• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional, yaitu menjelaskan hubungan faktor risiko karies (skor DMFT), karies yang tidak dirawat (skor PUFA) dengan faktor efek kualitas hidup.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Deli Tua Kecamatan Namorambe, Deli Serdang. Penelitian dilakukan selama tujuh bulan, dimulai dari bulan Juli 2013 hingga bulan Juli 2014.

3.3Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah penduduk usia 20-40 tahun di Desa Deli Tua Kecamatan Namorambe. Kriteria inklusi penelitian ini adalah responden yang kooperatif serta bersedia mengisi kuesioner dan lembar persetujuan mengikuti penelitian ini(informedconcent). Pengambilan sampel (responden) dilakukan dengan teknik purposive sampling.

Berdasarkan data dari National Adult Health Survey (NAHS) tahun 2009, prevalensi orang dewasa yang mengalami lesi PUFA sebesar 7% atau 0,07. Besar sampel pada penelitian ini di dapat:

n = [Zα + Zβ (Pa-Po)2 ]2 = [1,96 + 1,282 ]2 2 = 183 sampel

Dengan ketentuan : n : jumlah sampel

Zα : deviat baku alfa = 1,96

Zβ : deviat baku beta = 1,282 Po : 7% (0,07)

Pa : proporsi yang diinginkan (Pa-Po): 7%

Pada tingkat kepercayaan sebesar 95% dan memperhitungkan drop-out sebesar 15%, maka besar sampel optimal yang diperlukan pada penelitian ini adalah 210.

3.4 Variabel dan Definisi Operasional 3.4.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, skor DMFT, skor PUFA dan kualitas hidup.

3.4.2 Definisi Operasional

1. Umur: dihitung hingga ulang tahun terakhir, usia 20-40 tahun. 2. Jenis kelamin: pria dan wanita

3. Pengalaman karies gigi:

a. D (Decayed) adalah gigi tetap dengan lubang pada mahkota gigi yang rusak akibat proses karies.

b. M (Missing): Mi (Missing indicated) adalah gigi tetap dengan lesi karies yang tidak dapat ditambal lagi dan harus dicabut, yaitu karies gigi yang meluas, gigi tinggal radiks serta karies dengan polip pulpa. Me (missing extracted) merupakan gigi tetap yang sudah dicabut.

permanen, tidak ada karies sekunder atau karies primer

Total skor DMFT didapat dengan menjumlahkan skor D, M, dan F. Kategori DMFT menurut Oral Health Surveys Basic Methods dari WHO untuk orang dewasa yaitu:

a. Rendah : 0-5 b. Sedang : 5-9 c. Tinggi : > 9

4. Karies yang tidak dirawat, diukur dengan indeks PUFA:

P: Keterlibatan pulpa dicatat apabila kamar pulpa terbuka dan kelihatan struktur korona gigi rusak karena proses karies atau hanya akar gigi yang sisa. Probing tidak dilakukan untuk mendiagnosa keterlibatan pulpa.

U: Ulserasi karena trauma akibat bagian tajam gigi dicatat apabila sisi yang tajam dari gigi dengan keterlibatan pulpa atau sisa akar menyebabkan traumatik ulser di sekitar jaringan lunak seperti lidah atau mukosa bukal.

F: Fistula, adanya saluran pus yang berhubungan dengan gigi yang memiliki keterlibatan pulpa.

A: Abses, terdapat pembengkakan yang mengandung pus yang berhubungan dengan gigi yang memiliki keterlibatan pulpa.

Tiap gigi hanya dimasukkan dalam satu kategori saja yaitu P, U, F, atau A. PUFA dihitung dengan menjumlahkan P+U+F+A. Pembagian kategori skor PUFA yaitu nilai minimum dan maksimum yang diperoleh dibagi menjadi tiga kategori dengan jarak interval yang sama, maka kategori PUFA yang didapat yaitu: rendah (0-2), sedang (3-5), dan tinggi (6-8).

