• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung dengan topik “Kajian Ketahanan Keluarga Nelayan di Daerah Rawan Bencana”. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional, yaitu data dikumpulkan dalam waktu tertentu dan tidak berkelanjutan (Singarimbun & Effendi 1991). Penelitian dilaksanakan di Desa Pangandaran Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis pada bulan Maret selama dua minggu. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja, dengan pertimbangan bahwa pantai Pangandaran merupakan daerah pesisir yang pernah terkena tsunami pada tahun 2006. Oleh karena itu, dilakukan juga metode retrospektif untuk mendapatkan data sebelum terjadi bencana alam.

Contoh, Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

Contoh pada penelitian ini adalah keluarga nelayan yang rawan terkena bencana alam seperti badai, air pasang, angin puting beliung, ataupun tsunami. Responden dalam penelitian ini adalah isteri keluarga nelayan di daerah rawan bencana. Desa yang dipilih untuk penelitian yaitu Desa Pangandaran karena mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Proses pengambilan contoh yang dilakukan di tiga RW menggunakan metode simple random sampling, yaitu di RW 03, RW 07, RW 09 dengan ketiga RW tersebut memiliki jumlah KK yang bekerja sebagai nelayan paling banyak. Jumlah contoh yang akan diambil di masing-masing RW ditentukan dengan cara proporsi sehingga jumlah keluarga contoh yang diambil di RW 03 sebanyak 22 responden, RW 07 sebanyak 28 responden, dan di RW 09 sebanyak 30 responden. Jadi jumlah seluruh responden sebanyak 80 orang. Teknik pengambilan contoh tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Kerangka pengambilan sampel

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari pemerintah daerah setempat berupa gambaran umum lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan pengamatan dan wawancara langsung dengan menggunakan alat bantu kuesioner yang terdiri dari data :

1. Karakteristik keluarga nelayan (besar keluarga, umur, tingkat pendidikan, pendapatan per kapita, kepemilikan aset, dan akses informasi, sumber informasi, jenis informasi).

2. Dukungan sosial keluarga luas, tetangga, dan lembaga

masyarakat/pemerintah (masalah ekonomi, pengasuhan, kesehatan, dan konflik)

3. Fungsi AGIL yang terdiri dari adaptasi, goal attainment (pencapaian tujuan), integrasi dan latency (pemeliharaan sistem).

4. Kesejahteraan dilihat dari dua dimensi yaitu kesejahteraan objektif dan kesejahteraan subjektif. Kesejahteraan objektif diukur dari dua indikator yaitu

Desa Pangandaran RW 03 N = 118 RW 07 N = 153 RW 09 N = 167 Purposive sampling

Proporsional random sampling

RW 03 n = 22 RW 07 n = 28 RW 09 n = 30 N = 80 53 Nelayan juragan 27 Nelayan buruh

indikator utama dilihat dari pendapatan dan indikator tambahan dilihat dari pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, perumahan, pendidikan anak, dan kesehatan keluarga. Kesejahteraan subjektif diukur berdasarkan kepuasan seseorang terhadap pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, perumahan, pendidikan anak, kesehatan keluarga dan pendapatan per kapita.

Secara rinci peubah, skala, responden, alat dan cara pengukuran penelitian disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis dan cara pengumpulan data

No. Peubah Skala Responden Alat

Pengukuran Cara Pengukuran 1. Karakteristik Keluarga 1. Umur 2. Besar keluarga 3. Lama pendidikan 4. Pendapatan perkapita 5. Kepemilikan asset 6. Akses Informasi, sumber

informasi, jenis informasi

Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Ordinal Istri Kuesioner Wawancara dan observasi

2. Dukungan sosial Ordinal Istri

Kuesioner yang dikembangkan dari Tati 2004 Wawancara 3. Fungsi AGIL

1. Fungsi Pencapaian Tujuan 2. Fungsi Adapatasi 3. Fungsi Integrasi 4. Fungsi Latency Ordinal Istri Diacu Nuryani 2007 dan dimodifikasi Wawancara 4. Kesejahteraan Keluarga: 1. Kesejahteraan objektif 2. Kesejahteraan subjektif

