• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian berlangsung selama dua bulan, sejak bulan Juni hingga Juli 2008, di Desa Waimital Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku. Pertimbangan dipilih daerah ini karena memiliki luas areal terbesar padi sawah di Kabupaten Seram Bagian Barat dan merupakan salah satu daerah lumbung padi bagi Provinsi Maluku.

Desain Penelitian

Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian yang mengambil contoh dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Kerlinger (2004)

mengemukakan desain penelitian korelasional bukanlah untuk mengetahui hal-hal khusus tertentu melainkan mengetahui hubungan atau relasi antara

fenomena-fenomena.

Peubah yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari peubah bebas, peubah antara dan peubah terikat. Peubah bebas adalah karakteristik petani dan perilaku komunikasi interpersonal, peubah terikat adalah efektivitas komunikasi interpersonal dan perilaku petani dalam bercocok tanam padi sawah. Dari peubah tersebut indikator karakteristik individu meliputi umur (X1), tingkat pendidikan (X2), pengalaman berusahatani (X3), pendapatan (X4), luas lahan (X5), indikator peubah perilaku komunikasi interpersonal (X6) meliputi kontak antar petani (X6.1), kontak dengan pembina/penyuluh (X6.2), kontak peneliti (X6.3), kontak dengan tokoh masyarakat (X6.4), kontak antar petani di dalam kelompok (X6.5), indikator efektivitas komunikasi interpersonal (Y1) adalah keterbukaan (Y1.1), empati (Y1.2), dukungan (Y1.3), rasa positif (Y1.4), kesataraan (Y1.5). Indikator perilaku petani bercocok tanam padi sawah (Y2) meliputi pengetahuan (Y2.1) dan tindakan (Y2.2) dalam bercocok tanam padi sawah.

Populasi dan Sampel Populasi

Pada dasarnya, populasi adalah himpunan semua hal yang diketahui dan biasanya disebut universum. Populasi dapat berupa lembaga, individu, kelompok, dokumen atau konsep (Singarimbun & Effendi 2006). Populasi penelitian adalah seluruh petani padi sawah yang menjadi anggota kelompok tani di Desa Waimital Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat. Berdasarkan data yang diperoleh di Desa Waimital terdapat 18 kelompok tani yang memiliki anggota masing-masing sebanyak 35-40 orang, sehingga populasi riil dari petani padi sawah adalah 700 orang. Keseluruhan jumlah kelompok tani dan anggotanya di Desa Waimital dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Jumlah populasi petani padi sawah di Desa Waimital

No Nama kelompok Jumlah anggota (orang)

1. Sri Rejeki 40 2. Margo Mulyo 40 3. Sabar Menanti 39 4. Ngudi Buko 37 5. Sumber Rejeki 40 6. Sidomulyo 39 7. Karya maju 40

8 Sri Karya Baru 39

9. Gaya Baru 40 10. Gairah Hidup 37 11. Karya Bakti 40 12. Tunas Baru 39 13. Sri Sedono 35 14. Sri Mulyo 39 15. Sido Makmur 37 16 Sido Rukun 39 17. 18. Sri Mekar Jalan Baru 40 40 Jumlah Total 700

Sumber:BPS Kabupaten Seram Bagian Barat, 2007 Sampel

Didasarkan pada besarnya populasi penelitian dan kemampuan peneliti baik dana, waktu maupun tenaga maka untuk keperluan penelitian dilakukan penarikan sampel. Pemilihan kelompok tani dan anggota kelompok tani dilakukan secara “simple random sampling.” Pengambilan sampel dan anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam populasi

tersebut. Berdasarkan cara tersebut terpilih 10 kelompok tani untuk dijadikan sampel penelitian.

