan dari total 20.115 pasangan usia subur. Dari sisi administrative dan geografis kelurahan Lowokwaru termasuk berada di tengah kota seperti halnya Dinoyo, Sumbersari, dan Tlogomas. Namun dibandingkan dengan ketiga kelurahan tersebut kelurahan Lowokwaru memiliki angka partisipasi paling rendah, padahal program dan kegiatan sosialisasi KB hampri sama.alasan tersebut yang mendasari peneliti memilih kelurahan Lowokwaru sebagai lokasi penelitian.

3.3Populasi

Menurut Ida Bagoes dan Kasto (dalam Singarimbun dan Effendi, 1995) bahwa populasi adalah jumlah keseluruhan dan unit analisa yang ciri – cirinya akan diduga. Bisa dikatakan bahwa ciri – ciri dalam populasi tersebut merupakan sejumlah penduduk atau individu yang paling memiliki sifat yang sama (S, Hadi 1993) . pupulasi juga didefinisikan sebagai keseluruhan subjek. (Arikunto, 1991). Sehingga dari penjelasan populasi tersebut maka dapat diartikan sebagai jumlah keseluruhan dari individu sebagai subjek penelitian dan memiliki karateristik yang sama. Populasi dalam penelitian ini berfokus pada seluruh masyarakat kecamatan Lowokwaru yang tergolong dalam PUS (pasangan usia subur) yang diharapkan untuk mengikuti program KB terutama KB permanen agar suapaya dapat membantu pemerintah dalam upaya pengendalian penduduk di kota Malang dan mengurangi jumlah anak yang dilahirkan. Bedasarkan data Dinas pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan pengendalian penduduk (DP3AP2KB) tahun 2016 jumlah keseluruhan pasangan usia subur (PUS) adalah 25.459 ribu jiwa Sehingga total keseluruhan populasi adalah sebesar 25.459.

3.4Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2007: 61). Sampel juga dikatakan sebagai bagian dari analisis yang terdapat dalam populasi (Neuman, 2000). Sampel bisa berupa suatu metode pengambilan yang dilakukan secara ideal dan memiliki sifat (a) dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dan mewakili seluruh populasi. (b) menggunakan tehnik pengambilan sampel yang besar (Idrus,2009).Untuk menentukan sampel maka dapa;;t menggunakan rumus Slovin yaitu ( Krisyanto, 2006) :

Keterangan : n : Jumlah Sampel N : Jumlah Populasi

n= N N(d²)+1 n= 25. 459 25.459(0,1²)+1 n=25.459 255,59 n=99,608 n=100

Dari perhitungan sampel menggunakan rumus slovin tersebut maka dalam penelitian ini membutuhkan 100 sampel yang dapat mewakili populasi pasangan usia subur kecamatan Lowokwaru kota Malang. Selanjutnya, dalam pemilihan sampel, peneliti menggunakan teknik random sampling. Penggunaan teknik tersebut karena adanya penghematan waktu, biaya dan tenaga serta kemungkinan memperoleh hasil yang akurat lebih besar mnegingat jumlah populasi yang cukup banyak.

3.5Jenis Data

Penelitian dengan judul hubungan antara tingkat modernitas dengan tingkat partisipasi dalam penggunaan KB Permanen di kecamatan Lowokwaru Kabupaten Malang Jawa Timur ini menggunakan data kuantitatif yang kemudian dinyatakan dalam bentuk statis atau angka dari bentuk item yang ada dalam kuesioner. Dalam hal ini, jenis data yang digunakan berupa data ordinal. Data ordinal merupakan data yang didasarkan pada ranking., yang diurutkan dari jenjang tinggi sampai jenjang rendah atau sebaliknya, (Sunarto, 2009). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner semi terbuka, Namun setiap peryataan dalam kuesioner berisi kenyataan di lapangan