Ordinal Istri Kuesioner

Suandi 2007

Wawancara dan

observasi

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh diolah melalui proses editing, coding, scoring, entry, cleaning dan analisis data. Program yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis data adalah Microsoft Exceel 2003, SPSS versi 13.0 for Windows, dan Minitab versi 14 for Windows. Sesuai dengan pertanyaan dan tujuan penelitian, dilakukan analisis:

1. Uji deskriptif untuk menggambarkan karakteristik keluarga nelayan, dukungan sosial yang diterima, fungsi AGIL, dan kesejahteraan keluarga nelayan 2. Uji hubungan antar peubah penelitian

Data karakteristik keluarga meliputi umur, besar keluarga, lama pendidikan, pendapatan per kapita, kepemilikan aset, akses informasi, sumber informasi, dan jenis informasi. Besar keluarga dikelompokkan menjadi 3 kategori

yaitu kecil (≤ 4 orang), sedang (5-6 orang), dan besar (≥ 7 orang). Umur mengacu kepada Papalia dan Old (1981) diacu oleh Nuryani (2007) yang dibagi menjadi empat kategori yaitu dewasa awal (20-30), dewasa madya (31-40), dewasa akhir (41-50), dan lansia awal (51-65). Lama pendidikan mengacu kepada Wajib Belajar 9 tahun yaitu, ≤9 tahun, >9 tahun. Pendapatan perkapita diperoleh dari total pendapatan pendapatan keluarga dalam setahun yang dikonversikan per bulan dibagi jumlah anggota keluarga. Pendapatan keluarga diperoleh dari sebaran contoh dari total pendapatan saat ini ditambah dengan pendapatan anggota keluarga yang lain. Pendapatan per kapita per bulan dibagi menjadi tiga kategori yaitu rendah (Rp 100.000–Rp 1.400.000), sedang (Rp 1.400.001–Rp 2.700.000), dan tinggi (Rp 2.700.001–Rp 4.000.000). Aset yang dimasukkan berupa aset yang telah diuangkan, kemudian dikategorikan menjadi < 3 kali pendapatan per kapita per bulan dan ≥ 3 kali pendapatan per kapita per bulan. Akses informasi diperoleh dengan mengisi jenis informasi seperti pekerjaan, pengasuhan, pendidikan, kesehatan, cuaca, harga, lainnya dengan 1= televisi, 2= radio, 3=surat kabar, 4=teman, dan 5= lainnya.

Pembuatan interval kelas berdasarkan Slamet (1993) diacu oleh Nuryani (2007), dengan rumus berikut:

Interval kelas (I) = Skor maksimum (NT)-skor minimum (NR) Jumlah kategori

Dukungan sosial yang terdiri dari dukungan emosi, instrumen, dan informasi dinilai berdasarkan sumber dukungan sosial seperti keluarga besar, tetangga, dan lembaga masyarakat atau pemerintah. Data dukungan sosial diberi skor 0 jika jawabannya tidak, dan skor 1 jika jawabannya ya. Langkah selanjutnya skor dijumlahkan berdasarkan sumber dukungan sosial dan dibuat penggolongan interval, sehingga diperoleh tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi.

Data fungsi AGIL terdiri dari empat variabel yaitu fungsi pencapaian tujuan, fungsi adaptasi, fungsi integrasi, dan fungsi pemeliharaan sistem (latency). Data dukungan sosial diberi skor 0 jika jawabannya tidak dan skor 1 jika jawabannya ya. Langkah selanjutnya skor dijumlahkan dan dibuat penggolongan interval, sehingga diperoleh tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi.

Data kesejahteraan diukur berdasarkan dua dimensi kesejahteraan, yaitu kesejahteraan objektif dan kesejahteraan subjektif. Kesejahteraan objektif diukur berdasarkan pendapatan, frekuensi makan, kelengkapan menu makan, keragaman pakaian, tipe rumah tempat tinggal, jumlah ruangan, densitas rumah, akses rumah terhadap fasilitas umum, fasilitas rumah, dan akses kesehatan.