Pemilihan anggota kelompok tani dilakukan secara acak dengan mengambil paling sedikit sepuluh orang anggota kelompok tani dari tiap kelompok dengan ketentuan sekurang-kurangnya dua orang pengurus kelompok dan yang lainnya adalah anggota kelompok, sehingga jumlah keseluruhan sampel adalah 120 orang petani. Hal ini didasarkan pada pendapat Arikunto (1998), bahwa apabila subyek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga hasil penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar, maka dapat diambil antara 10-15 persen atau 20-25 persen atau lebih. Jumlah sampel pada setiap kelompok tani disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah sampel kelompok dan petani padi sawah di Desa Waimital

Nama Kelompok Jumlah Sampel (orang)

Sri Rejeki Margo Mulyo Karya maju Sri Karya Baru Karya Bakti Tunas Baru Sri Sedono Sido Makmur Sri Mekar Jalan Baru 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 Total 120

Data dan Instrumentasi Data

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden. Data primer mencakup jawaban kuesioner yang dipergunakan untuk mengukur peubah yang diteliti dari hasil wawancara dengan petani padi sawah, meliputi data karakteristik petani, perilaku komunikasi interpersonal, efektivitas komunikasi interpersonal dan perilaku petani dalam bercocok tanam padi sawah di Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku. Pelaksanaannya dilakukan secara langsung dengan menemui responden guna menjamin validitas dan reliabilitas data yang diperoleh.

Data sekunder merupakan data yang telah tersedia sebelumnya di kantor pemerintah daerah Kabupaten Seram Bagian Barat dan Provinsi Maluku, termasuk Dinas Pertanian Kabupaten dan Provinsi, serta instansi terkait seperti lembaga penyuluhan, BPS, BPTP, LSM dan kantor kepala desa, buku administrasi kelompok tani dan lain-lainnya yang bermanfaat untuk penelitian.

Instrumentasi

Instrumentasi atau alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi daftar pertanyaan yang berhubungan dengan peubah-peubah yang dikaji dalam penelitian dan telah disiapkan sebelumnya.

Penelitian ini merupakan penelitian survei yang datanya dikumpulkan dari responden dengan menggunakan instrumen dalam bentuk kuesioner. sebagai pedoman dalam melakukan wawancara atau alat pengumpulan data primer dan data sekunder (Singarimbun & Effendi 2006). Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah, untuk: (1) memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survei, dan (2) memperoleh informasi dengan validitas dan reliabilitas setinggi mungkin.

Instrumen penelitian dibagi menjadi empat bagian. Bagian pertama didesain untuk menjaring data karakteristik individu petani padi sawah; bagian kedua, berisi pernyataan-pernyataan atau pertanyaan-pertanyaan perilaku komunikasi interpersonal; bagian ketiga untuk mengukur efektivitas komunikasi interpersonal; dan bagian keempat untuk mengukur perilaku bercocok tanam padi sawah.

Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini bertujuan untuk memudahkan penginterpretasian data yang diolah dan juga menyamakan persepsi terhadap konsep-konsep operasional yang digunakan dalam penelitian ini sehingga perlu dijelaskan beberapa pengertian operasional. Adapun yang dimaksudkan dengan pengukuran peubah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

I. Karakteristik individu merupakan sifat-sifat atau ciri-ciri yang dimiliki seseorang berhubungan dengan semua aspek kehidupan dan lingkungannya. Karakteristik petani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah:

a. Umur adalah usia responden atau petani yang dihitung sejak dilahirkan sampai saat penelitian dilakukan (saat responden diwawancarai).

Pengukuran berdasarkan pembulatan ke ulang tahun terdekat dan dinyatakan dalam satuan tahun. Berdasarkan nilai rata-rata dan standar deviasi yang diperoleh umur diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu muda (21-39 tahun), dewasa (40-57 tahun) dan tua (58-75 tahun), yang diukur dengan menggunakan skala ordinal.

b. Pendidikan formal adalah jenjang sekolah yang pernah diikuti responden hingga dilakukannya wawancara. Pengukuran dengan kategori rendah (tidak tamat SD s/d tamat SD/sederajat), sedang (Tidak Tamat SMP-tamat SMP), dan tinggi (tamat SMA), yang diukur dengan menggunakan skala ordinal.