3.6 Sumber Data 3.6.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat peneliti menurut cara memperolehnya yang biasanya didapat ketika turun lapang. Sehingga data primer didapatkan secara langsungdari objek penelitian atau justru responden sendiri. Data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara yakni :

a. Observasi

Observasi menrupakan cara yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi melalui pengamatan secara langsung dilapangan, guna melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Idrus, 2009). Observasi dalam penelitian ini dilakukan beberapa kali dalam tahap prasurvey yang diharapkan mampu mengetahui fenomena atau gejala yang terjadi di lapangan. Sehingga peneliti bisa mengetahui variabel yang didapat dari adanya observasi ini.

b. Anget atau Kuesioner

Angket atau kuesioner dalah metode yang memberikan sejumlah pertayaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Menurut Masri Singarimbun dan Tri Handayani (dalam Singarimbun & Effendi, 1995). Tujuan pook pembuatan kuesioner adalah a) untuk memperoleh informasi dengan reliable dan validitas yang tinggi, hal ini perlu diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun kuesioner. Pertayaan – pertayaan yang disusun harus sesuai dengan hipotesa dan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner semi terbuka yang memungkinkan jawaban sudah disediakan terlebih dahulu sehingga responden masih diberi opsi jawaban yang lain juga,

c. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi dan interaksi (Singarimbun &Effendi 1995). Dalam penelitian ini tehnik wawancara dilakukan sebagai cara guna

mendapatkan data pendukung untuk memperkuat jawaban dari angket atau kuesioner. Bisa dibilabg wawancara merupakan proses komunikasi yang sangat menentukan dalam proses penelitian. Hasil yang didapat menjadi lebih mendalam karena mampu menggali secara lebih mendetail. Dalam pelaksanaanya, wawancara pada penelitian ini dilakukan secara semi stuctured dimana interview dengan pertanyaan yang terstukturyang kemudian satu persatu diperdalam dalam menggali keterangan lebih lanjut. Dengan model seperti ini, maka diharapkan semua variabel yang ingin digali dala penelitian ini dapat diperoleh secara lengkap dan mendalam (Briman, 2004).

3.6.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data ang digunakan untuk mendukung data primer. Data sekunder biasanya diperoleh oleh peneliti melalui media perantara atau secara tidak langsung. Umumnya data sekunder berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter)yang dipublikasikan atau tidak (Briman, 2004). Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini adalah data arsip Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2KB) kota Malang. Selain itu data sekunder lain pada penelitian ini juga didapatkan dari buku atau jurnal penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan referensi dalam melakukan penelitian.

3.7Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analis statistik yang pengolahanya dengan memberi kode (identitas) terhadap data dalam bentuk angka. Selanjutnya, peneliti menggunakan data kuantitatif dengan mengelompokan jawaban responden yang kemudian disajikan tabulasi silang. Data kuantitatif menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data dan dibantu menggunakan software SPPSS untuk mengolah data. Dalam teknik statistik dan untuk mencari hubungan anatara dua variabel atau lebih dilakukan dengan menghitung korelasi antar variabel.

Korelasi merupakan angka yang menunjukan arah dan kuatnya hubungan atar dua variabel atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk hubungan positif atau negatif. Dikatakan positif jika nilai suatu variabel ditingkatkan maka akan meningkatkan variabel lain, dan sebaliknya jika dua variabel atau lebih diturunkan maka akan menurunkan variabel yang lainya. Dikatakan negatif, jika nilai suatu variabel dinaikan maka akan menurunkan variabel yang lain, serta sebaliknya jika suatu variabel diturunkan maka akan menaikan variabel lain.

Kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. Korelasi koofisien positif terbesar adalah 1. An koefisien korelasi negatif terbesar adalah -1 dan sedangkan yang terkecil adalah 0. Bila hubungan anatara dua variabel mempuyai koefisien korelasi 1 atau -1 maka hubungan tersebut sempurna. Dalam hal ini, arti kejadian- kejadian pada variabel yang mempuyai satu akan dapat dijelaskan atau diprediksi oleh variabel yang lain tanpa kesalahan (eror). Semakin kecil koefisien korelasi, maka akan semakin besar eror untuk membuat prediksi. Sebenarnya, besar koefisien korelasi dapat diketahui bedasarkan penyebaran titik – titik pertemuan antara dua variabel. Bila titik- titik itu terdapat dalam satu garis, maka koefisien korelasinya 1 atau -1. Namun jika titik- titik membantu lingkaran, maka koefisien korelasinya 0.