Pendekatan pendapatan yang digunakan berdasarkan ukuran garis kemiskinan yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS 2007) kabupaten Ciamis dan dikelompokkan ke dalam 3 musim yaitu musim panen, musim biasa, dan musim paceklik. Ada tiga kategori yang ditetapkan oleh BPS yaitu sangat miskin apabila pengeluaran untuk pangan kurang dari Rp 120.000, miskin apabila pengeluaran untuk pangan Rp 120.000–Rp 150.000, dan mendekati miskin apabila pengeluatan untuk pangan lebih dari Rp 150.000 tetapi kurang dari Rp 175.000. Garis kemiskinan untuk kabupaten Ciamis menurut BPS 2007 adalah Rp 175.000 per bulan pengeluaran untuk pangan. Kesejahteraan subjektif diukur berdasarkan 12 item pertanyaan tentang kepuasan responden terhadap pemenuhan kebutuhan pangan, pakaian, kualitas rumah, kualitas pendidikan anak, kesehatan keluarga, kemudahan akses, dan pemenuhan kebutuhan sosial di dalam masyarakat. Masing-masing pertanyaan diberi skor berdasarkan skala likert, yaitu skor 0= tidak puas, 1=kurang puas, 2=puas, 3=sangat puas. Selanjutnya, skor yang diperoleh dari masing-masing pertanyaan dijumlahkan, kemudian ditransformasikan dalam skala ordinal dari skor 0-100 persen dengan rumus sebagai berikut (Tati 2004):

Z= Y - Min x 100 Max-Min

Jika skor lebih dari 50 persen maka dikategorikan menjadi sejahtera dan tidak sejahtera jika skor lebih kecil atau sama dengan 50 persen.

Pengolahan dan analisis data-data di atas secara deskriptif dan inferensia. Analisis deskriptif yang digunakan antara lain sebaran frekuensi dan tabulasi silang, sedangkan analisis inferensia yang digunakan yaitu uji korelasi Rank Spearman. Analisis korelasi Rank Spearman dilakukan untuk melihat hubungan antar variabel yang diteliti dan pola hubungan antar variabel pada fungsi AGIL.

Uji korelasi Rank Spearman (Daniel, 1990)

rs= 1 - 6∑di2 di2= (xi – yi)

N(n2 – 1)

Keterangan:

rs: koefisien korelasi Rank Spearman di: selisih ranking xi dan yi

xi: ranking xi yi: ranking yi

N: banyaknya pasangan data

Definisi Operasional

Nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan atau binatang air lainnya atau tanaman air

Keluarga nelayan adalah sekelompok orang yang terdiri dari suami, isteri, dan anak yang salah satu anggota keluarganya bermata pencaharian sebagai nelayan ataupun melakukan pekerjaan sampingan selain menjadi nelayan.

Keluarga nelayan juragan adalah keluarga nelayan yang sekurang-kurangnya memiliki perahu

Keluarga nelayan buruh adalah keluarga nelayan yang tidak memiliki perahu maupun alat tangkap

Daerah rawan bencana adalah tempat yang memiliki kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis,klimatologis, serta geografis untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu

Keluarga nelayan yang rawan terkena bencana alam adalah sekelompok orang yang terdiri dari suami, isteri, dan anak yang salah satu anggota keluarganya bermata pencaharian sebagai nelayan ataupun melakukan pekerjaan sampingan selain menjadi nelayan yang bertempat tinggal di daerah yang sering terjadi bencana alam sehingga rawan terkena bencana alam.

Karakteristik keluarga nelayan adalah ciri-ciri yang dimiliki atau melekat pada suami-isteri yang meliputi besar keluarga, umur, tingkat pendidikan, pendapatan per kapita, kepemilikan aset, akses informasi, sumber informasi, dan jenis informasi.