c. Pengalaman usahatani adalah lamanya petani melakukan kegiatan bercocok tanam padi sawah dimulai awal bercocok tanam padi sawah sampai dengan saat penelitian dilakukan, yang dinyatakan dalam tahun kemudian dibagi dalam tiga kategori: rendah (3-15 tahun), sedang (16-28 tahun) dan tinggi (29-41 tahun), yang diukur dengan menggunakan skala ordinal.

d. Pendapatan adalah penerimaan yang diperoleh petani dari hasil produksi yang dijual dikurangi dengan besarnya biaya produksi dalam satu tahun dinyatakan dalam rupiah. Satuan pendapatan dinyatakan dalam nilai rupiah perbulan dan dibagi dalam tiga kategori: rendah (Rp 450.000-Rp 1.000.000), sedang (Rp 1.100.000-Rp 2.000.000) dan tinggi (Rp 2.100.000-Rp 3.000.000), yang diukur dengan menggunakan skala ordinal. e. Luas lahan padi sawah adalah luas lahan yang digunakan oleh petani dalam bercocok tanam padi sawah, dinyatakan dalam satuan luas (ha), dibagi dalam tiga kategori: sempit (0,25–1 ha), sedang (1,1–2 ha) dan luas (2,1-3 ha), yang diukur dengan menggunakan skala ordinal.

II. Perilaku Komunikasi Interpersonal adalah tindakan atau respons seseorang terhadap sumber dan pesan dengan menggunakan media interpersonal yang berupa berhadapan secara langsung antara satu orang dengan orang lainnya, dalam mencari dan menerima informasi tentang kegiatan bercocok tanam padi sawah. Diukur berdasarkan frekuensi kontak, pertemuannya selama tiga bulan

terakhir saat penelitian dilakukan. Komunikasi interpersonal yang dilihat dalam penelitian ini adalah:

a. Kontak dengan sesama petani adalah banyaknya kontak, pertemuan dan interaksi antara petani dengan petani di kelompok lain dalam membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan bercocok tanam padi sawah dalam tiga bulan terakhir, yang dinyatakan dalam satuan kali dan dibagi dalam tiga kategori: rendah (0-5 kali) skor 1, sedang (6-10 kali) skor 2 dan tinggi (≥ 11 kali) skor 3, yang diukur dengan menggunakan skala ordinal.

b. Kontak dengan penyuluh adalah banyaknya kontak, pertemuan dan interaksi antara petani dengan penyuluh dalam membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan bercocok tanam padi sawah dalam tiga bulan terakhir, yang dinyatakan dalam satuan kali dan dibagi dalam tiga kategori: rendah (1-2 kali) skor 1, sedang (3-5 kali) skor 2 dan tinggi (≥ 6 kali) skor 3, yang diukur dengan menggunakan skala ordinal.

c. Kontak dengan peneliti adalah banyaknya kontak, pertemuan dan interaksi antara petani dengan peneliti dalam membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan bercocok tanam padi sawah dalam tiga bulan terakhir, yang dinyatakan dalam satuan kali dan dibagi dalam tiga kategori: rendah (0-1 kali) skor 1, sedang (2-3 kali) skor 2 dan tinggi (≥ 4 kali) skor 3, yang diukur dengan menggunakan skala ordinal.

d. Kontak dengan tokoh masyarakat adalah banyaknya kontak, pertemuan dan interaksi antara petani dengan tokoh masyarakat dalam membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan bercocok tanam padi sawah dalam tiga bulan terakhir, yang dinyatakan dalam satuan kali dan dibagi dalam tiga kategori: rendah (1-2 kali) skor 1, sedang (3-5 kali) skor 2 dan tinggi (≥ 6 kali) skor 3, yang diukur dengan menggunakan skala ordinal.

e. Kontak antar petani dalam kelompok adalah banyaknya kontak, pertemuan dan interaksi antara sesama petani dalam kelompok guna membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan bercocok tanam padi sawah dalam tiga bulan terakhir, yang dinyatakan dalam satuan kali dan dibagi dalam tiga kategori: rendah (0-5 kali) skor 1, sedang (6-10 kali) skor 2 dan tinggi (≥ 11 kali) skor 3, yang diukur dengan menggunakan skala ordinal.