Uji korelasi yang digunakan menggunakan korelasi rank kendal digunakan untuk menguji dua variabel atau lebih (Priyosududibjo, 2010). Sehingga, dalam penelitian ini dikaitkan dalam dua variabel yakni tingkat modernitas dengan partisipasi penggunaaan KB permanen rank kendal. Penggunaan metode analisis korelasi rank kendal memiliki asumsi (1) Sampel lebih dari 10, (2) Memiliki dua variabel atau lebih, dan skala data paling rendah adalah berskala ordinal (3) Bisa ditingkatkan ke analisa Parsial. Statistik uji yang dinggunakan ialah :

τ = Σ A – Σ B N (N-1)

Keterangan :

τ = Koefisien korelasi kendal Tau yang besarnya (-1 < τ < 1) A = Jumlah rangking atas

B = Jumlah rangking bawah N = Jumlah anggota sampel

3.8 Uji Keabsahan Data 3.81 Uji Validitas

Validitas menunjukan sejauh mana skor atau nilai atau ukuran yang diperoleh benar- benar menyatakan

hasil pengukuran atau pengamatan yang ingi diukur (Agung, 1990). Validitas pada umumnya dipermasalahkan berkaitan dengan hasil pengukuran psiologis atau non fisik. Macam – macam validitas umunya digolongkan dalam tiga katagori besar, yaitu validitas isi (Conten Validity), Validitas bedasarkan kriteria (Criterian Related Validity), Validitas Construc. Pada penelitian ini akan dibahas hal menyangkut validitas untuk menguji apakah pertayaan- pertayaan itu telah mengukur aspek yang sama. Untuk itu dipergunakanlah validitas kontruck.

Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara variabel/ item dengan skor total variabel. Cara mengukur validitas konstruck yaitu dengan mencari korelasi antara masing- masing pertayaan dengan skor total menggunakan rumus tehnik korelasi product moment. Dalam penelitian tentang hubungan tingkat modernitas dengan partisipasi dalam pengunaan KB permanen di kecamatan Lowokwaru kabupaten Malang Jawa Timur. Peneliti menggunakan rumus product moment (Arikunto, 1993) :

Rxy = N Σxy – (Σx) (Σy) √N Σx2 – (Σx)2 (Σx2 – (Σy)2)

Di mana: rxy = koefisien korelasi suatu butir/item N = jumlah subyek

X = skor suatu butir/item Y = skor total

Jika nilai probabilitas < 0,05 berarti data yang dimasukkan adalah valid atau bisa dilihat dari Nilai r kemudian dikonsultasikan dengan rtabel (rkritis). Bila rhitung dari rumus di atas lebih besar dari rtabel maka butir tersebut valid, dan sebaliknya.

Daftar pustaka

Mochtar, Rustam, 1998.dalam Sejarah Keluarga Berencana. Jakarta : Rinika Cipta. Hartono, hanafi. 2004. Dalam Seajarah Keluarga Berencana. Bandung: PT Sinar Baru Algensindo .

Evaluasi keluarga berencana nasional kota malang tahun 2012, kantor DP3AP2KB Jl. Ki Ageng Gribig no.5 Malang.

Iskandar.2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: GP Press.

Koentjaraningrat. 1993. Metode-metode Penelitian Masyarakat.Jakarta, Indonesia : PT Gramedia

www.menkokesra.go.id diakses pada tanggal 10 Januari 2018 pukul 20.14 www.bkkbn.go.id diakses pada tanggal 10 Januari 2018 pukul 20.20

http://www.alumnifkumi.org/artikel.html?

id=PEMILIHAN_METODE_KONTRASEPSI_JANGKA_PANJANG , 2016

http://makola.malangkota.go.id/tentang-kami/ diakses pada tanggal 12 Januari 2018 pukul

18.20

http://digilib.unila.ac.id/21887/2/SKRIPSI%20TANPA%20BAB

%20PEMBAHASAN.pdf diakses pada tanggal 21 Febuari 2018 pada pukul 18.24

https://www.neliti.com/id/publications/13501/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-akseptor-kb-pria-tentang-vasektomi-serta-dukungan diakses pada tanggal 25