Besar keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang masih tinggal dalam satu rumah atau tidak yang masih menjadi tanggungan orangtua dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh suami atau isteri yaitu tidak pernah sekolah, tidak tamat SD, SD, tidak tamat SMP, SMP, tidak tamat SMA, SMA, dan PT atau akademi. Pendapatan per kapita adalah pendapatan total yang diperoleh keluarga dari

pendapatan semua anggota keluarga baik dari pekerjaan utama maupun tambahan, ditambah dengan hasil bersih berlayar yang dikonversikan dalam per bulan, dibagi jumlah anggota keluarga yang dinyatakan dalam rupiah per kapita per bulan.

Aset keluarga adalah seluruh kekayaan yang dimiliki keluarga berupa perahu untuk berlayar, jaring ikan, barang elektronik, kendaraan ,barang berharga (misalnya emas), tabungan, luas dan status kepemilikan tanah atau rumah, dan ternak yang dikonversikan ke dalam nilai uang. Aset dalam penelitian ini belum dibandingkan dengan rasio hutang keluarga. Akses informasi, sumber informasi, jenis informasi adalah kemampuan

seseorang untuk memperoleh jenis informasi dari sumber informasi yang tersedia, dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan penjumlahan skor kemudahan keluarga memperoleh informasi, jumlah informasi, dan jumlah jenis informasi yang diterima.

Dukungan sosial adalah bantuan yang diperoleh dan diupayakan keluarga dalam mengatasi masalah ekonomi, pengasuhan, kesehatan, dan konflik dalam keluarga.

Fungsi AGIL adalah penerapan fungsi keberlangsungan keluarga yang terdiri dari masalah adaptasi, pencapaian tujuan (goal attainment), integrasi, dan pemeliharaan sistem (latency) guna mempertahankan hidup keluarganya dari tempat tinggalnya yang rawan bencana alam.

Fungsi Pencapaian tujuan (goal attainment) adalah tujuan yang ingin dicapai dalam keluarga ataupun masing-masing individu dalam keluarga yang mempengaruhi pengambilan keputusan dan dilihat berdasarkan kualitas dan performance dari tujuan yang ingin dicapai.

Fungsi adaptasi adalah tindakan yang dilakukan oleh keluarga untuk memperoleh sumberdaya dari lingkungan keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (makan, pakaian, dan tempat tinggal), dilihat berdasarkan cara yang dilakukan oleh keluarga untuk aware terhadap bencana alam yang terjadi di lingkungan tempat tinggal mereka.

Fungsi integrasi adalah tindakan atau kebiasaan yang dilakukan oleh keluarga dalam upaya pemeliharaan ikatan dan solidaritas antar anggota keluarga. Fungsi pemeliharaan sistem (latency) adalah tindakan pemeliharaan yang

dilakukan antar anggota keluarga sebagai dorongan atau motivasi yang dapat menimbulkan semangat dalam melakukan berbagai aktivitas, dalam penelitian ini dilihat dari jenis.pemeliharaan yang dilakukan suami, yang dilakukan isteri dan yang dilakukan orangtua terhadap anak dalam mengahadapi kerawanan bencana alam yang terjadi di lingkungan tempat tinggal mereka.

Kesejahteraan keluarga adalah kepuasan, kemakmuran, dan kualitas hidup kelompok keluarga nelayan yang rawan terkena bencana alam dalam hal ini diukur berdasarkan dimensi kesejahteraan objektif dan kesejahteraan subjektif.

Kesejahteraan objektif adalah kesejahteraan yang diukur dengan indikator utama yaitu indikator yang menggunakan pendekatan pendapatan berdasarkan garis kemiskinan BPS kabupaten Ciamis (2008) sebesar Rp 175 000.

Kesejahteraan subjektif adalah kesejahteraan yang diukur berdasarkan kapuasan dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan, pakaian, kualitas rumah, kualitas pendidikan anak, kesehatan keluarga, dan pendapatan per kapita keluarga.