II. Efektivitas komunikasi Interpersonal adalah tindakan atau respons seseorang terhadap sumber dan pesan dengan menggunakan media interpersonal yang berupa berhadapan secara langsung antara satu orang dengan orang lainnya secara efektif dan efisien. Peubah diukur menggunakan menggunakan skala ordinal (berskala Likert) (5) sangat setuju, (4) untuk setuju, (3) untuk ragu-ragu, (2) untuk tidak setuju, (1) sangat tidak setuju. Jadi efektivitas komunikasi interpersonal diukur kualitasnya melalui frekuensinya dalam keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan. Kemudian untuk mengetahui sebaran efektivitas komunikasi interpersonal maka jumlah jawaban dalam setiap indikator dikelompokkan kedalam tiga kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. Kategori tersebut diperoleh dari perhitungan selisih nilai minimum dan maksimum dibagi tiga.

a. Keterbukaan adalah kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di dalam menghadapi hubungan interpersonal dalam membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan bercocok tanam padi sawah di dalam kelompok dalam tiga bulan terakhir.

b. Empati adalah merasakan apa yang dirasakan orang lain dalam membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan bercocok tanam padi sawah di dalam kelompok dalam tiga bulan terakhir, yang diukur berdasarkan jumlah hubungan yang terbentuk dengan petani yang lain. c. Sikap mendukung adalah situasi yang terbuka untuk mendukung

komunikasi berlangsung efektif antar petani dalam tiga bulan terakhir, yang diukur berdasarkan jumlah hubungan yang terbentuk dengan petani yang lain.

d. Sikap positif adalah seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif antar petani dalam tiga bulan terakhir, yang diukur berdasarkan jumlah hubungan yang terbentuk dengan petani yang lain.

e. Kesetaraan (equality). Pengakuan secara diam-diam bahwa kedua-belah pihak menghargai, berguna dan mempunyai sesuatu yang penting untuk

disumbangkan antar petani dalam tiga bulan terakhir, yang diukur berdasarkan jumlah hubungan yang terbentuk dengan petani yang lain. III.Perilaku bercocok tanam padi sawah adalah segenap upaya atau tindakan yang

dilakukan petani terhadap usahataninya dalam cara bertanam padi sawah. Perilaku bercocok tanam padi sawah yang dilihat dalam penelitian ini adalah: a. Pengetahuan adalah pemahaman responden terhadap teknologi bercocok

tanam padi sawah secara baik menurut pedoman teknologi yang telah disusun oleh Badan Litbang Pertanian meliputi; penyiapan lahan, pemilihan benih, penyemaian, cara tanam, pemupukan dan pemeliharaan tanaman padi sawah, dibagi dalam tiga kategori; tidak paham skor 1, kurang paham skor 2 dan paham skor 3, dengan menggunakan skala ordinal.

b. Tindakan adalah kemampuan responden dalam mempraktekkan cara-cara bercocok tanam padi sawah sesuai dengan pedoman teknologi yang telah disusun oleh badan Litbang Pertanian. Indikatornya meliputi; penyiapan lahan, pemilihan benih, penyemaian, cara tanam, pemupukan dan pemeliharaan tanaman padi sawah dibagi dalam tiga kategori; tidak melakukan skor 1, jarang melakukan skor 2 dan melakukan skor 3, dengan menggunakan skala ordinal.