Febuari 2018 pukul 20.00

https://www.neliti.com/id/publications/13501/hubungan-pengetahuan-dan-sikap-akseptor-kb-pria-tentang-vasektomi-serta-dukungan diakses pada tanggal 25 Febuari

2018 pada pukul 20.15

http://digilib.unila.ac.id/2283/11/BAB%20II.pdf diakses pada tanggal 4 Maret 2018 pada pukul 19.23

https://repositori.unikom.ac.id diakses pada tanggal 5 Maret 2018 pada pukul 20.15

https://ejournal.unsrat.ac.id diakses pada tanggal 7 Maret 2018 pukul 15.03

Kuesioner Penelitian

1. Apakah bapak/ibu menggunakan program KB? a. Iya

b. Tidak

2. KB jenis apa yang bapak/ibu gunakan ?

a. KB non permanen (pil kb, susuk (implan), cervical cup, suntikan, IUD ( Ultra Uterine Divice) dan kondom.)

b. KB permenen (vasektomi /pemutusan saluran sperma) atau tubektomi/ pemotongan saluran ovum)

c. Tidak menggunakan KB apapun 3. Dimanakah bapak/ibu melakukan KB?

a. Rumah sakit b. Bidan

c. Dilakukan sendiri di rumah dengan membeli sejenis alat atau obat KB

1. Darimanakah bapak/ibu mengetahui mengenai adanya KB permanen (Vasektomi/ pemotongan saluran sperma dan tubektomi/ pemotongan saluran ovum ?

a. Dari sisialisasi KB yang diadakan dinas keluarga berencana/ dp3ap2kb b. Dari internet dan media sosial, informasi dari keluarga, teman, tetangga c. Tidak tahu mengenai adanya KB Permanen

2. Apakah bapak /ibu pernah mengikuti sosialisasi KB yang diadakan oleh dinas KB atau dp3ap2kb kota Malang ?

a. Pernah b. Tidak pernah

3. Apakah tujuan bapak/ibu tertarik ingin menggunakan KB Permanen ?

a. Ingin lebih aman secara kesehatan, dan terjamin keberhasilanya yaitu tidak akan hamil lagi/melahirkan anak.

b. Tidak tertarik, karena alasan tertentu

4. Alasan bapak/ibu menggunakan KB permanen ?

a. Mengurangi jumlah anak dalam keluarga (2 anak cukup)

b. Tidak menggunakan KB permanen karena masih ingin punya anak lagi (lebih dari 2)

5. Apakah bapak/ibu mempuyai rasa takut untuk mengikuti KB permanen? a. Takut

b. Tidak takut

6. Apakah bapak/ibu merasa keberatan (dari segi biaya) menggunakan KB Permanen? a. Iya, karena biaya untuk KB permanen lumayan mahal

b. Tidak, karena biaya yang dikeluarkan sebanding dengan hasil 7. Manakah yang bapak/ibu pilih

a. KB permanen (vasektomi dan tubektomi)sebagai hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi di bidang medis

b. KB non permanen (pil kb, susuk (implan), cervical cup, suntikan, IUD ( Ultra Uterine Divice) dan kondom.) yang merupakan cara lama KB untuk menunda kehamilan saja Partisipasi

1. Dengan adanya sosialisasi dan informasi mengenai KB permanen apakah bapak/ibu sudah menggunakan KB permanen ?

a. Iya sudah b. Belum

2. Apakah bapak ibu sudah percaya diri dengan memperhitungkan waktu, modal dan efek dari KB permanen ?

a. Sudah b. Belum

3. Apakah bapak/ibu sudah mendapat manfaat dari penggunaan KB permanen? a. Sudah

b. Belum karena belum menggunakan KB permanen

4. Apakah bapak/ibu sudah menginformasikan KB permanen yang bapak/ibu gunakan kepada keluarga atau orang lain yang bapak/ibu kenal ?

a. Sudah b. Belum

Dalam dokumen Hubungan antara Tingkat Modernitas denga (Halaman 23-35)

Dokumen terkait