5. Kualitas hidup.

Kualitas hidup adalah respons terhadap gejala yang dialami responden akibat karies (DMFT) dan karies tidak dirawat (PUFA) dalam kehidupan sehari-hari selama tiga bulan terakhir terhadap keterbatasan fungsi fisik, rasa sakit fisik, ketidak- nyamanan psikis, ketidakmampuan fisik, ketidakmampuan psikis, ketidakmampuan sosial dan hambatan.

Pengukuran kualitas hidup (terkait kesehatan gigi dan mulut) diukur menggunakan kuesioner skala indeks Oral Health Impact Profile (OHIP–14) dari Slade GD dengan lima skala Likert yang terdiri atas tujuh dimensi (keterbatasan fungsi, sakit fisik, ketidaknyamanan psikis, ketidakmampuan fisik, ketidakmampuan psikis, ketidakmampuan sosial, dan handikap/hambatan). Tujuh dimensi tersebut merupakan dampak akibat dari kelainan atau permasalahan pada rongga mulut yang nantinya akan berpengaruh pada kualitas hidup. Setiap dimensi terdiri atas dua pertanyaan dan ditanyakan seberapa sering dialami dalam tiga bulan terakhir dengan menggunakan lima skala Likert, yaitu: 0 = tidak pernah, 1 = sangat jarang, 2 = kadang–kadang, 3 = sering, dan 4 = sangat sering.

Peneliti menggunakan skala indeks OHIP-14 yang terdiri atas 14 pertanyaan karena lebih sederhana serta supaya lebih mudah dan menyingkat waktu dalam mewawancarai responden mengenai dampak kesehatan rongga mulut terhadap kualitas hidup. Total skor nilai OHIP-14 berkisar antara 0-56. Jumlah skor diperoleh dengan menambahkan skor dari masing-masing pertanyaan. Skor tertinggi menunjukan kualitas hidup yang buruk dan begitu sebaliknya. Kategori kualitas hidup pada penelitian ini merupakan modifikasi peneliti yaitu dengan membagi total skor, yaitu <50% total skor (<28) merupakan kategori baik, 50%-75% total skor (28-42) merupakan kategori sedang, dan >75% total skor (>(28-42) merupakan kategori buruk.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan cara pemeriksaan DMFT, PUFA dan wawancara tentang kualitas hidup:

1. Pengambilan data jumlah responden usia dewasa dilakukan di kantor kepala desa.

2. Peneliti mewawancarai responden untuk mendapatkan data yang meliput: nama, jenis kelamin, usia, kemudian mencatatnya pada kuesioner yang telah disediakan.

3. Pemeriksaan gigi dan mulut dilakukan dengan menggunakan lembar pemeriksaan DMFT dan PUFA. Alat yang digunakan berupa sonde, kaca mulut, serta penerangan senter untuk melihat kondisi rongga mulut yang meliputi adanya gigi berlubang (karies), gigi yang hilang, gigi yang direstorasi, gigi yang dirawat saluran akarnya, terbuka dan terlihatnya pulpa, ulserasi, fistula, dan abses.

4. Peneliti mewawancarai responden untuk mendapatkan data kualitas hidup responden. Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir kuesioner OHIP yang tersedia.

3.6 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan sistem komputer. Melihat distribusi tingkat kualitas hidup berdasarkan skor DMFT dan PUFA. Analisa data sokr DMFT dan skor PUFA menggunakan uji statistik Chi-Squre dengan Yate’s correction.

3.7 Etika Penelitian

Etika penelitian dalam penelitian ini mencakup: 1. Lembar persetujuan (informed consent)

Peneliti melakukan pendekatan dan memberikan lembar persetujuan kepada responden kemudian menjelaskan lebih dulu tujuan penelitian, tindakan yang akan dilakukan serta menjelaskan manfaat yang diperoleh dari hal-hal lain yang berkaitan dengan penelitian.

2. Ethical Clearance

Peneliti mengajukan lembar persetujuan pelaksanaan penelitian kepada Komisi Etik Penelitian Kesehatan berdasarkan ketentuan etika yang bersifat internasional maupun nasional.

Dokumen terkait