Validitas dan Reliabilitas Instrumentasi Validitas Instrumentasi

Validitas instrumentasi adalah tingkat keabsahan kuesioner sebagai alat ukur untuk menunjukkan sejauh mana instrumentasi tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas bersifat kompleks, kontroversial dan penting dalam penelitian. Sifat dan hakekat realitas dipertanyakan melalui uji validitas. Kesahihan dapat dikaji tanpa menelaah arti peubah. Akan tetapi tidak mungkin mengkaji validitas tanpa menelaah arti dan sifat-hakekat peubah-peubah yang digunakan (Kerlinger 2004).

Menurut Kerlinger (2004), validitas instrumen menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu telah mengukur apa yang diukur. Titik berat ujicoba validitas instrumen adalah pada validitas isi, yang dapat dilihat dari: (1) apakah instrumen

tersebut telah mampu mengukur apa yang diukur, (2) apakah informasi yang dikumpulkan telah sesuai dengan konsep yang telah digunakan.

Agar kuesioner mempunyai validitas tinggi, maka daftar pertanyaan disusun dengan cara; (1) mempertimbangkan teori-teori dan kenyataan yang telah diungkapkan pada berbagai pustaka empiris, (2) menyesuaikan isi pertanyaan dengan kondisi responden, dan (3) memperhatikan masukan para pakar atau komisi pembimbing (4) melakukan uji coba daftar pertanyaan pada petani yang memiliki karakteristik mirip dengan petani sampel/responden. Guna meyakinkan bahwa butir-butir pertanyaan di dalam kuesioner memiliki validitas yang baik, maka dianalisis menggunakan korelasi product moment (Arikunto 1998). Adapun rumus korelasi product moment Pearson adalah:

Dimana:

X = skor pertanyaan bernomor ganjil Y = skor pertanyaan bernomor ganjil

XY = skor pertanyaan ganjil dikalikan skor pertanyaan bernomor genap

∑X = jumlah skor total pertanyaan bernomor ganjil untuk seluruh responden

∑Y = jumlah skor total pertanyaan bernomor genap untuk seluruh responden

Uji coba kuesioner dilakukan terhadap 20 orang petani yang tergabung dalam kelompok tani setia kawan di Desa Waihatu Kecamatan Kairatu. Desa Waihatu terpilih karena memiliki karakteristik yang sama dan merupakan daerah penghasil padi sawah terbesar di Kecamatan Kairatu setelah Desa Waimital. Berdasarkan hasil uji coba daftar pertanyaan, perhitungan vadilitas instrumen untuk 12 subpeubah sebesar 0,659 dibandingkan dengan r tabel (r tabel 0,05; 18 = 0,444). maka dapat dikatakan bahwa pertanyaan maupun pernyataan-pernyataan yang digunakan signifikan dan dinyatakan valid karena koefisien validitas lebih besar dari angka kritikal taraf 5%.

Reliabilitas Instrumentasi

Jika alat ukur telah dinyatakan valid, maka alat ukur tersebut harus diuji reliabilitasnya. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan tingkat konsistensi suatu alat ukur, sehingga dapat dipercaya atau diandalkan. Suatu alat ukur

N ( XY) - ( XY

r

=

dikatakan mempunyai tingkat keterandalan reliabel tinggi apabila alat ukur tersebut digunakan dua kali atau lebih untuk mengukur gejala yang sama mempunyai hasil pengukuran relatif konsisten (Singarimbun & Effendi 2006).

Reliabilitas instrumen dilakukan melalui ujicoba kuesioner pada responden yang memiliki karakteristik relatif sama dengan calon responden. Untuk mengetahui tingkat akurasi dan presisi jawaban dari beberapa pertanyaan, maka dilakukan analisis reliabilitas. Dalam hal ini metode yang digunakan ialah metode konsistensi internal dengan teknik Split Half Reliability Test atau uji reliabilitas belah dua. Teknik perhitungan reliabilitas mengunakan teknik belah dua (Split-half), yaitu dengan membagi item (pertanyaan) berdasarkan nomor genap ganjil. Skor total kedua belahan dikorelasikan dengan teknik korelasi interaksi silang (product moment Pearson).