Tabel 2 Pengkategorian data penelitian

Variabel Penelitian Jenis (Jumlah) Kategori Skor Data

Besar Keluarga Besar keluarga (1)

Berdasarkan BKKBN (1998) Kecil : ≤ 4 orang Sedang : 5–6 orang Besar : ≥ 7 orang Umur Umur (1) Berdasarkan Hurlock Dewasa awal : 18–40 tahun Dewasa madya : 41–60 tahun Dewasa akhir : >60 tahun

Tingkat Pendidikan

Jenjang pendidikan (1)

Berdasarkan jenjang pendidikan 1 : Tidak tamat SD

2 : Tamat SD 3 : Tamat SMP 4 : Tamat SMA 5 : PT/Akademi Lama pendidikan yang telah

diselesaikan (1)

Berdasarkan wajib belajar 9 tahun ≤ 9 tahun

> 9 tahun

Pendapatan per kapita

Pendapatan hasil melaut per musim (3)

Pendapatan keluarga (1)

Berdasarkan BPS (2007) Sangat miskin : Rp 120 000 orang per bulan

Miskin : Rp 150 000 orang per bulan Mendekati miskin : Rp 175 000 orang per bulan

Atau

Sejahtera : di atas garis kemiskinan (> Rp 175 000)

Tidak sejahtera : di bawah sama dengan garis kemiskinan (≤ Rp 175 000)

Kepemilikan Aset

Luas dan status kepemilikan lahan, perahu, jaring ikan, barang elektronik, kendaraan, barang berharga, tabungan, ternak (8)

Berdasarkan perbandingan dengan kebutuhan bulanan

< 3 kali kebutuhan minimum/bulan ≥ 3 kali kebutuhan minimum/bulan Akses Informasi,

Sumber Informasi, Jenis Informasi

Mudah atau tidak memperoleh informasi, sumber informasi, jenis informasi (3)

Berdasarkan sebaran interval Rendah (0–33.31)

Sedang (33.32–66.62) Tinggi (66.63–100)

Dukungan Sosial

Dukungan sosial yang diberikan oleh keluarga besar, tetangga dan lembaga masyarakat/pemerintah dalam hal dukungan emosi, instrument, dan informasi (9)

Berdasarkan sebaran interval Rendah

Sedang Tinggi

Fungsi AGIL

Fungsi adaptasi yang mencakup tindakan apa saja untuk dapat

survive (3)

Berdasarkan banyaknya tindakan yang dilakukan

1 : 0 tindakan; 4 : 3 tindakan; 2 : 1 tindakan; 5 : 4 tindakan; 3 : 2 tindakan; 6 : 5 tindakan

Fungsi pencapaian tujuan (2)

Berdasarkan banyaknya tujuan yang ingin dicapai

1 : 1 tindakan; 4 : 4 tindakan; 2 : 2 tindakan; 5 : 5 tindakan; 3 : 3 tindakan; 6 : 6 tindakan

Fungsi Integrasi (3)

Berdasarkan banyaknya tindakan yang dilakukan

1 : 1 tindakan; 4 : 4 tindakan; 2 : 2 tindakan; 5 : 5 tindakan 3 : 3 tindakan;

Fungsi AGIL Fungsi Latency (2)

Berdasarkan banyaknya tindakan yang dilakukan

1 : 1 tindakan; 4 : 3 tindakan; 2 : 2 tindakan; 5 : 4 tindakan;

Variabel Penelitian Jenis (Jumlah) Kategori Skor Data

Kesejahteraan Objektif

Pendapatan hasil melaut per musim (3)

Pendapatan keluarga (1)

Berdasarkan BPS (2007) Sangat miskin : Rp 120 000 orang per bulan

Miskin : Rp 150 000 orang per bulan Mendekati miskin : Rp 175 000 orang per bulan

Atau

Sejahtera : di atas garis kemiskinan (> Rp 175 000)

Tidak sejahtera : di bawah sama dengan garis kemiskinan (≤ Rp 175 000)

Kesejahteraan Subjektif

Pangan, pakaian, kualitas rumah, kualitas pendidikan anak, kesehatan keluarga, pendapatan perkapita

Berdasarkan total skor

Tidak sejahtera : ≤ 50% dari total skor

Dokumen terkait