Cara mencari reliabilitas untuk keseluruhan item adalah dengan mengkoreksi angka korelasi yang diperoleh dengan memasukannya ke dalam rumus yang disajikan pada sebelumnya. Berikut adalah rumus reliabilitas untuk keseluruhan item Rumusnya adalah sebagai berikut:

2(r.tt)

r.tot = 1+r.tt

dimana:

r.tot : angka reliabilitas keseluruhan item

r.tt : angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua

Semakin tinggi angka korelasi (r.tot) maka semakin kecil kesalahan pengukuran. Berdasarkan hasil uji realibilitas kuesioner pada penelitian ini dengan menggunakan rumus split-half reliability test di Desa Waihatu Kecamatan Kairatu menunjukkan nilai untuk instrumen perilaku komunikasi interpersonal yaitu 0,704, untuk indikator efektivitas komunikasi interpersonal menunjukkan nilai reliabilitas 0,635 dan untuk indikator perilaku bercocok tanam padi sawah menunjukkan nilai reliabilitas 0,608. apabila dibandingkan dengan r tabel (r tabel 0,05; 218 = 0,444) maka kuesioner dinyatakan reliabel. Hal ini mengindikasikan bahwa instrumen yang digunakan memiliki tingkat reliabilitas instrumen yang baik. Dimana apabila instrumen tersebut digunakan maka dapat mengukur sesuatu

dan menganalisis hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini dan hasilnya akan tetap sama jika dilakukan secara berulang, meskipun dilakukan oleh peneliti lain. Hasil analisis reliabilitas kuesioner untuk masing-masing peubah selengkapnya disajikan pada Lampiran 1.

Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian adalah:

1. Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data melalui studi dokumentasi terhadap laporan-laporan yang berkaitan dengan sumber data sekunder.

2. Wawancara tertutup dengan menggunakan kuesioner

3. Wawancara berstruktur (setengah terbuka), yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan berbagai pertanyaan-pertanyaan secara mendalam kepada responden secara tatap muka dengan pedoman wawancara yang sebelumnya telah disediakan, diarahkan guna memperoleh data yang belum terungkap dengan kuesioner.

4. Survei dan observasi berstruktur, yaitu bentuk pengumpulan data melalui pengamatan langsung di lapangan dengan melihat secara langsung kenyataan yang ada di masyarakat.

Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam proses ini seringkali digunakan statistik. Salah satu fungsi pokok statistik adalah menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah dipahami. Di samping itu, statistik membandingkan satu hasil yang diperoleh dengan hasil yang terjadi secara kebetulan (by chance), sehingga memungkinkan peneliti untuk menguji apakah hubungan yang diamati memang betul terjadi karena adanya hubungan sistematis antara peubah-peubah yang diteliti, atau hanya terjadi secara kebetulan.

Data yang terkumpul pada penelitian diolah dengan dua cara, yaitu: 1. Analisis statistik deskriptif terhadap data dan hasil pengamatan.

Analisa statistik deskriptif ini digunakan untuk melihat sebaran dari karakteristik dan keadaan dari peubah yang diamati dan menggunakan nilai

frekuensi, persentase, persentil, rataan skor dan rataan total. Analisis tabulasi silang untuk melihat sejauh mana keadaan peubah dilihat dari peubah lainnya. 2. Analisis hubungan

Untuk mengetahui hubungan antar peubah dilakukan analisis statistik inferensial dengan uji korelasi Kendall (

τ

) (Siegel 1997) dan menggunakan program SPSS 15,0 For Window (Syahri 2006). Dengan rumus sebagai berikut:

K − D

τ

b = n (n-1) n(n-1) √ ─ Tx ─ Ty 2 2 dimana:

τb = nilai Tau-b Kendalls

K = banyaknya pasangan konkordan D = banyaknya pasangan diskordan

Tx = banyaknya pasangan seri pada peubah X Ty = banyaknya pasangan seri pada peubah Y n = Jumlah data

Dokumen terkait